You are on page 1of 13

I

Judul Percobaan

: PEMISAHAN

II

Hari/Tanggal Percobaan

: Jumat, 05 Desember 2014/09.40 WIB

III

Selesai Percobaan

: Jumat, 05 Desember 2014/13.00 WIB

IV

Tujuan Percobaan

: - Memisahkan zat padat dari zat cair


- Memisahkan zat padat dari zat padat
- Memisahkan zat cair dari zat cair

Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan praktikum kimia, seringkali harus dilakukan pemisahan
campuran menjadi zat murni. Untuk pemisahan tersebut dapat dilakukan dengan
beberapa cara, tergantung pada wujud zat yang akan dipisahkan dari campuran
tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Pemisahan zat padat dari zat cair
Pemisahan zat padat dari zat cair dapat dilakukan berdasarkan larut
atau tidak zat padat tersebut dalam zat cair. Untuk zat padat yang larut dalam
zat cair dapat dilakukan dengan cara penguapan, kristalisasi dan distilasi.
Penguapan adalah proses cairan diubah menjadi gas di bawah suhu didih
cairan dengan bantuan panas. Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan
padat dari pengendapan larutan atau lebih jarang pengendapan langsung dari
gas. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan menguap (volalitas) bahan. Sedangkan
apabila zat padat tidak larut dalam zat cair, maka pemisahan dapat dilakukan
dengan cara dekantasi dan penyaringan. Dekantasi adalah proses pemisahan
zat padat yang tidak larut dalam zat pelarutnya dengan cara dituangkan,
sehingga akibatnya cairan tersebut akan terpisah dari zat padat yang
tercampur. Penyaringan atau filtrasi adalah proses pemisahan dengan media
filter atau kertas saring.
2. Pemisahan zat padat dari zat padat
Untuk memisahkan zat padat dari zat padat dapat dilakukan dengan
cara:
a. Melarutkan dan menyaring
Pelarutan yang diikuti penyaringan adalah dilakukan dengan
melarutkan komponen-komponen yang ingin dipisahkan
menggunakan kertas saring
b. Kristalisasi bertingkat
Kristalisasi bertingkat adalah suatu proses kristalisasi
c. Sublimasi
Sublimasi adalah dua jenis padatan yang menyublim dan dapat
dipisahkan menjadi komponen yang dapat menyublim dan
komponen yang tidak dapat menyublim
3. Pemisahan zat cair dari zat cair
Salah satu cara untuk memisahkan zat cair dari zat cair berdasarkan
titik didih kedua zat cair tersebut disebut distilasi. Prinsip distilasi adalah
penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik
didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uap nya sama
dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut distilat.
Untuk larutan yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda titik
1 | Page

VI

didihnya, distilasi merupakan cara yang paling mudah dioperasikan dan juga
merupakan cara pemisahan yang efisien.
Cara Kerja
Percobaan I (Pemisahan Pasir dengan Air)
1 sendok pasir

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air


- Diaduk sampai rata
Larutan pasir

Diendapkan dan dihitung bagian atas

Filtrat = air

Residu = endapan
pasir

Percobaan II (Pemisahan bubuk kapur tulis dengan air)

Bubuk kapur tulis

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air


- Diaduk sampai rata
Larutan kapur tulis

Filtrat = air

Disaring menggunakan kertas saring

Residu = endapan
kapur tulis

2 | Page

Percobaan III (Kristalisasi garam dapur dengan air)

Garam dapur

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air


- Diaduk sampai rata
Larutan garam dapur

Dilakukan penyaringan

Filtrat = air

Residu = endapan
garam dapur

Diuapkan dalam cawan penguapan


hingga air nya hampir habis

Endapan

Percobaan IV (Kristalisasi CuSO4 5H2O dengan 10 ml air)

1 gram CuSO4 5H2O

- Dilarutkan dalam 10 ml air

Larutan CuSO4 5H2O

Diuapkan dalam cawan penguapan sampai hampir


habis

Endapan

Didinginkan

Bentuk kristal (padatan)

Percobaan V (Evaporasi pasir dan garam dengan air)


3 | Page

1 sendok pasir

1 sendok pasir

- Dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air


- Diaduk hingga menjadi larutan homogen
Larutan pasir dan garam dapur

Dipanaskan lalu disaring

Residu = endapan

Filtrat = air

Dicuci dengan air


5 ml 1 kali

Air hasil cucian endapan

Diuapkan sampai airnya hampir habis

Gas

Percobaan VI (Kristalisasi kapur barus kotor (Naftalena))


1 gram kapur barus yang kotor

- Dimasukkan kedalam cawan penguapan


- Ditutup dengan kaca arloji berisi es

Gas

Dipanaskan perlahan hingga muncul zat padat


pada bawah kaca arloji

Padatan

Dikumpulkan zat padatnya

Bentuk kristal

Percobaan VII (Proses Destilasi Larutan NaCl)


4 | Page

1 gram NaCl + 100 ml H2O

NaCl + H2O

5 ml NaCl + H2O

95 ml NaCl + H2O

Dimasukkan kedalam
tabung reaksi

- Dimasukkan kedalam
labu destilasi
- Diukur kenaikan
suhunya

Hasil NaCl + AgNO3

10 ml destilat

Dimasukkan kedalam tabung reaksi

Ditetesi 2 tetes AgNO3


5 ml destilat

Ditetesi 2 tetes AgNO3

Hasil destilat

Dibandingkan

Perbandingan

VII
No

Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan

Dugaan/Reaksi

Kesimpulan
5 | Page

a. Keadaan Sebelum
SiO2(s) + H2O(l)
Campuran air + pasir Filtrat = air
Residu = endapan pasir
berwarna hitam
b. Keadaan Sesudah
Bagian atas : air bening
Bagian bawah : endapan
pasir

Pada percobaan I
merupakan pemisahan
antara zat padat (pasir) dari
zat cair (air) dengan
menggunakan metode
dekantasi

Filtrat : air
Residu : endapan pasir

a. Keadaan Sebelum

Kapur tulis berwarna


putih
Air tidak berwarna
b. Keadaan Sesudah
Bagian atas tidak
berwarna
Bagian bawah endapan
kapur tulis
3

a. Keadaan Sebelum
Air tidak berwarna
Garam dapur berwarna
putih
b. Keadaan sesudah
Garam larut dengan air
Dipanaskan dan didinginkan
membentuk kristal-kristal garam
a. Keadaan Sebelum
Larutan CuSO4 5H2O
berwarna biru
b. Keadaan sesudah
Serbuk CuSO4 5H2O
berwarna biru

a. Keadaan Sebelum
Campuran air
penyaringan + air cucian
tidak terdapat endapan

Filtrat = air
Pada percobaan II
Residu = endapan kapur merupakan proses filtrasi,
tulis
pemisahan antara zat padat
yaitu kapur tulis dan zat cair
yaitu air.
CaO(s) + H2O(l)
Ca(OH)2

Filtrat = Kristal garam


Residu = uap air
NaCl(s) + H2O(l)
NaCl(aq)

Filtrat = larutan
CuSO4.5H2O
Residu = endapan
CuSO4.5H2O
CuSO4(s) + H2O(l)
CuSO4(aq)
Filtrat = larutan garam
Residu = uap air
SiO2(s) + H2O(l)

Pada percobaan III


menggunakan metode
evaporasi.

Pada percobaan IV
menggunakan metode
kristalisasi dan terdapat
endapan yang berwarna
biru.

Pada percobaan V
menggunakan dua metode
yaitu kristalisasi dan
sublimasi
6 | Page

VIII

b. Keadaan sesudah
Campuran air
penyaringan + air cucian
terdapat endapan
a. Keadaan Sebelum
Kapur barus berwarna
putih, pasir berwarna
hitam, air tidak berwarna
b. Keadaan sesudah
Kapur barus setelah
dikotori dengan pasir
lalu dipanaskan pada
cawan penguapan
menghasilkan kristal
a. Keadaan Sebelum
Air tidak berwarna
Garam berwarna putih
b. Keadaan sesudah
Destilat tidak berwarna
Destilat + AgNO3 0,1 M
dalam tabung I keruh,
tabung II tidak berwarna
(bening)

NaCl(s) + H2O(l) + O2
NaO3(aq) + H2Cl(aq)
Filtrat = Kristal bening
Residu = pasir
C1OH8 + SiO2 C10H8
+ SiO2

Hasil destilat bening


setelah ditambah
AgCO3 larutan menjadi
keruh

Pada percobaan VI terjadi


pemisahan antara campuran
kapur barus dari pasir.
Terjadi pula proses
sublimasi dan pengkristalan
dari kapur barus.

Pada percobaan VII


merupakan proses destilasi

NaCl(s) + AgNO(aq)
NaNO3(aq) + AgCl(s)
AgNO3(aq) + H2O(l)
AgOH(aq) + HNO3(aq)

Analisis Data
Seperti yang telah diuji-cobakan pada praktikum pemisahan
maka akan kami peroleh analisis data sebagai berikut.
Pada percobaan pertama, kami mencampurkan pasir dan air
ke dalam gelas kimia lalu diperoleh larutan heterogen dimana pasir
mengendap di dasar gelas kimia setelah proses pengadukan dan
didiamkan.

Setelah

larutan

dituang,

butir-butir

pasir

tetap

mengendap di dasar gelas kimia dengan warna filtrat coklat keruh.


Hal ini dikarenakan pasir tidak dapat larut dalam air sehingga proses
ini disebut dekantasi.
Pada percobaan kedua, kami mencampurkan kapur dan air ke
dalam gelas kimia kemudian diperoleh larutan yang heterogen
dimana setelah larutan disaring maka bubuk kapur masih tetap
7 | Page

tertinggal di kertas saring karena partikel bubuk kapur lebih besar


ukurannya daripada pori saringan dengan warna residu putih keruh
dan filtrat jernih. Hal ini menunjukkan bubuk kapur tidak larut dalam
air sehingga proses ini dinamakan penyaringan .
Pada percobaan ketiga, kami mencampurkan garam dengan
air ke dalam gelas kimia setelah itu diperoleh larutan yang homogen
sehingga jika disaring tidak akan meninggalkan residu pada kertas
saring karena partikelnya lebih kecil dari pori saringan dan warna
filtrat larutan jernih. Hal ini juga menunjukkan garam larut dalam air
sehingga setelah penguapan terjadi maka terbentuk kristal-kristal
garam (warna putih keruh) serta ukurannya lebih halus pada dinding
cawan penguapan dan proses ini disebut sebagai proses penguapan
sehingga terbentuk kristal-kristal garam.
Pada percobaan keempat, kami mencampurkan CuSO 4.5H2O
dan air ke dalam gelas kimia sehingga terbentuk larutan berwarna
biru. Dalam proses pemisahan ini digunakan proses penguapan
sehingga terbentuk kristal-kristal yang berwarna biru muda. Proses
ini dinamakan kristalisasi. Hal ini terjadi karena jumlah koefisien H 2O
dalam CuSO4.5H2O berkurang menjadi sedikit sehingga warna
berubah menjadi lebih muda bahkan jika hanya larutan CuSO 4 saja
maka

tidak

berwarna

atau

bening,

jadi

dapat

disimpulkan

berkurangnya koefisien H2O menyebabkan warna menjadi lebih


muda.
Pada percobaan kelima, kami mencampurkan pasir, garam
dan air ke dalam gelas kimia sehingga terbentuk larutan heterogen.
Pada proses ini dilakukan pemanasan supaya lebih jelas batas
dengan pasir. Setelah itu, larutan disaring dan residu yang
dihasilkan oleh kertas saring dicuci 2 kali dengan 5 mL air yang
kemudian air cuciannya dicampur dengan filtrat

awal dan

selanjutnya diuapkan di dalam cawan penguapan, setelah larutan


menguap dan terbentuklah kristal-kristal garam. Pada proses ini
disebut dengan proses kristalisasi bertingkat.
8 | Page

Pada percobaan keenam, kami mencampurkan kapur barus


dan pasir kemudian diuapkan di dalam cawan penguapan dengan
ditutup dengan kaca arloji yang atasnya diisi dengan air. Campuran
kapur barus lama-kelamaan akan menguap dan menempel pada
kaca arloji. Setelah itu didinginkan maka kapur barus berubah
menjadi kristal keras yang bening dan berwarna putih. Sehingga
proses ini disebut dengan proses sublimasi.
Pada percobaaan ketujuh adalah dengan cara destilasi yaitu
dilakukan pemisahan secara penguapan pada larutan NaCl. Karena
titik didih air lebih rendah daripada garam maka yang keluar
sebagai distilat adalah air ( H 2O). Larutan NaCl, aqudes, dan distilat
diuji kemurniannya dengan AgNO3 maka warna aquades tetap jernih,
warna larutan NaCl menjadi putih, sedangkan distilat menjadi
berwarna jernih tetapi agak sedikit keruh. Berdasarkan teori distilat
yang di uji dengan AgNO3 warnanya tetap jernih, tetapi pada
percobaan kami distilat yang ditetesi dengan AgNO3 warnanya
berubah menjadi sedikit keruh. Air yang mengalir pada pipa destilasi
berfungsi untuk mendinginkan uap air hasil destilasi yang keluar
melalui pipa destilasi agar berubah menjadi embun dan dapat
menetes ke dalam gelas kimia.
IX

Pembahasan
Dari hasil analisa diatas, pada percobaan pertama digunakan
metode pemisahan dekantasi karena pasir tidak larut dalam air,
ukuran partikelnya

besar dan mengendap di

bagian

bawah.

Sehingga air yang berada diatasnya dapat langsung dipisahkan


tanpa menngunakan penyaring cukup menuangkannya secara
perlahan-lahan dengan bantuan spatula agar air mudah masuk
kedalam tempat pemisahan.
Percobaan kedua hampir sama dengan percobaan pertama
yang membedakannya adalah ukuran partikelnya. Partikel kapur
lebih

halus

atau

kecil

dibandingkan

partikel

pasir.

Apabila

menggunakan metode dekantasi maka hasil pemisahannya tidak


9 | Page

maksimal,

sehingga

metode

yang

digunakan

adalah

metode

penyaringan.
Pada

percobaan

ketiga

dan

keempat

sama-sama

menggunakan metode pemisahan secara penguapan. Halini di


karenakan terdapat peerbedaan yang amat jauh yaitu titik didihnya.
Titik didih air lebih rendah di bandingkan titik leleh kedua garam
tersebut. Yang membedakan dari kristal garam dapur dan garam
CuSO4. 5H2O adalah bentuk kristalnya setelah dipisahkan. Garam
dapur bentuk kristanya tetap seperti sebelum dipisahkan sedangkan
pada kristal garam CuSO4. 5H2O mengalami dehidrasi sehingga
kristalnya berubah warna dari biru menjadi biru muda.
Pada
percobaan

percobaaan
pemisahan

kelima
yaitu:

menggunakan

tiga

metode

penyaringan memisahan

larutan

garam dengan endapan pasir, dekantasi memisahkan air cucian


endapan pasir

dari

endapan

pasir

tersebut serta

penguapan

memisahan antara campuran air hasil cucian endapan pasir dan


larutan garam dengan kristal garamnya. Pencucian pada endapan
pasir diperlukan untuk membersihkan pasil dari sisa-sisa larutan
garam agar jumpah kristal garam yang dihasilkan lebih maksimal.
Pada percobaan keenam digunakan metode sublimasi karena
kapur barus mempunyai sifat mudah menguap dan mempunyai titik
leleh lebih rendah dibandingkan pasir. Sehingga saat dipanaskan
kapur barus meleleh dan langsung menguap. Saat uapnya sampai
digelas arloji uap tersebut mengalami kondensasi dan akhirnya
membentuk kristal kapur barus.
Pada

percobaaan

ketujuh,

dilakukan

pemisahan

secara

destilasi dengan melakukan penguapan pada larutan NaCl. Karena


titik didih air lebih rendah daripada garam maka yang keluar
sebagai distilat adalah air (H2O). Larutan NaCl, aqudes, dan distilat
diuji kemurniannya dengan AgNO3

maka warna aquades tetap

jernih, warna larutan NaCl menjadi putih keruh, sedangkan distilat


menjadi berwarna jernih tetapi agak sedikit keruh. Air yang mengalir
10 | P a g e

pada pipa destilasi berfungsi untuk mendinginkan uap air hasil


destilasi yang keluar melalui pipa destilasi agar berubah menjadi
embun dan dapat menetes ke dalam gelas kimia.
X

Kesimpulan
1. Pada percobaan I merupakan pemisahan antara zat padat (pasir) dari zat cair (air)
dengan menggunakan metode dekantasi
2. Pada percobaan II merupakan proses filtrasi, pemisahan antara zat padat yaitu kapur
tulis dan zat cair yaitu air.
3. Pada percobaan III menggunakan metode evaporasi.
4. Pada percobaan IV menggunakan metode kristalisasi dan terdapat endapan yang
berwarna biru.
5. Pada percobaan V menggunakan dua metode yaitu kristalisasi dan sublimasi
6. Pada percobaan VI terjadi pemisahan antara campuran kapur barus dari pasir.
Terjadi pula proses sublimasi dan pengkristalan dari kapur barus.
7. Pada percobaan VII merupakan proses destilasi

XI

Jawaban Pertanyaan
1. Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah
dengan aliran distilat?
Jawab: Arah aliran air dibuat berlawanan arah dengan aliran
destilat supaya seluruh ruang di selang kondensor penuh terisi
oleh air. Apabila air diisi searah dengan aliran destilat, ruangan
di selang kondensor tidak akan terisi penuh karena air yang
masuk bisa langsung keluar sebelum selang terisi penuh. Hal ini
dimaksudkan agar suhu larutan menjadi tinggi dan tekanannya
juga menjadi tinggi, sehingga uap yang dihasilkan banyak. Uap
tersebut akan didinginkan dan berubah menjadi distilat. Jika uap
yang dihasilkan banyak, maka jumlah distilat yang dihasilkan
pun juga banyak.

11 | P a g e

XII

Daftar Pustaka
Ralph H Petrucci seminar, 1987. Kimia Dasar I
Syukuri S. 1999. Kimia Dasar I
Tim Kimia Dasar.2014.Petunjuk Praktikum Kimia Umum.Surabaya:UNESA

12 | P a g e

Surabaya, 12 Desember 2014


Mengetahui,

Praktikan,

Dosen/Asisten Pembimbing

(..........................................)

(............................................)

13 | P a g e

You might also like