You are on page 1of 25

ILMU

KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ANAMNESIS

Nama : By. A.Y.

Jenis Kelamin : Laki-laki

NO RM :

Umur : 2 hari
Ruang : Dahlia
Kelas : II

Nama Lengkap

: By. A.Y.

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tempat dan Tanggal Lahir

: Karanganyar, 29/11/2015

Umur

: 6 hari

Nama Ayah

: Tn. A. S.

Umur

: 28 tahun

Pekerjaan Ayah

: Pedagang

Pendidikan Ayah : SMP

Nama Ibu

: Ny. A. Y.

Umur

Pekerjaan Ibu

: Karyawan pabrik

Alamat

: Talun 3/11 Girilayu Matesih, Karanganyar

Masuk RS

: 29 November 2015 Jam 12.41

Diagnosis masuk

: BBLSR

Pendidikan Ibu

Dokter yang merawat : dr. Elief Rohana, Sp.A., M.Kes

00354317

: 25 tahun
: SMP

Ko Asisten : Nourma Yustia S., S.Ked

Tanggal : 01 Desember 2015 (Alloanamnesis) di Bangsal Dahlia


KELUHAN UTAMA

: Bayi berat lahir sangat rendah.

KELUHAN TAMBAHAN : 1. Riwayat penyakit sekarang


HMRS Siang hari, pasien datang ke IGD RSUD Karanganyar kiriman dari RS Devalisha
dengan BBLSR.
2. Riwayat penyakit dahulu
Pasien lahir di RS Devalisha tanggal 29 November 2015, yang mana HPL nya adalah tanggal
28 Februari 2016 saat lahir usia kehamilan 27 minggu. Setelah lahir, pasien langsung dirujuk
ke IGD RSUD Karanganyar. Pasien dirawat di bangsal dahlia.
3. Riwayat penyakit pada keluarga yang diturunkan
Tidak ada riwayat penyakit serupa dan tidak ada penyakit keturunan.
4. Riwayat penyakit pada lingkungan
Tidak ada riwayat penyakit serupa.

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

5. Pohon keluarga

NO RM :

00354317

Laki laki
Perempu
an
Meningga
RIWAYAT PRIBADI
1. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Riwayat kehamilan ibu pasien
Ibu G2P1A0 hamil saat usia 25 tahun. Ibu memeriksakan kehamilannya rutin ke bidan. Ibu
tidak pernah mual dan muntah berlebihan, tidak ada riwayat trauma maupun infeksi saat
hamil, sesak saat hamil (-), merokok saat hamil (-), kejang saat hamil (-). Ibu hanya minum
obat penambah darah dan vitamin dari bidan. Tekanan darah ibu dinyatakan normal. Berat
badan ibu dinyatakan normal dan mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan.
Perkembangan kehamilan dinyatakan normal.
b. Riwayat persalinan ibu pasien
Ibu melahirkan pasien dibantu oleh bidan, umur kehamilan 27 minggu, persalinan normal,
presentasi kepala, bayi merintih dengan berat lahir 1300 gram, panjang badan 35 cm, tidak
ditemukan cacat bawaan saat lahir.
c. Riwayat pasca lahir pasien
Bayi laki-laki BB 1300 gram, PB 35 cm, setelah lahir tidak langsung menangis, gerak
tidak aktif, warna kulit kemerahan, tidak ada demam atau kejang. ASI keluar hari ke-2 post
partum.
Kesan : Riwayat ANC baik, riwayat persalinan tidak baik, riwayat PNC tidak baik.
d. Riwayat makanan
0-10 hari

: ASI

e. Perkembangan dan kepandaian


Perkembangan dan kepandaian pasien sampai usia 4 hari: motorik kasar, motorik halus,
bahasa, personal sosial belum terlihat.

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00354317

f. Riwayat Vaksinasi
Vaksin
I
II
Hepatitis B
0 bulan
BCG
DPT
Polio
Campak
Kesan : Sudah dilakukan imunisasi HB0.

III
-

IV
-

V
-

VI
-

g. Sosial, ekonomi, dan lingkungan


Sosial dan ekonomi
Ayah (28 tahun, pedagang) dan ibu (25 tahun, karyawan pabrik), penghasilan keluarga
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Lingkungan
Pasien tinggal bersama ayah dan ibunya di kawasan pedesaan di sekitar persawahan
dan perkebunan. Rumah terdiri dari ruang tamu, dapur 1 kamar mandi dan 2 kamar tidur.
Sumber air berasal dari sumur. Rumah berlantai keramik dengan ventilasi yang cukup.
Kesan : keadaan sosial ekonomi cukup dan kondisi lingkungan rumah cukup.
h. Anamnesis sistem
Cerebrospinal

: kejang fokal (-), delirium (-)

Kardiovaskuler

: sianosis (-)

Respiratorius

: batuk (-), pilek (-), sesak nafas (-)

Gastrointestinal

: muntah (-), BAB (+)

Urogenital

: BAK (+), bengkak kemaluan (-)

Muskuloskeletal

: deformitas (-), bengkak (-)

Integumentum

: bintik merah (-), ikterik (-)

Kesan : Tidak terdapat masalah pada anamnesis sistem.

PEMERIKSAAN

Nama : An. A.Y

JASMANI

Jenis Kelamin : Laki-laki


3

Umur : 2 hari
Ruang : Dahlia
Kelas : II

ILMU
NO RM : 00354317
KESEHATAN
ANAK
PEMERIKSAAN OLEH : Nourma Yustia Sari, S.Ked
Tanggal 01 Desember 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Jam 14.00 WIB


PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum

: Tampak lemah

Tanda Vital :
Nadi

: 130 x/menit

RR

: 55 x/menit

Suhu

: 36,80C

Status Gizi :
BB

: 1300 gr

PB

: 35 cm

BMI

: 1,3 / (0,35)2 = 10,61

PEMERIKSAAN KHUSUS

Kepala

: ukuran normocephal, rambut warna hitam, lurus, jumlah cukup. Ubun- ubun
menonjol (-)

Mata

: mata cowong (-/-), CA (-/-), SI (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor
4

Hidung

ILMU
KESEHATAN
: sekret (-/-), epistaksis (-/-), nafasANAK
cuping hidung (-/-)

Mulut

: mukosa bibir dan lidah kering (-), sianosis (-)

Leher

: pembesaran limfonodi leher (-), massa (-), kaku kuduk (-)

Kulit

: ikterik (-)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00354317

Cor

Inspeksi

: ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi :

batas kanan atas

: SIC II linea parasternalis dextra

batas kanan bawah

: SIC IV linea parasternalis dextra

batas kiri ata

: SIC II linea parasternalis sinistra

batas kiri bawah

: SIC V linea midclavicula sinistra

Auskultasi

: BJ I-II intensitas reguler (+), bising jantung (-)

Paru
Pemeriksaan
Inspeksi

Kanan
Simetris (+)

Kiri
Simetris (+)

Retraksi dinding dada

Retraksi dinding dada

(+)
Ketinggalan gerak (-)

(+)
Ketinggalan gerak (-)

Fremitus (+)

Fremitus (+)

Massa (-)
Sonor (+)
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Simetris (+)
Ketinggalan gerak (-)

Massa (-)
Sonor (+)
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Simetris (+)
Ketinggalan gerak (-)

Fremitus (+)
Perkusi
Sonor (+)
Auskultasi
SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Kesan : terdapat retraksi dinding dada kanan dan kiri.

Fremitus (+)
Sonor (+)
SDV (+), Rh (-), Wh (-)

Depan
Palpasi

Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Palpasi
Belakang

Abdomen

Inspeksi

: distended (-), sikatrik (-)

Auskultasi

: peristaltik (+)

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Perkusi

: timpani (+)

Palpasi

: turgor kulit normal

Hepar

: tidak teraba membesar

Lien

: tidak teraba membesar

Anogenital

: tidak ada kelainan

NO RM :

00354317

Kesan : abdomen dalam batas normal.


Ekstremitas

: akral hangat (+), deformitas (-), sianosis (-), edema (-)


tungkai
kanan

lengan
kiri

kanan

kiri

Gerakan

: bebas

bebas

bebas

bebas

Tonus

: normal

normal

normal

normal

Trofi

: eutrofi

eutrofi

eutrofi

eutrofi

Klonus tungkai

: (-)

(-)

(-)

Reflek fisiologis

: reflek patella (+) normal, achiles (+) normal, triceps (+) normal

Refleks patologis

: babinski (-), chaddock (-), oppenheim (-), gordon (-), rosolimo (-)

Meningeal Sign

: kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-), brudzinski III (-)

(-)

brudzinski IV (-), kernig (-)


Sensibilitas

: dalam batas normal

Kesan : status neurologi dan extremitas superior et inferior dalam batas normal.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tidak dilakukan.
RINGKASAN ANAMNESIS
Pasien dibawa ke IGD RSUD Karanganyar rujukan dari RS Devalisha dengan BBLSR
Tidak terdapat riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang.
Tidak terdapat riwayat penyakit pada keluarga yang berhubungan dengan penyakit sekarang.
Pasien mendapatkan ASI.
Riwayat ANC baik, riwayat persalinan tidak baik, riwayat PNC tidak baik.
Perkembangan dan kepandaian pasien sampai usia 6 hari: motorik kasar, motorik halus,
bahasa, personal sosial belum terlihat.
Sudah dilakukan imunisasi HB0.
6

ILMU
KESEHATAN
ANAK
Keadaan sosial ekonomi dan kondisi lingkungan
rumah baik.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

RINGKASAN PEMERIKSAAN FISIK


KU

: tampak lemah

Vital sign HR: 130x/menit; RR : 55x/menit; S : 36,8C


Kepala

: CA (-/-), SI (-/-)

Mata cekung : cekung (-/-)


Pemeriksaan leher dan pemeriksaan thorax dalam batas normal
Pemeriksaan abdomen dalam batas normal
Extremitas superior et inferior dalam batas normal
LABORATORIUM
Tidak dilakukan.
DAFTAR MASALAH AKTIF / INAKTIF
AKTIF

Bayi berat lahir sangat rendah

INAKTIF DIAGNOSA KERJA


BBLSR dan prematuritas murni
RENCANA PENGELOLAAN
Rencana Tindakan
Obsevasi keadaan umum dan vital sign
Pantau berat badan bayi secara periodik
Rencana Terapi
Pasang O2 4 liter/mnt
Infus D5% + KCl 5cc 5 tpm mikro
Inj. Cefotaxime 75 mg/12 jam
ASI per sonde
7

NO RM :

00354317

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00354317

Rencana Edukasi
Menjelaskan kepada orangtua pasien mengenai penyakit yang diderita pasien.
Menjelaskan tentang komplikasi dari penyakit tersebut.
PROGNOSIS
Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad fungsionam : dubia ad bonam


Quo ad sanam

: dubia ad bonam

Hari/ tgl
I
29/11/2015

Minum

O
(+)

per sonde.

30/11/2015

01/12/2015

prematur

subcostal.

Minum

Retraksi

BBLSR +

HR: 140 x/m

prematur

S: 36,4C

Menangis (+)

subcostal.

murni

BB: 1300 gram

Menangis

BBLSR +

HR: 135 x/m

prematur

murni

S: 36,7C

Sianosis (-)
8

Cefotaxime

ASI per sonde

Pasang

O2

liter/mnt

Infus D5% + KCl

Inj.

Cefotaxime

ASI per sonde

Pasang

O2

liter/mnt

Infus D5% + KCl


5cc 5 tpm mikro

(+)

subcostal.

Inj.

5cc 5 tpm mikro

RR: 54 x/m

Retraksi

Infus D5% + KCl

75 mg/12 jam

(+)
kurang aktif.

Sianosis (-)

liter/mnt

(+)

Gerakan

(+) lemah.

Retraksi

O2

5cc 5 tpm mikro

RR: 52 x/m

(+)
kurang aktif.

Pasang

75 mg/12 jam

BB: 1300 gram

(+)

(+)

Sianosis (-)

Gerakan

Minum

murni

(+)

per sonde >.

HR: 130 x/m

Menangis (+)

lemah.

III

BBLSR +

S: 36,8C

per sonde.

RR: 55 x/m

Gerakan (+)
kurang aktif.
lemah.

II

Inj.

Cefotaxime

75 mg/12 jam

ILMU
KESEHATAN
ANAK
BB: 1300 gram

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00354317

ASI per sonde

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500
9

ILMU
NO RM : 00354317
KESEHATAN
gram tanpa memandang masa kehamilam. BeratANAK
lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

jam setelah lahir.1


B. Klasifikasi3,4
Bayi dengan berat lahir rendah diklasifikasikan berdasarkan :
1. Berat badan lahir
a. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR), dengan berat lahir <1000 gram.
b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), dengan berat lahir 1001-1500 gram.
c. Bayi berat lahir rendah (BBLR), dengan berat lahir 1501-2499 gram.
2. Usia kehamilan
a. Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 38
minggu.
b. Bayi cukup bulan adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan mulai dari 38-42
minggu.
c. Bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan lebih dari 42 minggu.
3. Usia kehamilan dan berat badan lahir
a. Masa kehamilan kurang dari 38 minggu dengan berat yang sesuai dengan berat badan
untuk usia kehamilan (Sesuai untuk Masa Kehamilan= SMK), dimana masa kehamilan
dihitung mulai dari hari pertama haid terakhir dari haid yang teratur.
b. Bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya menurut masa kehamilannya (Kecil
untuk Masa Kehamilan= KMK).
Dari pengertian di atas, BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Prematuritas murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk
masa gestasi tersebut, atau biasa disebut dengan Neonatus Kurang Bulan-Sesuai dengan Masa
Kehamilan (NKB-SMK).
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi. Berarti
bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang Kecil untuk
Masa Kehamilan (KMK). 1,3
C. Etiologi
10

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

1. Prematuritas Murni

NO RM :

00354317

a. Faktor ibu1,2

Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya toksemia
gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis dan psikologis. Penyebab
lainnya adalah diabetes mellitus, penyakit jantung, bacterial vaginosis,
chorioamnionitis atau tindakan operatif dapat merupakan faktor etiologi
prematuritas.

Usia
Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia dibawah 20 tahun
dan pada multi gravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat. Pada ibu-ibu
yang sebelumnya telah melahirkan lebih dari 4 anak juga sering ditemukan.
Kejadian terendah adalah pada usia antara 26-35 tahun.

Keadaan sosial ekonomi


Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini
disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang
kurang.

b. Faktor janin1,4
Kehamilan ganda, hidramnion, infeksi transplasenta (contoh: rubella, sifilis,
toxoplasmosis), insufisiensi plasenta, inkompatibilitas darah ibu dan janin umumnya
akan mengakibatkan BBLR.
2. Dismaturitas
Penyebab dismaturitas adalah setiap keadaan yang menganggu pertukaran zat antara
ibu dan janin (gangguan suplai makanan pada janin). Dismaturitas dihubungkan dengan
keadaan medik yang menggangu sirkulasi dan insuffisiensi plasenta, pertumbuhan dan
perkembangan janin, atau kesehatan umum dan nutrisi ibu. 2,3
D. Patogenesis
Bayi lahir prematur yang BBLR-nya sesuai dengan umur kehamilan pretermnya biasanya
dihubungkan dengan keadaan medis dimana terdapat ketidakmampuan uterus untuk
mempertahankan janin (incompetent cervix/premature dilatation), gangguan pada perjalanan
11

ILMU
NO RM : 00354317
KESEHATAN
kehamilan, pelepasan plasenta, atau rangsanganANAK
tidak pasti yang menimbulkan kontraksi efektif
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

pada uterus sebelum kehamilan mencapai umur cukup bulan.2


Dismaturitas dihubungkan dengan keadaan medik yang menggangu sirkulasi dan efisiensi
plasenta, pertumbuhan dan perkembangan janin, atau kesehatan umum dan nutrisi ibu.
Dismaturitas mungkin merupakan respon janin normal terhadap kehilangan nutrisi atau oksigen.
Sehingga masalahnya bukan pada dismaturitasnya, tetapi agaknya pada resiko malnutrisi dan
hipoksia yang terus menerus. Serupa halnya dengan beberapa kelahiran preterm yang
menandakan perlunya persalinan cepat karena lingkungan intrauteri berpotensi merugikan.2,4
E. Gejala Klinik
1. Prematuritas murni
Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm,
lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari 33 cm, masa gestasi kurang
dari 37 minggu. Kepala relatif besar dari badannya, kulitnya tipis, transparan, lanugo
banyak, lemak subkutan kurang. Ossifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar,
genitalia imatur. Desensus testikulorum biasanya belum sempurna dan labia minora belum
tertutup oleh labia mayora. Rambut biasanya tipis dan halus. Tulang rawan dan daun telinga
belum cukup, sehingga elastisitas daun telinga masih kurang. Jaringan mamma belum
sempurna, puting susu belum terbentuk dengan baik. Bayi kecil, posisinya masih posisi
fetal, yaitu posisi dekubitus lateral, pergerakannya kurang dan masih lemah. Bayi lebih
banyak tidur daripada bangun. Tangisnya lemah, pernapasan belum teratur dan sering
terdapat serangan apnoe. Otot masih hipotonik, sehingga kedua tungkai selalu dalam
keadaan abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam fleksi dan kepala menghadap ke satu
jurusan.1,2
Refleks moro dapat positif. Refleks mengisap dan menelan belum sempurna, begitu
juga refleks batuk. Kalau bayi lapar, biasanya menangis, gelisah, aktivitas bertambah. Bila
dalam waktu tiga hari tanda kelaparan ini tidak ada, kemungkinan besar bayi menderita
infeksi atau perdarahan intrakranial. Seringkali terdapat edema pada anggota gerak, yang
menjadi lebih nyata sesudah 24-48 jam. Kulitnya tampak mengkilat dan licin serta terdapat
pitting edema. Edema ini seringkali berhubungan dengan perdarahan antepartum, diabetes
mellitus, dan toksemia gravidarum.1,2
Frekuensi pernapasan bervariasi terutama pada hari-hari pertama. Bila frekuensi
12

ILMU
KESEHATAN
selalu ANAK
diatas 60x/menit,

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

pernapasan terus meningkat atau

NO RM :

00354317

harus waspada kemungkinan

terjadinya penyakit membran hialin, pneumonia, gangguan metabolik atau gangguan


susunan saraf pusat. Dalam hal ini, harus dicari penyebabnya, misalnya dengan melakukan
pemeriksaan radiologis toraks.1,2
2. Dismaturitas
Dismaturis dapat terjadi preterm, term, dan postterm. Pada preterm akan terlihat
gejala fisis bayi prematur murni ditambah dengan gejala dismaturitas. Dalam hal ini berat
badan kurang dari 2500 gram, karakteristik fisis sama dengan bayi prematur dan mungkin
ditambah dengan retardasi pertumbuhan dan wasting. Pada bayi cukup bulan dengan
dismaturitas, gejala yang menonjol adalah wasting, demikian pula pada post term dengan
dismaturitas.1,3
Bayi dismatur dengan tanda wasting tersebut, yaitu :
1. Stadium pertama
Bayi tampak kurus dan relatif lebih panjang, kulitnya longgar, kering seperti
perkamen, tetapi belum terdapat noda mekonium.
2. Stadium kedua
Didapatkan tanda stadium pertama ditambah dengan warna kehijauan pada kulit,
plasenta, dan umbilikus. Hal ini disebabkan oleh mekonium yang tercampur dalam
amnion yang kemudian mengendap ke dalam kulit, umbilikus, dan plasenta sebagai
akibat anoksia intrauterin.
3. Stadium ketiga
Ditemukan tanda stadium kedua ditambah dengan kulit yang berwarna kuning,
demikian pula kuku dan tali pusat. Ditemukan juga tanda anoksia intrauterin yang
sudah berlangsung lama. 1,3
F. Diagnosis
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka
waktu kurang lebih dapat diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.5
1. Anamnesis
13

ILMU
NO RM : 00354317
KESEHATAN
ANAK
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam
anamesis untuk menegakkan mencari etiologi
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR2,5:


o Umur ibu
o Riwayat hari pertama haid terakir
o Riwayat persalinan sebelumnya
o Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
o Kenaikan berat badan selama hamil
o Aktivitas
o Penyakit yang diderita selama hamil
o Obat-obatan yang diminum selama hamil
2. Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain :
o Berat badan
o Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
-

Tulang rawan telinga belum terbentuk.

Masih terdapat lanugo.

Refleks masih lemah.

Alat kelamin luar; perempuan: labium mayus belum menutup labium


minus; laki-laki: belum terjadi penurunan testis & kulit testis rata.

o Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan).
-

Tidak dijumpai tanda prematuritas.

Kulit keriput.

Kuku lebih panjang

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain

Pemeriksaan Skor Ballard

Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan

Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit
dan analisa gas darah.

Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
14

ILMU
NO RM : 00354317
KESEHATAN
ANAK
kurang bulan dimulai pada umur 8 jam
atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

gawat nafas.
G. Komplikasi
Komplikasi prematuritas 1,5,6
1. Sindrom gangguan pernapasan idiopatik
Disebut juga sebagai penyakit membran hialin karena pada stadium akhir akan terbentuk
membran hialin yang akan melapisi paru.
2. Pneumonia aspirasi
Sering ditemukan pada bayi prematur karena refleks menelan dan batuk belum sempurna.
3. Perdarahan intraventrikuler
Perdarahan spontan di ventrikel otak lateral karena anoksia otak. Kelainan ini biasanya hanya
ditemukan pada otopsi.
4. Hiperbilirubinemia
Bayi prematur lebih sering mengalami hiprebilirubinemia dibandingkan dengan bayi cukup
bulan. Hal ini disebabkan oleh faktor kematangan hepar yang tidak sempurna sehingga
konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk belum sempurna.
5. Infeksi
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya IgG gamma globulin.
Komplikasi dismaturitas 1,2,5
1. Sindrom aspirasi mekonium
Keadaan hipoksia intrauterin mengakibatkan janin mengadakan gasping dalam uterus. Selain
itu mekonium akan dilepaskan ke dalam likuor amnion, akibatnya cairan yang mengandung
mekonium yang lengket itu masuk ke dalam paru janin karena inhalasi. Pada saat lahir, bayi
akan menderita gangguan pernapasan idiopatik.
2. Hipoglikemia simptomatik
Tertama pada bayi laki-laki. Penyebabnya belum jelas, tetapi mungkin sekali disebabkan oleh
persediaan glikogen yang sangat kurang pada bayi dismaturitas. Diagnosis dapat dibuat dengan
melakukan pemeriksaan kadar gula darah. Bayi BBLR dinyatakan hipoglikemia bila kadar gula

15

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

darah yang kurang dari 20 mg%.

NO RM :

00354317

3. Asfiksia neonatorum
Bayi dismatur lebih sering menderita asfiksia neonatorum dibandingkan dengan bayi biasa.
4. Penyakit membran hialin
Terutama pada bayi dismatur yang preterm. Hal ini karena surfaktan pada paru belum cukup
sehingga alveoli selalu kolaps.
5. Hiperbilirubinemia
Bayi dismatur lebih sering mendapat penyakit ini dibandingkan dengan bayi yang sesuai dengan
masa kehamilannya. Hal ini disebabkan gangguan pertumbuhan hati.
H. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Pemberian vitamin K1 :
o Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
o Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari,
dan umur 4-6 minggu)
2. Diatetik
Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks
menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan
pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan
memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara
ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel
pada puting. ASI merupakan pilihan utama :
o Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara
apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling
kurang sehari sekali.
o Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3
hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan
keadaan bayi adalah sebagai berikut :

16

ILMU
KESEHATAN
ANAK
Berat lahir 1750 2500 gram

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

a.

NO RM :

00354317

Bayi Sehat
o Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah
merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh;
setiap 2 jam) bila perlu.
o Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas
menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap, tambahkan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.
Bayi Sakit
o Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan
minum seperti pada bayi sehat.
o Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera setelah bayi stabil.
Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda
siap untuk menyusu.
Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh; gangguan
nafas, kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung :
Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi
telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar
berikan tambahan ASI setiap kali minum. Biarkan bayi menyusu apabila
keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk
menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.
b. Berat lahir 1500-1749 gram
Bayi Sehat
o Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang dibutuhkan tidak
dapat diberikan menggunakan cangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke
dalam paru (batuk atau tersedak), berikan minum dengan pipa lambung. Lanjutkan
dengan pemberian menggunakan cangkir/ sendok apabila bayi dapat menelan
17

ILMU
KESEHATAN
tersedak (ini ANAK
dapat berlangsung

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

tanpa batuk atau

NO RM :

00354317

setela 1-2 hari namun ada

kalanya memakan waktu lebih dari 1 minggu)


o Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan
ASI setiap kali minum.
o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.
Bayi Sakit
o Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
o Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan IV
secara perlahan.
o Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan
ASI setiap kali minum.
o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok apabila kondisi bayi
sudah stabil dan bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak
o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.
c. Berat lahir 1250-1499 gram
Bayi Sehat
o Beri ASI peras melalui pipa lambung
o Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri
tambahan ASI setiap kali minum
o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.
Bayi Sakit
o Beri cairan intravena hanya selama 24 jam pertama.
o Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan
18

ILMU
KESEHATAN
ANAK
intravena secara perlahan.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00354317

o Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan
minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap
kali minum
o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.
d. Berat lahir < 1250 gram (tidak tergantung kondisi)
o Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama
o Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi pemberian
cairan intravena secara perlahan.
o Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri
tambahan ASI setiap kali minum
o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.
Suportif
Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal (3):
o Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak
kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau ruangan hangat yang
tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk.
o Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
o Ukur suhu tubuh dengan berkala
o Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah :
o Jaga dan pantau patensi jalan nafas
o Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
o Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia, kejang, gangguan nafas,
hiperbilirubinemia)
19

ILMU
KESEHATAN
ANAK
Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota
keluarga lainnya
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00354317

o Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu berkunjung setiap
saat dan siapkan kamar untuk menyusui.

Pemantauan (Monitoring)
1. Pemantauan saat dirawat
a. Terapi
o Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
o Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu
b. Tumbuh kembang
o Pantau berat badan bayi secara periodik
o Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi
dengan berat lahir 1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat lahir <1500>
o Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan
telah berusia lebih dari 7 hari :
-

Tingkatkan jumlah ASI denga 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari

Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan peningkatan berat badan bayi agar jumlah
pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari

Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI hingga
200 ml/kg/hari

Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu.

2. Pemantauan setelah pulang


Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan mencegah/
mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang sebagai berikut :
o Sesudah pulang hari ke-2, ke-10, ke-20, ke-30, dilanjutkan setiap bulan.
o Hitung umur koreksi.
o Pertumbuhan; berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.
20

ILMU
KESEHATAN
ANAK
Tes perkembangan, Denver development screening
test (DDST).
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00354317

o Awasi adanya kelainan bawaan.

I. Prognosis BBLR
Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar dari bayi normal. Prognosis akan
lebih buruk bila BB makin rendah, angka kematian sering disebabkan karena komplikasi
neonatal seperti asfiksia, aspirasi, pneumonia, perdarahan intrakranial, hipoglikemia. Bila hidup
akan dijumpai kerusakan saraf, gangguan bicara, IQ rendah.
J. Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang
penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :
o Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan
dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor
risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk
pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu
o Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda
tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat
menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik
o Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34
tahun)
o Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan
ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap
pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.

Tanda kecukupan pemberian ASI:


o BAK minimal 6 kali/ 24 jam.
o Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI.
o BB naik pd 7 hari pertama sbyk 20 gram/ hari.
o Cek saat menyusui, apabila satu payudara dihisap ASI akan menetes dari payudara
yg lain.
21

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Indikasi bayi BBLR pulang:

NO RM :

00354317

o Suhu bayi stabil.


o Toleransi minum oral baik terutama ASI.
o Ibu sanggup merawat BBLR di rumah.
Cara menghangatkan bayi
Cara
Kontak kulit

KMC

Pemancar panas

Inkubator
Ruangan hangat

Petunjuk penggunaan

Untuk semua bayi


Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat atau
menghangatkan bayi hipotermi (32-36,4 oC) apabila cara lain
tidak mungkin dilakukan.
Untuk menstabilkan bayi dgn berat badan <2.500 g, terutama
direkomendasikan untuk perawatan berkelanjutan bayi dengan
berat badan <1.800 g.
Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan napas berat)
Tidak untuk ibu yang menderita penyakit berat yang tidak dapat
merawat bayinya.
Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat 1.500 g atau lebih.
Untuk pemeriksaan awal bayi, selama dilakukan tindakan, atau
menghangatkan kembali bayi hipotermi.
Penghangatan berkelanjutan bayi dengan berat <1.500 g yang tidak
dapat dilakukan KMC.

Untuk merawat bayi dengan berat <2.500 g yang tidak


memerlukan tindakan diagnostik atau prosedur pengobatan.
Tidak untuk bayi sakit berat.

Jumlah cairan yang dibutuhkan bayi (ml/Kg)


Berat (g)

Umur (hari)
1

5+

>1500

60

80

100

120

150

<1500

80

100

120

140

150

Jumlah ASI untuk bayi sehat berat 1250-1499


Pemberian

Umur (hari)
1

3
22

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Jumlah ASI tiap 3 jam (ml/kali)

10

15

18

22

26

NO RM :

28

00354317

30

Kebutuhan cairan elektrolit bayi (ml/kg)


Berat badan (g)

<1000

1000 - <1500

1500 2500

>2500

Hari I

120 cc D5%

100 cc D7,5%

80 cc D10%

80 cc D10%

Hari II

140 cc D5%

120 cc D7,5%

100 cc D10%

90 cc D10%

Hari III

170 cc D5%

130 cc D7,5%

110 cc D10%

100 cc D10%

Hari >IV

200 cc

140-150 cc

130-150 cc

120-150 cc

Pembuatan cairan D7,5% = 93 cc (D5%) + 7 cc (D40%) = 100 cc D7,5%.

BAB III

23

ILMU
KESEHATAN
ANAK
DISKUSI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM :

00354317

Pada anamnesis didapatkan bahwa pasien By. A.Y. usia 2 hari datang ke IGD RSUD
Karanganyar rujukan dari RS Devalisha dengan BBLSR. Pasien lahir dengan usia kehamilan 27
minggu di RS Devalisha tanggal 29 November 2015. Pada saat ditimbang berat badan pasien 1300
gram dan panjang badan 35 cm. Berdasarkan pemeriksaan fisik keadaan umum pasien tampak
lemah, HR: 130x/menit; RR : 55x/menit; S : 36,8C.
Berdasarkan kasus tersebut maka didapatkan diagnosa kerja pasien BBLSR dan prematur murni.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa memandang masa kehamilam.
BBLR diklasifikasikan berdasarkan berat badan lahir, usia kehamilan, usia kehamilan dan berat
badan lahir. Berdasarkan kasus diatas pasien dapat diklasifikasikan sebagai BBLSR, bayi kurang
bulan dan sesuai untuk masa kehamilan, selain itu kasus ini juga dapat diklasifikasikan sebagai
prematur murni (faktor ibu) karena masa gestasinya kurang dari 38 minggu dan berat badannya
sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi tersebut, atau biasa disebut dengan Neonatus Kurang
Bulan-Sesuai dengan Masa Kehamilan (NKB-SMK).
Bayi lahir prematur yang BBLR-nya sesuai dengan usia kehamilan pretermnya biasanya
dihubungkan

dengan

keadaan

medis

dimana

terdapat

ketidakmampuan

uterus

untuk

mempertahankan janin (incompetent cervix/premature dilatation), gangguan pada perjalanan


kehamilan, pelepasan plasenta, atau rangsangan tidak pasti yang menimbulkan kontraksi efektif pada
uterus sebelum kehamilan mencapai umur cukup bulan.
Pada kasus ini terapi yang diusulkan adalah pasang O 2 4 liter/mnt, infus D5% + KCl 5cc 5 tpm
mikro, inj. Cefotaxime 75 mg/12 jam, ASI per sonde.
Pemeriksaan penunjang yang diusulkan pada pasien ini adalah pemeriksaan darah rutin, glukosa
darah, jika perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah, tes kocok
(shake test), foto thorax atau babygram sindrom gawat nafas.

DAFTAR PUSTAKA
24

ILMU
NO RM : 00354317
KESEHATAN
ANAK
Hasan R, Alatas H. Perinatologi. Dalam: Ilmu
Kesehatan Anak 3; edisi ke-4. Jakarta : FKUI,
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

1.

1985;1051-7.
2. Wiknjosastro H, Saifuddin AB. Bayi Berat Lahir Redah. Dalam: Ilmu Kebidanan; edisi ke-3.
Jakarta : yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2002;771-83.
3. Arifuddin J, Palada P. BBLR-LBW. Dalam : Perinatologi dan Tumbuh Kembang. Jakarta :
FKUI, 2004;9-11.
4. Behrman, RE, Kliegman RM. The Fetus and the Neonatal Infant, In : Nelson Textbook of
pediatrics; 17 th ed. California: Saunders. 2004; 550-8.
5. Saifuddin, AB, Adrianz, G. Masalah Bayi Baru Lahir. Dalam : Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal; edisi ke-1. Jakarta : yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2000;376-8.
6. Gomella, TL, Cunningham MD. Management of the Extremely Low Birth Infant During the
First Weekof Life. In : Lange Neonatology; 5 th ed. New York : Medical Publishing Division,
2002; 120-31.

25

You might also like