Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap tahun, 26 juta bayi dilahirkan dengan ukuran badan yang kecil yang
berdampak terhadap kehidupan yang sehat, karena ibu mereka yang sakit atau
malnutrisi. Lebih dari 230 juta (43%) dari anak pra sekolah pada negara berkembang
menjadi kerdil disebabkan malnutrisi yang disebabkan kurangnya makanan dan
penyakit. Saat ini, diduga bahwa malnutrisi ini akan dapat membunuh 7 juta anakanak dalam 1 tahun, baik disertai dengan penyakit infeksi, maupun diperparah dengan
penyakit infeksi.1
Sedangkan di Indonesia tingginya angka kurang gizi pada ibu hamil mempunyai
kontribusi terhadap tingginya angka BBLR di Indonesia yang diperkirakan mencapai
350.000 bayi setiap tahunnya.2 Sekitar 15% orang dewasa terlalu kurus disebabkan
malnutrisi dan penyakit, yang akan menurunkan produktivitas mereka dan
menggandakan angka kematian prematurnya. Pada waktu yang sama, 150 juta orang
dewasa terlalu gemuk, 15 juta dari mereka akan meninggal secara prematur
disebabkan penyakit yang dihasilkan dari obesitas. Pada beberapa komunitas, hampir
semua kasus dari penderita diabetes dan 40% kasus dari penyakit jantung koroner
diakibatkan oleh berat badan yang melebihi berat badan optimal.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI ANTROPOMETRI
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthoropos artinya tubuh
dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran tubuh. Pengertian ini
bersifat sangat umum sekali.2 Antropometri adalah cara pengukuran status gizi
yang paling sering digunakan di masayarakat. Antropometri dalam pengertian adalah
suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan tubuh dan bagian khusus tubuh.3
Pengertian istilah Nutritional Anthropometry mula-mula muncul dalam Body
Measurements and Human Nutrition yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966
yang telah didefinisikan oleh Jelliffe (1966) sebagai pengukuran pada variasi
dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat
nutrisi yang berbeda. Pengukuran antropometri ada 2 tipe, yaitu: pertumbuhan dan
ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa
tubuh yang bebas lemak.4
Perlu ditekankan bahwa
pengukuran antropometri
hanyalah
satu
dari
sejumlah teknik-teknik yang dapat untuk menilai status gizi. Pengukuran dengan
cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali secara berkala pada berat dan tinggi
badan, lingkaran lengan atas, lingkaran kepala, tebal lipatan kulit (skinfold)
diperlukan untuk penilaian pertumbuhan dan status gizi pada bayi dan anak.4
B. RUANG LINGKUP ANTROPOMETRI
Antropometri bisa sangat luas terapannya, tergantung pada pemahaman teoritis
ilmuwan untuk mengaplikasikannya. Pemahaman teoritis ini mencangkup paling
tidak ilmu kedokteran, kesehatan, biologi, pertumbuhan, gizi dan patologi.1
Antropometri terbagi menjadi antropometri hidup dan antropometri skeletalsubdental. Hal ini karena antropologi biologis mencangkup rentang waktu, masa lalu
dan masa kini, maka pengukuran dalam antropologi diaplikasikan ke rangka dan gigi
maupun ke badan manusia hidup. Tiga tipe ukuran antropometri adalah ukuran
vertikal, horizontal dan lingkaran. Pada ukuran gigi, 3 ukuran penting adalah
mesiodisal, bukolinual, dan tinggi mahkota. Aplikasi antropometri mencakup
berbagai bidang karena dapat dipakai untuk menilai status pertumbuhan, status gizi
dan obesitas, identifikasi individu, olahraga, dan lanjut usia.1
Adanya
gangguan
karena
trauma/jejas/injuri
pada
satu
aspek
3. panjang dari ujung posterior pantat ke lutut paling anterior diukur horizontal,
4. panjang dari panjang posterior punggung ke ujung paling anterior tangan yang
5.
6.
7.
8.
direntangkan ke depan,
tinggi dari tepi inferior pantat ke akrmion,
tinggi dari tepi inferior pantat ke siku ketika fleksi,
tinggi dari tepi inferior siku fleksi ke akronium dan
tinggi dari tepi inferior paha ke ujung posterior tumit (pternion).
Contoh-contoh ukuran ini pada intinya adalah agar seseorang yang sedang duduk
bekrja harus cukup ruang disekitarnya sehingga dapat kerja dengan nyaman.1
Aplikasi antropometri sebagai metode bioantropologi ke dalam kedokteran
menjadi bermakna apabila disertai latar belakang teori yang adekuat dan intregatif
dengan cabang ilmu kedokteran, terutama faal, anatomi, dan biokimia. Dalam faal
aplikasinya berupa pengukuran kebugaran kardiovaskuler dan respirasi; dalam
anatomi
berupa
kebugaran
musculoskeletal,
dan
dalam
biokimia
berupa
C. ANTOPOMETRI GIZI
Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah
antropometri gizi. Dewasa ini dalam progam gizi masyarakat, pemantauan status gizi
anak balita menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status
gizi. Disamping itu pula dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu
menggunakan metode tersebut.1
Pada dasarnya jenis pertumbuhan dapat dibagi dua yaitu: pertumbuhan yang
bersifat linier dan pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri,
kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier
menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat lampau dan pertumbuhan
massa jaringan mengambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat sekarang atau
saat pengukuran.1
1. Pertumbuhan linier
Bentuk dari ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang.
Contohnya panjang badan, lingkar badan, dan lingkar kepala. Ukuran linear yang
rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan
energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linear yang paling sering
digunakan adalah tinggi atau panjang badan.1
2. Pertumbuhan Massa Jaringan
Bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa
jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah
kulit. Apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang
akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu pengukuran
dilakukan. Ukuran massa jaringan yang paling sering digunakan adalah berat
badan.
Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas
dan tebal lemak di bawah kulit.1
Keunggulan antropometri gizi sebagai berikut:
1. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang
besar.
2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang
sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri.
Kader gizi (Posyandu) tidak perlu seorang ahli, tetapi dengan pelatihan singkat ia
dapat melaksanakan kegiatannya secara rutin.
3. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat. Memang ada alat antropometri yang mahal dan harus diimpor dari luar
negeri, tetapi penggunaan alat itu hanya tertentu saja seperti "Skin Fold Caliper"
untuk mengukur tebal lemak di bawah kulit.
Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan:
1. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.
2. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk,
karena sudah ada ambang batas yang jelas.
3. Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode
tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.
4. Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang
rawan terhadap gizi.1
Di samping keunggulan metode penentuan status gizi secara antropometri,
terdapat pula beberapa kelemahan.
1. Tidak sensitif
Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat. Di samping
itu tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe.
Faktor di luar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat
menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.
2. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,
akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi. Kesalahan ini terjadi karena:
a. Pengukuran
b. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
c. Analisis dan asumsi yang keliru
d. Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:
1) latihan petugas yang tidak cukup
2) kesalahan alat atau alat tidak ditera kesulitan pengukuran1
Pengukuran Antropometri meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6. Berat badan
7. Lingkar kepala Lingkar lengan atas (LILA) Triceps skinfold 3
D. JENIS PARAMETER ANTROPOMETRI
1. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan
penentuan umur dapat mengakibatkan interpretasi status gizi salah. Batasan
umur yang digunakan:3
a. Tahun umur penuh (completed year)
Contoh: 6 tahun 2 bulan, dihitung 6 tahun
5 tahun 11 bulan, dihitung 5 tahun
b . Bulan usia penuh (completed month) untuk anak umur 0-2 tahun
Contoh: 3 bulan 7 hari, dihitung 3 bulan
2 bulan 26 hari, dihitung 2 bulan
2. Berat Badan (BB)
Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering digunakan
pada
bayi
baru
lahir
(neonatus).
Selain
itu
indikasi:
a. Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR.
b. Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untukmelihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis
c.
d.
e.
f.
g.
3. Tinggi Badan(TB)
Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal. Pada keadaa normal, TB tumbuh seiring dengan
pertambahan umur. Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relatif kurang sensitif
pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat gizi
Formula:
Pria : (2.02 x tinggi lutut (cm)) (0.04 x umur (tahun)) + 64.19
Wanita : (1.83 x tinggi lutut (cm)) (0.24 x umur (tahun)) + 84.88
8. Jaringan Lunak
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi. Antropometri
dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat.
Lemak subkutan (subcutaneous fat), Penilaian komposisi tubuh termasuk untuk
mendapatkan informasi mengenai jumlah dan distribusi lemak dapat dilakukan
dengan beberapa metode, dari yang paling sulit hingga yang paling mudah.
Metode yang digunakan untuk menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi
lemak sub-kutan):3
a. Ultrasonik
b. Densitometri
(melalui
c.
d.
e.
f.
penempatan
air
padadensitometer
atau
underwater weighting)
Teknik Isotop Dilution
Metoda Radiological
Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemakmenggunakan kaliper:
skin-fold calipers)
Metode
yang
paling
sering
dan
praktis
digunakan
dilapangan:
Antropometri fisik Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm2, ketelitian 0.1
mm, tekanan konstan 10 g/ mm2. Jenis alat yang sering digunakan Harpenden
Calipers, alat ini memungkinkan jarum diputar ke titik nol apabila terlihat
penyimpangan. Beberapa pengukuran tebal lemak dengan menggunakan
kaliper:3
a.
b.
c.
d.
Pengukuran triceps
Pengukuran bisep
Pengukuran suprailiak
Pengukuran subscapular
E. INDEKS ANTROPOMETRI
Pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri merupakan rasio
dari suatu pengukuran terhadap satu ataulebih pengukuran atau yang
(1973)
indeks
TB/U
dapat
a. Kelebihan
1) Tidak memerlukan data umur
2) Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, kurus)
3) Dapat menjadi indikator status gizi saat ini (current nutrition
status). 3
b. Kekurangan
1) Karena faktor umur tidak dipertimbangkan, maka tidak dapat
memberikan gambaran apakah anak pendek atau cukup TB atau
2)
3)
4)
5)
bentuk
pengukuran.3
Untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa pengukuran secara spesifik
juga diperlukan dan pengukuran ini mencakup Umur, BB (berat Badan), TB (tinggi
badan), Lingkar Kepala, BMI atau IMT (index masa tubuh), Berat Badan Relatif
(BBR), dan Rasio Pinggang Panggul (LPP), Lingkaran Perut, Lipatan Trisep, LLA
dan LOLA.3
1. Umur
Untuk melengkapi data umur dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Meminta surat kelahiran, kartu keluarga atau catatan lain yang dibuat
oleh orang tuanya. Jika tidak ada, bila memungkinkan catatan pamong desa.
b. Jika diketahui kalender lokal seperti bulan Arab atau bulan lokal(Sunda,
Jawa dll), cocokan dengan kalender nasional.
c. Jika tetap tidak ingat, dapat berdasarkan daya ingat ortu, atau berdasar
kejadian penting (lebaran, tahun baru, puasa, pemilihan kades, pemilu,
banjir, gunung meletus dll).
d. Membandingkan anak yang belum diketahui umurnya dengan anak kerabat/
tetangga yang diketahui pasti tanggal lahirnya.
e. Jika hanya bulan dan tahunnya yang diketahui, tanggal tidak diketahui,
maka ditentukan tanggal 15 bulan. 3
2. BB (Berat Badan)
Pengukuran BB dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu
timbangan Berat Badan. Namun ada kekhususan dalam mengukur BB bayi,
terdapat 2 macam timbangan:
a. Tipe Salter spring balance:
1) Timbangan gantung (Posyandu)
2) Maksimum berat 25 kg dengan ketelitian 100 g
b. Tipe Bathroom scale:
1) Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri, atau
2) Menimbang anak bersama ibunya, maksimum berat 100 kg dengan
ketelitian 100 g.5
Cara menimbang BB pada bayi dapat dilakukan seperti pada gambar
dibawah ini: 3
3. TB (Tinggi Badan)
Dalam mengukur tinggi badan dapat dilakukan dengan menggunakan alat
ukur. Ada 2 macam alat ukur, yaitu:3,5
a. Vertical measures (microtoise):
1) Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri (2 tahun atau >)
2) Mengukur tinggi badan dengan ketelitian 0,1 cm
b. Baby length board:
1) Untuk bayi dan anak kurang 2 tahun
2) Mengukur crown-heel length dengan ketelitian 0,1 cm
4. Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala dapat dilakukan seperti pada gambar dibawah
ini:3
Nilai BMI yang didapat tidak tergantung pada umur dan jenis kelamin.
Keterbatasan BMI adalah tidak dapat digunakan bagi: 3
a. Anak-anak yang dalam masa pertumbuhan
b. Wanita hamil
c. Orang yang sangat berotot, contohnya atlet
BMI dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat
terkena risiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya. 3
Klasifikasi BMI menurut WHO 1995, WHO 2000, dan WHO 2004.3
Tabel 1. Interpretasi BMI
orang-orang kulit putih dengan BMI 30. Pada orang India, peningkatan BMI
dari 22
lipat, dan prevalensi ini naik menjadi 3 kali lipat pada orang dengan BMI 28. 3
6. BBR (Berat Badan Relatif)
Berat badan relatif merupakan alternatif lain untuk menentukan satus gizi
seseorang. Berat badan relatif adalah persentase berat badan dalam kilogram
terhadap berat badan normal (tinggi badan dikurangi dengan 100). Namun,
pengukuran BBR kini jarang dilakukan di rumah saakit karena peranannya untuk
menentukan status gizi seseorang sudah banyak diganti oleh IMT. 3
Rumus BBR adalah sebagai berikut: 3
BBR =
BB (kg)
x 100 %
=. % (TB (cm) 100)
Gambar 7. BBR
Penilaian berdasarkan berat badan relatif : 3
diukur lewat tonjolan gluteus yang paling maksimal. Hasil kedua pengukuran
kemudian digambar pada nomogram dan dengan meletakkan hasil pengukuran
lingkaran pinggang pada sklala di sebelah kiri, sementara hasil pengukuran
lingkaran panggul pada skala di sebelah kanan. Hubungkan kedua hasil pada
skala tersebut dengan garis lurus yg akan memotong garis AGR/WHR
(abdominal- gluteal ratio atau waist hip-ratio) yg terletak antara kedua skala.
Rasio pi- pa (WHR) sebesar 1,0 atau kurang bagi laki-laki dan 0,8 atau kurang
bagi wanita merupakan nilai yang normal. 3
8. Lingkaran Perut
Pengukuran lingkaran perut (waist circumference) kini menjadi metode paling
populer kedua (sesudah IMT) untuk menentukan status gizi. Cara pengukuran
lingkaran perut ini dapat membedakan obesitas menjadi jenis perifer (obesitas
tipe gynoid), abdominal (obesitas tipe android), dan obesitas tipe ovid. 3
Berikut adalah penjelasannya:
a. Gynoid (Bentuk Peer)
Lemak disimpan di sekitar pinggul dan bokong Tipe
ini cenderung dimiliki wanita. Resiko terhadap penyakit pada
tipe gynoid umumnya
kecil,
kecuali
resiko
terhadap
Biasanya
terdapat
pada
pria.
pada
orang-orang
yang
Atas
(LLA)
dengan
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kata Antropometri berasal dari Yunani, dimana Anthropo yang berarti
manusia, dan metric yang berarti mengukur. Secara literal Antropometri
berarti pengukuran manusia. Sedangkan secara umum Antropometri artinya
ukuran tubuh manusia.
Untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa pengukuran secara
spesifik juga diperlukan dan pengukuran ini mencakup Umur, BB (Berat
Badan), TB (Tinggi Badan), Lingkar Kepala, BMI atau IMT (index masa
tubuh), Berat Badan Relatif (BBR), dan Rasio Pinggang Panggul (LPP),
Lingkaran Perut, Lipatan Trisep, LLA dan LOLA.
Faktor-faktor yang mempengaruhi status nutrisi seseorang diantaranya
adalah pengetahuan, persepsi atau prasangka, kebiasaan,kesukaan, ekonomi,
status kesehatan, faktor psikologis, alkohol dan obat.
DAFTAR PUSTAKA
2015.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/120/jtptunimus-gdl-
nurchamima-5958-2-babii.pdf
3. Anonim. 2010. Pengukuran Antropometri Gizi. Diakses pada tanggal 19
Novemver 2015.
http://dokumen.tips/download/link/32188804-pengukuran-antropometri-gizi
4. Anonim. 2011. Chapter II Antropometri. Diakses pada tanggal 19 November
2015.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21602/4/Chapter
%20II.pdf
5. Bardosono, Saptawati. Penilaian Status Gizi Balita (Antropometri). Diakses pada
tanggal
19
November
2015.
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/material/penilaianst
atusgizibalitaantropometri.pdf