Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian
Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh
NIM : 5314000006
Jurusan : TeknikElektro
Fakultas : Teknik
FAKULTAS TEKNIK
2005
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia
Ketua Sekretaris
Pembimbing I Penguji I
Pembimbing II Penguji II
Penguji III
Dekan
Pneumatik merupakan salah satu ilmu teknik yang penting dalam teknologi
dewasa ini. Kesulitan otomasi yang timbul atas dasar-dasar yang rasional dapat
dipecahkan dengan sistem-sistem pneumatik. Pelaksanaan pneumatik masing-
masing selalu merupakan suatu bentuk mekanisasi atau otomasi sebagian atau
otomasi lengkap. Hal ini tidak saja terjadi pada pengendalian atau penggerakan
tetapi juga pada peralatan-peralatan rentang untuk pengerjaan tertentu, atau pada
alat-alat angkut, gosok dan angkat. Pada kehidupan sehari-hari biasanya
pengampelasan dilakukan secara manual yang membutuhkan banyak tenaga,
waktu dan kurang efisiensi. Tetapi dengan proses mekanisasi menggunakan
sistem pneumatik dapat mempermudah atau memperingan pekerjaan, efisiensi
waktu, tenaga dan biaya. Oleh karenanya pemahaman mengenai dasar-dasar
pneumatik dan aplikasinya perlu diberikan kepada mahasiswa jurusan Teknik
Elektro sebagai bekal untuk digunakan di dunia industri dalam bentuk media/alat
pembelajaran. Maka timbul suatu permasalahan bagaimana desain dan kinerja
mesin pengampelas kayu berbasis pneumatik sebagai media pembelajaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberhasilan kinerja dari
mesin pengampelas kayu sebagai media pembelajaran dengan menggunakan
sistem pneumatik dan Membantu membuat media pembelajaran praktikum
khususnya dalam bidang pneumatik. Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk memperbaiki mutu proses pembelajaran mengenai sistem
pneumatik dan untuk melengkapi sarana praktikum sistem pneumatik di jurusan
Teknik Elektro UNNES.
Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk rancang bangun/pengembangan
media pembelajaran mahasiswa dengan komponen utama berupa peralatan
pneumatis. Perencanaan hingga realisasi alat mencakup langkah-langkah:
spesifikasi masalah, analisis masalah, alternatip pemecahan masalah, pemilihan
pemecahan masalah, pelaksanaan pekerjaan proyek serta langkah pengujian dan
evaluasi.
Hasil dari rancang bangun berupa alat peraga sebagai media pembelajaran,
di mana alat peraga ini dapat melakukan gerakan pengampelasan secara linier.
Dan pada hasil percobaan (lihat daftar lampiran 9) dapat diketahui bahwa tingkat
kehalusan bahan dalam hal ini kayu dipengaruhi oleh tipe ampelas yang
digunakan dan kualitas serat (keras/lunak) pada bahan tersebut.
Saran yang dapat disampaikan bahwa sebaiknya modul alat peraga ini
digunakan untuk mengampelas kayu dengan bidang datar dan berserat lunak serta
ukurannya tidak lebih dari 12 cm2. Untuk menghasilkan ketebalan bahan yang
diampelas sesuai dengan keinginan maka pada tiang penyangga tabung pneumatik
perlu ditambah alat penentu ketebalan bahan.
PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya jualah dapat diselesaikan skripsi yang berjudul “Modul
Media Pembelajaran”.
grand yang telah memberi kesempatan dan bantuan pembibingan serta dana
2. Ibu Dra. Dwi Purwanti, M.S, pembimbing II yang telah memberikan tambahan
Semarang.
4. Bapak Drs. Djoko Adi Widodo, M.T, Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas
5. Bapak dan Ibu tercinta serta kakak yang telah memberikan bantuan baik moril,
Akhirnya diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak mungkin
disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam proses skripsi ini.
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .....................................................................................................................i
ABSTRAK .............................................................................................................iii
PENGANTAR........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Permasalahan..................................................................................................... 3
C. Batasan Masalah................................................................................................ 3
D. Tujuan Penelitian............................................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian............................................................................................. 4
b. Kebutuhan Udara..................................................................... 13
c. Gaya Piston.............................................................................. 14
d. Aktuator................................................................................... 14
6. Selenoid ........................................................................................ 18
7. Katup 3/2....................................................................................... 19
9. Catu Daya...................................................................................... 21
C. Prosedur Penelitian.............................................................................. 23
F. Bahan................................................................................................... 31
G. Alat ..................................................................................................... 32
B. Diameter Silinder................................................................................. 35
4. Balok Pengampelas....................................................................... 45
H. Realisasi Desain................................................................................... 48
11. Pembahasan................................................................................... 50
BAB VI PENUTUP............................................................................................... 51
A. Simpulan.............................................................................................. 51
B. Saran .................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 54
DAFTAR TABEL
Lampiran Halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu hasil dari teknologi yang telah dimanfaatkan dalam dunia
secara tepat guna dan berhasil guna, sehingga mutu pendidikan dapat
materi dan metode pembelajaran, juga memerlukan suatu media / alat bantu
teknologi dewasa ini. Kesulitan otomasi yang timbul atas dasar-dasar yang
otomasi lengkap pada pengendalian atau penggerakan selain itu juga pada
mana udara mampat sebagai pendukung, pengangkut dan pemberi tenaga pada
manual yang membutuhkan banyak tenaga, waktu dan kurang efisiensi. Tetapi
biaya.
media pembelajaran?
C. Batasan Masalah
terkonsentrasi pada permasalahan yang akan dibahas, maka skripsi ini dibatasi
D. Tujuan Penelitian
untuk :
bidang pneumatik.
E. Manfaat Penelitian
Elektro UNNES.
F. Penegasan Istilah
1. Modul
2. Rancang Bangun
3. Pneumatik
Semua alat (bantu) atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar
(dalam hal ini anak didik atau warga belajar). (Latuheru, 1988: 14)
Jadi yang dimaksud judul dalam penelitian ini adalah suatu modul
berupa mesin pengampelas kayu yang didesain sedemikian rupa sesuai dengan
G. Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi ini disusun dari awal hingga akhir dengan langkah-
Bagian awal skripsi ini terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan,
abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar
lampiran.
tentang:
a. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini menjelaskan teori-teori yang dijadikan bahan acuan dan
pengontrol aliran, dan katup tuas set/reset 3 lubang, limit switch dan
Pada bab ini diuraikan tentang metode pengumpulan data, waktu dan
rangkaian.
realisasi desain.
f. Bab VI Penutup
Pada bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian dan saran.
3. Bagian Akhir Skripsi
Berisi tentang daftar pustaka dan lampiran. Daftar pustaka berisi daftar
buku atau referensi dari berbagai sumber yang mendukung penelitian ini,
LANDASAN TEORI
A. Sistem Pneumatik
ukurannya relatif kecil. Pada proses pemampatan udara, misalnya pada saat
meniup balon atau memompa ban sepeda diketahui bahwa peniupan bola
ataupun pemompaan ban sepeda bukanlah hal yang mudah, apalagi jika cukup
Bila udara sudah dimampatkan ke dalam balon atau ban sepeda, udara
tersebut akan berusaha keluar lagi. Hal ini terjadi karena udara menyimpan
Tetapi jika balon tersebut dilepaskan, tenaga atau energi yang tersimpan pada
udara di dalam balon akan membuat balon melesat seperti roket. Tenaga yang
inilah yang mendasari prinsip kerja sistem pneumatik (Patient, 1985: 3).
torak
penampung gaya
udara
mampat katup gerak linier
penyaring
pelumas
pneumatik
pengatur
tekanan
yang kuat yang disebut tangki penampung atau receiver dan tenaga/udara yang
peralatan pada penelitian ini adalah katup (valve) dan tabung (cylinder).
untuk menghasilkan gaya (force) serta gerak linier (linier motion) untuk
bor, pengencang atau pelepas mur roda, ataupun semprotan cat yang bekerja
yang sama untuk membor gigi dengan kecepatan tinggi. Pintu-pintu pada
pneumatik. Rem-rem pneumatik biasa dipakai pada kereta api dan kendaraan
modern.
sistem pneumatik.
1. Kompresor
melalui sebuah filter oleh sebuah pompa torak yang disebut sebagai
dalam sebuah tangki penampung dari baja yang disebut receiver. Sebagai
turun sampai suatu harga minimum tertentu, saklar akan secara otomatis
berhenti bekerja.
udara harus melewati sebuah unit filter atau penyaring yang akan
memisahkan kandungan air dari udara sehingga peralatan-peralatan
π .d 2
F = p. −R
4
dimana :
F = gaya torak efektif N )
p = tekanan kerja ( Pa )
d = garis tengah torak ( cm )
R = gesekan ( N ) diambil 3 - 20% dari gaya terhitung
(Sugihartono, 1985: 93)
b. Kebutuhan Udara
{( ) ( )
Q = h ⋅ 0,785 D 2 + h ⋅ 0,785 D 2 − d 2 ⋅ n ⋅ perbandingan kompresi }
di mana : Q = Volume udara (liter/menit)
c. Gaya Piston
F = A× P
F = gaya piston teo ritis (N)
A = Luas piston yang dipakai (m 2 )
P = tekanan kerja (Pa)
d. Aktuator
sisi yang lain terbuka ke atmosfer. Untuk gaya kerja dua arah,
bertekanan yang diberikan pada sisi yang lain. Dua saluran ini
pembuangan.
piston.
beban.
5 port valve dijalankan tidak secara mekanisme seperti tuas atau tombol
melainkan melalui isyarat angin atau air signal, seperti ditunjukkan pada
gambar 4.
3 1 5
1 4
1 2
bergerak ke dua arah, tergantung dari isyarat angin yang diberikan. Spool
ini bergerak seperti torak dalam tabung gerak ganda. Lubang penerima
tekanan bolak-balik.
keluar melalui lubang 2. Dalam posisi kedua isyarat angin diberikan pada
volume aliran udara bertekanan pada dua arah. Jika pada katup kontrol aliran
ini dipasang pula katup satu arah, maka kecepatan hanya dipengaruhi hanya
pada satu arah. Katup bisa dipasang sebagai katup penutup dalam rangkaian
6. Selenoid
selenoid saja. Selenoid terdiri atas sebuah kumparan kawat yang bila dialiri
armatur dari besi diletakkan dalam daerah medan magnet kumparan, maka
armatur tersebut akan tertarik ke arah kumparan. Gerakan armatur besi inilah
59):
pneumatik.
dengan listrik dan elektronik lebih murah dan lebih hemat ruangan
adalah: 12 Volt, 24 Volt, 50 Volt, 110 Volt, 240 Volt dan 440 Volt. Untuk
lebih amannya disarankan untuk memilih selenoid dengan tegangan kerja yang
kecil.
7. Katup 3/2
ulang pada silinder pneumatik, katup pengarah yang dikontrol secara mekanik
harus dilengkapi dengan katup pemandu. Katup pemandu menghasilkan
isyarat angin untuk menjalankan katup pengontrol. Seperti contoh katup tuas
set/reset 3/2 (gambar 8). apabila tuas ditekan atau diset maka isayarat angin
8. Limit Switch
Saklar batas atau limit switch (LS) merupakan saklar yang dapat
secara otomatis adalah jenis limit switch yang tidak mempertahankan kontak
sedangkan limit switch yang bekerja nonotomatis adalah limit switch yang
mempunyai kontak Normally Open (NO) dan kontak normally close (NC).
NO NC
NC dan kontak NC menjadi NO. Jika benda sudah diangkat, roller dari limit
9. Catu Daya
Catu daya merupakan sumber energi listrik arus searah (DC). Pada
gelombang penuh, hal ini disesuaikan dengan jumlah dioda. Serta komponen
D1
T 24 V
1 1 0 /2 2 0 V o lt CT
C
50 Hz R
D2
METODE PENELITIAN
Kegiatan ini dimaksudkan agar penulis memperoleh data-data dan cara kerja
mesin secara nyata dan akurat serta mencatat hal-hal penting guna melengkapi
data sebagai bahan acuan perancangan alat peraga maupun dalam pembuatan
laporan.
dipertanggungjawabkan.
dibidangnya.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
2004.
C. Prosedur Penelitian
diinginkan.
proyek serta langkah pengujian dan evaluasi. Penentuan tahapan penelitian ini
terencana dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan serta mempercepat
berikut:
Analisis Permasalahan
Pengumpulan data yang berkaitan dengan masalah yang harus dipecahkan, analisis
masalah, riset dan penelitian semua kemungkinan pengembangan yang ada
Ya
Ya
Tidak PELAKSANAAN
Pembuatan prototip berdasar proses perencanaan dan perancangan disertai struktur
Gambar 11. Diagram
penunjang dan perangkatAlir
kerasTahapan Pembuatan alat
lain yang dibutuhkan
Ada
Perbaikan
1,5 cm).
kayu.
berikut :
k a tu p tu a s
3 lu b a n g
3 1 5
1 4
1 2
k a tu p 5 lu b a n g
b o la k -b a lik 2 4
1 2
3 k a tu p 3 lu b a n g
b e ro d a 1
2
3 p e n g a tu r a lira n
II I
ta b u n g g e ra k g a n d a
berikut :
p e n g a t u r a lir a n
LS2
LS1
ta b u n g g e ra k g a n d a
lim it e d s w it c h
+ 24 V D C
LS1 S LS2
4 2
SV 1 SV 2
5 1 3
k a t u p s e le n o id 5 lu b a n g
t e k a n a n b o la k - b a lik
k a t u p t u a s 3 lu b a n g 2
SV1 SV2
3
1
akibatnya torak bergerak maju. Bila torak sampai pada tempat di mana limit
torak bergerak maju dan begitu seterusnya. Bila katup manual kita tutup maka
berikut :
akan mengalir ke sisi belakang tabung melalui lubang 4 pada katup 5/2.
akibatnya torak akan bergerak maju. Bila torak sampai pada tempat di mana
bagian depan silinder melalui lubang 2 pada katup 5/2, akibatnya torak
seterusnya. Bila katup manual kita tutup maka torak akan berhenti.
tabung gerak ganda
limited switch
pengatur aliran
+ 24 VDC
+ 24 VDC
katup selenoid
3 lubang
3 4 2 katup selenoid
SV 1
SV 2 3 lubang
1 2 3
1 2 1 4
2
1
5 1 3
tahap ini penyusun meminta petunjuk dan pertimbangan dari bapak dan ibu
melakukan kerja secara cepat dan presisi, disamping itu dapat dipakai untuk
pneumatik.
Tabel 1.
Kriteria Bobot Penilaian Alternatif Desain
suatu mesin, dimana komponen pneumatik ini memiliki harga yang relatif
harganya.
pemakai.
dipakai.
F. Bahan
Bahan penelitian adalah berbagai jenis peralatan pneumatis dan bahan
1. Perangkat pneumatik meliputi: tabung atau silinder kerja ganda, katup 5/2
dobel selenoid, katup tuas 3/2 set/reset, 2 limit switch, air service unit,
2. Akrilik/formika
3. Multiplek
4. Besi siku
5. Elektroda
6. Stacker bus
7. Kabel PVC
G. Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yang dibutuhkan dalam
2. Pemotong besi
3. Bor listrik
6. Multi meter
7. Tool-set/tool-kit
PERENCANAAN ALAT
Beberapa model atau kontruksi mesin pengampelas yang dipakai pada indusri
meubel, perusahaan kayu (pabrik kayu) dan industri rumah tangga disesuaikan
dengan kapasitas kebutuhan serta struktur bentuk bahan yang akan diampelas.
model/kontruksi :
presisi cukup tinggi sehingga biaya pembuatan maupun harga dari mesin ini
yang dipakai pada perusahaan kayu dan industri meubel menggunakan tenaga
modul katup tuas tiga lubang, modul katup doble selenoid 5/2 dan komponen
pendukung seperti satu mekanisme penjepit objek yang akan diampelas, satu
B. Diameter Silinder
gerakan linier balok pengampelas. Pada penelitian ini silinder yang digunakan
Diketahui :
fs
W
ΣFy = 0
N −W = 0
N =W
N = m.g
N = 0,016 Kg .10 m / s 2 = 0,16 N
ΣFx = 0
F − fs = 0
F = fs
F = µ s .N
F = 0,6.0,16 N
F = 0,096 N
F = 0,096 N
R = 10%.0,096 N = 9,6.10 −3 N
P = 6 Bar = 6.10 5 N m 2
F = A.P − R
F+R
A=
P
0,096 N + 0,0096
A=
6.10 5 N m 2
A = 0,1.10 −5 m 2
π .d 2
A=
4
3,14.d 2
−5
0,1.10 =
4
−5
d = 0,13.10
2
d = 0,13.10 −5
d = 1,14.10 −3 m
d = 1,14 mm
terjangkaunya harga dan sulit didapat untuk diameter torak yang dibutuhkan
seperti di atas, maka dipilih silinder dengan diameter torak 12 mm. Untuk
perencanaan alat.
sumber tegangan DC. Desain catu daya disesuaiakan dengan kebutuhan alat
atau komponen yang dipakai. Pada penelitian ini dibutuhkan tegangan 24 volt
DC untuk menggerakkan selenoid valve dan limit switch. Maka desain catu
D1 2N3055
0 T + 24 V
CT IC
110 + 7824 + 2200 u
35 V
6800 u 100 u +
50 V 50 V
220
3A D2 -
1. Bahan :
neple 6 mm (5 buah)
b. Modul : akrilik ukuran 32,5 x 19,5 cm, banana plug (stacker bus) 4
3. Gambar Kerja
32,5 cm Ø 6mm
Ø 6mm
19,5 cm
4. Urutan Kerja :
sebanyak 2 buah
g. Menghaluskan semua permukaan hasil bor dan permukaan yang
masih tajam
h. Memasang komponen
1. Bahan :
3. Gambar Kerja
15 cm Ø 4m m
1 9 ,5 c m
4. Urutan Kerja :
dudukan pneumatik
f. Menghaluskan semua permukaan hasil bor dan permukaan yang
masih tajam
g. Memasang komponen
3. Gambar Kerja
1 2 ,5 c m
Ø 6m m
1 9 ,5 c m
4. Urutan Kerja :
masih tajam
g. Memasang komponen
G. Komponen Pendukung
1. Meja Landasan
elektoda
b. Peralatan : mesin bor, las listrik, pemotong besi, gergaji besi dan
c. Gambar Kerja
76 cm
20 cm 37 cm
100 cm
60 c
m
70 cm
d. Urutan Kerja :
masih kasar
¬ Memasang kerangka
c. Gambar Kerja
Ø 2 ,4 c m
39 cm
1 2 ,5 c m
15 cm
¬ Menyatukan besi ulir dan besi batang pada plat yang telah
masih tajam
a. Bahan : kayu papan 4x20x30 cm, ulir φ 6mm;P = 50cm, ulir φ 4mm;
P = 25 cm, besi siku 5x50x450 mm, dan kanal aluminium 1x2x45 cm,
2 mur φ 6mm
cm
4 cm
20
30 cm
d. Urutan Kerja :
cm
secara horisontal
4. Balok Pengampelas
mm
c. Gambar Kerja
11cm
8 cm
10 cm
d. Urutan Kerja :
secara horisontal
ampelas
a. Bahan : multiplek 9 mm, lem kayu, mata bor 6mm, cat kayu dan paku
reng
kuas 2”
c. Gambar Kerja :
cm
18
10 cm
21 cm
d. Urutan Kerja :
diameter 6mm
7
6
2 3 4
5
1
8
11
9
10
Keterangan gambar :
menggunakan ampelas tipe P150 dengan tekanan (bar) yang sama pada waktu
yang sama pula tetapi dengan jenis kayu berbeda didapatkan hasil bahwa
tingkat kehalusan bahan selain ditentukan jenis ampelas yang digunakan juga
kualitas serat dari bahan itu sendiri. Semakin lunak serat yang terkandung
dalam bahan maka semakin mudah bahan tersebut diampelas, dan sebaliknya
semakin keras/kasar serat yang terkandung dalam bahan maka semakin sukar
bahan tersebut diampelas. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 9 tabel 2, yang
kasar/keras.
menggunakan ampelas dengan tipe yang berbeda pada tekanan bar yang sama
pada waktu yang sama pula didapatkan hasil bahwa tipe ampelas yang
memiliki ukuran paling kecil dalam tabel P 150 (lihat lampiran 9 tabel 3 )
dapat mempercepat kehalusan bahan daripada tipe bahan yang memliki ukuran
lebih besar..
Pada percobaan III model peraga mesin pengampelas kayu dengan
tekanan keluar aktuator lebih besar daripada tekanan masuk aktuator. Lihat
B. Pembahasan
ampelas yang dipakai dan besarnya tekanan (Bar) yang digunakan pada
3. Tekanan keluar aktuator lebih besar daripada tekanan masuk aktuator, hal
ini karena efektif permukaan piston dikurangi pada sisi batang piston oleh
4. Semakin besar tekanan maka semakin cepat pula gerakan linear yang
ditimbulkan.
diameter dalam, panjang saluran, katup kontrol arah dan ukuran katup
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah melakuan uji coba terhadap model mesin pengampelas kayu dapat
4. Katup 5/2 dobel selenoid pada modul mesin pengampelas kayu diperlukan
diameter dalam, panjang saluran, katup kontrol arah dan ukuran katup
B. Saran
dengan bidang datar dan serat lunak serta ukurannya tidak lebih dari 12
cm2, hal ini disesuaikan dengan alat penjepit bahan dan panjang langkah
2. Pada alat penjepit bahan perlu ditambah rangkaian pneumatik yang lain
5. Hindari penggunaan saluran udara (selang) yang terlalu panjang, sebab hal
pneumatik.
Patient Peter. Pickup Roy. dan Powell Norman. 1985. Pengantar Ilmu Teknik
Pneumatika, PT. Gramedia: Jakarta.
Sisjono. 1997. Sistem Kontrol Pneumatik. PPGT: Bandung.
Unit Produksi Jurusan Listrik (BLPT Semarang). 2002. Petunjuk Penggunaan
Trainer Elektro Pneumatik Tingkat Dasar. BLPT: Semarang.
Krist Thomas. 1993. Dasar-Dasar Pneumatik. Erlangga: Jakarta.
Sugihartono. 1985. Dasar-Dasar Kontrol Pnematik. Tarsito: Bandung.
Sumantri Oman. 1993. Sistem Pengontrolan Motor Di Industri. Depdikbud:
Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka: Jakarta.
Timoshenko. S dan Young. D.H. 1987. Mekanika Teknik. Erlangga: Jakarta.
Latuheru. 1988. Media Pembelajaran. Depdikbud: Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka: Jakarta
Lampiran 1
Limited Switch
Tabung Pneumatik
Lampiran 6
p e n g a t u r a lir a n
LS2
LS1
ta b u n g g e ra k g a n d a
lim it e d s w it c h
+ 24 V D C
LS1 S LS2
4 2
SV 1 SV 2
5 1 3
k a t u p s e le n o id 5 lu b a n g
t e k a n a n b o la k - b a lik
k a t u p t u a s 3 lu b a n g 2
SV1 SV2
3
1
Prinsip Kerja
Apabila tombol ON di tekan maka selenoid valve (SV 1) bekerja,
udara bertekanan mengalir menuju ke silinder penggerak ganda sisi belakang
akibatnya torak bergerak maju. Bila torak sampai pada tempat di mana limit
switch ditempelkan, maka kontak NO pada limit switch menutup
mengakibatkan selenoid valve 2 bekerja. Aliran udara katup berpindah ke
bagian depan silinder, akibatnya torak bergerak ke belakang (mundur) sampai
menyentuh limit switch. Kontak NO limit switch mengaktifkan SV 1 sehingga
torak bergerak maju dan begitu seterusnya. Bila katup manual kita tutup maka
torak akan berhenti.
Langkah Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan kerja seperti selang dan jamper sesuaikan dengan
penggunaannya serta Air Service Unit
2. Pelajari gambar modul alat peraga sebelum dirangkai
3. Pasang kabel jamper dan selang sesuai dengan petunjuk gambar
4. Hidupkan kompresor hingga sampai pada batas tekanan maksimum
5. Sambungkan selang kompresor ke Air Service Unit
6. Atur tekanan udara pada Air Service Unit sesuai dengan tekanan (Bar) yang
dibutuhkan alat peraga (Min. = 4 Bar/58 Psi)
7. Periksa kembali rangkaian sebelum alat peraga dioperasikan, jika kurang
mantap tanyakan kepada dosen/asisten dosen
8. Pasang ampelas pada balok pengampelas
9. Letakkan kayu yang akan diampelas pada alat penjepit objek
10. Atur posisi tabung pneumatik dengan merubah posisi mur pada tiang
penyangga, sehingga balok pengampelas menempel pada permukaan bidang
kayu/objek
11. Buka keran selang pada kompresor dan Air Service Unit
12. Tekan tombol ON pada catu daya, setelah itu tarik tuas katup3/2 di posisi
SET. Jika pemasangan rangakaian betul maka torak pengampelas pada tabung
pneumatik akan bergerak dan melakukan gerakan pengampelasan
13. Untuk mengatur kecepatan torak pengampelas gunakan speed control yang
terpasang pada tabung pneumatik
14. Untuk menggerakkan objek yang diampelas ke samping kanan/kiri cukup
dengan memutar tuas pada alat penjepit objek
15. Untuk menghentikan gerakan torak cukup menarik tuas katup 3/2 pada posisi
RESET
16. Apabila telah selesai matikan catu daya dan tutup keran pada kompresor dan
Air Service Unit
17. Cabut/lepaskan selang dan jamper yang terpasang pada rangkaian, lalu rapikan
18. Kembalikan alat dan bahan pada tempatnya
Lampiran 8
MEJA LANDASAN
NO NAMA BARANG/ALAT SATUAN HARGA
1 Multipleks Rp 45,000.00
2 Besi Siku 30x3 (2 Batang) 12 m Rp 64,000.00
3 Besi Siku Berlubang 3m Rp 17,500.00
4 Mur Baut 6 mm 20 Rp 8,000.00
5 Politur 1 Botol Rp 18,000.00
6 Kuas 2" 1 Rp 2,500.00
7 Elektroda 10 Rp 15,000.00
8 Rel Aluminium 2m Rp 17,000.00
9Cat 1 Kg (Putih Abu-abu) 1 Rp 18,500.00
10Cat 1/4 Kg (Biru) 1 Rp 7,500.00
11Plastik Steel 1 Rp 8,000.00
Total Rp 221,000.00
CATU DAYA 24 V
NO NAMA BARANG/ALAT SATUAN HARGA
1 BIG 3A CT 15 V 1 Rp 22,500.00
2 IC 7824 + Pendingin + Isilator 1 Rp 5,750.00
3 TR 2N3055 + Pendingin + Isolator 1 Rp 9,250.00
4 Elco 6800 uF / 35V 1 Rp 6,000.00
5 Elco 4700 uF / 35V 1 Rp 4,000.00
6 Elco 2200 uF / 35V 1 Rp 2,000.00
7 Saklar + Lamp. 1 Rp 1,250.00
8 PCB PC 255 1 Rp 1,300.00
9 Kabel Serabut 2m Rp 700.00
10Dioda 4A 2 Rp 4,000.00
Total Rp 56,750.00
MEKANIK
NO NAMA BARANG/ALAT SATUAN HARGA
1 Besi Ulir ( d = 2.44 cm ) 1 Rp 8,000.00
2 Besi Ulir ( d = 6 mm ) 1 Rp 3,500.00
3 Besi Ulir ( d = 4 mm ) 1 Rp 2,000.00
4 Baut ( d = 2.5 cm ) @ Rp.1000 2 Rp 2,000.00
5 Kayu Papan tebal = 4 cm 1 m2 Rp 40,000.00
6 Besi Siku 5x50 mm 1m Rp 8,500.00
7 Kanal Aluminium 1x2 cm 1m Rp 14,500.00
8 Besi Batang 1m Rp 7,500.00
9 Plat Besi Tebal 6 mm 1 m2 Rp 7,500.00
10 Wing Nut @ Rp.1500 3 Rp 4,500.00
Total Rp 98,000.00
Lampiran 9
Tabel 2
Data Pengujian Jenis Kayu Yang Berbeda
Tabel 3
Data Pengujian Tingkat Kehalusan Untuk Beberapa Jenis Ampelas
Tabel 4
Data Pengujian Tekanan Pada Aktuator