You are on page 1of 23

Log In

Sign Up

We're trying Google Ads to subsidize server costs. If you are logged in, you won't see ads.
Hover to learn more.

docx
MAKALAH GANGGUAN DISOSIATIF
19 Pages
MAKALAH GANGGUAN DISOSIATIF

Uploaded by
Vina Rahmawati

Views
1,598

connect to download
READ PAPER

MAKALAH GANGGUAN DISOSIATIF


Download
Obat-obatan Meskipun tidak ada obat khusus yang telah disetujui untuk mengobati gangguan
depersonalisasi. Namun, sejumlah obat yang umumnya digunakan untuk mengobati depresi dan
kecemasan juga dapat membantu kondisi gangguan depersonalisasi. Beberapa contoh yang telah
ditunjukkan untuk meredakan gejala tersebut termasuk:

Fluoxetine (Prozac) : Fluoxetine adalah salah satu obat diandalkan untuk pengobatan
depresi. mekanisme aksi dari Fluoxetine adalah dengan meningkatkan tingkat serotonin dalam
otak. bahwa Pasien dengan Depresi memiliki tingkat serotonin dalam otak mereka. Fluoxetine
memudahkan gejala depresi dengan memperlakukan ketidakseimbangan serotonin dalam otak
(Butcher, dkk, 2008).

Clomipramine (Anafranil)
Anafranil 10 mg merupakan obat antidepresan yang mengandung Clomipramine 10 mg. Anafranil
termasuk ke dalam kelas
tricyclic antidepressant
(TCA). Clomipramine merupakan penghambat selektif kuat dari
reuptake
serotonin, antagonis dari reseptor histamin H1, reseptor asetilko
lin, dan reseptor adrenergik 1
(Butcher, dkk, 2008)..
Anafranil digunakan untuk penanganan gangguan obsesif kompulsif, Gangguan depresi
menyeluruh, Gangguan panik dengan atau tanpa agoraphobia, Gangguan dismorfik tubuh,
Ejakulasi dini, Gangguan nyeri kronis dengan atau tanpa penyakit organik, paling sering berupa
nyeri kepala
(Butcher, dkk, 2008).
. Anafranil tidak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat alergi atau hipersensitivitas pada
Clomipramine, atau golongan trisiklik antidepresan lainnya. Pasien dengan riwayat
serangan jantung, pasien dengan gangguan irama jantung, pasien dengan gangguan manik, pasien
dengan gagal hati berat, pasien dengan glukoma, pasien dengan gangguan ginjal berat atau
gangguan mikturisi (buang air kecil). Penggunaan Anafranil pada ibu hamil berkaitan dengan
adanya kelainan jantung congenital pada janin, dan berkaitan dengan gejala putus zat pada bayi
baru lahir. Anafranil juga dapat masuk ke dalam air susu ibu, sehingga ibu menyusui dilarang
menggunakan obat ini
(Butcher, dkk, 2008).
.
EFEK SAMPING

Efek samping yang paling sering ketika menggunakan Anafranil adalah mual, muntah, mulut kering,
gangguan penglihatan, konstipasi,
peningkatan nafsu makan, peningkatan berat badan, pusing berputar, nyeri
kepala, rasa mengantuk, gelisah, dan gangguan ereksi/impotensi. Efek samping yang jaarang
terjadi di antaranya adalah kelemahan otot, gangguan berbicara, kelumpuhan sesaat, gangguan
ingatan, gangguan tidur, gangguan manik, gangguan cemas, pembesaran payudara, galaktorea (keluar air
susu), gangguan keseimbangan, gangguan irama jantung dan peningkatan tekanan darah
(Butcher, dkk, 2008).
.
DOSIS

Penggunaan Anafranil dapat digunakan dalam rentang dosis 25 mg hingga 200 mg per hari dalam dosis
terbagi, obat ini dikonsumsi dalam keadaan perut terisi atau setelah makan guna mengurangi efek samping
pada saluran makan. Pada pasien yang baru menggunakan Anafranil dapat dimulai dengan dosis ringan 10
mg per hari dua hingga tiga tablet, kemudian ditingkatkan dosisnya secara bertahap.
Memberhentikan penggunaan Anafranil harus dilakukan secara bertahap, yaitu dimulai dengan
penurunan dosis hingga akhirnya berhenti, hal ini dilakukan untuk mencegah ketergantungan dan
munculnya gejala putus zat
(Butcher, dkk, 2008).
.

Clonazepam (Klonopin)
Klonopin mengandung clonazepam. Clonazepam digunakan sendiri atau bersama-sama dengan obat lain
untuk mengobati kejang tertentu atau gangguan kejang, misalnya, sindrom Lennox Gastaut,
akinetic atau kejang mioklonik). Hal tersebut juga digunakan untuk mengobati gangguan panik
pada beberapa pasien. Clonazepam adalah termasuk golongan benzodiazepin. Benzodiazepin
termasuk dalam kelompok obat yang disebut sebagai depresan sistem saraf pusat (SSP), yang adalah obat untuk
memperlambat sistem saraf. Fungsi dari obat ini ialah untuk mengatasi gangguan kejang dan
gangguan panik. Obat tersebut hanya dapat diperoleh dengan resep dokter
(Butcher, dkk, 2008)
.

DAFTAR PUSTAKA
American Psychiatric Association. (2000).
Diagnostic and statistical manual of mental disorders, DSM-IV(4th ed., text revision).
Washington, DC: American Psychiatric
American Psychiatric Association. (1994).
Diagnostic and statistical manual of mental disorders, DSM-IV, (4th ed., text revision).
Washington, DC: American Psychiatric
Butcher, J. N., Mineka, S., Hooley, J. M. (2008).
Abnormal Psychology:
Core Concepts
. Boston; Pearson

Davison, G. C., Neale, J. M., Kring, A. M. (2006).


Psikologi Abnormal
(Edisi ke-9) (Noermalasari Fajar, Trans). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Dorahy, M. J dan Rhoades, G. (2001)
Dissosiative Identity Disorder and Memory Dysfunction.

The Current state of experimental research, and its future direction. Clinical Psychology Review,
21, 771-795 Guralnik, O., Schmeidler, J., dan Simeon, D. (2000).
Feeling unreal: Cognitive Processes in depersonalization American Journal of Psychiatry
, 157 (1), 103-109
Hibbert, A. Godwin, A. dan Frances Dear. (2009).
Rujukan Cepat Psikiatri
. Jakarta: EGC Leksikon. (2001).
Istilah Kesehatan Jiwa dan Psikiatri
. Jakarta: EGC Tomb, David A. (2004).
Psikiatri
. Jakarta: EGC Townsend, Mary C. (1998).
Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri
. Jakarta EGC Videbeck, Sheile L. (2001).
Buku Ajar Keperawatan Jiwa
. Jakarta: EGC Maldonado J, Butler L, dan Spiegel D. (1998).
Treatment for Dissosiative Disorder.
New York: Oxford University
https://www.academia.edu/9069052/MAKALAH_GANGGUAN_DISOSIATIF diakses pada
tanggal 13 Desember 2014 pukul 15.06

Job Board
About
Press
Blog
People
Papers
Terms
Privacy
Copyright
We're Hiring!
Help Center

Find new research papers in:


Physics
Chemistry
Biology
Health Sciences
Ecology

Earth Sciences
Cognitive Science
Mathematics
Computer Science

Academia 2016

You might also like