Professional Documents
Culture Documents
VARIKOKEL
Disusun Oleh:
Andhika Hadi Wirawan, S.Ked
110.2010.020
Pembimbing:
dr. Firmansyah, Sp.B
KEPANITERAAN ILMU BEDAH
25 Mei 2015 31 Juli 2015
BAB I
LAPORAN KASUS
I.
Identitas
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Status Pernikahan
Agama
Tn. F
Laki-laki
19 tahun
SMA
Pelajar
Belum Menikah
Islam
Alamat
Tanggal Masuk RS
II.
Anamnesis
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 4 Juni 2015 pukul 17.00 WIB di
Bangsal Cempaka RS Moh. Ridwan Meuraksa
Keluhan Utama
: Terdapat benjolan pada kantong zakar sebelah kiri
sejak 1 bulan SMRS.
Keluahan Tambahan
keluhan terdapat benjolan pada kantong zakar kiri sejak 1 bulan yang lalu dan
di sertai rasa nyeri. Pasien mengeluh benjolan semakin membesar disertai rasa
nyeri saat tersentuh. Keluhan lain yang dirasakan kantong zakar terasa berat
terutama saat posisi berdiri. Warna benjolan tidak pernah memerah (sesuai
warna kulit) namun sekarang tampak kebiruan. Benjolan tidak dapat
dimasukkan kembali. Keluhan sering mengangkat beban berat disangkal, BAB
tidak lancar disangkal, BAK tidak lancar disangkal, Buang gas tidak lancar
disangkal.
VI.
Pemeriksaan Fisik
: Sakit sedang
: Compos mentis
Tekanan Darah
Frekuensi Nadi
Frekuensi Nafas
Suhu
:
:
:
:
130/80 mmHg
86 x/menit, reguler
20 x/menit, reguler
36,5C
B. Status Generalis
Kulit
Kepala
Mata
Leher
Telinga
Hidung
Tenggorok
Mulut
Thorax
:
:
:
:
:
:
Jantung
Inspeksi
Palpasi
terdapat thrill
: Batas kanan
:
Jantung ICS IV LPSD
Batas kiri
:
Jantung ICS V sedikit medial LMCS
Batas pinggang jantung ICS III LPSS
Auskultasi : Bunyi jantung I&II regular, tidak terdengar bunyi jantung
Perkusi
:
:
:
:
: Perut datar simetris, ruam kulit (-), benjolan (-), sikatriks (-)
: Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak ada pembesaran
: Timpani diseluruh abdomen, nyeri ketok (-)
: Bising usus (+)
Ekstremitas : Atas : Akral hangat +/+, Edema -/Bawah : Akral hangat +/+, Edema -/Status Lokalis
At regio scrotalis
Inspeksi
:
Palpasi
VII.
Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Masa Perdarahan
Masa Pembekuan
Terdapat benjolan pada kantong zakar kiri sejak 1 bulan yang lalu dan di sertai
rasa nyeri, berwarna kebiruan. Benjolan tidak dapat dimasukkan kembali.
Keluhan sering mengangkat beban berat disangkal, BAB tidak lancar disangkal,
BAK tidak lancar disangkal, Buang gas tidak lancar disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan Darah
Frekuensi Nadi
Frekuensi Nafas
Suhu
: Sakit sedang
:
:
:
:
:
Compos mentis
130/80 mmHg
86 x/menit, reguler
20 x/menit, reguler
36,5C
Diagnosis Kerja
Varikokel sinistra
IX.
Diagnosis Banding
Hidrokel
Hernia scrotalis
Tumor Testis
X.
Penatalaksanaan
Puasa
Infus Ringer Laktat 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
Ranitidine 1x1 ampul
Bed rest
Operasi Ligasi Vena Spermatika Interna Sinistra
XI.
Prognosis
Quo ad vitam
: Ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad malam
Quo ad sanationam : Dubia ad malam
Follow Up
5 Juni 2015
Pukul 05.40
: Pasien mengeluh terdapat benjolan dan terasa nyeri pada kantong zakar
sebelah kiri
: TTV : TD :130/900mmHg N : 88x/menit
RR :22x/menit
S : 36,3oC
Status generalis: dalam batas normal
Stasus lokalis scrotum
Inspeksi: Tampak pembesaran pada scrotum sinistra
Palpasi: nyeri tekan (+)
Kesan perabaan seperti kumpulan cacing pada skrotum sinistra
A: Varikokel Sinistra
P Puasa
Infus Ringer Laktat 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
Ranitidine 1x1 ampul
O
5 Juni 2015
: Nyeri di bagian bekas operasi (+), pinggang terasa sakit, kepala terasa
pusing
O : TTV : TD : 120/800mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,7 C
Status generalis: dalam batas normal
Status lokalis inguinal sinistra
Inspeksi: Luka operasi tertutup verban, rembesan darah dan pus
Laporan Operasi
Diagnosis pre-operasi
Diagnosis post-operasi
Tehnik operasi
: Varikokel sinistra
: Varikokel sinistra
: Palomo
Langkah Operasi :
1.Posisi penderita terlentang dalam spinal anestesi
2.Tindakan asepsis inguinal kiri dan sekitarnya
3.Pasang duk steril
4.Sayatan inguinal 2 cm menembus kutis subkutis sampai lemak
5.Vuniculus diangkat dari dasarnya dan dipasang tali kendali
6.Musculus cremaster dibuka > rectus pampiniformis dipisah dari ductus spermaticus
> dipotong dan ujung-ujungnya diligasi dan disatukan
7.Perdarahan dirawat
8.Luka operasi ditutup kembali lapis demi lapis
9.Operasi selesai
Vaskularisasi:
Arteri : berasal dari abdominal aorta yang akan bercabang menjadi arteri
testicular. Arteri tersebut akan bercabang dan berhubungan dengan arteri
duktus deferen.
B. Definisi
Varikokel adalah dilatasi abnormal, pelebaran dan berkelok-keloknya
pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran balik vena spermatika interna
di spermatic cord yang mensuplai testis yang dapat diraba melalui kulit
skrotum. Varikokel ditemukan 15% pada pria dewasa yang predominan terjadi
pada testis kiri(1,3).
C. Epidemiologi
Dekade terakhir ini, pembahasan varikokel mendapat perhatian
karena potensinya sebagai penyebab terjadinya disfungsi testis dan infertilitas
pada pria. Diperkirakan sepertiga pria yang mengalami gangguan kualitas semen
dan infertilitas adalah pasien varikokel (bervariasi 19-41%).
Akan tetapi tidak semua pasien varikokel mengalami gangguan fertilitas,
diperkirakan sekitar 20-50% didapatkan gangguan kualitas semen dan perubahan
histologi jaringan testis. Perubahan histologi testis ini secara klinis mengalami
pengecilan volume testis. Pengecilan volume testis bagi sebagian ahli merupakan
indikasi tindakan pembedahan khususnya untuk pasien pubertas yang belum
mendapatkan data kualitas semen.
Salah satu cara pengobatan varikokel adalah pembedahan. Keberhasilan
tindakan pembedahan cukup baik. Terjadi peningkatan volume testis dan kualitas
semen sekitar 50- 80% dengan angka kehamilan sebesar 20-50%. Namun
demikian angka kegagalan atau kekambuhan adalah sebesar 5-20%. Selama lima
tahun yaitu tahun 1985-1990 telah dilakukan 61 tindakan pembedahan pasien
varikokel di RSUD Dr. Soetomo, namun pemantauan keberhasilan tindakan
belum pernah dilaporkan.
degeneratif
pleksus
pampiniformis.
3. Hipertensi vena renalis atau penurunan aliran ginjal ke vena kava
inferior.
4. Turbulensi dari vena supra renalis ke dalam juxta vena renalis
internus kiri berlawanan dengan kedalam vena spermatika interna
kiri.
5. Tekanan segment iliaka (oleh feses) pada pangkal vena spermatika
yang mengakibatkan peningkatan tekanan intraabdomen.
6. Tekanan vena spermatika interna meningkat letak sudut turun vena
renalis 90 derajat.
7. Sekunder : tumor
hidronefrosis.
retroperitoneal,
trombus
vena
renalis,
menuju
ke
vena
spermatika
interna
bertanggung
jawab
renalis kiri dengan arah yang tegak lurus (kira kira 900).(2,3,4)
Vena spermatika interna kiri lebih panjang daripada vena
spermatika interna kanan, sehingga memiliki tekanan hidrostatik
yang lebih panjang dengan peningkatan tekanan dan aliran darah
Gambar . Katup vena normal. Aliran darah vena tampak melawan grafitasi tanpa
adanya sedikitpun darah yang kembali disebabkan adanya katub yang menutup aliran
tersebut.
Gambar . Katup vena pada varikokel. Katub tidak dapat berfungsi sempurna
sehingga aliran balik tidak dapat dicegah oleh katub dan dapat menyebabkan terjadinya
genangan dikarenakan vena melebar.
E. Diagnosa
a) Anamnesis
- Mengeluh adanya benjolan diatas testis yang terasa nyeri atau
-
b) Pemeriksaan fisik
- Inspeksi
Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang hangat dengan pasien
dalam posisi berdiri tegak, untuk mencegah kontraksi dari
muskulus dartos dan kremaster.. Jika varikokel tidak terlihat
secara visual, struktur vena harus dipalpasi, dengan atau tanpa
valsava manuver. Hanya pada derajat berat varikokel tampak
konsistensi dengan bag of worm pada skrotum, yaitu
skrotum(1,2,3,4)
Palpasi
Jika varikokel tidak terlihat secara visual, struktur vena harus
dipalpasi, dengan valsava manuver ataupun tanpa valsava,
prinsip
pemeriksaan
adalah
meningkatkan
tekanan
Grade III
c) Pemeriksaan penunjang
Analisis semen
Karena komplikasi varikokel yang utama yaitu adanya gangguan
fungsi spermatogenesis, maka dilakukan pemeriksaan analisis semen
untuk menilai seberapa jauh varikokel telah menyebabkan kerusakan
pada fungsi spermatogenesis tersebut. (1,2,4)
Mekanisme varikokel menyebabkan terjadinya gangguan fungsi
spermatogenesis antara lain:
1.
2.
3.
4.
Volume
ejakulat
Konsentrasi
sperma
Abnormal
- < 1,5 cc (Oligospermia)
- > 5,5 cc (Hiperspermia)
- 0 cc (Aspermia)
- <
5
juta
sperma/ml
-
(Oligozoospermia ekstrim)
5 20 juta sperma/ ml
(Oligozoospermia)
> 250 juta sperma/ml
(Hiperzoospermia)
Motilitas
Morfologi
> 50%
<50%
(Asthenozoospermia)
> 30% (Kriteria WHO)
<30% (Teratozoospermia)
Pemeriksaan menurut McLeod, hasil analisis semen pada
Venografi
Venografi merupakan modalitas yang paling sering digunakan
untuk mendeteksi varikokel yang kecil atau subklinis, karena dari
penemuannya mendemonstrasikan refluks darah vena abnormal di
daerah retrograd menuju ke vena spermatika interna dan pleksus
pampiniformis.
Karena
pemeriksaan
venografi
ini
merupakan
Gambar: Venografi
F. Komplikasi
Komplikasi varicocele yang utama adalah dapat mengganggu fungsi
spermatogenesis. Salah satu bentuk dari terganggunya fungsi spermatogenesis
antara lain adalah terjadi abnormalitas dari sel leydig. Kehadiran varikokel
diketahui
berhubungan
dengan
efek
samping
pada
spermatogenesis,
patofisiologi disfungsi testis ini telah dikaitkan dengan satu atau kombinasi dari
beberapa mekanisme, seperti :(1)
1. Peningkatan suhu skrotal.
Suhu skrotum secara fisiologis dipertahankan lebih rendah dari
suhu tubuh. Suhu pada pembuluh darah spermatika dikontrol oleh
aliran darah balik pada pleksus pampiniformis. Gangguan pada pleksus
dapat menyebabkan penurunan efektifitas dalam mengatur suhu testis.
Mekanisme bagaimana panas dapat mempengaruhi spermatogenesis
masih belum jelas, tetapi terdapat bukti bahwa panas mempengaruhi
produksi androgen yang berperan dalam produksi sperma. Rajfer et al.,
menunjukan bahwa varikokel dapat menyebabkan penurunan enzim
17,20-desmolase dan 17 -hydroxylase pada jalur biosintesis steroid.
Selain itu, beberapa data juga menunjukkan bahwa hipertermia
skrotum meningkatkan apoptosis sel germinal. (1,2,3,4)
menyebutkan
walaupun
terdapat
metabolit,
itu
tidak
mempengaruhi spermatogenesis(4).
4. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan kanan,
memungkinkan zat-zat hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis
kiri ke testis kanan sehingga menyebabkan gangguan spermatogenesis
testis kanan dan pada akhirnya terjadi infertilitas.
Selain varikokel dapat mengganggu fungsi spermatogenesis, varikokel
dapat menyebabkan terjadi kegagalan pertumbuhan testis, cairan semen yang
abnormal, disfungsi sel leydig dan perubahan histologi diantaranya penebalan
tubular, fibrosis interstitial serta gagalnya maturasi. Yang disebabkan
ketidaksengajaan pemutusan arteri spermatika(3).
G. Penatalaksanaan
Tidak perlu operasi. Operasi dilakukakan bila terdapat indikasi yaitu :
Gangguan fungsi spermatogenesis, yang didapatkan dari hasil
analisa sperma yang menunjukkan adanya penurunan kualitas dan
kuantitas sperma.
Varikokel dengan keluhan yang sangat.
Varikokel dengan komplikasi.
TEKNIK BEDAH
spermatika.
Setiap pembuluh
darah
diisolasi,
kemudian
diligasi
dengan
2. Microsurgical varicocelectomy
Microsurgical subinguinal atau inguinal merupakan teknik terpilih
untuk melakukan ligasi varikokel. Spermatic cord dielevasi ke arah insisi,
sewaktu
testis
diangkat.
Fasia
intraspermatika
dan
B
A
Gambar. (A) Ilustrasi hubungan anatomi antara fascia spermatika interna dan fascia
spermatika eksterna. (B) Gambaran intraoperatif spermatic cord dengan terbukanya fascia
spermatika interna dan eksterna.
Teknik lain
Teknik embolisasi perkutaneus
Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan embolisasi pada vena
spermatika interna dengan menggunakan coil, balon atau skleroterapi.
Penempatan coil atau bolen pertama dengan cara dilakukan anestesi pada
local, lalu dilakukan pemotongan vena femoralis atau vena jugularis
interna. Setelah itu memasukkan angiokateter pada insisi tersebut, lalu
menempatkan coil atau balon. Keberhasilan teknik ini tidak dapat
dipastikan disebabkan adanya variasi anatomi setiap penderita. Namun
dapat juga terjadi varikokel berulang dengan kemungkinan 15-25%.
Komplikasi pada teknik ini antara lain perforasi vascular, migrasi coil atau
balon, vena renalis mengalami sclerosis dan adanya alergi kontras. Terapi
ini
dilakukan
jika
penderita
menolak
anestesi
general
pada
H. Evaluasi Pascaoperasi
Pasca tindakan dilakukan evaluasi keberhasilan terapi, dengan
melihat beberapa indikator antara lain:
Perbaikan hasil analisis semen : konsentrasi sperma (51%),
I. Komplikasi Operasi
Komplikasi
awal
saat
varikokelektomi
yaitu
bisa
terjadi
pembentukan
hidrokel
(3-39%)
yang
disebabkan
karena
DAFTAR PUSTAKA
1. Schneck FX, Bellinger MF. Abnormalities of the testes and scrotumand
their surgical management. In: Wein AJ, ed. Campbell-WalshUrology. 9th
ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2007
2. Tanagho EA, McAninch JW. Smith general urology. McGrawHillCompanies. Ed 17. 2008.
3. Graham, Sam D; Keane, Thomas E; Glenn, James F. Glenn's Urologic
Surgery, 6th Edition. Lippincott Williams & Wilkins. 2004.
4. Kandell, Fouad R. Male Reproductive Dysfunction, Pathophysiology and
Treatment. CRCPress. 2007.