Professional Documents
Culture Documents
Bakuan
Kompetensi
LPJK
Judul Unit
Menentukan Sifat Kompaksi Tanah
Uraian Unit
Unit ini berlaku untuk Perencanaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan
dalam Menentukan Sifat Kompaksi Tanah
Sub Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
1. Menguasai metoda
1. Dapat menjelaskan pengambilan contoh tanah dengan
pengambilan contoh tanah
menggunakan bor tangan, bor mesin, dan test pit
2. Dapat menjelaskan perbedaan dari contoh tanah tidak
terganggu (undisturbed sample) dan contoh tanah
terganggu (disturbed sample)
3. Dapat menjelaskan cara pengambilan tanah kohesif
dan tanah tidak kohesif
2. Menguasai metoda/standart
pengujian untuk mendapatkan
sifat kompaksi tanah
Soil Compaction
Sebuah proses dimana partikel-partikel tanah
tersusun secara lebih rapat dengan berkurangnya
volume pori, sebagai hasil dari pemakaian beban
seperti rolling (gilas), tamping (menumbuk) atau
getaran. Proses ini meliputi keluarnya udara dari
pori tanpa perubahan yang signifikan terhadap
kadar air.
Tujuan
Merubah sifat-sifat teknis tanah menjadi lebih baik:
strength, compressibility, volume stability (shrinkswell potential), hydraulic conductivity, and
erodibility.
mengurangi kompresibilitas
menaikkan kekuatan tanah
mengurangi potensi likuifaksi
mengontrol shrinkage dan swelling
mengurangi hydraulic compressibiliy/permeabilitas
menaikkan daya tahan terhadap erosi
mengontrol resilience properties
Tanah Asli
Shear Strength:
Triaxial Test
Core
Transition Filter
Top Width
Freeboard
Blanket
Toe
Upstream
Shell
Downstream
Shell
Foundation
Nilai permeabilitas
Nilai C,
Cut-off
Impervious Stratum
Filter
Toe Drain
Toe
Pavement
Defleksi
Youngs Modulus E
CBR
h1
z1
r1
r2
h2
z2
r1
r2
h3 =
1 = 0.5
E1
Interface 1
2 = 0.5
E2
Interface 2
3 = 0.5
E3
DB2
DB3
3
3
2
3
4
4
Sand, SP
Very loose to medium
Sand, SP
Liquefable Zone
20
15
9
Silty Sand, SP
Silty Sand, SP
Loose to medium
16
5
6
16
15
Sandy Silt, ML
2
4
15
13
8
5
10
4
7
12
7
13
31
>50
>50
>50
Sand, SP
30
31
29
31
43
43
>50
>50
>50
>50
13
Silty, ML
Silt, ML
Stiff to very stiff
29
26
26
Silt, ML
Very stiff to hard
Sand, SP, Very dense
N>50
10
15
21
Silt Cl
CH
25
29
udara
Air
Butir
tanah
W (%)
Butir
tanah
d = /(1 + W)
= d / (1 + W)
2. Kurva Pemadatan
Kepadatan
Kering
(d)
d =
Gs w
1 + wG s
Usaha
Pemadatan
Tinggi
Gs = specific gravity tanah
Usaha
Pemadatan
Rendah
Kadar Air Optimum
Kadar Air (w)
mengapung
mengapung
Pasir
Lempung
= S = ' tan
Kepadatan yang lebih tinggi dapat diperoleh bila pasir adalah kering
atau basah. Tetapi pada region C, tegangan kapiler antar butiran
menjadi semacam kohesi yang menahan butiran untuk ber-relokasi
dan memadat.
S = 100%
Region C
Tipe Tanah
Tipe tanah seperti distribusi ukuran butiran, bentuk butiran tanah, specific gravity serta
jumlah dan tipe kandungan mineral lempung merupakan faktor penting yang
mempengaruhi kadar air optimum (woptimum) dan berat jenis kering maksimum
(d maksimum).
Sandy Silt
Silty Clay
Heavy Clay
Poorlygraded
sand
Hubungan Kadar Air dengan Berat Isi Kering untuk Delapan Jenis Tanah yang
Dipadatkan Menurut Metode Standard Proctor (Johnson dan Sallberg, 1960)
= S = ' tan
= S = ' tan
= S = ' tan
= S = ' tan
= S = ' tan
Pasir
Lempung
disperse
Disperse-Deflocculated
Agregat-Deflocculated
Flocculated-Disperse
Disperse-Flocculated
Agregat-Flocculated
agregat
Antar grup
flocculated
deflocculated
Agregat-Flocculated
Agregat-Flocculated
Pemadatan dengan kadar air lebih rendah dari kadar air optimum
(wopt) akan menghasilkan struktur tanah yang flocculated dan
aggregate.
Pemadatan dengan kadar air lebih besar dari kadar air optimum
(wopt) akan menghasilkan struktur tanah yang deflocculated dan
disperse.
d
flocculated
dispersed
random
wopt
parallel
wopt
Kering (sesaat
setelah dipadatkan)
Hujan
(penjenuhan)
Mold 2
Mold 3
(w1)
(w2)
(w3)
Mold 4
Mold 5
(w4)
(w5)
Kadar Air
Optimum
Kepadatan Kering
W(%)
Kekuatan Tanah
W(%)
e
flocculated
flocculated
dispersed
flocculated
dispersed
dispersed
wopt
pd
pf
log p
dry
Shear
Volumetric
Shrinkage
Keretakan dapat diikuti
sejumlah besar penyusutan
oleh
0
S = 100%
d
Swell
Pressure
Nilai aktual bergantung pada tipe tanah,
metode pemadatan, serta nilai awal d dan w
Swell
w
S = 100%
w
Molding water content
Dipengaruhi oleh :
- kadar air dan kepadatan kering saat pemadatan
- struktur tanah saat pemadatan
- besarnya pembebanan saat terjadi penjenuhan
- tipe tanah lempung
Specification
Penelitian pada suatu contoh tanah menunjukkan
kuat geser (undrained strength) tanah lanau
kepasiran (sandy silt) warna coklat (brown) pada
saat jenuh hanya sepertujuh dari kuat geser tidak
jenuh pada kepadatan 80% berdasarkan Standard
Proctor
Kepadatan
80% Standard
Proctor
90% Standard
Proctor
95% Standard
Proctor
Rasio
Jenuh/Tidak
jenuh
10,0
1,5
0,15
15,0
5,3
0,35
17,5
10,0
0,57
w
h
Berat Hammer
Jumlah Layer
Jumlah Pukulan/Lapis
25
25
0.000 942 2 m (1/30 ft3)
Volume Mold
Energi Kompaksi (CE)
Tanah
Proctor
Modifikasi
Proctor
Standar
Prosedur tes mengacu pada standar ASTM D698 untuk tes Proctor Standar dan
ASTM D 1557 untuk tes Proctor Modifikasi.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sinar
Matahari
Sampel
Tanah
2
5
Mold 1
Mold 2
Mold 3
(w1)
(w2)
(w3)
Mold 4
Mold 5
(w4)
(w5)
7
Berat Jenis Kering
(d)
Proctor
Modifikasi
Proctor
Standar
Kurva
Pemadatan
Kadar Air
Optimum
Teori Kompaksi
Gs . w
d =
1 + ( w.Gs / Sr )
dry
Gs w
=
Gs w + 1
Gs. w
d =
(1 Av )
1 + w.Gs
2833
2979
3080
3092
3064
3027
8.41
10.62
12.88
14.41
16.59
18.62
1.84
2.00
2.10
2.12
2.09
2.05
0.084
0.106
0.129
0.144
0.166
0.186
1.70
1.81
1.86
1.851
1.79
1.73
Water content, w
Dry density, d (Mg/m)
10
12
14
16
18
20
d when Av = 0%
2.13
2.04
1.96
1.89
1.82
1.75
d when Av = 5%
2.02
1.94
1.86
1.79
1.73
1.67
d when Av = 10%
1.91
1.84
1.76
1.70
1.64
1.58
Pasir Ottawa
Kerucut
Balonb).
Balon
Accept
Accept
Reject
Moisture content
Reject
Moisture content
95% d max
2% 2%
(w%)
wopt
Field Compaction
Materials
Vibrating
Sheepsfoot
Rammer
Lift
Thickness
Impact
Static
Sheepsfoot
Grid Roller
Scraper
Pressure
(with
kneading)
Vibrating Plate
Compactor
Vibrating
Roller
Vibrating
Sheepsfoot
Vibration
Scraper
Rubber-tired
Roller
Loader
Grid Roller
Kneading
(with
pressure)
Gravel 12+
Poor
No
Good
Very Good
Sand
10+/-
Poor
No
Excellent
Good
Silt
6+/-
Good
Good
Poor
Excellent
Clay
6+/-
Excellent
Very Good
No
Kedalaman Penetrasi
Unit Load
0.1 inci
1000 psi
0.2 inci
1500 psi
0.3 inci
1900 psi
0.4 inci
2300 psi
0.5 inci
2600 psi
Piston
Sample
(a)
(b)
Tes CBR (a). Silinder dan Dial Gauge ; (b). Skema Diagram
Sinar
Matahari
Sampel
Tanah
2
5
Mold 1
Mold 2
Mold 3
(w1)
(w2)
(w3)
Mold 4
Mold 5
(w4)
(w5)
7
Berat Jenis Kering
(d)
Proctor
Modifikasi
Proctor
Standar
Kurva
Pemadatan
Kadar Air
Optimum
Pencampuran
woptimum
Penentuan
woptimum
Mold 1
Mold 2
Mold 3
Penumbukan
(hammer 5 kg)
Mold 1
Mold 2
Mold 3
5 lapis
d1 d2 d3
CBR Disain
Kedalaman Penetrasi
Unit Load
0.1 inci
1000 psi
d
(d) max
Load
56 x
25 x
Kadar Air
Optimum
10 x
W(%)
Penetrasi
0.1 inci
d
56 x
25 x
10 x
CBR disain
CBR (%)
Standar Perkerasan
d =
Gs w
1 + wG s
TP-1
TP-4
TP-5
TP-3
Minimum CBR
= 6%
Tanah Asli
Shear Strength:
Triaxial Test
Faktor Keamanan FS
KESEIMBANGAN BATAS
FS =
FS =
Bidang Gelincir
Lingkaran
Su
Su
MOMEN
W
Su
W yg diperlukan
GAYA
Jari-jari, R
Su
FS =
Momen Penahan
Momen Guling
R s u ds
Wx
Less accurate
Accurate
Temporary
Permanent
Temporary
Permanent
No human building
1.3
1.5
1.25
1.3
1.5
1.3
1.5
Uncertainty of strength
Measurements
Small
Large
1.25
1.5
1.5
SF = 1.25
Cadangan kekuatan = 0.25
Cadangan kekuatan untuk antisipasi ketidakpastian:
1. Tahap Penyelidikan Tanah Lapangan
2. Tahap Penyelidikan Tanah Laboratorium
3. Tahap Interpretasi Profil Tanah dan Air Tanah
4. Tahap Perhitungan Saat Disain
5. Tahap Pelaksanaan Konstruksi di Lapangan
6. Tahap Pengawasan Konstruksi di Lapangan
Konsultan soil
Investigation
Kontraktor
Pengawas
Flores
Tenggarong
Bandung-Tol Cipularang
Samarinda
Jawa Barat
Bearing Capacity
K30 value (MN/m3)
110
100
Middlebrooks
80
70
60
40
20
0
0
CBR in laboratory
Survey data from Nippon
Hodo Co Ltd
Bearing Capacity
K30 value (MN /m3 )
soil
y
r
a
t
imen
d
e
s
nic
soil
Volca
e
v
i
s
Cohe
100
80
ry
e
v
ra
il
o
s
60
Sandy soil
40
20
0
0
10
N value
12
14
16
18
20
Quality Control
Quality Control
Specification
Pemadatan
Pemadatan
H > 15
95 % Standard Proctor
15 < H > 25
95 % Modified
H 25
95 % Modified
Quality Control
(Embankment)
P
2m
Subgrade
Density test
d 95 %
15 cm
CBR 8
100 m
interval
100 m
interval
Embankment
2m
30 cm
CBR 6
100 m
interval
Density test
d 95 %
100 m
interval
(Each layer)
(Cut area)
P
2m
Subgrade
Density test
d 95 %
D
15 cm
CBR 8
100 m
interval
100 m
interval
P
2m
Foundation
Soil
D
In case of K30 < 70 MN/ m3
soil improvement is required
CBR is at 95 % of maxi
dry density in labo.
100 m
interval
Density test
d 95 %
100 m
interval
(Each layer)
(Embankment)
Survey Point
2m
2m
2m
2m
Level
+ 2.5 cm
- 2.5 cm
50 m interval
Subgrade
Single Track
2m
2m
Double Track
2m
2m
Embankment
Single Track
Double Track
Level
+ 3.0 cm
- 5.0 cm
50 m interval
(Cut area)
Survey Point
Subgrade
2m
2m
2m
Single Track
Foundation
Soil
2m
2m
Single Track
2m
Level
+ 2.5 cm
- 2.5 cm
50 m interval
Double Track
2m
2m
Double Track
Level
+ 3.0 cm
- 5.0 cm
50 m interval
Sekian