You are on page 1of 16

Jurnal reading

Acute Ischemic Stroke

Pembimbing: dr. Wiwin sundawiyani, Sp.S

Fauziah Budi
Zulfadly Sayuti
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf
Rumah Sakit Islam Jakarta
2011

CASE..
Laki-laki 62 tahun tiba-tiba mengalami kelemahan
pada kaki dan tangan kiri dan bicaranya tidak jelas.
Selain dari hipertensi yang tidak diobati, catatan
medisnya tidak tercatat. Ia masih seorang perokok
dengan riwayat merokok 45 pack/tahun. Ia datang ke
UGD 1 jam 15 menit setelah munculnya gejala, ia
melaporkan tidak ada sakit kepala atau muntah.
Tekanan darahnya 180/100 mmHg, dan denyut
nadinya 76x/menit, reguler. Pemeriksaan neurologis
menunjukan dysarthria, hemianopia homonim kiri,
kelemahan sebelah kiri yang berat, dan sensasi taktil
kiri tidak ada. Bagaimana seharusnya pasien
dievaluasi dan diterapi pada keadaan akut?

The Clinical Problem


Stroke

menduduki peringkat ke 2 setelah


penyakit jantung iskemik yang dapat
menyebabkan hilangnya kemampuan
seseorang dan sebagai penyebab
kematian di dunia
Insidennya bervariasi pada setiap
negara dan meningkat sesuai usia
80% stroke terjadi akibat iskemik otak
yang fokal karena adanya oklusi arteri
dan 20% akibat perdarahan

Ischemic

otak diakibatkan dari


kehilangan energi sampai pada
kematian sel. Pada awalnya setelah
oklusi pembuluh darah, daerah tengah
yang mendapat perfusi sangat rendah
dikelilingi oleh suatu area disfungsi
yang disebabkan oleh gangguan
metabolic dan gangguan ion tetapi
integritas strukturalnya masih
terpelihara penumbra yang ischemic)

Oleh

karena itu, defisit klinis tidak


harus mencerminkan kerusakan
yang irreversibel. Tergantung tingkat
sisa darah yang mengalir dan jangka
waktu dari ischemia, penumbra akan
secepatnya menjadi infarct jika
reperfusion tidak tercapai

Strategies and Evidence


Karakteristik

stroke akut antara lain penurunan


neurologis fokal yang onsetnya mendadak
Penurunan neurologis yang sering terjadi:
dysphasia,dysarthria, hemianopia, kelemahan,
ataksia, gangguan sensori dan neglect
Gejala-gejala ini bersifat unilateral dan
biasanya kesadaran pasien baik atau hanya
sedikit menurun, kecuali apabila infark terjadi
di beberapa tempat di daerah sirkulasi
posterior

Initial Assesment
Kebanyakan

kasus stroke didiagnosa


langsung,dengan gejala umum: serangan
yang berangsur-angsur , tiba-tiba atau
kesadaran yang menurun
DD:migren, postictal paresis, hypoglycemia,
kekacauan konversi, subdural hematoma,
dan tumor otak.
Penyebab tidak biasa harus dipertimbangkan
terutama jika pasien < 50 tahun dan tidak
ada faktor resiko kardiovaskuler yang nyata

Pemeriksaan laboratorium pada tahap akut


meliputi:
- Pengukuran glukosa (karena
hypoglycemia dapat menyebabkan defisit
neurologi focal)
- Pemeriksaan darah lengkap, dan
pengukuran prothrombin time dan waktu
partial-thromboplastin.
- EKG mungkin mengungkapkan atrial
fibrillation atau myocardial infarction akut
yang sebelumnya merupakan penyebab
potensial thromboembolism.

Imaging
CT-scan

lebih cocok, lebih cepat, lebih


sedikit peka untuk mengisyaratkan
artifacts, dan lebih murah.
CT-scan dan MRI memiliki sensitivitas
yang tinggi untuk perdarahan
intracranial akut
Tapi MRI mempunyai sensitivitas yang
jauh lebih tinggi dibanding CT-scan untuk
mengidentifikasi perubahan ischemic
akut, terutama di fossa posterior dan
pada jam pertama pasca stroke.

Intravenous Trombolysis
Pada

percobaan random,
memperlihatkan kemanjuran dari
perawatan dengan rt-PA (alteplase)
intravena yang dimulai dalam 3 jam
setelah serangan dari munculnya
symptoms.

Other Treatments
Aspirin

Pada 2 percobaan random besar,


penggunaan dari aspirin ( 160 atau 300 mg
per hari), yang diberikan 48 jam pasca
serangan stroke dan dilanjutkan 2 minggu,
memperlihatka penurunan angka kematian
atau ketergantungan pada saat stop atau
pada saat 6 bulan kemudian. Pada kedua
percobaan, penggunaan yang rutin, aspirin
telah direkomendasikan sebagai pencegahan
setelah minggu pertama.

Anticoagulant

therapy
- Pada suatu metaanalysis dari enam
percobaan random yang menyertakan 21,966
pasien tidak ditemukan bukti apapun bahwa
penggunaan antikoagulan pada fase akut
dapat meningkatkan fungsi tubuh
- Suatu meta-analysis dari tujuh percobaan
dengan cara yang sama gagal untuk
menunjukkan peningkatan hasil fungsional
dengan penggunaan terapi anticoagulant
pada pasien dengan stroke cardioembolic
akut

Prevention and Management


of Complications
Pasien

dengan stroke akut memiliki resiko


tinggi untuk mengalami trombosis vena dan
emboli paru, dan peningkatan resiko ini
tergantung usia dan beratnya stroke
Walaupun penggunaan antikoagulan tidak
dapat memperbaiki fungsi tubuh secara
keseluruhan, tapi penggunaan secara sub
kutan dengan dosis rendah
direkomendasikan untuk pasien-pasien
dengan resiko trombosis vena, misalnya
pada pasien yang imobile

Strategies to Reduce Risk of Recurrent


Stroke or Other Cardiovascular Events

Pada pasien stroke, dibutuhkan perhatian


untuk pencegahan sekunder dari stroke
dan komplikasi cardiovasculer lainnya,
misalnya dengan penggunaan:
low-dose aspirin dan dipyridamole pada
pasien dengan ischemic stroke arteri
anticoagulation oral pada pasien dengan
emboli jantung
Pengobatan hipertensi
Pengobatan statin untuk penurunan
kadar lemak
Mengendalikan gula darah pada pasien
DM
Berhenti merokok

Conclusions and
Recommendations

Pasien dengan hemiparese kiri yang mendadak


sangat mungkin mengalami stroke hemisphere
kanan. CT-scan atau MRI otak harus dilakukan
dengan segera; MRI lebih sensitif untuk
perubahan ischemic awal. Bila tidak ada
pendarahan atau kontraindikasi thrombolysis
direkomendasikan terapi dengan rt-PA kedalam
pembuluh darah. Dimulai dengan pemberian
aspirin setelah 24 jam (300 mg sehari selama 2
minggu pertama) dan kemudian direncanakan
pemberian aspirin dosis rendah dan dipyridamole
untuk pencegahan sekunder.
Selain itu dibuthkan manajemen yang agresif
dari faktor resiko cardiovasculer termasuk

Terima kasih

You might also like