Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu misi Kerasulan Muhammad SAW adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat
bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah Beliau itu antara
lain karena dukungan akhlaknya yang prima, hingga hal ini
dinyatakan oleh Allah didalam Al-Quran. Kepada umat manusia,
khususnya
yang
beriman
kepada
Allah
diharuskan
agar
tentang
aspek-aspek
yang
mempengaruhi
BAB II
PEMBAHASAN
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Perbuatan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perbuatan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Akhlaq
Isnting dan naluri(akal-pikiran)
Nafsu
Adat dan kebiasaan
Lingkungan
Kehendak
A. Akhlaq
Dalam kamus besar bahasa indonesia online kata akhlak diartikan sebagai
budi pekerti; kelakuan. Sebenarnya kata akhlak berasal dari bahasa Arab, dan
jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia bisa berarti perangai, tabiat. Sedang arti
akhlak secara istilah sebagai berikut; Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M)
mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Menurut Al-Ghazali akhlaq adalah
gambaran dari keadaan yang tertanam kuat di dalam jiwa yang memunculkan
suatu
perbuatan
dengan
mudah
tanpa
memerlukan
pemikiran
dan
pertimbangan1
Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin dalam bukunya Al-Akhlak
merumuskan pengertian Akhlak sebagai berikut: Akhlak ialah suatu ilmu yang
1 H.Moh.Toriquddin,lc.,M.HI., sekularitas tasawuf:membumikan tasawuf dalam dunia
modern,Yogyakarta:uin malang press hal 14
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan
oleh sebagian manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh
manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa
yang harus diperbuat.
Menurut Ibnu Maskawaih dalam bukunya Tahdzibul Akhlaq Wa Tathirul
Araq memberikan pengertian Akhlak sebagai berikut: Keadaan jiwa seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa dipikir-pikir dan
ditimbang-timbang (terlebih dahulu).
Jika keadaan jiwa tersebut memunculkan pebuatan yang baik dan terpuji
secara akal maupun syara maka jiwa tersebut berakhlak baik. Jika yang muncul
perbuatan jelek maka jiwanya berakhlak buruk. Al-Ghazali mengatakan
keadaan yang tertanam kuat di dalam jiwa karena orang yangmemberikan
harta satu kali, karena ada tendensi ia tidak dikatakan ahlaknya dermawan selagi
tidak tertanam kuat dalam hatinya sifat tersebut. Dan disyaratkan munculnya suatu
perbuatan dengan mudah dengan tanpa pmikiran yang panjang, karena orang yang
menyerahkan harta atau menenangkan diri ketika marah dengan usaha yang
sungguh-sungguh dan melalui pemikiran yang panjang ia tidak dikatakan
dermawan dan bijaksana. Akhlak bukanlah gambaran dari suatu perbuatan, betapa
banyak orang yang akhlaknya dermawan tetapi tidak memberikan harta, mungkin
karena hilangnya harta atau ada sesuatu yang menghalanginya dan mungkin
akhlaknya kikir tetapi menyerahkan hartanya ada kalanya karena suatu tendensi
atau pamer.2
Unsur yang mendorong terjadinya akhlaq yaitu adalah : kebiasaan dan
iradah (kehendak). Jika ditampilkan satu contoh proses akhlaq adalah ;
1. Kecenderungan untuk melakukan sesuatu, - terdapat pengulangan yang sering
dikerjakan sehingga tidak memerlukan pikiran.
2. Dalam iradah: a) lahir keinginan-keinginan setelah ada rangsangan (stimulan)
melalui indra- b) muncul kebimbangan, mana yang harus dipilih diantara
keinginan-keinginan itu Padahal harus memilih satu dari keinginan tersebut
2 abu Hamid Muhammad al-ghazali, ihyaulumi al-din vol.3, (Indonesia:da al-ihyaal-kutub alarabiyah,tt), hal 52
dan
keraguan.
Ada
yang
memperolehnya
dengan
jalan
perilaku
perbuatan
yang
menjurus
kepada akhlakul
madzmumah,
tergantung
orang
yang
mengendalikannya.
C. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksut disini adalah lingkungan sosial yang meliputi
hubungan antar manusia. Lingkungan ini mengandung susunan pergaulan yang
meliputi manusia seperti di rumah, di sekolah, di tempat kerja, dan kantor
pemerintahan. Lingkungan pergaulan dapat mengubah keyakinan, akal pikiran,
adat istiadat, pengetahuan dan akhlak.
Lingkungan pergaulan terbagi menjadi tujuh kelompok berikut:
Lingkungan sekolah
Sekolah dapat membentuk siswa-siswinya untuk menjadi yang lebih baik
Lingkungan pekerjaan
Suasana kerja dikantor, di bengkel, dilapangan terbuka, sopir dan buruh.
Masing-masing mempunyai ciri khas yang berbeda-beda.
Lingkungan organisasi
Orang yang menjadi anggota salah satu organisasi akan memperoleh aspirasi
yang digariskan oleh organisasinya.
Lingkungan jamaah
Jamaah adalah semacam organisasi tapi tidak tertulis
Lingkungan ekonomi
Semua manusia membutuhkan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya
Lingkungan pergaulan mempunyai pengaruh yang berlawanan. Terkadang
Oleh karena itu, lihatlah dengan siapa berhubungan, iman beradaptasi, akal
harus menempatkannya sesuai fitrah manusia.
D. Adat dan kebiasaan
Kebiasaan terjadi sejak lahir. Lingkungan yang baika mendukung
kebiasaan yang baik pula. Lingkungan dapat merubah keperibadiaan seseorang .
lingkungan yang tidak baik dapat menolak adanya disiplin dan pendidikan.
Kebiasaan yang buruk mendorong kepada hal-hal yang lebih rendah, yaitu
kembali kepada adat kebiasaan primitif. Seseorang yang hidupnya dikatakan
modern, tetapi lingkungan yang bersifat primitif, kebiasaan itu bisa timbul karena
ada dalam diri pribadi seseorang dibawah sejak lahir. Kebiasaan yang sudah
melekat pada diri seseorang sukar untuk dihilangkan , tetapi jika ada dorongan
yang kuat untuk menghilangkan, ia dapat mengubahnya.
Agar kebiasan buruk seseorang dapat berubah menjadi baik, diperlukan
berbagi bimbingan dari orang lain. Begitu juga dengan seorang anak sebelum dia
memiliki kebiasaan yang buruk, maka dalam usia perkembangannya diberikan
bimbingan yang benar
Ada beberapa cara untuk mengetahui kebiasaan baik buruk yang dapat
ditangkap gejala-gejalanya sebagai berikut.
-
Kekuatan kebiasaan.
Kebanyakan
orang
mengibaratkan
kekuatan
kebiasaan
dengan
perkataan kebiasaan itu natur yang kedua. Mereka bermaksud bahwa adat
kebiasan itu mempunyai kekuatan yang mendekati kepada natur yang pertama.
Natur yang pertam ialah apa yang dibawah oleh manusia sejak ia dilahirkan.
Kekuatan kebiasaan ialah yang menjadikan orang-orang tua menolak
pendapat-pendapat Baru dan penemuan-penemuan baru.
Mengubah kebiasan dapat dilakukan dengan cara memperhatikan pola terbaik,
disesuaikan dengan unsur-unsur agama. Untuk mengubah kebiasaan dapat
dilakukan dengan cara berikut ini:
baik biasanya megah meriah, begitu pula bila keadaan sebaliknya. Adat adalah
gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan,
kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.Adat istiadat
itu beasal dari perbuatan orang-orang dahulu, yang mencoba melakukan
perbuatan-perbuatan yang akhirnya mengetahui mana yang berguna dan
bermanfaat,
dan
mana
yang
merugikan,
dengan
dasar
itu
mereka
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Simpulan yang dapat disampaikan kami dari makalah ini
yaitu Akhlak Islami itu jauh lebih sempurna dibandingkan dengan
akhlak yang lainnya. Jika akhlak yng lainnya hanya berbicara
tentang
hubungan
dengan
manusia,
maka
akhlak
islami
Akhlaq
Isnting dan naluri(akal-pikiran)
Nafsu
Adat dan kebiasaan
Lingkungan
Kehendak
B. Saran
Demikianlah Makalah ini semoga dapat bermanfaat. Kami
mengakui masih banyak banyak terdapat kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu
kami
harapkan
kepada
para
10
pembaca
untuk
memberikan
masukan-masukan
yang
bersifat
membangun
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Ardani, Moh, Akhlak Tasawuf, Karya Mulia: Jakarta, 2000
Abu Hamid Muhammad al-ghazali, ihyaulumi al-din vol.3,
(Indonesia:da al-ihyaal-kutub al-arabiyah,tt)
Drs, H. Mahfud, M.Ag, Ilmu Akhlak, Cirebon, 2009
H.Moh.Toriquddin,lc.,M.HI., sekularitas tasawuf:membumikan
tasawuf dalam dunia modern,Yogyakarta:uin malang
Syekh Hasan Al-Banna, Aqidah Islam, Bandung: Al-Maarif
11