You are on page 1of 18

LABORATORIUM FARMASETIK

JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

LAPORAN TEKNOLOGI SEDIAAN 1


PERCOBAAN
TABLET KONVENSIONAL
(ANTELMENTIK)
FORMULA
DIETILKARBAMAZIN TABLET

OLEH:
NAMA

: ARMAILA

NIM

: 70100111011

KELAS

: FARMASI A

KELOMPOK : VIII (DELAPAN)


ASISTEN

: FITRIA ALWI

SAMATA-GOWA
2013

FORMULA TEKNO 1
I.
II.

Formula asli
Tablet Antimeltikum
Rancangan formula
Nama produk
Jumlah produk
Tanggal formulasi
Tanggal produksi
Nomor registrasi
Nomor batch
Komposisi

: Dietilmazintablet
: 50 tablet
: 2 Mei 2013
: 2 Mei 2014
: DTL 1344021110 A1
: 05141065
: Tiap 250 mg Dietilmazin mengandung :
Dietilkarbamazin
200 mg
Pati kentang
10 %
Talk
5%
Laktosa monohidrat
ad 250 mg

III. Master formula


Diproduksi

Tanggal

Tanggal

Dibuat

Disetujui

Oleh

Formula

Produksi

Oleh

Oleh

Aylha
Farma
Kode

2 Mei 2012

2 Mei 2013

Armaila

Fitria Alwi

Nama Bahan

Kegunaan

Per Dosis

Per Batch

200 mg

10 g

20 mg

1g

30 mg
10 mg

1, 5 g

Bahan
01-Dk

Dietilkarbamazin

02-Pt

Pati kentang

03-Ls
04-Tc

Laktosa
Talk

Zat aktif
(antelmentik)
Zat pengisi
Zat peghancur
Zat pengikat
Zat pelincir

500 mg

IV.

Alasan pembuatan produk


:
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang
biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang
sesuai, tablet menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk
sediaan oral. Tablet memiliki beberapa keuntungan antara lain : tahan
terhadap pemanasan, bentuk sediaan oral yang paling ringan, biaya
rendah, mudah untuk ditelan, tablet sediaan oral yang memiliki sifat
pencampuran kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang baik,
mudah dalam pengepakan transportasi dan pengunaannya, pembebasan
obat

dapat

diatur

sesuai

dengan

efek

terapi

yang

diinginkan(Arsul.ikhlas. 2010 :11).


Anthelmintika

atau

obat

cacing

(Yun.

anti=lawan,

helmins=cacing) adalah obat yang dapat memusnahkan cacing dalam


tubuh manusia dan hewan. Infeksi cacing merupakan salah satu
penyakit yang paling umum tersebar dan menjangkiti lebih dari 2
miliar manusia di seluruh dunia. Walaupun tersedia obat-obat baru
yang lebih spesifik dengan kerja lebih efektif, pembasmian penyakit
cacing masih tetap merupakan suatu masalah antara lain disebabkan
oleh kondisi social ekonomi di beberapa bagian dunia. jumlah
manusia yang dihinggapinya juga semakin bertambah akibat migrasi,
lalu-lintas dan kepariwisataan udara. Proyek-proyek irigasi untuk
meningkatkan

agrikultur

dapat

pula

menyebabkan

perluasan

kemungkinan infeksi (Tjay dan Kirana. 2006: 196).


Pada umumnya cacing jarang menimbulkan penyakit serius,
tetapi

dapat

menyebabkan

gangguan

kesehatan

kronis

yang

merupakan factor ekonomis sangat penting. Di negara berkembang,


termasuk Indonesia, penyakit cacing adalah penyakit rakyat umum
yang sama pentingnya dengan misalnya malaria atau TBC. Infeksinya
pun dapat terjadi simultan oleh beberapa jenis cacing sekaligus.
Diperkirakan bahwa lebih dari 60% anak-anak di Indonesia menderita
suatu infeksi cacing (Tjay dan Kirana.2006: 196).

Cacing yang menginfeksi manusia umumnya merupakan


anggota filum Nematoda, seperti nematode atau cacing gelang, atau
yang termasuk dalam filum Platyhelminthes, seperti cestoda atau
cacing pita dan trematoda atau cacing pipih (Sweetman. Sean. 2009:
134).
Gejala dan keluhan dapat disebabkan oleh efek toksis dari
produk pertukaran zat cacing, penyumbatan usus halus dan saluran
empedu (obstruksi) atau penarikan zat gizi yang penting bagi tubuh.
Gangguan lambung-usus, seperti mual, muntah, mulas, kejang-kejang,
dan diare berkala dengan hilangnya nafsu makan (anoreksia).
Obstruksi usus buntu dan saluran penkreas dapat menimbulkan
appendicitis dan pancreatitis. Pada sejumlah cacing yang menghisap
darah, tuan-rumah dapat menderita kekurangan darah. Sebagian
penderita tidak memberikan keluhan atau tidak menunjukkan gejala
cacingan sama sekali (Tjay dan Kirana. 2006: 197).
Banyak anthelmentika memiliki khasiat yang efektif terhadap
satu atau dua jenis cacing saja. Hanya beberapa obat yang memiliki
khasiat terhadap lebih banyak jenis cacing (broad spectrum), misalnya
Dietilkarbamazin (Tjay dan Kirana. 2006: 198).
Dietilkarbamazin merupakan obat pilihan pertama untuk
filariasis. Obat ini di pasarkan dalam sebagai garam sitrat, berbentuk
Kristal, tidak berwarna, rasanya tidak enak dan mudah larut air.
Dietilkarbamazin tersedia dalam bentuk tablet 50 mg, pada umumnya
dosis yang digunakan untuk infeksi filaria ini di tentukan secara
empirik dan bervariasi sesuai dengan kondisi setempat. Salah satu
penggunaan penting dietilkarbamazin adalah pengobatan missal pada
infestasi W. brancofti. (farmakologi dan terapi. 2011: 546-547).
Wucheria bancrofti atau cacing benang, merupakan nematode
dari family filaria,yang menimbulkan penyakit tropis elephantiatis
(kaki gajah) atau filariasis bancrofi. Cacing ini terdapat antara lain di
afrika tengah, amerika selatan, india, dan Negara tropis lainnya, begitu
pula di Asia tenggara. menimbulkan radang pembuluh limfa di susul

dengan penyumbatan oleh cacing dewasa ( panjangnya 8-10 cm).


akibatnya adalah hifertrofi dari jaringan sel, terutama di bagian kaki
yang dapat membesar sampai diameter 30 cm, sehingga disebut kaki
gajah.Penularannya ke manusia terjadi melalui tuan rumah, antaranya
nyamuk culex fatigans yang menyengat pada waktu malam. Obat
utama terhadap infeksi ini adalah dietilkarbamazin, khususnya bila di
berikan pada waktu dini kadangkala diperlukan pembedahan untuk
memperbaiki penyaluran getah bening dan membuang jaringan yang
berlebihan. ( Tjay dan Kirana. 2007: 202).
Dieilkarbamazin merupakan obat pilihan untuk penanganan
infeksi- infeksi parasit yang bersangkutan, karena tingginya tingkat
efikasi terafeutiknya, dan rendahnya toksisitas serius. Semua spesies
dapat di berantas secara cepat. ( Farmakologi ulasan bergambar. :267).
Mekanisme kerja:
Dietilkarbamazin menyebabkan hilangnya mikrofilaria W.
bancrofti, B. malay dan loa-loa dari peredaran darah dengan cepat.
Mikrofilaria O. volvulus hilang dari kulit, tetapi mikrofilaria dan
cacing dewasa ( betina ) yang terdapat di nodulus tidak dimatikan.
Juga microfilaria W. bancrofti dalam hidrokel tidak di pengaruhiAda 2
cara kerja obat ini terhadap mikrofilaria , pertama : dengan cara
menurunkan aktivitas otot, akibatnya parasit seakan akan mengalami
paralisis, dan mudah terusir dari tempatnya yang normal dalam tubuh
hospes . Kedua: menyebabkan perubahan pada permukaan membran
mikrofilaria sehingga lebih muda di hancurkan oleh daya pertahana
tubuh hospes. Cacing dewasa W. bancrofti, B. malayi dan Loa-loa di
matikan tetapi O.volvulus. Mekanisme filarisidal pada cacing dewasa
belum diketahui.
V.

Alasan penambahan bahan


1. Dietilkarbamazin (Zat aktif)
a. pada umumnya dosis yang digunakan untuk infeksi filaria di
tentukan secara empirik dan bervariasi sesuai dengan kondisi
setempat. (Tjay dan Kirana. 2006: 198).

b. Dieilkarbamazin merupakan obat pilihan untuk penanganan


infeksi- infeksi parasit yang bersangkutan, karena tingginya
tingkat efikasi terafeutiknya, dan rendahnya toksisitas
( Farmakologi ulasan bergambar. :267).
c. Dietilkarbamazin memiliki 2 mekanisme kerja terhadap
mikrofilaria yakni

pertama: menurunkan aktivitas otot,

akibatnya parasit seakan akan mengalami paralisis, dan mudah


terusir dari tempatnya yang normal dalam tubuh hospes . Kedua:
menyebabkan perubahan pada permukaan membran mikrofilaria
sehingga lebih muda di hancurkan oleh daya pertahan tubuh
hospes. ( farmakologi dan terafi. 2011:546).
2. Pati
a. Pati tidak mempunyai incompability ((Exipient. 2009:522)
b. Yang paling lama dan paling sering digunakan sebagai
penghancur

dalam

bentuk

kering

dan

serbuk

( RPS. 1987: 1637)


c. Pati adalah penghancur yang paling baik dan paling banyak di
gunakan sebagai penghancur walaupun semua pati termasuk
yang terbuat dari jagung, padi dan kentang di gunakan sebagai
penghancur tetapi kentanglah yang paling efisien(Scovilles.
1957: 98)
3. Talk
a. Mengurangi gesekan logam ( stempel di dalam lubang ruang
cetak) dan gesekan tablet ( atau masa yang ditabletasi) dengan
logam dan memudahkan pengeluaran tablet (Voight. Rudolf.
1984:204 ).
b. Sebagai bahan pelincir yang menonjol, menarik perhatian
adalah talk. Dia memiliki tiga keuntungan yakni dapat
berfungsi sebagai bahan pengatur aliran, sebagai bahan pelicin,
dan sebagai bahan pemisah bentuk ( Voight. Rudolf. 1984:
201)
c. Ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa
(Syamsuni. 2006 :172).

4. Laktosa monohidrat
a. Laktosa monohidrat sekaligus bertindak sebagai pengikattablet
dan pengisi tablet (Rowe dkk. 2009: 364).
b. Pada kempa langsung, bentuk kasar, derajat regular, fraksi
kristalin laktosa monohidrat dapat digunakan karena sifat
alirannya bagus (Agoes. 2008: 202).
c. Zat tambahan yang cocok untuk bahan aktif yang kelarutan
dalam air rendah (Swarbrick. 2007: 3655)
VI.

Uraian bahan
1. Dietilkarbamazin (Martindale. 2009: 143)
Nama Resmi
: DIETHYLKARBAMAZINE CITRATE
Nama Lain

: Diethylkarbamazine acid citrate

Rumus Molekul : C10H21N3O1C6H8O7


Rumus Struktur :

Berat Molekul

: 391,4

Pemerian

: Berbentuk Kristal putih, sedikit higroskopik,


sangat mudah larut dalam air, larut dalam
alkohol.
: Praktis tidak larut dalam kloroform, aseton,
dan dietil eter

Kelarutan
Farmakologi

: Mekanisme kerja:

Dietilkarbamazin

menyebabkan

hilangnya

mikrofilaria W. bancrofti, B. malay dan loa-loa


dari

peredaran

darah

dengan

cepat.

Mikrofilaria O. volvulus hilang dari kulit, tetapi


mikrofilaria dan cacing dewasa ( betina ) yang
terdapat di nodulus tidak dimatikan. Juga
microfilaria W. bancrofti dalam hidrokel tidak
di pengaruhi.
Ada 2 cara

kerja

obat

ini

terhadap

mikrofilaria,pertama : dengan cara menurunkan


aktivitas otot, akibatnya parasit seakan akan
mengalami paralisis, dan mudah terusir dari
tempatnya yang normal dalam tubuh hospes
Kedua: menyebabkan perubahan pada permukaan
membran mikrofilaria sehingga lebih muda di
hancurkan oleh daya pertahana tubuh hospes.
Cacing dewasa W. bancrofti, B. malayi dan Loaloa di matikan tetapi O.volvulus. Mekanisme
filarisidal pada cacing dewasa belum diketahui.
Farmakokinetik: Dietilkarbamazin cepat di serap
di usus dan didistribusikan ke seluruh cairan
tubuh. Kadar puncak di capai dalam 4 jam. Waktu
paruh berkisar antara 10-12 jam. Keterikatannya
dengan plasma protein dapat diabaikan. Sebagian
besar dietilkarbamazin akan di metabolisme
secara cepat. Ekskresi melalui

ginjal, dalam

bentuk utuh, dan bentuk metabolit. Berlangsung


sempurna dalam 48 jam setelah pemberian dosis
tunggal. ekskresi ini berkurang pada urin alkali.
Indikasi

: Mengobati Filariasis limfatik

Kontraindikasi

: pasien dengan onchocerciasis ( kerusakan mata


yang parah ) dan mikrofilaremia berat Loa-loa

( ensefalitis), bayi, geriatri, pasien dengan


penyakit jantung dan ginjal. Jangan diberikan
pada pasien yang mendapat serangan akut,
Dosis
Penyimpanan
Kegunaan
Efek samping

kehamilan.
: 3 dd 2 mg/ berat badan p.c
Atau 150-500 mg seharinya untuk 14 hari
: simpan pada tempat kering
: Antelmintik
: Dietilkarbamazin relatif aman pada dosis terapi.
Efek samping seperti

pusing, malaise, nyeri

sendi, anoreksia, dan muntah, hilang bila


pengobatan dihentikan. Sakit kepala, muntah dan
gelisah yang terjadi pada pengobatan dengan
dietilkarbamazin,

mungkin

karena

obat

ini

merangsang SSP.Dietilkarbamazin dapat diserap


oleh

konjungtiva

pada

pemberian

topikal,

sehingga dapat membunuh mikrofilaria dalam


cairan akuosa. Tetapi pada infeksi yang berat,
dapat timbul uveitis anterior yang berat.
Reaksi alergi dapat timbul akibat langsung dari
matinya parasit atau substansi yang dilepaskan
oleh mikrofilaria yang hancur. Manifestasi reaksi
alergi ini dapat ringan sampai berat. Yang ringan
biasa timbul pada infeksi W. Bancrofti dan B.
Malayi, sedangkan yang berat biasa timbul pada
infeksi Loa-loa dan

O. Volvulus. Gejalanya

berupa sakit kepala, malaise, udem kulit, gatal


yang hebat, papular rash, pembesaran, dan nyeri
pada kelenjar inguinal, hiperpireksi, sakit- sakit
sendi, takikardia. Gejala ini berlangsung 3-7 hari,
setelah itu dosis besar dapat diberikan dengan
aman. Untuk mengurangi gejala alergi dapat di
berikan antihistamin atau kortikosteroid, terutama

bila

terjadi

komplikasi

pada

mata.

Walaupunjarang, ensefalitis karena alergi di


laporkan

dapat terjadi

pada loiasis dan

onkosersasis.
2. Laktosa Monohidrat (Exipients, 2009: 364-366)
Nama Resmi

: LACTOSUM

Nama Lain

: CapsuLac,

GranuLac,

monohydricum,

Lactochem,

Monohydrate,

lactosum

Pharmatose,

PrismaLac, SacheLac, SorboLac, SpheroLac,


Nama Kimia

Super Tab 30GR, Tablettose.


: O--D-Galactopyranosyl-(14)--D-

glucopyranosemonohydrate [5989-81-1]
Rumus Molekul : C12H22O11.H2O
Rumus Struktur :

Berat Molekul
Pemerian

:
:

360,31
Dalam bentuk
padat, laktosa terlihat memiliki variasi bentuk
isomeric, tergantung pada kristalisasi dan kondisi
pengeringan. Laktosa berwarna putih atau tidak
berwarna

Kelarutan

dalam bentuk

kristalnya

maupun

serbuk. Tidak berbau, rasa manis.


: Praktis tidak larut dalam kloroform, etanol, dan
eter. Larut dalam air dan semakin meningkat

Stabilitas

kelarutannya dengan pemanasan


: Jamur tumbuh saat kelembapan tinggi. Laktosa
berubah menjadi kecoklatanpada penyimpana,
adanya

reaksi

yang

dipercepat

dengan

pemanasan, kondisi basah. Kemurnian dari


laktosa yang berbeda dapat berubah-ubah dan
penting untuk dilakukan evaluasi warna, terutama

jika tablet sedang diformulasi. Stabilitas warna


Penyimpanan

dari berbagai jenis laktosa juga berbeda.


: Simpan pada wadah yang tertutup baik, dingin

Inkompatibilitas

dan tempat yang kering.


: Reaksi kondensasi (Maillard-type) seperti terjadi
antara laktosa dan senyawa amina primer menjadi
produk yang berwarna coklat atau kuning.
Interaksi Maillard juga terjadi antara laktosa dan
amina sekunder. Laktosa juga inkompatibel

Kegunaan

dengan asam amino, amfetamin, dan lisinopril.


: Zat pengikat dan pengisi tablet.

3. AMYLUM SOLANI (Exipients, 2009: 714)


Nama Resmi
: AMYLUM SOLANI
Nama Lain
: Hylon, maydisamilum,

Melojel,

Meritena,

Nama Kimia
Rumus Molekul
Rumus Bangun

oryzaeamilum.
:: C6H10O5
:

Berat Molekul

: 358,43

Pemerian

: Serbuk halus, putih dan tida berbau

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam


etanol

Range

: 5 10 %

95%.

Stabilitas

: Tablet siap dengan natrium pati glikolat memiliki


penyimpanan yang baik. Natrium pati glikolat
stabil meskipun sangat higroskopis dan harus
disimpan dalam wadah tertutup baik untuk
melindungi

dari

temperatur

variasi

yang

dapat

kelembaban

dan

menyebabkan

penggumpalan. Sifat fisik tetap tidak berubah


walaupun disimpan pada suhu moderat dan
Penyimpanan

kelembaban.
: Dalam wadah tertutup baik simpan ditempat yang

Inkompatibilitas
Kegunaan

sejuk dan kering.


: Tidak kompatibel dengan asam askorbat.
: Zat tambahan (Bahan penghancur)

4. Talk ( Dirjen POM. FI III : 591-592 )


Nama Resmi
: TALCUM
Nama Lain
: Talk, Talkum Venetum, Speekteen powder.
Rumus Struktur :
O

-O

OHO

Mg++

Si
OH

Si
O

Rumus Molekul
Berat Molekul
Pemerian

: M6(SI2O3)4(OH)4)
: 758,44
: Serbuk Hablur, Sangat halus licin, dan mudah
melekat pada kulit, bebas dari butiran warna putih

Kelarutan
Stabilitas

atau putih kelabu


: Tidak larut dalam hamper semua pelarut
: Steril dan dapat disterilkan dengan pemanasan
160

Inkompabilitas
Range
Penyimpanan
Kegunaan

tidak kurang dari 1 jam. Juga dapat

disterilkan oleh etilen oksida atau sinar gamma


: Inkompabilitasnya dengan senyawa amonium
: 1-10
: Dalam wadah tertutup baik
: sebagai zat pelincir

VII. Perhitungan bahan


1. Per Tablet
a. Dietilkarbamazin

b. Pati kentang

200 mg
10
100 x 200 mg

c. Talk

5
100

= 20 mg

x 200 mg

10

mg
5. Laktosa monohidrat
2. Per Batch
a.Dietilkarbamazin
b. Pati kentang
c. Laktosa monohidrat
d. Talk

250-(200 +20+10 )= 30 mg
200 mg x 50 tablet
20 mg x 50 tablet
30 mg x 50 tablet
10 mg x 50 tablet

=10 g
=1 g
= 1,5g
= 500 mg

VIII. Cara kerja


Metode pembuatan Dietilmazin Tablet ini adalah dengan cetak
langsung. Langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut:
1.
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditimbang zat aktif dietilkarbamazin dan zat tambahannya yaitu
pati kentang 20 mg, laktosa monohidrat 30 mg, dan talk 10 mg.
3. Dihaluskan zat aktif dietilkarbamazin pada lumpang dan di campur
dengan zat berupa pati kentang, laktosa monohidrat, lalu digerus
homogen.
4. Ditambahkan sebagian zat pelincir dari langkah sebelumnya
kedalam alat kempa.
5. Dibersihkan tablet yang telah jadi, dan dimasukkan ke dalam
6.

wadah botol gelap


Diberi etiket pada wadah obat dan dimasukkan brosur obat.

Daftar pustaka
Agoes, Goeswin. 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi. Bandung:
Penerbit ITB.
Arsul, Ikhlas. 2010. Teknologi Sediaan Farmasi Padat. Makassar: Haikal
Press.
Departemen farmakologi danTeraupetik. 2011.farmakologi dan
terapi.Jakarta: FK-UI.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja.2010. Obat-obat Penting. Jakarta:
Elex Media Komputindo
Rowe, Raymond C dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients
Sixth Edition. Great Britain: RPS Publishing.
Scovilles. 1957. The Art of Compounding. New York : The Blakiston
Division
Swarbick, James.2007. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology
Third Edition Volume 1. USA: PhamaceuTech Inc.
Sweetman, Sean C.2009. Martindale The Complete Drug Reference
Thirty-sixth Edition. Great Britain: RPS Publishing.

Komposisi :

DIETILMAZIN

Dietilkarbamazin
200 mg

DIETILMAZIN

Aturan pakai
3x2 sehari, selama 14 hari

Penyimpanan

Simpan di tempat sejuk


dan kering, terlindung dari
cahaya, dan jangkauan
anak-anak

Indikasi
Mengatasi Filariasis
limfatik

Diproduksi Olleh:
PT. AYLHA FARMA
Makassar
-Indonesia

Kontraindikasi
Onchocerciasis ( kerusakan mata
yang parah ) dan mikrofilaremia
berat, bayi, geriatri, penyakit
jantung dan ginjal, serangan akut
kehamilan

Keterangan Jelas, Lihat


Brosur!

Diproduksi Olleh:
PT. AYLHA FARMA
Makassar
-Indonesia

Lampiran 2. Etiket
Komposisi:
Dietilkarbamazin..............200mg
Indikasi
Filariasis limfatik
kontraindikasi
onchocerciasis, mikrofilaria, bayi,
geriatri, penyakit jantung dan
ginjal, serangan akut kehamilan
Keterangan Jelas, Lihat Brosur !

DIETILMAZINTablet

Aturan pakai
3x2 sehari selama 14 hari

Penyimpanan
PT. AYLHA-FARMA
Makassar Indonesia
50 Tablet

Simpan di tempat sejuk


dan kering, terlindung
dari cahaya.

Harus dengan resep

Lampiran 3. brosur

DIETILMAZINTablet
Isi 50 tablet
Komposisi

: TiapDietilmazinTablet mengandung Dietilkarbamazin


200 mg.

Farmakologi

: Menyebabkan hilangnya mikrofilaria dari kulit, tetapi mikrofilaria dan


cacing dewasa tidak di matikan, menurunkan aktivitas otot, menyebabkan
perubahan membran pada mikrofilaria

Indikasi

: Mengobati Filariasis limfatik

Kontraindikasi

: Pasien dengan onchocerciasis ( kerusakan mata yang parah )


dan

mikrofilaremia berat Loa-loa ( ensefalitis), bayi,

geriatri, pasien dengan penyakit jantung dan ginjal.


Efek samping

: Sakit kepala, pusing, mual dan muntah. , malaise, nyeri

sendi, gelisah,

anoreksia.
Aturan pakai

: 3 x 2 sehari selama 14 hari

Peringatan dan Perhatian :


Berikan hati-hati pada pasien dengan riwayat serangan kejang, tidak direkomendasikan pada pasien
menyusui
Kemasan

: 50 tablet

No. Reg

: DKL 1444021110

No. Batch

: 05141065

SIMPAN DI TEMPAT KERING DAN SEJUK, TERLINDUNG CAHAYA SERTA JAUH


DARI ANAK-ANAK

Harus dengan resep

Di produksi Oleh :
PT. AYLHA FARMA

Makassar- indonesia

You might also like