Professional Documents
Culture Documents
Semua biaya yang timbul akibat dari transaksi ini di tanggung oleh kantor pusat
sebagai biaya operasional yang nantinya akan diberikan pada agen.
PEMBUKUAN UNTUK SUATU AGEN
Agen hanya perlu mencatat penerimaan/pemasukan pada buku kas dan
penerimaan dari pengisian kembali modal dari kantor pusat, begitupun dengan biaya-biaya
yang ada kesemuanya ditulis rangkap/doubel. Hal ini dikarenakan jikalau agen mulai
kehabisan modal kerja maka pihak agen akan mengirimkan salinan pembukuan (aslinya
diarsipkan pada pihak agen) berikut dengan bukti biaya-biaya yang telah tejadi kepada
kantor pusat agar nantinya ditindak lanjuti oleh kantor pusat dan selanjutnya pihak kantor
cabang akan mengirimkan lagi modal kerja yang dibutuhkan agen.
PEMBUKUAN PADA KANTOR PUSAT
Pembukuan pada kantor pusat jika bertransaksi dengan agen tergantung pada
tujuan pa yang ingin dicapai dari pembukuan itu, maka ada dua alternatif yang tersedia
yakni:
1.
Laba/rugi yang didapat dari aktifitas penjualan melalui agen (tiap-tiap agen) tidak
ditentukan secara terpisah.
Artinya: semua penerimaan maupun biaya-biaya dari agen-agen yang ada di catat menjadi
satu pembukuan (tidak dibedakan) dalam pembukuan yang ada seperti pada kantor pusat.
2.
Laba/rugi yang didapat dari aktivitas penjualan melalui agen ditentukan secara
terpisah.
Artinya: pencatatan pemerimaan dan biaya-biaya dari setiap agen terpisah, sehingga kantor
pusat dapat membedakan penerimaan laba/rugi dari setiap agen yang ada.
HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG
Tujuan dibuatnya kantor cabang sama halnya dengan agen, yakni agar
kemampuan perusahaan dalam penjualan meningkat. Biasanya kantor cabang dibawahi
oleh seorang manajer cabang yang bertanggung jawab langsung kepada top manajemen di
kantor pusat. Manajer cabang harus melaporkan informasi tentang volume aktivitas dan
hasil usaha cabang kepada kantor pusat.
Walaupun kantor cabang merupakan unit usaha yang berdiri sendiri namun dia
tetap dalam pengawasan kantor pusat. Ketentuan tentang unit usaha yang berdiri sendiri
diatur oleh kantor pusat. Garis besarnya suatu cabang bekerja sebagai berikut:
-
Cabang diberi modal kerja oleh kantor pusat sebagaimana halnya dengan agen.
Cabang bisa membeli stok barang sendiri untuk memenuhi permintaan pelanggan
apabila kantor pusat tidak sanggup memenuhi permintaan tersebut.
Cabang mengolah usahanya secara terpisah dari rekening kantor pusat. Akan tetapi
hal ini bisa dibatasi keleluasaannya jika kantor pusat berkehendak.
SISTEM AKUNTANSI UNTUK OPERASI KANTOR CABANG
1.
SISTEM SENTRALISASI
Dalam sistem ini kantor cabang hanya perlu mengumpulkan bukti-bukti dasar dan
pendukung dari transaksi-transaksi yang terjadi dalam usahanya, dikarenakan pembukuan
sepenuhnya dilakukan oleh kantor pusat.
Jika pencatatan rugi/laba-nya terpisah dari kegiatan pencatatan kantor pusat maka kantor
cabang hanya perlu menggunakan pencatatan pada buku jurnal-jurnal khusus yang
dibutuhkan. Sitem ini dipakai guna menghemat biaya administrasi, dan berdampak pada
keterlambatan pada penyajian laporan keuangan secara periodik.
2.
SISTEM DESENTRALISASI
Sistem ini mencanamkan pencatatan setiap transaksi-transaksi yang terjadi dalam kantor
secara lengkap. Susunan pembukuan atupun rekening-rekening yang ada pada tiap-tiap
kantor cabang mengikuti/sesuai dengan yang ada pada kantor pusat.
Penyusunan laporan keuangan pada kantor cabang sama halnya dengan penyusunan
laporan keuangan pada usaha yang berdiri sendiri, namun bedanya rekening modal
ditiadakan.
1)
Menghapus saldo rekening pengiriman barang dari kantor pusat dengan pengiriman
barang ke kantor cabang dan saldo rekening-rekening pendapatan dan biaya-biaya yang
bersangkutan = yang diakui di dalam laporan perhtungan laba-rugi individual kantor pusat
dan cabang sebagai akibat kebijaksanaan sistem desentralisasi yang dilaksanakan.
2)
Menjumlahkan saldo rekening-rekening pendapatan dan laba di luar usaha, rekening
biaya dan rugi di luar usaha yang terdapat dalam laporan rugi laba individual kantor pusat
dan cabang, sesuai dengan kelompok masing-masing.
1)
2)
3)
4)