Professional Documents
Culture Documents
masyarakat untuk ikutserta dalam membangun peternakan rakyat, dan mengambangkan daerah
potensi peternakan di indonesia
tujuan: menjadi penggerak usaha peternakan skala rakyat di Indonesia, dan mendorong
pemenuhan kebutuhan akan daging untuk kebutuhan nasional
5. waktu dan tempat
waktu pelaksanaan: Juni 2012-Oktober 2012
tempat pelaksanan: Desa Bubulak, Kabupaten Bogor
6. isi:
a. analisis masalah:
1. manajemen usaha yang masih belum terstruktur/tidak ada pencatatan dan anilisis biaya yang
jelas
Salah satu masalah klasik yang acap kali ditemukan dalam model system peternakan rakyat
adalah pengelolaan manajemen usaha yang sangat tidak terstruktur. Pengelolaan manajemen
dalam hal ini lebih ditekankan pada analisis biaya korbanan yang harus dikeluarkan dan
keuntungan yang didapat dari keseluruhan usaha peternakan. Umumnya para peternak dalam
usaha peternakan rakyat menggunakan tenaga kerja pribadi yang berasal dari anggota keluarga
itu sendiri. Mereka berusaha bersama dalam mengembangkan usaha peternakan rakyatnya.
Menurut system manajemen usaha peternakan biaya yang dikeluarkan dari keuangan pribadi dan
penggunaan tenaga kerja pribadi yang berasal dari anggota keluarga sendiri tetap harus
dimasukkan dalam penghitungan dan analisis usaha sebagai opportunity cost. Inilah yang sama
sekali tidak diperhatikan oleh peternak rakyat kita, sehingga mereka secara tidak langsung telah
mengalami kerugian akibat manajemen yang salah dan tidak akuntabel.
2. manajemen pakan kurang begitu diperhatikan, masih mengandalkan pengiritan sehingga
pencapaian bobot badan tidak maksimal, intensitas pemberian pakan kurang baik
masalah lain yang juga menjadi kendala dalam usaha peternakan rakyat adalah manajemen
pemberian pakan. Pakan merupakan hal pokok yang harus siperhatikan dalam usaha peternakan
apalagi peternakan sapi potong yang nantinya akan siambil produksi dagingnya. Manajemen
pemberian pakan mulai dari formulasi ransum hingga waktu pemberian pakan merupakan hal
penting yang harus diperhatikan oleh usaha peternakan termasuk peternakan rakyat. Kebanyakan
yang terjadi di peternakan rakyat, mereka mencampur ransum sendiri dengan formulasi yang
kurang tepat sehingga kebutuhan ternak pun kurang terpenuhi. Perilaku menghemat yang
berlebihan terkadang manjadi sebab utama ternak kekurangan pakan dan akhirnya bobot badan
yang diinginkan tidak tercapai. Selain formulasi banyak di antara peternak yang belum mengerti
mengenai jam-jam biologis ternak di mana ternak optimal dalam mengonversi pakan yang
dimakan menjadi tumpukan otot dan daging.
3. tata laksana dan konstruksi kandang kurang baik
tata laksana perkandangan juga menjadi masalah serius dalam peternakan rakyat. Banyak usaha
peternakan rakyat yang tidaka begitu memperhatikan kondisi kandang tempat ternak tinggal. Hal
ini jelas bertentangan dengan prinsip animal welfare yang sekarang ini banyak dipakai di seluruh
peternakan dunia. Pada dasarnya kandang yang baik tidaklah harus terbuat dari bahan-bahan
yang mewah dan mahal, sengan bahan sederhana pn kandang dapat dibentuk dengan bagus yang
penting adalah perawatan dan pemeliharaan kandang sehingga ternak senantiasa merasa nyaman.
4. tata cara pemberian upah pegawai masih acak-acakan tidak memperhitungkan biaya pribadi
yang ikut terpakai sehingga keuntungan yang diperoleh tidak maksimal
5. manajemen penggemukan sapi potong masih jelek: penentuan bobot potong terlalu rendah dan
lama masa penggemukan yang terlalu lama
6. penggunaan kandang kurang maksimal
7. kesulitan akses suplai pakan
8. keterbatasan pengetahuan mengenai kesehatan dan penyakit pada ternak sehingga sering
memanggil dokter hewan sehingga biaya lebih banyak
penyakit dan kesehatan ternak merupakan 2 hal penting yang harus diperhatikan benar dalam
suatu usaha peternakan karena kita ketahui bahwa datangnya penyakit tidak bisa diprediksi
dengan tepat oleh manusia namun memang harus disediakan biaya untuk menanggulangi hal
tersebut. Masalah yang timbul di peternakan rakyat adalah mereka secara umum tidak tahu
menahu tentang kesehatan hewan ternak sehingga mereka masih mengandalakan manteri
kesehatan atau dokter hewan sehingga hal tersebutmembutuhkan biaya yang lebih tinggi lagi.
b. analisis peluang pengembangan:
1. potensi untuk dikembangkan tinggi karena peternak di daerah itu masih jarang/pesaing masih
sedikit
menrutu hasil survei, di Desa Bubulak hanya ditemukan satu area peternakan rakyat dan itu
menjadi satu-satunya peternakan rakyat yang ada di daerah tersebut. Sementara rumah potong
lokasinya cukup dekat dengan desa tersebut. Melihat kondisi tersebut, tercipta peluang besar
dalam usaha peternakan sapi. Tanpa adanya pesaing dalam pasar yang cukup besar membuat
peluang usaha yang semakin besar juga.
2. ukuran kandang dengan kapasitas besar bisa dimanfaatkan untuk jumlah sapi yang lebih
banyak
Pada dasarnya ukuran kandang yang ada cukup besar dengan kapasitas tamping 20 ekor sapi
dengan tipe kandang yang cukup bagus berlantai semen. Dengan ukuran kandang yang relative
besar tersebut memungkinkan untuk dilakukan pengembangan dan penambahan jumlah ternak
sapi yang digemukkan.
3. sumber pakan hasil limbah pertanian masih banyak dan belum dimanfaatkan optimal
Area perternakan di desa bubulak masih dikelilingi oleh lahan-lahan pertanian dan lahan
masyarakt. Dalam hal ini akan dikembangkan juga kerjasama antara peternak dan masyarakat
pemilik tanah untuk mengembangkan pakan hasil limbahan pertanaian. Dalam usaha
pengembangan ini juga dilakukan kerjasama dengan masyarakat petani sekitar lokasi peternakan
yakni dengan jalan memberdayakan masyarakat untuk menanam rumput dan hijauan untuk
sumber pakan ternak pada lahan sawah mereka. Selanjutnya hijauan pakan tersebut dibeli oleh
peternak sehingga petani juga dapat keuntungan cukup besar dari usaha tersebut.
4. pasar masih besar
c. rencana pengembangan:
1. pemasukan jumlah sapi yang digemukkan ditambah