You are on page 1of 9

Keterampilan Menyimak

Dosen Pembimbing : Drs. Hari Satrijono, M.Pd.

Disusun oleh kelompok 2 :


1. Dewi Siti Fatimah
(140210204028)
2. Vida Septiasari
(140210204020)
3. Irawan Tri Hartanto (140210204073)
4. Nabila Cahya Bulan
(140210204111)
5. Dyah Ajeng Pangestu(140210204015)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Kelas C Regular

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia
tentang Keterampilan Menyimak ini dengan baik, tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan materi Keterampilan Menyimak ini adalah untuk melatih dan
mempelajari kegiatan menyimak yang kelak akan bermanfaat dalam kegiatan berbahasa seharihari. Dalam penyelesaian makalah tentang materi Keterampilan Menyimak ini berkat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah kami untuk menyampaikan terimakasih
dan pengahargaan yang setinggi tingginya kepada semua pihak yang telah berjasa memberikan
motivasi dalam rangka menyelesaikan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Drs. Hari Satrijono, M.Pd. (selaku Dosen pembimbing)
Makalah ini insya allah dapat bermanfaat kepada para pembaca. Dengan adanya kajian dalam
makalah ini setidaknya dapat menambah wawasan para pembaca tentang keterampilan
menyimak.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat membangun, guna untuk memperbaiki penulisan makalah yang
lebih baik.

Jember, September 2014


Tim Penulis

Kemampuan menyimak tingkat dasar


Pengembangan ketrampilan menyimak dibedakan atas empat tataran pokok sebagai berikut
(Soedjiatno, 1983 : 18)

1.
2.
3.
4.

Tataran identifikasi.
Tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi.
Tataran identifikasi dengan seleksi terpimpin dan retensi jangka pendek.
Tataran identifiksi dengan seleksi retensi jangka panjang.
Tataran identifikasi adalah tahap pengenalan. Tahap ini akan melibatkan kita untuk mulai
terampil mengenal berbagai jenis bunyi suatu bahasa, kata-kata, frase-frase, kalimat
dalam hubungan timbal balik antarstruktur, baik atas pertimbangan waktu, modifiksi,
bahkan juga logika. Tahap ini banyak melibatkan penyimak untuk segera mengenal
elemen-elemen kebahasaan dan maknanya yang mungkin dipengaruhi oleh adanya
elemen-elemen bunyi suprasegmental, yaitu intonasi, jeda, nada, dan tekanan. Menyimak
pada tataran ini disebut juga dengan istilah menyimak bahasa.
Tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi adalah tataran menyimak di mana penyimak
diharapkan memperoleh kemampuan mengenal dan memahami sesuatu unit kontinum
bunyi/ujaran, tetapi belum dituntut adanya kemampuan retensi (kemampuan mencamkan,
menyimpan,dan memproduksikan) hasil pemahaman tersebut. Pada tataran ini penyimak
hanya dituntut mampu mengenal, memahami maksud tuturan, belum dituntut adanya
kemampuan mengingat-ingat.
Tataran identifikasi dengan seleksi terpimpin dan retensi jangka pendek adalah tataran
menyimak yang menuntut penyimak mengenal bunyi-bunyi dan kemampuan memahami,
tetapi masih dalam taraf terpimpin. Misalnya, dengan memberikan daftar pertanyaan
terlebih dahulu kepada penyimak supaya dapat dipelajari sebelum bahan simakan
diberikan. Kemampuan mengingat-ingatnya/ mencocokannya dalam waktu yang cepat
mana-mana jawaban yang tepat dan mana yang tidak.
Tataran identifikasi, seleksi, dan retensi jangka panjang adalah taraf menyimak yang
menuntut penyimak untuk mampu mengenal bunyi-bunyi dalam kontinum bunyi yang
panjang, mampu memahami makna pesan secara tepat, dengan kemampuan mengingat
dalam jangka waktu yag relatif lama. Tuntutan pada penyimak pada fase ini ialah
penyimak mampu menyimak kontinum wacana yang panjang; baik ragam bacaan, ceritacerita menarik, berita surat kabar, percakapan-percakapan panjang, ujaran-ujaran
ekspresif, percakapan lewat telepon, puisi, drama rekaman, dan sebagainya.

A. MENYIMAK BAHASA
Menyimak merupakan proses berbahasa yang paling misterius (Lundsteen dalam
Tompkins dan Hosskinson,1991). Proses menyimak merupakan proses interaktif yang mengubah
bahasa lisan menjadi makna dalam pikiran. Dengan demikian, menyimak tidak sekadar
mendengarkan. Mendengar merupakan komponen integral dalam menyimak. Kegiatan berpikir
atau menangkap makna dari apa yang di dengar merupakan bagian dari proses menyimak.

Faris (1993:154) menguraikan proses menyimak atas 3 tahapan. Pertama, menerima


masukan auditori (auditory input). Penyimak menerima pesan lisan. Mendengar pesan saja tidak
menjamin berlangsungnya pemahaman. Kedua, memperhatikan masukan auditori. Penyimak
berkonsentrasi (secara fisik dan mental) pada apa yang disajikan penutur. Ketiga, menafsirkan
dan berinteraksi dengan masukan auditori. Penyimak tidak sekadar mengumpulkan dan
menyimpan pesan, tetapi juga mengklasifikasi, membandingkan dan menghubungkan pesan
dengan pengetahuan awal (previous knowledge). Penyimak juga menggunakan strategi prediksikonfirmasi secara cepat.
Urutan dalam proses menyimak secara sederhana dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
Kita mulai dengan menyerap rentetan bunyi bahasa melalui telinga. Rentetan bunyi bahasa
tersebut (melalui saraf sentrifugal) diteruskan melalui otak pada bagian yang disebut perangkat
ingatan pendek untuk diproses dan dianalisis.alat itu adalah pengetahuan bahasa dan
pengetahuan budayanya. Apabila pemrosesan atas rentetan bunyi bahasa (bunyi, kosakata,
struktur) berhasil, berarti penyimak mengerti atau paham akan makna pesan atau isi
informasi yang terkandung dalam rentetan bunyi bahasa tersebut. Selanjutnya, isi informasi
atau pesan tadi disimpan dalam bagian otak yang lain yang disebut perangkat ingatan
jangka panjang. Oleh karena itu, yang disimpan itu bukan lagi rentetan bunyi bahasa atau
lambang bahasa mentah, melainkan lambang bahasa yang telah terproses menjadi konsep (Clark
dan Clark ,1977:133-179).
Seseorang yang sedang belajar bahasa akan memperlihatkan berbagai taraf
perkembangan pemahaman berbahasa. Pada kontak pertama dengan ujaran bahasa, yang masuk
ke telinga mereka adalah suatu aliran bunyi gemuruh yang tidak berbeda. Lama-kelamaan, secara
berangsur-angsur dia akan merasakan adanya berbagai urutan bunyi, ada keteraturan naik
turunnya bunyi, dan ada pula kelompok-kelompok bunyi atas dasar hembusan napas. Kemudian,
seseorang itu dapat mencari arbitrer, misalnya kosakata, kelompok kata kerja, dan pernyataanpernyataan yang sederhana.
Seseorang kemudian dapat membedakan adanya fonem-fonem, dan pola-pola kalimat.
Kalimat-kalimat tersebut berulang-ulang dan akhirnya memberikan bentuk-bentuk penggalan
bicara. Sampai di sini belum tergolong sebagai pemahaman yang memerlukan seleksi.
Selanjutnya, dia akan memperlihatkan terus adanya taraf pengenalan elemen-elemen penting
dari sejumlah tuturan, tetapi ia belum sanggup mengenal adanya hubungan keseluruhan aliran
bunyi tersebut. Ini juga bukan taraf pemahaman sepenuhnya. Hanya dengan banyak latihan
sajalah seseorang akhirnya dapat menundukkan kesulitan-kesulitan yang di hadapi. Apabila
seseorang mendengarkan banyak tuturan, akhirnya akan diperoleh kemudahan-kemudahan dalam
mengenal elemen-elemen penting dalam menentukan pemahaman suatu pesan.
Keterampilan mengidentifikasi dan menyeleksi rentetan bunyi bahasa dalam proses
menyimak bahasa itu dapat diperinci atas beberapa kemampuan sebagai berikut.

1. Kemampuan mengidentifikasi dan menyeleksi gejala-gejala fonetik, baik yang berupa


nada, tekanan, persendian, maupun intonasi pada umumnya. Demikian juga
mengidentifikasi dan menyeleksi bunyi-bunyi segmental suatu bahasa yang dipelajari.
2. Kemampuan mengenal, membedakan, menerapkan kosakata sesuai dengan makna
dan konteksnya yang tepat.
3. Kemampuan mengenal, membedakan, dan menerapkan struktur tata bahasa sesuai
dengan maknanya yang tepat termasuk juga struktur frase dan idiom-idiom yang ada.
(Soedjiatno,1983:6)
B. STRATEGI MENYIMAK BAHASA
Untuk menyimak bahasa, kita dapat menggunakan dua strategi, yaitu memusatkan
perhatian dan membuat catatan.
1. Memusatkan Perhatian
Agar kita dapat menyimak bahasa dengan baik, kita harus memusatkan perhatian kita
pada tuturan pembicara. Penutur atau pembicara biasanya menggunakan isyarat visual
dan verbal untuk menyampaikan pesan dan mengarahkan perhatian penyimak. Isyarat
visual meliputi gerak tubuh (gesture), tulisan atau kerangka informasi penting,dan
perubahan ekspresi wajah (mimik). Isyarat verbal meliputi perhentian, naik turunnya
suara, lambatnya pengucapan butir-butir penting, dan pengulangan informasi penting.
Banyak di antara kita yang tidak menyadari isyarat-isyarat tersebut sebagai perilaku
pengatur perhatian. Oleh karena itu, kita harus memperhatikan isyarat penuturan itu
untuk mempertajam perhatian kita.
2. Membuat Catatan
Membuat catatan dapat membantu aktivitas menyimak karena mendorong berkonsentrasi,
menyediakan bahan-bahan untuk meriviu, dan dapat membantu mengingat-ngingat. Akan
tetapi, membuat catatan sudah memerlukan konsentrasi. Hal ini berarti mengganggu
proses menyimak sendiri. Agar membuat catatan sewaktu menyimak tidak mengganggu
konsentrasi, sebaiknya saran-saran berikut ini dipertimbangkan.
a. Catatan bersifat sederhana
Catatan yang kecil-kecil dan panjang tidaklah praktis karena yang dapat kita tangkap
dari informasi lisan bukanlah kalimat utuh, tetapi ide-ide pokok yang berupa frasefrase atau kalimat pendek. Oleh karena itu, dalam membuat catatan sebaiknya kita
gunakan bentuk kerangka (outline). Yang kita catat adalah ide-ide pokok atau
informasi yang kita anggap penting, ide-ide yang menonjol, materi-materi yang
faktual.
b. Catatan menggunakan singkatan-singkatan dan simbol-simbol

Steno dan tulisan cepat sangat membantu penyimak dalam membuat catatan. Jika
tidak memahami sistem ini pilihlah singkatan-singkatan atau simbol-simbol yang
anda pahami dengan baik.
c. Catatan harus jelas
Meskipun catatan kita tulis secara cepat, namun faktor kejelasan harus
dinomorsatukan agar kita tidak kesuliatan jika membaca ulang tulisan tersebut.
Kejelasan itu minimal untuk diri kita sendiri.
C. Menyimak Interogatif
Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah kegitan menyimak intensif
yang menuntut konsentrasi dan seleksi. Dalam kegiatan menyimak interogatif,
penyimak mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara
menginterogasi atau menanyai pembicara (narasumber).
Melalui pertanyaan-pertannyaannya, penyimak mengharapkan dapat memperoleh
informasi atau pengetahuan sebanyak mungkin dari segala aspek pembicaraan.

Kemampuan menyimak tingkat lanjut


kemampuan menyimak lanjut ini kita golongkan ke dalam 3 jenis menyimak sebagai berikut :
1. Menyimak kritis
2. Menyimak kreatif
3. Menyimak eksploratif.
Agar anda tidak menghadapi kendala atau kesulitan dalam latihan-latihan menyimak
tersebut, ikutilah terlebih dahulu uraian pendapat tokoh menyimak berikut ini.

Broadbent (1986) berpendapat bahwa organisme manusia itu mempunyai kapasitas yang
terbatas dalam menyerap informasi. Butir-butir yang tidak relevan akan menjadi beban ekstra
pada sistem pemahaman. Informasi yang pertama kali masuk akan disaring oleh proses
kecerdasan yang bersangkutan yang bersifat umum. Informasi yang tersaring ini, lalu diserap ke
dalam ingatan terdekat yang merupakan bentuk mekanisme penyimpanan jangka pendek.
Informasi ini mudah hilang dari simpanan jangka pendek, jika tidak beredar terus-menerus dalam
pemakaian.
Tompkins dan Hosskinson (1991) menyatakan bahwa terdapat enam kiat yang dapat kita
gunakan untuk belajar menangkap gagasan inti simakan, yaitu membentuk citraan,
mengelompokkan, mengajukan pertanyaan, mengorganisasi, mencatat, dan memusatkan
perhatian.
1. Membentuk gambar dalam pikiran. Saat kita menyimak kita harus membentuk gambar
mental, sementara kita menyimak. Teknik citraan ini berguna jika pesan penutur
mengandung banyak citraan visual, perincian atau kata-kata deskriptif, dan ketika kita
menyimak untuk mendapatkan kesenangan. Cerita dan gambar membantu kita
membentuk citraan. Kita juga dapat menggambarkan atau menuliskan gambar mental
yang kita ciptakan.
2. Mengelompokkan informasi. Kita harus mengelompokkan informasi jika pesan tutur
berisi potongan-potongan informasi, perbandingan dan kontras. Kita dapat menggunakan
teknik tersebut, misalnya menyimak perbandingan reptil dan amfibi. Kita dapat membuat
2 kolom, yaitu kolom reptil dan kolom amfibi, kemudian kita mengisi kolom tersebut.
Jika informasi yang kita simak berisi lebih dari dua atau tiga kategori, misalnya lima
kelompok makanan maka kita dapat membuat bagan kelompok.
3. Mengajukan pertanyaan. Kita harus mengajukan pertanyaan untuk meningkatkan
pemahaman terhadap pesan yang kita simak. Dua jenis pertanyaan yang sangat
membantu, yaitu pertanyaan untuk mendapatkan kejelasan dari apa yang kita simak dan
pertanyaan kita (sebagai seorang guru) untuk memonitor tingkat pemahaman siswa.
Menemukan pola organisasi informasi. Kita harus mengenali pola-pola organisasi
informasi, seperti deskripsi, urutan, perbandingan, sebab-akibat, dan pemecahan masalah
yang digunakan penutur. Pengenalan terhadap pola-pola tersebut digunakan agar lebih
mudah memahami dan mengingat pesan yang kita simak.
4. Mencatat informasi penting. Selama proses menyimak kita harus mengidentifikasi
informasi penting dari materi yang kita simak. Catatan yang kita buat bisa dalam bentuk
daftar atau kerangka.
5. Memusatkan perhatian. Penutur atau pembicara biasanya menggunakan isyarat visual
dan verbal untuk menyampaikan pesan dan mengarahkan perhatian penyimak. Isyarat
visual meliputi gerak tubuh (gesture), tulisan atau kerangka informasi penting, dan
perubahan ekspresi wajah (mimik). Isyarat verbal meliputi perhentian, naik-turunnya
suara, lambatnya pengucapan butir-butir penting, dan pengulangan informasi penting.
Banyak di antara kita yang tidak menyadari isyarat-isyarat tersebut sebagai perilaku

pengatur perhatian. Oleh karena itu, kita harus memperhatikan isyarat penutur untuk
mempertajam perhatian kita.
Pendapat lain tentang keberhasilan menyimak dikemukakan oleh Priyatmi (2000).
Berikut ini, keberhasilan dalam menyimak ditentukan oleh keterampilan-keterampilan, yaitu
mampu :
1. Mengantisipasi topik dari gagasan-gagasan umum yang terdapat dalam tuturan yang
didengarnya.
2. Menentukan topik yang dibahas dalam wacana yang disimaknya berdasarkan gagasangagasan umum yang telah ditemukannya.
3. Menentukan ide pokok (subject matter) dan ide-ide penjelas dari tuturan yang
didengarnya.
4. Menjawab/merumuskan hal-hal penting berkaitan dengan teks.
5. Memberikan komentar, respons terhadap isi tuturan yang didengarnya.
6. Membedakan fakta, pendapat, dan kesimpulan dari tuturan yang disimaknya.
7. Menunjukkan nilai estetis dari tuturan yang didengarnya, dan lain-lain.
A. Menyimak Kritis
Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh
untuk memberikan penilaian secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran, dan kelebihan,
serta kekurangan-kekurangan bahan simakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis adalah mengamati tepat tidaknya
ujaran pembicara, mencari jawaban atas pertanyaan mengapa menyimak, dapatkah penyimak
membedakan antara fakta dan opini dalam menyimak? Dapatkah penyimak menafsirkan makna
idiom, ungkapan, dan majas dalam kegiatan menyimak (Kamijan, 2001:22).
B. Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif adalah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya
imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreatifitas penyimak dapat dilakukan dengan cara
menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah, mengemukakan gagasan yang sama
dengan pembicara, namun struktur dan pilihan katanya berbeda, merekonstruksi pesan yang
disampaikan, menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasarkan materi yang disimak.
Penyimak dituntut mampu menirukan bunyi-bunyi atau lafal yang disimaknya, mampu
mengemukakan kembali gagasan atau informasi yang disimaknya, dan juga mampu
mengungkapkan makna tersirat dari bahan simakan.
C. Menyimak Eksploratif
Menyimak Eksploratif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian
untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan

menemukan gagasan baru, informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu,
menemukan topik-topik baru yang dapat dikembangkan dari bidang tertentu, menemukan unsurunsur bahasa yang bersifat baru.

You might also like