OLEH :

Maryana

TRACTUS URINARIUS
URETRA
URETRA

REN
REN
URETER
URETER
MEMPRODUK
URINE

SALURAN DARI
GINJAL KE VESICA
URINARIA

VESICA
VESICA
URINARIA
URINARIA
MENAMPUNG
URINE

SALURAN URINE
DARI VU KE LUA

REN

URETER

VESICA URINARIA
URETRA

 POSTERIOR ABDOMEN
RETROPERITONIAL
KA/KI COLUMNA VERTEBRALIS
KANAN LEIH RENDAH DARI KIRI ( KARENA
DI SEBELAH KANAN ADA HEPAR )

REN
REN

STRUKTUR KASAR :
BENTUK SEPERTI KACANG
PANJANG : 12 13 CM
LEBAR
: 6 CM
TEBAL
: 3,5 CM
BERAT
: 120 1- 150 GRAM
GINJAL KIRI
ATAS
: SETINGGI COSTA 11
BAWAH : LUMBAL 2 3
GINJAL KANAN
ATAS : COSTA 12 BAWAH : L 3

LAPISAN
DALAM
TENGAH
LUAR

: CAPSULA FIBROSA
: CAPSULA ADIPOSA
: FACIA FACIA RENALIS

POTONGAN LONGITUDINAL GINJAL

LUAR
: CORTEX
DALAM
: MEDULLA ( 15 16 PIRAMIS GINJAL )
BAGIAN UJUNG PIRAMIS : LUBANG LUBANG KECIL YG D
PAPILLA RENALIS
PAPILLA RENALIS CALIX MINOR CALIX MAYOR - PELVI

VASCULARISASI GINJAL
AORTA ABDOMINALIS

ARTERIA
RENALIS ARTERIA INTER LOBARIS
( BERJALAN DIANTARA PIRAMID )
ARTERIA ARCUATA ( ARTERIA YG
BERJALAN MELENGKUNG PD
PERMUKAAN PIRAMID ) ARTERIOL
INTERLOBULARIS ARTERIOL AFEREN
BERAKHIR PADA GLOMERULUS
( RUMBAI KAPILER )

VASCULARISASI

ALIRAN DARAH KE GINJAL

DIPERFUSI 1200 ML DARAH/MENIT

90% DISEBARKAN PADA CORTEX
10 % DISEBARKAN KE MEDULLA
ADA AUTOREGULASI MELALUI GINJAL

STRUKTUR MIKROSKOPIS

NEFRON
NEFRON

CORPUSCULER
CORPUSCULER
UNIT FUNGSIONAL
FUNGSIONAL GINJAL
GINJAL
UNIT
GINJAL
GINJAL

SETIAP
GINJAL
ADA
1
JUTA
SETIAP GINJAL ADA 1 JUTA
TERDIRI DARI
DARI ::
TERDIRI
CAPSULA BOWMAN
BOWMAN
CAPSULA
TUBULUS PROXIMAL
PROXIMAL
TUBULUS
SIMPAI HENLE
HENLE
SIMPAI
TUBULUS DISTAL
DISTAL
TUBULUS

GLOMERULUS
GLOMERULUS
TERDIRI
TERDIRI
CAPSULLA BOWMAN
BOWMAN
CAPSULLA
RUMBAI KAPILER
KAPILER GLOME
GLOM
RUMBAI
RULUS
RULUS

NEFRON
TUBULUS CONTORTUS
ORDO II / T. DISTAL
SIMPAI BOWMAN

TUBULUS CONTURTUS
ORDO I / T. PROXIMAL

ARTERIOLE
EFFEREN
GLOMERULUS

DUCTUS COLAGEN

SEL JUNKSTA
GLOMERULUS
ARTERIOLE AFFEREN

SIMPAI HENLE

CAPSULA BOWMAN
DIBATASI
SEL

EPITHEL
MEMBRANA BASALIS
SEL ENDOTHEL

MEMBRANA FILTRASI
GLOMERULUS

SEL SEL MESENGIAL :

SEL ENDOTHEL YANG MEMBENTUK SUATU
JARINGAN
KONTINYU ANTARA LENGKUNG LENGKUNG
KAPILER GLOMERULUS ( SBG JARINGAN
PENYOKONG )

SIMPAI BOWMAN

SEL EPITHEL

MEMBRANA BASALIS

SEL ENDOTHEL

APARATUS
JUNKSTA GLOMERULUS
SEL YG TERLETAK

DALAM SUDUT YG
TERBENTUK ANTARA ARTERIOLE AFFEREN
DAN ARTERIOLE EFFEREN
SEL SEL JUNKSTA GLOMERULUS DALAM
DINDING ARTERIOLE AFFEREN
MENGANDUNG GRANULA SEKRESI
RHENIN ( PENTING UNTUK PENGATURAN
TEKANAN DARAH )

JUNKSTA GLOMERULUS
GLOMERULUS DIANGGAP
DIANGGAP
JUNKSTA
SEBAGAI PENGATUR
PENGATUR
SEBAGAI
PENGELUARAN RHENIN
RHENIN
PENGELUARAN

SEBAGAI
SEBAGAI
BARORECEPTOR
BARORECEPTOR
SENSITIF THD
THD ALIRAN
ALIRAN
SENSITIF
DARAH MELALUI
MELALUI ARTERIOLE
ARTERIOLE
DARAH
AFFEREN ::
AFFEREN
PENURUNAN TEKANAN
TEKANAN
PENURUNAN
ARTERIOLE MENINGKATKAN
MENINGKATKAN
ARTERIOLE
SEKRESI RHENIN
RHENIN
SEKRESI

SEBAGAI
SEBAGAI
CHEMORECEPTOR
CHEMORECEPTOR

PADA TUBULUS
TUBULUS DISTAL
DISTAL ::
PADA
PENINGKATAN KONSENTRASI
KONSENTRASI
PENINGKATAN
NATRIUM DPT
DPT MENINGKAT
MENINGKAT
NATRIUM
KAN PENGELUARAN
PENGELUARAN
KAN
RHENIN
RHENIN

URETER
PANJANG

25 30 CM
TERDIRI DARI 2 PIPA
SE BAGIAN TERLETAK DLM RONGGA
ABDOMEN, SEBAGIAN DLM RONGGA PELVIS
LAPISAN :
LUAR
TENGAH
DALAM

LAPISAN

: JARINGAN IKAT
: OTOT POLOS
: MUKOSA

URETER MENIMBULKAN GERAKAN

PERISTALTIK TIAP 5 MENIT ( MENDORONG
URINE KE VESIKA URINARIA )

VESIKA URINARIA
( Kandung Kemih )

LETAK
: BELAKANG SIMPISIS PUBIS, DLM RONGGA
PANGGUL
BENTUK : SEPERTI KERUCUT
BAGIAN :

FUNDUS ( MENGHADAP KE ARAH BELAKANG DAN BAWAH )

KORPUS ( ANTARA VERTEKS DAN FUNDUS )
VERTEKS ( BAG.YG RUNCING )

LAPISAN ( DARI LUAR KE DALAM ) :

PERITONIUM
TUNIKA MUSKULARIS
TUNIKA SUB MUKOSA
MUJKOSA

URETRA
PANJANG

20 CM
BERJALAN DARI KANDUNG KENCING
MENUJU KE LUAR
DIAPISI MEMBRAN MUKOSA
BAGIAN ( URETRA LAKI LAKI )
URETRA PROSTATIKA
URETRA MEMBRANOSA
URETRA KAVERNOSA

FISIOLOGI DASAR GINJAL

PROSES

PEMBENTUKAN URINE :

FILTRASI

GLOMERULUS
REABSORBSI
SEKRESI TUBULUS

FILTRASI GLOMERULUS

ALIRAN DARAH GINJAL 25% EDARI JUMLAH CURAH

JANTUNG = 1200 ML/MN
HEMATOKRIT NORMAL = 45%
PLASMA = 100% - 45% = 55%
ALIRAN PLASMA GINJAL = 660 ML
1/5 PLASMA ( 125 ML/MNT ) MENGALIR MELALUI
GLOMERULUS KE CAPSULA BOWMAN =
GLOMERULO FILTRASI RATE ( GFR )

PROSES FILTRASI = ULTRA FILTRASI ( KARENA

FILTRAT KOMPOSISINYA SAMA DENGAN PLASMA
TETAPI TDK ADA PROTEIN )
FILTRASI BERSIFAT PASIF ( TDK DIBUTUHKAN
ENERGI METABOLIK )
KEKUATAN FILTRASI BERASAL DARI PERBEDAAN
TEKANAN ANTARA KAPILER GLOMERULUS DAN
SIMPAI BOWMAN
TEKANAN KAPILER GLOMERULUS = 60 MM HG
TEKANAN INTRA KAPSULER
= 18 MM HG
FILTRASI JUGA DIPENGARUHI OLEH
PERMEABILITAS DINDING KAPSULER.

ELEKTROLIT

NON
ELEKTROLIT
AIR

NATRIUM
KALIUM
CALSIUM
MAGNESIUM
BICARBONAT
CLORIDA
FOSFAT

GLUCOSA
ASAM AMINO
METABOLIT
Urea
Asam Urat
Creatinin

ABSORBSI DAN SEKRESI

DALAM TUBULUS

MEKANISME DASAR UNTUK TRANSPORT MELALUI

TUBULUS DENGAN CARA TRANSPOR AKTIF DAN
PASIF
TRANSPOR AKTIF :
NATRIUM
ASAM AMINO
KALIUM
KALSIUM
KHLORIDA
FOSFAT
URAT

 TRANSPOR

PASIF :

UREA ( SEBAGIAN BESAR TETAP DALAM TUBULUS )

REABSOSBSI KREATININ, INULIN ( POLISAKARIDA BESAR )
MANITOL ( MONOSAKARIDA )
SUKROSA

ABSORBSINYA NOL
ARTINYA ZAT ZAT INI TELAH DIFILTRASI KE
DLM FILTRAT GLOMERULUS,
SERATUS PERSEN (100%) AKAN
DIKELUARKAN KE DLM URINE.

 JUMLAH

FILTRAT GLOMERULUS YG
DIABSORBSI KEMBALI DLAM BERBAGAI
SEGMEN
TUBULUS PROKSIMAL
: 65%
SIMPAI HENLE
: 15%
TUBULUS DISTAL
: 10%
DUKTUS KOLAGEN : 9,3%
MENGALIR KE URINE : 0,7%

 LIMA MACAM

ZAT DALAM FILTRAT

GLOMERULUS YG SANGAT PENTING
BAGI NUTRISI TUBUH :

GLUCOSA
PROTEIN
ASAM AMINO
ION ASETOASETAT
VITAMIN

SEMUA DI
REABSORBSI
DLM TUBULUS
PROKSIMAL

REABSORBSI
TUBULUS
PROKSIMAL

GLUKOSA
ASAM AMINO
KALIUM
ASAM URAT
NATRIUM
CALSIUM
FOSFAT
AIR
UREA
CLORIDA

LENGKUNG
HENLE

NATRIUM
CLORIDA

TUBULUS
DISTAL

AIR
ASAM BASA

TUBULUS
TUBULUS
PROKSIMAL
PROKSIMAL

ION HIDROGEN
PARA AMINO HIPURAT
PENISILLIN
CREATININ

TUBULUS
TUBULUS
DISTAL
DISTAL

ASAM URAT
KALIUM

HORMON YANG BERFUNGSI MENGATUR

PROSES RABSORBSI DAN SEKRESI
ANTIDIURETIKA HORMON
ALDOSTERON : MEMPENGARUHI REABSORBSI
Na+ dan K+
PENINGKATAN ALDOSTERON :
MENINGKATKAN

REBSORBSI Na +
MENINGKATKAN SEKRESI K+

PARATIROID HORMON : MENGATUR REABSORBSI

CALSIUM DAN FOSFAT

PENINGKATAN PTH : MENINGKATKAN REABSORBSI

CALSIUM
PENINGKATAN SEKRESI FOSFAT

HORMON YANG BERFUNGSI MENGATUR

PROSES RABSORBSI DAN SEKRESI

ANTIDIURETIKA HORMON
ALDOSTERON :
MEMPENGARUHI REABSORBSI Na+ dan K+
PENINGKATAN ALDOSTERON :
MENINGKATKAN

REBSORBSI Na +
MENINGKATKAN SEKRESI K+

PARATIROID HORMON :
MENGATUR REABSORBSI CALSIUM DAN FOSFAT

PENINGKATAN PTH : MENINGKATKAN REABSORBSI

CALSIUM
PENINGKATAN SEKRESI FOSFAT

NON
EKSKRESI

EKSKRESI

PERTAHANKAN OSMOLA

LITAS PLASMA
MEMPERTAHANKAN
KONSENTRASI ELEKTROLIT
PLASMA
MEMPERTAHANKAN Ph
PLASMA 7,4
MENGEKSRESIKAN HASIL
AKHIR
METABOLISME PROTEIN :
UREA
ASAM URAT
KREATININ

MENGHASILKAN

RHENIN : PENGA
TURAN TEKANAN
DARAH
MENGHASILKAN
ERYTROPOITIN
METABOLISME
VITAMIN D
MEMBENTUK
PROSTAGLANDIN

WARNA

BAUNYA
PH
BERAT JENIS

: BENING ORANYE PUCAT

TANPA ENDAPAN
: TAJAM
: 6 ( SEDIKIT ASAM
: 1010 - 1025

AIR
: 96%
BENDA PADAT : 4%

UREUM ( HASIL METABOLISME PROTEIN )

ASAM URAT 1,5 2 MG/HR
KREATININ ( HASIL BUANGAN KERATIN DLM OTOT )
PRODUK METABOLISME LAIN : PURIN, OXALAT, FOSFAT,
SULFAT DAN URAT
ELEKTROLIT : NATRIUM, KALIUM, CHLORIDA
PIGMEN ( BILIRUBIN, UROBILIN )
TOKSIN
HORMON