Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
GANGGUAN PSIKOTIK
A.
KONSEP DASAR
b. Skizofrenia Hebefrenia
Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa remaja
atau antaraa 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah gangguan proses
berfikir, gangguan kemauaan dan adanya depersenalisasi atau double
personality. Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisme atau perilaku
kekanak-kanakan sering terdapat, waham dan halusinasi banyak sekali.
c. Skizofrenia Katatonia
Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering
didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau
stupor kaatatonik.
d. Skizofrenia Paranoid
Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan waham-waham
sekunder dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti ternyata adanya
gangguan proses berfikir, gangguan afek emosi dan kemauan.
e. Episode Skizofrenia akut
Gejala Skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam keadaan
mimpi. Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini timbul perasaan
seakan-akan dunia luar maupun dirinya sendiri berubah, semuanya seakan-akan
mempunyai suatu arti yang khusus baginya.
f. Skizofrenia Residual
Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas adanya
gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali serangan
Skizofrenia.
g. Skizofrenia Skizo Afektif
Disamping gejala Skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaaan juga
gejala-gejal depresi (skizo depresif ) atau gejala mania (psiko-manik). Jenis ini
cenderung untuk menjadi sembuh tanpa defek, tetapi mungkin juga timbul
serangan lagi.
B.
1.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Kekuatan emosai cinta, benci dan takut menghasilkan banyak konflik dalam
diri seseorang. Setiap kali terjadi kecenderungan untuk mengimbangi orang
lain sampai netralisasi emosional terjadi dan akibatnya individu tersebut akan
mengalami kelesuan atau rasa acuh tak acuh.
Afek tak sesuai
Afeknya datar,, tump[ul dan seringkali tidak sesuai ( misalnya pasien tertawaa
saat menceritakan kematian salah seorang orang tuanya ).
Kehilangan Asosiatif
Istilah ini menggambarkan disorganisasi pikiran yang amat sangat dan bahasa
verbaal dari orang yang psikosis. Pikirannya sangat cepat , disertai dengan
perpindahaan ide dari suatu pernyataaan kepernyataan berikut.
Ekolalia
Orang yang psikosis seringkali mengulangi kata kata yang didengarnya.
Ekopraksia
Orang yang psikosis seringkali mengulangi gerakan orang lain yang
dilihatnya ( Ekolalia dan ekopraksia adalah hasil dari batas ego seseorang
yang sangat lemah ).
Neologisme
Orang yang psikosis seringkali mengulangi kata-kata yang didengarnya.
Pikiran konkrit
Orang psikosis memiliki kesukaran untuk berpikir abstrak dan mengartikan
hanya secara harafiah aspek-aspek yang ada dilingkungannya.
Asosiasi gema / clang
Orang psikosis menggunakan kata-kataa bersajak dengan suaatu pola yang
menyimpang dari ketentuan yang sebenarnya.
Kata-kata tak beraturan
Orang yang psikosis akan memakai kata-kata bersama-sama secara acak daan
tak beraturan tanpa hubungaan yang logis.
Delusi
Istilah ini menunjukikan adanya ide-ide atau keyakinan-keyakinan yang
salah. Jenis-jenis waham ini mencakup :
(1)
Kebesaran
Seseorang memiliki suatu perasaan berlebihan dalam kepentingan atau
kekuasaan.
(2)
Curiga
Seseorang merasa terancam dan yakin bahwa orang lain bermaksud untuk
membahayakan atau mencurigai dirinya.
Semua kejadian dalam lingkungan sekitarnya diyakini merujuk/terkait
kepada dirinya.
(3)
Kontrol
Seseorang percaya bahwa obyek atau orang tertentu mengontrol
perilakunya.
Halusinasi
Perencanaan :
(1)
Sasaran / Tujuan :
(a)
Tujuan jangka panjang:
Pasien tidak akan membahayakan dirinya dan orang lain selama di
Rumah Sakit.
(b) Tujuan jangka pendek
Dalam 2 minggu pasien dapat mengenal tanda-tanda peningkatan
ansietas dan kegelisahan dan melaporkan kepada perawat agaar
diberikan intervensi sesuai kebutuhan.
(2)
Intervensi dan rasional :
(a) Pertahankan agar lingkungan pasien pada tingkat stimulus yang
rendah (penyinaran rendah, sedikit orang, dekorasi yang
sederhana,tingkat kebisingan rendah ).
Rasional :
Tingkat ansietas akan meningkat dalam lingkungan yang penuh
stimulus. Individu-individu yang ada mungkin dirasakan sebagai suatu
ancaman karena mencurigakan, sehingga akhirnya membuat pasien
agitasi
(b) Observasi secara ketat perilaku pasien (setiap 15 menit).Kerjakaan hal
ini
Sebagai suatu kegiatan yang rutin untuk pasien untuk menghindari
timbulnya kecurigaan dalam diri pasien.
Rasional :
Obserfasi ketat merupakan hal yang penting, karena dengan demikian
intervensi yang tepat dapat diberikan segera dan untuik selalu
memastikan bahwa pasien berada dalam keadaan aman.
(c) Singkirkan semua benda-benda yang dapat membahayakan dari
lingkungan sekitar pasien,
Rasional :
Jika pasien berada dalam keadaan gelisah, bingung, pasien tidak akan
menggunakan benda-benda tersebut untuk membahayakan diri
sendiri maupun orang lain.
(d) Coba salurkan perilaku merusak diri ke kegiatn fisik untuk
menurunkan
ansietas pasien (mis,memukuli karung
pasir).
Rasional :
Latihan fisik adalah suatu cara yang aman dan efektf untuk
menghilaangkan ketegangan yang terpendam.
(e) Staf harus mempertahankan daan menampilkan perilaku yang tenang
terhadap pasien.
Rasional :
Kriteria hasil :
(a)
Ansietas dipertahankan pada tingkat dimana pasien
tidak menjadi agresif
(b)
Pasien memperlihatkan rasa percaya kepada oraang
lain disekitarnya
(c)
Pasien mempertahankan orientasi realitanya.
(2)
panik
(3)
regresi ketahap perkembangan sebelumnya
(4)
waham
(5)
sukar berinteraksi dengan orang lain pada masa lampau
(6)
perkembangan ego yang lemah
(7)
represi rasa takut
Batasan karakteristik :
(1) Menyendiri dalam ruangan
(2) Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata
(mutisme, autisme).
(3) Sedih, afek datar
(4) Adanya perhatian daan tindakan yang tidak sesuai dengan
perkembangan usianya
(5) Berfikir tentang sesuatu menurut pikirannya sendiri, tindakan yang
berulang-ulang dan bermakna
(6) Mendekati perawat untuk berinteraksi namun kemudian menmolak
untuk berespons terhadap penerimaan perawat terhadap dirinya.
(7) Mengekspresikan perasaan penolakan atau kesepian kepada orang lain.
Perencanaan :
(1)
Sasaran / Tujuan
Jangka Panjang :
Pasien dapat secara sukarela meluangkan waktu bersama paaaasien lain
dan perawat daaalam aktivitas kelompok di unit rawat inap.
Jangka pendek :
Pasien siap masuk dalam terapi aktifitas ditemani oleh seorang perawat
yang dipercayanya dalamn satu minggu.
(2)
Intervensi dan rasional :
(a)
Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan
kontak yang sering tapi singkat.
Rasional :
Sikap menerima dari orang lain akan meningkatkan harga diri
pasien dan memfasilitasi rasa percaya kepaada oraang lain.
(b)
Perlihatkan penguatan positif kepada pasien
Rasional :
Membuat pasien merasa menjadi seseorang yang akan berguna
(c)
Temani pasien untuk memperlihatkan dukungan
selama aktivitas kelompok yang mungkin merupakan hal yang
menakutkan atau
sukar untuk pasien
Rasional :
Kehadiran seseorang yang dipercayai akan memberikan rasa aman
kepada pasien
(d)
(e)
(f)
(g)
(h)
(i)
(3)
Kriteria hasil :
Pasien dapat mendemonstrasikan keinginan dan hasrat
untuk bersosialisasi dengan orang lain
(b)
Pasien dapat mengikuti aktivitas kelompok tanpa
disuruh
(c)
Pasien melakukan pendekatan interaaaaksi satu-satu
dengan orang lain dengan cara yang sesuai / dapat diterima.
(a)
10
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Rendah diri
Contoh peraan negatif
Menekan rasa takut
Sistem pendukung tidak adekuat
Ego kurang berkembang
Kemungkinan faktor heriditer
Disfungsi sistem keluarga
Batasan Karakteristik :
(1)
Kelainan dalam partisipasi sosial
(2)
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar
(3)
Penggunaan mekanisme pertahanan diri tidak sesuai
Perencanaan
(1) Tujuan
Jangka panjang
Pasien dapat mendemonstrasikan lebih banyak penggunaan ketrampilan
koping adaptif, yang dibuktikan oleh adanya kesesuaian antara interaksi
dan keinginan untuk berpartisipasi dalam masyarakat.
Jangka Pendek :
Pasien akan mengembangkan rasa percaya kepada satu orang perawat
dalam satu minggu.
(2) Intervensi dan rasional :
(a)
Dorong perawat yang sama untuk bekerjasama dengan pasien
sebanyak mungkin
Rasional :
Mempermudah perkembangan hubungan saling percaya.
(b)
Hindari kontak fisik
Rasional
Pasien yang curiga mungkin mengartikan sentuhaan sebagai bahasa
tubuh yang mengisyaratkan ancaman.
(c)
Hindari tertawa, berbisik-bisik, atau bicara pelan-pelan didekat
pasien sehingga pasien daapat melihat hal tersebut namun tak dapat
mendengar apa yang dibicarakan.
Rasional
Pasien curiga seringkali yakin bahwa orang lain sedang
membicarakan dirinya, dan sikap yang serba rahasia akan mendukung
munculnya rasa curiga.
(d)
Jujur dan selalu tepati janji.
Rasional
Kejujuran rasa membutuhkan orang lain akan mendukung munculnya
suatu hubungan saling percaya.
11
(e)
(f)
(g)
(h)
(i)
12
13
14
(7)
Perencanaan
(1) Tujuan
Jangka panjang
Tergantung pada proses kekronisan penyakit , pilih tujuan jangka panjang
yang paling realitis untuk pasien :
(1) Pasien dapat menyatakan berkurangnya pikiran-pikiran waham
(2) Pasien mampu membedakan antara pikiran waham dengan realita
SKIZOFRENIK,
DELUSI,
DAN
KELAINAN-KELAINAN
PSIKOSIS
Jangka pendek
Pasien dapat mengakui dan mengatakan bahwa idi-ide yang salah itu
terjadi khususnya pada
saat ansietas meningkat dalam 2 minggu.
(2) Intervensi dan rasional :
(a)
Dengan ide yang salah tersebut, sementara itu
biarkan pasien tahu bahwa anda tidak tunjukkan bahwa anda
menerima keyakinan pasien yang mendukung keyakinan \tersebut.
Rasional :
Penting untuk dikomunikasikan kepada pasien bahwa anda tidak
menerima delusi sebagai suatu realita.
(b)
Jangan menambah atau menyangkal
keyaakinan pasien. Gunakan tehnik keraguan yang beralasan sebagai
tehnik terapiutik : saya merasa sukar untuk mempercayai hal
tersebut.
Rasional :
Membantah pasien atau menyangkal keyakinannya tidak akan
bermanfaat apa-apa;
Ide-ide waham tidak dapat dikurangi dengan pendekaatan ini, daan
mungkin akan menghalangi perkembangan hubungan saling percaya.
(c)
Bantu paasien untuk mencoba menghubungkan
keyakinan-keyakinan yang salah tersebut dengan peningkataan
ansietas yang dirasakan oleh pasien. Diskusikan tehnik-tehnik yang
dapat digunakan untuk mengontrol ansietas ( misalnya latihan nafas
dalam, latihan-latihan relaksasi yang lain, tehnik berhenti berfikir ).
Rasional :
Jika pasien dapat belajar untuk menghentikan ansietas yangt
meningkat, pikiran wahamnya mungkin dapat dicegah
(d)
Fokus dan kuatkan pada realita. Kurangi
lamanya ingatan tentang pikiran irasional. Bicara tentang kejadiankejadian dan orang yang nyata
15
Rasional
Diskusi yang berfokus pada ide-ide yang salah tidak akan berguna dan
mencapai tujuan, dan mungkin membuat psikosisnya menjadi lebih
buruk.
(e)
Bantu dan dukung pasien dalam usahanya
untuk mengungkaaapkan secara verbal perasaan ansietas, takut atau
tidak aman
Rasional
Ungkapan perasaan secara verbal dalam lingkungan yang tidak
mengancam akan menolong pasien untuk mengungkapkan
perasaannya yang mungkin sudah dipendam cukup lama.
(3) Kriteria hasil evaluasi :
(a)
Mengungkapkan secara verbal refleksi dan proses pikir yang
berorientasi pada realita
(b)
Pasien dapat mempertahankaan aktivitas sehari-hari yang
mampu dilakukan olehnya
(c)
Pasien mampu menahan diri dari berespons terhadaap pikiranpikiraan delusi, bila pikiran-pikiran tersebut muncul.
5. Kerusakan Komunikasi Verbal, berhubungan dengan :
(1) ketidakmampuan untuk percayaa kepada orang lain
(2) panik
(3) regresi ketahap perkembangan sebelumnya
(4) menarik diri
(5) kelainan, pikiran yang tidak realistik
Batasan karakteristik :
(1) tidak adanya asosiasi antara ide yang saatu dengaan yang lainnya
(2) menggunakan kata-kata yang berarti simbolik untuk individu tersebut
(neologisme)
(3) menggunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti, tidak berhubungaan
(bahasa gado-gado)
(4) menggunakan kata-kata bersajak dengan bentuk kata yang tidak umum
(asosiasi gema)
(5) pengulangan kata yang didengar (ekolalia)
(6) mengungkapkan refleksi pikiran kongkrit (ketidakmampuan untuk berfikir
abstrak).
(7) Kontak mata kurang (tidak ada kontak mata atau tidak mau menatap langsung
kedalam mata lawan bicara)
Perencanaan
16
(1) Tujuan
Jangka Panjang :
Pasien dapat menunjukkan kemampuan dalam melakukan komunikasi verbal
dengan perawat dan sesama pasien dalam suatu lingkungan sosial dengan cara
yang sesuai/dapat diterima.
Jangka Pendek :
Pasien dapat menunjukkan kemampuan untuk bertahan pada satu topik,
menggunakaan ketepatan kata, melakukan kontak mata intermittent selama 5
menit dengan perawat dalam waktu 1 minggu.
(2) Intervensi dan rasional :
(a) Gunakan tehnik validaasi dan klarifikasi untuk mengerti pola
komunikasi pasien.
Rasional
Tehnik ini menyatakan kepada pasoien bagaimana ia dimengerti oleh
orang lain, sedangkan tanggungjawab untuk mengerti ada pada perawat.
(b) Pertahankan konsistensi perawat yang bertugas.
Rasional
Mempermudah rasa percaya dan kemampuan untuk mengerti tindakan
dan komunikasi pasien
(c) Jelaskan kepada pasien dengan cara yang tidaaak mengancaaaam
bagaimana perilaku dan pembicaraannya diterima dan mungkin juga
dihindari oleh orang lain.
(d) Jika pasien tidak mampu atau tidak ingin bnicara ( autisme ), gunakan
tehnik mengatakan secara tidak langsung
Rasional
Menolong untuk menyampaikan rasa empaty, mengembangkan rasa
percaaaya dan akhirnya mendorong pasien untuk mendiskusikan hal-hal
yang menyakitkan dirinya
(e) Antisipasi dan penuhi kebutuhan pasien sampai pola komunikasi yang
memuaskan kembali.
Rasional
Kenyamanan dan keamanan pasien merupakan prioritas keperawatan
(3) Kriteria hasil evaluasi :
(a) Pasien dapat berkomunikasi dengan cara yang dapat dimengerti oleh
orang lain
(b) Pesan non verbal pasien sesuai dengan verbalnya
(c) Pasien dapat mengakui bahwa disorganisasi pikiran daaan kelainan
komunikasiu verbal terjadi pada saat adanya peningkatan ansietas,
lakukan kontak kepada pasien untuk memutus proses.
6.
(1)
17
(2)
(3)
(4)
regresi
panik
ketidakmampuan mempercayai orang lain
Batasan Karakteristik :
(1) mengalami kesukaraan daaalam mengambil atau ketidakmampuan untuk
membawa makanan dari piring kedaalam mulut
(2) ketidakmampuan / menolak untuk membersihkan tubuh atau bagianbagian tubuh
(3) kelainan kemampuan atau kurangnya minat dalam memilih pakaiaan yang
sesuai untuk dikenakan, berpakaian, merawat atau mempertahankan
penampilan pada tahap yang emuaskan.
(4) Ketidakmampuan atau tidak adanya keinginan untuk melakukan defekasi
dan berkemih tanpa bantuan.
Perencanaan
(1) Tujuan :
Jangka Panjang
Pasien mampu melakukan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri dan
mendemonstrasikan suatu keinginan untuk melakukannya.
Jangka Pendek
Pasien dapat mengatakan keinginan untuk melakukan kegiatan hidup seharihari dalam 1 minggu.
(2) Intervensi dan rasional :
(a)
Dukung pasien untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari sesuai
tingkat kemampuan pasien.
Rasional :
Keberhasilan menampilkan kemandirian dalam melakukan suatu aktivitas
akan meningkatkanharga diri.
(b)
Dukung kemandirian pasien, tapi berikan bantuan saat pasien tidak
mampu melakukan beberapa kegiatan.
Rasional
Kenyamanan dan keamanan pasien merupakan prioritas dalam
keperawatan
(c)
Berikan pengakuan dan penghargaan positif untuk kemampuannya
yang mandiri
Rasional
Penguatan positif akan meningkatkan harga diri daan mendukung
terjadinya pengulanganperilaku yang diharaapkan.
(d)
Perlihatkan pasien secara kongkrit, bagaimana melakukan kegiatan
yangf menurut pasien sulit untuk dilakukannya.
Rasional
18
(e)
(f)
(g)
(h)