Professional Documents
Culture Documents
BIOKIMIA
UJI PROTEIN
Disusun Oleh:
AGUSTINA MIRAWATI
14030244006
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk membuktikan unsur-unsur apa saja yang ada pada protein.
2. Untuk membuktikan kelarutan albumin terhadap macam-macam protein.
3. Untuk menunjukkan/ membuktikan ikatan peptida yang membentuk protein.
4. Untuk membuktikan adanya suatu asam amino.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat membuktikan unsur-unsur apa saja yang ada pada protein.
2. Mahasiswa dapat membuktikan kelarutan albumin terhadap macam-macam protein.
3. Mahasiswa dapat menunjukkan/ membuktikan ikatan peptida yang membentuk protein.
4. Mahasiswa dapat membuktikan adanya suatu asam amino.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris keseluruhannya terdiri atas
karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein biasanya suatu polimer yang tersusun atas
banyak subunit (monomer) yang dikenal sebagai asam amino. Asam amino yang biasanya
ditemukan dalam protein menunjukkan struktur sebagai berikut (Fried dan Hademenos, 2006).
Protein merupakan makromolekul yang paling melimpah di dalam sel dan menyusun
lebih dari setengah berat kering pada semua organisme. Sebagai makro molekul, protein
merupakan senyawa organik yang mempunyai berat molekul tinggi dan berkisar antara beberapa
ribu sampai jutaan dan tersusun dari C, H, O dan N serta unsur lainnya seperti S yang
membentuk asam-asam amino. Semua protein pada semua makhluk, dibangun oleh oleh susunan
dasar yang sama, yaitu 20 macam asam amino baku yang molekulnya sendiri tidak mempunyai
aktivitas biologis sedang protein sebagai enzim dan hormon mempunyai fungsi khusus.
Disamping itu protein dapat berfungsi sebagai pembangun struktur, sumber energi, penyangga
racun, pengatur pH dan bahkan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi (Patong,
dkk., 2012).
Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa dengan senyawa yang
lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda terjadinya reaksi, yaitu: adanya
perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan suhu, dan adanya endapan. Pencampuran yang
tidak disertai dengan tanda demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi kimia. Ada beberapa reaksi
khas dari protein yang menunjukkan efek/tanda terjadinya reaksi kimia, yang berbeda-beda
antara pereaksi yang satu dengan pereaksi yang lainnya. Semisal reaksi uji protein (albumin)
dengan Biuret test yang menunjukkan perubahan warna, belum tentu sama dengan pereaksi uji
lainnya (Ariwulan, 2011).
Jika albumin dipanaskan dalam api, maka akan tercium bau seperti rambut terbakar yang
mengindikasikan bau khas dari senyawa N. Selain itu pada dasar tabung terdapat arang yang
mengindikasikan adanya unsur C. Terdapat titik-titik air pada dinding tabung yang
mengindikasikan adanya unsur Nitrogen. Albumin dapat larut dalam air, asam, basa, dan larutan
garam encer, serta dapat digumpakan oleh panas dan dapat diendapkan oleh garam jenuh.
(Ratnasari, dkk,. 2011)
Pada uji kelarutan albumin, protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan
asam maupun basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa. Sebagian ada yang
mudah larut dan ada pula yng sukar larut. Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak
seperti eter atau kloroform. Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolute, maka
protein akan menggumpal (terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang
melingkup molekul-molekul protein.
Biuret adalah senyawa denga dua ikatan peptide yang terbentuk pada pemanasan dua
molekul urea. Pada uji biuret, ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi
dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptide yang menyusun protein membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu (violet). Reaksi biuret positif terhadap dua buah ikatan peptide atau
lebih, tetapi negative untuk asam amino bebas atau dipeptida. Reaksi pun positif terhadap
senyawa-senyawa yang mengandung dua gugus: -CH 2NH2, -CSNH2, -C(NH)NH2, dan CONH2.
(Yazid, 2006).
Uji ninhidrin adalah uji yang dilakukan untuk membuktikan adanya kandungan asam
amino pada protein. Semua asam amino atau peptida yang mengandung asam -amino bebas
akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa yang berwarna biru Kompleks berwarna
biru dihasilkan dari reaksi ninhidrin dengan hasil reduksinya, yaitu hidrindantin dan amonia.
Pada reaksi ini, dilepaskan CO2 dan NH4 sehingga konsentrasi asam -amino bebas dapat
ditentukan secara kuantitatif dengan mengukur jumlah CO2 dan NH3 yang dilepaskan. Protein
yang mengandung sedikitnya satu gugus karboksil dan gugus asam amino bebas akan bereaksi
dengan ninhidrin. Prolin, hydroxyproline, dan 2-, 3-, and 4-asam aminobenzoat menghasilkan
senyawa berwarna kuning (hasil positif). Beberapa amina seperti anilin dengan uji ninhidrin
memberikan warna orange hingga merah (hasil negatif). Warna ungu juga menunjukkan sampel
mengandung asam amino (hasil positif). Jika terbentuk warna lain seperti (kuning, orange dan
merah) maka uji negatif. Pada kondisi yang sesuai, intensitas warna yang dihasilkan dapat
dipergunakan untuk mengukur konsentrasi asam amino secara kalorimetrik. Metode ini amat
sensitif bagi pengukuran konsentrasi asam amino (Lehninger, 1982).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat
Rak Tabung Reaksi
Bahan
Unsur
pada Kelarutan
Uji Biuret
Protein
Albumin
Putih telur, Ekstrak Kentang dan Ekstrak tempe
Uji Ninhidrin
Pipet Tetes
Penjepit
reaksi
Gelas ukur
Kertas Lakmus
NaOH 0,2 %
NaOH 10%
Arginin
NaCO3 0,2 %
CuSO4 0, 01 M
Larutan
Ninhidrin 0,1%
Lampu Spiritus
Larutan
HCl
0,2 %
Vortex
(pada
Kelarutan
albumin Aquades
B. Kelarutan Albumin
Disiapkan 4 tabung
reaksi
Diisi 1 ml larutan albumin 2%
Pada
Pada
Pada
Pada
tabung
tabung
tabung
tabung
1
2
3
4
:
:
:
:
diisi
diisi
diisi
diisi
1
1
1
1
ml
ml
ml
ml
aquades
larutan NaOH 0,2 %
larutan HCl 0,2 %
larutan NaCO 3 0,2 %
C. Uji Biuret
Dimasukkan albumin, ekstrak kentang & tempe pada tabung yang
berbeda sebanyak 3ml
Ditambah 1 ml larutan NaOH 10%
Dihomogenkan menggunakan vortex
D. Uji Ninhidrin
Disiapkan 3 tabung
reaksi
Dimasukkan albumin, ekstrak kentang & tempe pada tabung yang berbeda
sebanyak 1ml
Ditetesi 5 tetes Larutan Ninhidrin 0,1%
Dipanaskan hingga mendidih
Diamati perubahan yang terjadi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur
Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
1
1
ml
dipanaskan
PH = 9
1 ml Ekstrak kentang +
4
2ml
NaOH
pekat
dipanaskan
PH = 14
Bau = Tempe
1 ml Ekstrak tempe Warna = Putih
Uap = Tidak ada
dipanaskan
Arang = Tidak ada
PH = 6
Bau = Tempe
Warna =
NaOH
pekat
dipanaskan
PH = 12
Keterangan:
: Pudar
++
: Agak pekat
Prosedur
Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
Albumin + Aquades
0,2 %
Tidak ada Endapan
Albumin larut dalam HCl 0,2%
Tidak ada Endapan
Albumin larut dalam NaCO3
Keterangan:
: Pudar
++
: Agak pekat
0,2 %
Tidak ada Endapan
+ + + : Pekat
1. A
Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
Warna = Kuning kehijauan Busa = Ada
3 ml Albumin +1 ml Biuret = Biru
Warna = tidak berubah menjadi
NaOH 10% pekat +
ungu
Prosedur
CuSO4 3 tetes
3 ml Ekstrak tempe + 1
B
CuSO4 3 tetes
Warna =
Endapan = putih keruh
- Lap. Atas : Coklat tua Warna = coklat pekat
1 ml NaOH 10% pekat + - Lap. Bawah: Coklat
3 ml Ekstrak kentang +
CuSO4 3 tetes
2. A
muda
Warna = Kuning
Endapan = putih kekuningan
Keterangan:
: Pudar
+ + + : Pekat
++
: Agak pekat
Hasil Pengamatan
Sebelum
Prosedur
Sesudah
Arginin + Ninhidrin Arginin = tidak berwarna Biru (+++)
Ninhidrin = agak pucat
dipanaskan
Ekstrak tempe 1 ml + 5 Ekstrak tempe = Kuning
tetes
Ninhidrin
pucat
Ninhidrin = agak pucat
kehitaman
Ninhidrin = agak pucat
dipanaskan
Ekstrak tempe 1 ml + 5 Ekstrak kentang = Coklat
3
tetes
Ninhidrin
dipanaskan
4
Keterangan:
: Pudar
++
: Agak pekat
Biru (++)
+ + + : Pekat
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Membuktikan Unsur-unsur yang ada dalam protein
Unsur-unsur yang terdapat pada protein adalah karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.
Adanya arang pada dasar tabung mengindikasikan adanya unsur karbon, uap air
mengindikasikan adanya unsur hidrogen, gelembung yang terjadi mengindikasikan adanya unsur
oksigen, dan bau seperti rambut terbakar mengindikasikan adanya unsur nitrogen.
Hasil praktikum, 1 ml albumin (pH=9) pada saat dipanaskan terbentuk arang pada dasar
tabung, terdapat uap air dan gelembung, serta timbul bau menyengat seperti rambut terbakar.
Sedangkan pada 1 ml albumin dan ditambah 2 ml NaOH pekat (pH=14) pada saat tidak
terbentuk arang pada dasar tabung, terdapat gelembung dan uap air, serta timbul bau menyengat
seperti rambut terbakar.
Pada uji pembuktian unsur-unsur yang ada pada protein seharusnya semua sampel yang
diujikan pasti terbentuk arang, uap air, gelembung, dan bau seperti rambut terbakar karena ciriciri tersebut merupakan ciri khas dari senyawa-senawa yang terkandung dalam protein. Namun
pada sampel yang diujikan hanya sampel 1ml albumin (pH=9) saja yang menunjukkan ciri-ciri
dari protein tersebut, ini dikarenakan ketidaktelitian praktikan dan kurang lamanya waktu
pemanasan pada saat melakukan uji protein. (Lihat tabel 4.1.1)
4.2.2
Kelarutan Albumin
Albumin dapat larut dalam air, larutan asam, larutan basa, dan larutan garam encer, serta
albumin dapat digumpalkan oleh panas dan dapat diendapkan oleh garam jenuh.
Tabel 4.1.2 menunjukkan albumin larut dan tidak membentuk endapan pada aquades,
NaOH 0,2%, HCl 0,2%, dan NaCO3 0,2% . Hasil pengamatan tersebut menyimpulkan bahwa
aquades, larutan NaOH 0,2% (Larutan Basa), HCl 0,2% (Larutan Asam), dan NaCO 3 (Larutan
Garam Encer) dapat melarutkan albumin.
4.2.3
Uji Biuret
Uji biuret adalah uji yang dilakukan untuk membuktikan adanya ikatan peptida yang
merupakan hasil hidrolisis protein. Reaksi dikatakan positif jika terjadi perubahan warna menjadi
ungu / merah muda akibat dari terjadinya persenyawaan antara cadangan N dari peptida dan O
dari air.
Pada Uji biuret, kesemua sampel tidak menunjukkan perubahan warna menjadi ungu
padahal seharusnya semua sampel mengandung protein. Kesalahan ini diakibatkan karena
kontaminasi dari tabung-tabung reaksi yang digunakan sebelum digunakan oleh praktikan,
mungkin pencucian yang dilakukan belum benar-benar bersih atau bisa disebabkan oleh faktorfaktor lain. Pengecualian pada sampel kentang didapatkan reaksi negatif karena sampel kentan
yang diuji telah mengalami proses oksidasi sehingga terjadi proses pencoklatan (browning
enzymatic).
4.2.4
Uji Ninhidrin
Uji Ninhidrin adalah uji yang dilakukan untuk membuktikan adana asam amino. Ninhidrin
yang tereduksi akan bereaksi dengan NH3 bebas dan membentuk senyawa kompleks berwarna
biru.
Berdasarkan hasil pengamatan pada uji ninhidrin, ke semua sampel memberikan hasil
positif dengan pereaksi ninhidrin. Hal ini ditunjukkan oleh perubahan warna menjadi biru hingga
biru keunguan. Reaksi positif ini menunjukkan adana kandungan asam amino pada arginin,
ekstrak kentang, ekstrak tempe, dan putih telur.
4.3 DISKUSI
4.3.1 Membuktikan unsur-unsur yang ada dalam protein
1. Apakah ada perubahan warna pada uji dengan kertas lakmus? Bagaimana
pendapat saudara?
Jawab : Ada, Uji yang dilakukan dengan kertas lakmus digunakan untuk
mengetahui sifat asam basa dari sampel protein yang digunakan.
2. Bila kertas lakmus menunjukkan perubahan warna hal tersebut mengindikasikan
adanya unsur apa? Alasan ?
Jawab : Perubahan warna pada kertas lakmus mengindikasikan adanya unsur
4.3.2
4.3.3
karena protein mempunyai sifat amfoter, sifat ion switzer, dan optis aktif.
Uji Biuret
1. Dapatkah uji biuret digunakan untuk mengetahui hidrolisis seperti protein telah
selesai? Jelaskan?
Jawab : Ya bisa. Hidrolisis protein dapat membuktikan suatu ikatan peptida yang
terdiri dari 2 atau lebih ikatan peptida bereaksi dengan Cu 2 + dalam larutan basa
4.3.4
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Unsur-Unsur yang terdapat pada protein yaitu C, H, O dan N. Jika albumin dipanaskan
dalam api, maka akan tercium bau seperti rambut terbakar yang mengindikasikan bau
khas dari senyawa N. Selain itu pada dasar tabung terdapat arang yang mengindikasikan
adanya unsur C. Terdapat titik-titik air pada dinding tabung yang mengindikasikan
adanya unsur Nitrogen.
2. Zat-zat yang dapat larut pada albumin yaitu aquades, larutan NaOH 0,2% (Larutan Basa),
HCl 0,2% (Larutan Asam), dan NaCO3 (Larutan Garam Encer).
3. Uji biuret adalah uji yang dilakukan untuk membuktikan adanya ikatan peptida yang
merupakan hasil hidrolisis protein. Reaksi dikatakan positif jika terjadi perubahan warna
menjadi ungu / merah muda akibat dari terjadinya persenyawaan antara cadangan N dari
peptida dan O dari air.
4. Pada uji ninhidrin, semua asam amino atau peptida yang mengandung asam -amino
bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa yang berwarna biru
Kompleks berwarna biru dihasilkan dari reaksi ninhidrin dengan hasil reduksinya, yaitu
hidrindantin dan amonia.
5.2 SARAN
Saran praktikan untuk praktikum selanjutnya adalah ketepatan dalam prosedur kerja, time
management, dan kekompakan antar tim adalah unsur-unsur yang penting dalam melakukan
praktikum supaya praktikum ini dapat berjalan lancar. Selain itu kebersihan alat-alat yang
digunakan supaya tidak terjadi kontaminasi dari bahan-bahan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ariwulan, R.R. Dyah Roro, 2011, Uji Reaksi Protein (online), (http://pustakabiolog.
wordpress.com), diakses pada tanggal 24 November 2015 pukul 20.03 WIB.
Fried, G. H. dan Hademenos, G. J., 2006, Schaums Outlines Biologi Edisi Kedua, Penerbit
Eralangga, Jakarta.
Katili,
A.
S.,
2009,
Struktur
dan
Fungsi
Protein
Kolagen
(online),