You are on page 1of 12

BAB VI

Link Budget pada Jaringan Serat Optik


6.1. Pendahuluan
Perhitungan link budget merupakan perhitungan level daya yang dilakukan
untuk memastikan bahwa level daya penerimaan lebih besar atau sama
dengan level daya threshold (RSL Rth). Tujuannya untuk menjaga
keseimbangan gain dan loss guna mencapai SNR yang diinginkan di
receiver.
6.2. Model jaringan
Jaringan transmisi serat optic yang menggunakan multiplexing DWDM dan
adanya penguat pada jalur transmisi diperlihatkan pada gambar 6.1.

Gambar 6.1 Diagram blok dari model system DWDM


Diagram blok

dari model system seperti terlihat pada gambar

tersebut terdiri dari berbagai macam komponen dari link WDM satu arah.
Transmiter berisi Distributed Feedback Laser DFB satu untuk setiap panjang
gelombang. Sinyal-sinyal dari

panjang gelombang yang berbeda

dikombinasi kedalam single fiber melalui multiplexer optikal. Amplifier


daya optikal digunakan untuk meningkatkan daya transmisi. Setelah pada
jarak tertentu sinyal perlu dikuatkan dengan menggunakan penguat optic
line-line. Tergantung pada jarak, bit rate dan tipe fiber yang digunakan,
sinyal mungkin saja melewati module pengkompensasi dispersi, yang
85

biasanya pada setiap stage penguat. Pada ujung penerima, sinyal akan
diperkuat dengan menggunakan preamplifier optikal sebelum diteruskan
pada demultiplexer. Setiap panjang gelombang selanjutnya akan diterima
dengan photodetektor yang terpisah-pisah.
WDM memungkinkan menggunakan system analog, tetapi dalam
tulisan ini difokuskan pada system digital. Physical layer dari system harus
dipastikan bahwa bit-bit yang ditransmit dari sumber menuju ke alamat yang
dapat dipercaya. Untuk mengukur kualitas ditentukan dari Bit Error Rate
(BER) dan margin tambahan yang melengkapi system. BER berkisar antara
10-9 sampai dengan 10-15, dan yang sering digunakan adalah 10 -12. BER
tergantung pada jumlah noise yang akan merusak system yang ada.
Perencanaan Jaringan
Untuk merencanakan jaringan seperti pada gambar 6.1. perlu
diperhatikan spesifikasi dari perangkat pendukung, jarak jangkau yang
direncanakan, loss dari span yang diperhitungan, OSNR , BER dan SNR
sistem. Perencanaan jaringan yang diinginkan adalah untuk komunikasi long
haul dengan serat optik yang digunakan single mode fiber SMF sehingga
pemilihan semua komponen mengikuti. Perencanaan dipilih dengan
menggunakan DWDM beberapa panjang gelombang.
Dalam disain sistem komunikasi serat optik secara keseluruhan banyak
parameter yang harus dipertimbangkan dalam sistem dengan dimana efek
dari parameter tersebut berbeda satu sama lain. Efek tersebut membuat dua
isu , yang pertama menawarkan bit rate yang tinggi atau kanal yang banyak,
dan yang kedua sistem yang bidirectional atau directional. Parameter yang
dipertimbangkan

86

1. Tipe serat .
Pemilihan jenis serat ditentukan dari apa yang akan dibawa dalam serat
tersebut. Untuk sistem single channel yang beroperasi dengan kecepatan
tingi yaitu 10 GB/s keatas dengan jarak jangkau yang jauh, DSF adalah
pilihan terbaik. Tetapi DSF agak sulit diterapkan bila akan ada upgrade
kapasitas istem dengan menggunakan WDM.

Untuk sistem WDM,

pemilihan tipe serat tergantung pada jarak dan bit rate per kanal. DSF
merupakan pilihan terburuk . Yang terbaik

dengan SMF, bila mana

dengan bit rate tinggi dispersi kromatisnya bertambah maka perlu


dipasang pengkompenasasi dispersi pada sistem transmisi.
2. Daya transmit dan spasi antar amplifier
Limit atas dari daya transmist per channel P diperhitungkan dengan daya
saturasi dari optikal aplifier, efek nonlinearities, dan pertimbangan
keamanan. Pertimbangan tersebut digunakan untuk
jarak antara

memaksimalkan

stage penguat sehingga dapat memperkecil jumlah

amplifier. Daya transmit per kanal P dan total panjang link L, dengan
adanya noise figure dari amplifier dan sensitivitas penerima digunakan
untuk memperhitungkan nilai maksimum yang memungkinkan, bila
jumlah bertambah pinalti dari non linearitas juga bertambah.
3.

Spasi antar kanal dan jumlah panjang gelombang

Pemilihan spasi antar kanal pada WDM yang tujuannya memudahkan


multiplex dan demultiplex kanal-kanal dan mengurangi kebutuhan
stabilitas panjang gelombang. Spasi antar panjang gelombang yang besar
akan mereduksi pinalti FWM dan mudah meng-upgrade menjadi bit rate
yang tinggi per kanal, dimana hal ini tidak memungkinkan pada spasi

87

kanal yang kecil. ITU-T mensyaratkan

spasi

kanal yang digunakan

sebesar100 GHz untuk menghasilkan bit rate 10 Gbps


Disisi lain, makin banyak kanal akan membatasi bandwidth gain
amplifier. Jumlah kanal yang banyak paling mudah dalam disainnya
dengan menggunakan gain amplifier yang flat melalui bandwidth total
yang kecil. Daya keluaran amplifier total dibatasi antar 17 -20 dBm, daya
ini harus dibagi keseluruh kanal yang ada dalam sistem. Bila jumlah
kanal meningkat maka daya pada masing-masing kanal akan mengecil
dan hal ini akan membatasi span dari system.
Jaringan optikal secara keseluruhan
Jaringan optikal secara keseluruhan berisi link serat optik antara node dengan
node dengan switching seluruhnya optik dan routing sinyal pada node tanpa
regenerasi elektronik. Disain jaringan lebih sulit dibandingkan disain dari
point ke point. Hal ini disebabkan karena kemungkinan adanya cross talk,
bandwidth yang berdekatan sehingga perlu kestabiln sistem, beragamnya
S/N dengan panjang lintasan yang berbeda memerlukan equalizer daya dari
setiap node .
6.2. Losses pada jaringan serat optic
Ada 6 Karakteristik mekanis dari serat optik dalam pemasangan
harus diperhatikan. Yang pertama Fiber Bending (tekukan Serat), Tekukan
serat yang berlebihan (terlalu kecil) dapat mengakibatkan bertambahnya
optical loss. Besar tekukan yang diperbolehkan adalah sebesar 20 D, dimana
D adalah diameter dari serat. Yang kedua adalah Cable Bending (tekukan
Kabel).Tekukan kabel pada saat instalasi harus di jaga agar tidak terlalu
kecil, karena hal ini dapat memerusak serat sehingga menambah optical loss,
besar tekukan kabel yang diperbolehkan minimum 20 D.
88

Yang ketiga adalah Tensile Strength yaitu Tensile (regangan) yang


berlebihan dapat merusakan kabel atau serat. Keempat, Crush atau tekanan
yang berlebihan dapat mengakibatkan serat retak / patah, sehingga dapat
menaikkan optical loss. Kelima, Impact (tubrukan) yaitu memberikan beban
dengan berat tertentu yang dijatuhkan dan mengenai kabel optik. Berat beban
yang berlebihan dapat mengakibatkan serat retak / patah, sehingga dapat
menaikkan optical loss. Keenam, Cable Torsion atau pilinan yang diberikan
kepada kabel dapat merusak selubung kabel dan serat
Losses yang terjadi pada jaringan serat optik seperti terlihat pada
gambar 6.2, Pada saat menghubungkan perangkat optik transmitter seperti
LED dan LASER dengan serat optik, dibagan tersebut akan timbul kerugian
yang disebut dengan coupling loss atau rugi-rugi kopler. Scattering adalah
fenomena dimana frekuensi, arah atau polarisasi dari cahaya yang datang
berubah dengan sifat perubahan yang acak pada energy terdistribusi
Ketidakmurnian dari bahan menyebabkan perubahan, sehingga cahaya yang
semestinya arah maju akan dibiaskan kearah lain. Kerugian ini dikatakan
sebagai Rayleigh scattering.

Gambar 6.2. Kemungkinan losses yang terjadi


Tekanan pada serat yang berasal dari luar system yang memungkin
struktur fisik fiber berubah dan akan menimbulkan losses yang disebut
sebagai micro bending loss. Microbending loss juga dapat terjadi pada serat
89

yang digulung. Saat menggulung perlu dipertimbangkan besar jari-jari


minimal dari gulungan agar tidak mematahkan inti dari serat. Penyambungan
kabel serat optik akan menimbulkan kerugian yang disebut sebagai splicing
loss, dimana besarnya sangat tergantung pada tipe yang dipilih. Ada dua tipe
penyambungan yaitu dengan metode fusion dan metode mekanik. Losses
untuk metode fusion antara 0.01 dB -0.2 dB, sedang metode mekanik
lossesnya antara 0.15-0.5 dB. Metode fusion lebih banyak digunakan untuk
di laboratorium.
6.3. Analisa Link Power Budget Dan Rise Time Budget
Ada dua analisa yang biasanya dilakukan untuk memastikan bahwa
performansi link transmisi serat optik dapat memenuhi kebutuhan yang
diinginkan. Yang pertama adalah analisa link power budget yang menentukan
apakah link serat optik memenuhi batasan atenuasi untuk jarak yang
diinginkan untuk Bit Error Rate (BER) yang telah ditentukan. Selanjutnya
dilakukan analisa risetime budget untuk memastikan performansi sistem
keseluruhan telah dipenuhi.
Daya optik yang diterima detektor cahaya tergantung pada banyaknya
cahaya yang dimasukkan ke dalam serat dan rugi-rugi yang terjadi dalam
serat, konektor dan splice. Link power budget didapatkan dari akibat
kerugian dari tiap elemen dalam link. Sebagai tambahan penyebab rugi lain
adalah link power margin yang dicadangkan untuk mengantisipasi usia
komponen, fluktuasi temperatur udara, dan rugi lain dari komponen yang
mungkin ditambahkan di kemudian hari. Umumnya digunakan link margin
sebesar 6 dB sampai 8 dB untuk sistem yang diperkirakan tidak mengalami
perubahan atau penambahan komponen. Setelah melakukan analisa link
power budget, proses selanjutnya adalah melakukan analisa rise time sistem
untuk memastikan bahwa performansi keseluruhan telah memenuhi
90

kebutuhan analisa rise-time budget adalah metode untuk menentukan batasan


dispersi suatu link serat optik. Ini sangat berguna untuk menganalisa sistem
transmisi digital.
6.4. Link Power Budget
Link budget atau power budgeting adalah perhitungan daya yang
dilakukan pada suatu sistem transmisi yang didasarkan pada karakteritik
saluran (rugi-rugi), sumber optik dan sensitivitas penerima. Power budgeting
untuk system komunikasi fiber optic digital dilakukan sama caranya seperti
system power budgeting pada system komunikasi lainnya. Bila karakteristik
Tx seperti losses kabel fiber dan sensitivitas penerima diketahui, proses
perhitungan power budgeting akan lebih sederhana dengan memasukan juga
jarak dari repeater atau jarak transmisi maksimum dari system yang akan
dievaluasi. Untuk itu diperhitungkan margin system yang dibutuhkan dari
power budgeting optikal sehingga akan ada perbedaan sedikit dengan
parameter pengoperasian system dan tidak akan menurunkan performasi
system.
Margin pengoperasian memasukan safety margin Ma yang termasuk
didalamnya memperhitungkan kemungkinan sumber noise serta kerusakan
(imparment) pada penerima seperti error equalisasi, degradasi noise dan eye
opening imparment. Safety margin tergantung pad perkembangan komponen
system dimana secara procedure berkisar 5 -10 dB. System yang
transmisinya menggunakan LASER membutuhkan safety margin lebih besar
yaitu 8 dB dibandingkan yang menggunakan LED yang hanya 6 dB. Hal ini
dikarenakan variasi temperature dan usia (ageing) dari LED lebih kecil dari
pada LASER.

91

Secara spesifik jika daya tranmisi PTX dan daya minimum

yang

dibutuhkan Pmin, maka power budget merupakan perbandingan keduanya


Besarnya power budget dari sistem dituliskan pada persamaan 6.1.
PTX
Pmin

(6.1)

Power budget [dB]=PTX [dB]-Pmin[dB]

(6.2)

PowerBudget

Pada sistem komunikasi daya minimum yang dapat diterima

untuk

memenuhi pencapaian performasi yang spesifik disebut dengan sensitivitas


penerima. Jika sinyal yang sampai pada penerima lebih rendah dari daya
minimum tersebut maka sistem menjadi tidak bekerja/ operasional. Loss
daya total pada saluran transmisi harus dibawah power budget. Pada fiber
optik, attenuasi dinyatakan dalam satuan dB/km. Secara spesifik, jika fiber
dengan panjang L km dan attenuasinya fiber dB/km, maka attenuasi total
dari fiber adalah
fiber L couple N otherloss powerbudget[dB ]

couple

(6.3)

: losses pada saat meng-kouple satu perangkat dalam hal ini

misalnya konektor dengan fiber optik atau sebaliknya,yang dihitung per


koneksi. Sedang N

jumlah total koneksi yang digunakan pada saluran

transmisi. Proses losses yang telah disebutkan dapat dilihat pada gambar 6.3

Gambar 6.3. Loss daya optis pada point to point link


f : konstantan redaman fiber; c: loss konektor; sp: loss splice
92

Dengan memasukan faktor margin yang nilainya tergantung perangkat yang


digunakan maka besar daya transmit ditunjukan persamaan 6.4. dan besarnya
loss

atau span loss dari titk Tx ke Rx

seperti persamaan 6.5. jarak

maksimum dari lintasan diperlihatkan dengan persamaan 6.6.


Ptx Prx M s total

(6.4)

total 2 c n s s Lsis f

Lsis

1 s Lsis f
Lkbl

total 2 c

Lsis km

(6.5)

total dB s dB 2 c


f s
Lkbl

atau
Lmax

fiber

10 log10 PTX

10 log 10 Pmin otherloss dB

(6.6)

Dimana
Ptx

: daya transmit (dBm)

Prx

: sensitivitas penerima (dBm)

: redaman konektor (dB)

: redaman akibat splicing/penyambungan (dB)

: redaman fiber (dB/km)

Lkbl

: panjang kabel per span (km)

Lsis

: Jarak transmisi tanpa repeater (km)

Ms

: margin sistem (dB)

Sedangkan laju data suatu saluran serat optik dipengaruhi oleh terjadinya
dispersi pulsa yang dipengaruhi oleh waktu bangkit (rise time) total sistem.
Waktu bangkit secara keseluruhan diberikan dengan persamaan 6.7
93

tr

2
2
t source
t det
t 2f

(6.7)

dengan
t f D L

(6.8)

dimana
tr

: waktu bangkit total sistem

tsource

: waktu bangkit sumber optik

tdet

: waktu bangkit detektor aktif

tf

: dispersi total serat

: dispersi serat

: lebar spektral

: panjang serat optik

Efek dispersi juga dipengaruhi oleh jarak maksimal yang dapat ditempuh
sesuai dengan bit rate yang dilalui dalam sistem dengan persamaan :
Lmak

DispersionTolerance
(10 ~ 30)
DispersionCoefisient

(6.9)

Dimana
Lmak : Jarak maksimal berbatas dispersi (km)
Dispesion tolerance tergantung dari karakteritik masing-masing perangkat,
dan dispersion coefisient tergantung dari tipe serat optik yang dipergunakan.
Dispesi sinyal pada bandwidth yang terbatas akan mengakibatkan sinyal
mengalami over laping dan dikenal dengan inter symbol interfrence (ISI).
Hubungan bandwidth maksimum dan dispersi ditunjukan dalam persamaan
6.10
BTmak

0.2

(6.10)

dengan BT adalah bit rate (bits/s) dan lebar pulsa dalam rms (s)

94

Konversi dari bit rate ke bandwidth tergantung pada format kode


yang digunakan
Untuk NRZ (Non Return to Zero )
BTmak B / 2(b / s )

(6.11)

Sedang untuk RZ (return to zero)


BTmak B(b / s )

(6.12)
dimana B adalah Bandwidth Hz
Power budget dapat diperbaiki dengan berbagai cara, sebagai contoh
PTX dapat dinaikan dengan menaikan keluaran dari dioda laser pada Tx dan
Pmin dapat direduksi dengan menggunakan avalanche photodetector. Power
budget dapat ditingkatkan dengan menggunakan optical amplifier yang
menjadi penting pada sistem transmisi bawah laut dimana pada sistem ini
attenuasi menjadi faktor pembatas.
Cara lain adalah dengan melihat ketergantungan

sensitivitas

penerima pada bit rate dari photon yang dihitung. Untuk menghitung jumlah
photon yang datang digunakan photodioda untuk mengkonversi photon
menjadi photocurrent. Makin banyak photon yang sampai di photodioda
makin banyak photocurrent yang dibangkitkan. Untuk menjaga performansi
deteksi yang sama, yang harus dijaga adalah jumlah photon yang rata-rata.
Konsekwensinya ketika perhitungan interval bit berkurang, kecepatan photon
yang datang datau daya optikal input secara langsung akan meningkat.
Pmin sensistivitas penerima secara proporsional linier dengan transmisi bit
rate. Ketika noise yang diterima total didominasi oleh shot noise
Pmin B

Po
Bo

Pmin dB Po dB 10 log10 B
Bo

(6.13)
(6.14)
95

Dimana
B : bit rate
Po : sensitivitas penerima dengan bit rate Bo
Lmax

1
fiber

PTX

Lmax Lmax,0

Po dB 10 log 10 B B o otherloss

10
log10 B
fiber
Bo

(6.15)

Persamaan ini merupakan batasan attenuasi atau seberapa besar Lmax dapat
dicapai dengan adanya B
Dengan adanya dispersi ekualisasi penalty DL power budget menjadi
Ptx Prx fc j L CT DL M a

(6.16)

96

You might also like