You are on page 1of 23

BAB II

TEORI PENUNJANG
2.1.
2.1.1.

TEORI PENUNJANG
Karakteristik Lalu lintas
Karakteristik atau ciri dari lalu lintas merupakan hasil interaksi
antara pengemudi, kendaraan dan jalan (Alamsyah, A. Ansyari, 2008). Oleh
karena itu karakteristik lalu lintas suatu jalan sangat dipengaruhi oleh
perilaku pengemudi dan lingkungan jalan. Menurut Roger P. Roes, et.al.
(2004), karaktersitik lalu lintas dijalan terdiri dari 3 (tiga) parameter utama
yaitu:
Volume Kendaraan
Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati satu titik
pengamatan selama periode waktu tertentu. Volume kendaraan dihitung
berdasarkan persamaan :

N
T .....................................................................................[1]

dengan :
Q = volume (kend/jam)
N = jumlah kendaraan (kend)
T = waktu pengamatan (jam)

Kecepatan
Kecepatan merupakan parameter kedua yang menggambarkan
karaktersitik lalu lintas di suatu jalan. Kecepatan didefenisikan sebagai
jarak tempuh kendaraan pada suatu penggal jalan dibahagi dengan jarak
tempuhnya dan biasanya dinyatakan dalam satuan km/jam. Kecepatan arus
lalu lintas (S) dapat dihitung dengan menggunakan formula:

D
T ...................................................................................[2]

Dimana:
D = Jarak tempuh (km.)
T = Waktu tempuh (jam)
S = Kecepatan (km/jam)

Kepadatan Lalu lintas


Kepadatan lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang menempati
suatu panjang ruas jalan atau lajur yang biasanya dinyatakan dalam
kendaraan per kilometer atau smp per km. Kepatan lalu lintas sangat sukar
diukur secara langsung di lapangan sehingga Kepadatan lalu lintas
diestimasi dari hubungan Kecepatan rata rata ruang (SMS) dengan Volume
arus lalu lintas dan dihitung dengan menggunakan formula:

V
SMS ...................................................................................[3]

Dimana:
D = Kepadatan lalu lintas (smp/km)
V = Volume lalu lintas (smp/jam)
SMS = Kecepatan Rerata Ruang (km/jam).
.1.2.Kapasitas Jalan Raya
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik
di jalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu.
Untuk jalan dua lajur dua arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah
(kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus
dipisahkan per arah dan kapasitas di tentukan per lajur. Persamaan dasar
untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut :

C CO FCW FCSP FCSF FCCS

....................................[4]
Dengan:
C
= Kapasitas (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = Faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan
FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota
Kapasitas dasar (CO) kapasitas segmen jalan pada kondisi
geometri, ditentukan berdasarkan tipe jalan sesuai dengan Tabel 2.1
Tabel 2.1. Tabel Kapasitas dasar[1]
Tipe jalan
Empat-lajur terbagi atau Jalan
satu-arah

Kapasitas dasar
(smp/jam)
1650

Catatan
Per lajur

Empat-lajur tak-terbagi

1500

Per lajur

Dua-lajur tak-terbagi

2900

Total dua arah

Faktor penyesuaian lebar jalan ditentukan berdasarkan lebar jalan


efektif yang dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Tabel faktor penyesuaian jalan[1]
Tipe

Jalan Lebar efektif jalur


lalu-lintas (Wc)
(m)

Empat-lajur terbagi atau


Jalan satu-arah

Per lajur
3,00
3,25
3,50
3,75
4,00
Per lajur
3,00
3,25
3,50
3,75
4,00

Empat-lajur tak-terbagi

Empat-lajur tak-terbagi

Per lajur
3,00
3,25
3,50
3,75
4,00

FCW

0,92
0,96
1,00
1,04
1,08
0,91
0,95
1,00
1,05
1,09

0,91
0,95
1,00
1,05
1,09

Faktor penyesuaian pembagian arah jalan didasarkan pada kondisi


dan distribusi arus lalu lintas dari kedua arah jalan atau untuk tipe jalan
tanpa pembatas median. Untuk jalan satu arah atau jalan dengan median
faktor koreksi pembagian arah jalan adalah 1,0. Faktor penyesuaian
pemisah jalan dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3. Tabel Faktor Penyesuaian Pemisah Jalan[1].


Pemisah arah SP
(%-%)
FCSP

70-30

50-50

55-45

60-40

65-35

Dua-lajur
(2/2)

1,00

0,97

0,94

0,91

0,88

Empatlajur (4/2)

1,00

0,985

0,97

0,955

0,94

Faktor penyesuaian ukuran kota didasarkan pada jumlah


penduduk, Faktor penyesuaian ukuran kota dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Ukuran kota (juta penduduk)

Faktor penyesuaian untuk ukuran kota

< 0,1

0,86

0,1 - 0,5

0,90

0,5 - 1,0

0,94

1,0 - 3,0

1,00

>3,0

1,04
Tabel 2.4. Faktor Penyesuain Ukuran Kota[1]

Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping untuk ruas


jalan yang mempunyai kereb didasarkan pada 2 faktor yaitu lebar kereb
(Wk) dan kelas hambatan samping. Nilai faktor penyesuaian kapasitas
akibat hambatan samping ini dapat dilihat pada tabel 2.5.

10

Tabel 2.5. Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Hambatan Samping (FCSF)[1]


Faktor penyesuaian untuk hambatan
Kelas
samping dan jarak kerb penghalang (FCSF)
Tipe jalan
hambatan
Jarak kerb penghalang (Wk) (m)
samping
0,5
1,0
1,5
2,0
4/2 D
VL
0,95
0.97
0.99
1.01
L
0.94
0.96
0.98
1.00
M
0.91
0.93
0.95
0.98
H
0.86
0.89
0.92
0.95
VH
0.81
0.85
0.88
0.92
4/2 UD
VL
0.95
0.97
0.99
1.01
L
0.93
0.95
0.97
1.00
M
0.90
0.92
0.95
0.97
H
0.84
0.87
0.90
0.93
VH
0.77
0.81
0.85
0.90
2/2 U atau VL
0.93
0.95
0.97
0.99
Jalan satu- L
0.90
0.92
0.95
0.97
arah D
M
0.86
0.88
0.91
0.94
H
0.78
0.81
0.84
0.88
VH
0.68
0.72
0.77
0.82

.1.3.Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan sebagai rasio arus terhadap
kapasitas, digunakan sebagai factor utama dalam penentuan tingkat kinerja
simpang dan segmen jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan
tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Derajat kejenuhan
dihitung dengan menggunakan arus dan kapasitas dinyatakan dalam
smp/jam. DS digunakan untuk analisa perilaku lalu-lintas berupa kecepatan,

DS
DS
Q
C

Q
C ...................................................................................[5]

dengan:
= Derajat kejenuhan
= Arus lalu lintas (smp/jam)
= Kapasitas (smp/jam)

.1.4.Kemacetan
11

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan


terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan
melebihi kapasitas jalan. Pada sistem yang saya gunakan ini akan
menggunakan parameter jumlah kendaraan dan kecepatan kendaraan yang
melintasi jalur tersebut. Dengan menggunakan tingkat pelayanan (level of
service), kita dapat mengkelompokan keadaan jalan. Tingkat pelayanan
(level of service) merupakan ukuran kualitas arus lalu lintas yang terjadi di
jalan raya dimana pengemudi merasakan kemudahan dan kenyamanan
dalam kendaraan. Menurut HCM, 1994, terdapat 6 buah tingkat pelayanan
yang berhubungan dengan rasio arus dengan kapasitas yaitu:
A. Tingkat Pelayanan A yaitu kondisi arus bebas.
B. Tingkat Pelayanan B yaitu arus stabil. Tingkat pelayanan ini
biasanya digunakan untuk merancang jalan antar kota.
C. Tingkat Pelayanan C yaitu arus masih stabil yang digunakan untuk
merancang jalan perkotaan.
D. Tingkat Pelayanan D yaitu arus mulai tidak stabil.
E. Tingkat Pelayanan E yaitu arus sudah tidak stabil dimana arus
sudah tersendat sendat.
F. Tingkat Pelayanan F yaitu arus terhambat dimana arus kendaraan
sudah berhenti, terdapat antrian dan macet.
Tingkat pelayan tersebut dapat kita gunakan untuk mendapatkan
informasi kepadatan lalu lintas yang terjadi dalam jalan tersebut. Berikut
ini adalah tabel penelitian yang dilakukan Tamin & Nahdalina (1998) dan
didapatkan sebuah rata-rata kecepatan pada tiga kelas jalan dengan tingkat
pelayanan seperti pada tabel 2.6.
Tabel 2.6. Indeks Pelayanan Berdasarkan Kecepatan Rata-rata[2]
Kelas Arteri
I
II
III
Kecepatan
(km/jam)
ITP
A
B
C
D
E
F

12

72 56

56 48

56 - 40

Kecepatan perjalan rata-rata (km/jam)


56
45
35
28

21
<
21

<

48
38
29
23
16
16

<

40
31
21
15
11
11

Nilai kecepetan tersebut akan menjadi patokan nilai untuk


menganilasa hasil pendeteksian sensor untuk kecepatan kendaraan yang
melewati jalan tersebut. Berikut ini adalah tabel penelitian yang dilakukan
Tamin & Nahdalina (1998) untuk mendapatkan derajat kejenuhan dari
tingkat pelayanan terlihat pada tabel 2.7:
Tabel 2.7. Faktor Penyesuain Ukuran Kota[2]
Tingkat pelayanan
Tingkat kejenuhan
A
0,35
B
0,54
C
0,77
D
0,93
E
1,0 , <
F
1
0

Derajat kejenuhan ini akan menjadi patokan untuk menganalisa


data yang didapatkan dalam pembacaan sensor yang ada. Pembacaan awala
yang dilakukan oleh sensor adalah untuk mengetahui volume kendaraan
yang melewati jalan tersebut. Dari hasil perbagian volume kendaraan
dengan kapasitas jalan kita akan mendapatkan derajat kejenuhan. Sebagai
patokan dari Tamin & Nahdalina kita dapat menentukan jenis tingkat
pelayanan yang terjadi pada jalan tersebut.
2.1.5

SMS GATEWAY
SMS Gateway merupakan pintu gerbang bagi penyebaran
informasi dengan menggunakan SMS. Anda dapat menyebarkan pesan ke
ratusan nomor secara otomatis dan cepat yang langsung terhubung dengan
database nomor-nomor ponsel saja tanpa harus mengetik ratusan nomor dan
pesan di ponsel anda karena semua nomor akan diambil secara otomatis
dari database tersebut.
Layanan SMS sangat populer dan sering dipakai oleh pengguna
handphone. SMS menyediakan pengiriman pesan text secara cepat, mudah
dan murah. Kini SMS tidak terbatas untuk komunikasi antar manusia
pengguna saja, namun juga bisa dibuat otomatis dikirim/diterima oleh
peralatan (komputer, mikrokontroler, dsb) untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Namun untuk melakukannya, kita harus memahami dulu cara kerja
SMS itu sendiri.

13

Short Message Service (SMS) adalah protokol layanan pertukaran


pesan text singkat (sebanyak 160 karakter per pesan) antar telepon. SMS ini
pada awalnya adalah bagian dari standar teknologi seluler GSM, yang
kemudian juga tersedia di teknologi CDMA, telepon rumah PSTN, dan
lainnya.
Alur pengiriman SMS pada standar teknologi GSM terdapat pada
gambar 2.1.

Gambar 2.1. Alur Pengiriman SMS Standar Teknologi GSM [10]


Keterangan:

BTS - Base Transceiver Station

BSC - Base Station Controller

MSC - Mobile Switching center

SMSC - Short Message Service Center


Ketika pengguna mengirim SMS, maka pesan dikirim ke MSC
melalui jaringan seluler yang tersedia yang meliputi tower BTS yang
sedang meng-handle komunikasi pengguna, lalu ke BSC, kemudian sampai
ke MSC. MSC kemudian mem-forward lagi SMS ke SMSC untuk
disimpan. SMSC kemudian mengecek (lewat HLR - Home Location
Register) untuk mengetahui apakah handphone tujuan sedang aktif dan
dimanakah handphone tujuan tersebut.

14

Jika handphone sedang tidak aktif maka pesan tetap disimpan di


SMSC itu sendiri, menunggu MSC memberitahukan bahwa handphone
sudah aktif kembali untuk kemudian SMS dikirim dengan batas maksimum
waktu tunggu yaitu validity period dari pesan SMS itu sendiri. Jika
handphone tujuan aktif maka pesan disampaikan MSC lewat jaringan yang
sedang meng-handle penerima (BSC dan BTS).
Sebenarnya, di dalam kebanyakan handphone dan GSM/CDMA
modem terdapat suatu komponen wireless modem/engine yang dapat
diperintah antara lain untuk mengirim suatu pesan SMS dengan protokol
tertentu. Standar perintah tersebut dikenal sebagai AT-Command, sedangkan
protokolnya disebut sebagai PDU (Protokol Data Unit). Melalui ATCommand dan PDU inilah kita dapat membuat komputer/ mikrokontroler
mengirim/menerima SMS secara otomatis berdasarkan program yang kita
buat.
2.1.6

Topologi Bintang
Topologi bintang merupakan bentuk topologi jaringan yang berupa
konvergensi dari node tengah ke setiap node atau pengguna. Masingmasing workstation di hubungkan secara langsung ke Server atau
Hub/Swich. Intinya topologi ini mengunakan Hub/Switch untuk
menghubungkan dari komputer satu ke komputer yang lain. Hub/ Switch
berfungsi untuk menerima sinyal-sinyal dari kopmputer dan meneruskan ke
semua komputer yang terhubung dengan Hub/Swich tersebut. Topologi
jaringan Star termasuk topologi jaringan dengan biaya menengah.

15

Gambar 2.2. Topologi Bintang


Berikut adalah sebuah karakteristik dari Protokol topologi bintang,
terdapat 4 karakteristik umum dari topologi bintang seperti dibawah ini:
1.

Setiap Node berkomunikasi secara langsung dengan central node.


Traffic data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.
2. Muda di kembangkan karena setiap node hanya memiliki kabel yang
langsug terhubung ke central node.
3. Jika terjadi kerusakan pada salah satu node maka hanya pada node
tersebut yang terganggu tanpa menggangu jaringan lain.
4. Dapat di gunakan Kabel Lower karena hanya meng-handle satu trafik
node dan biasannya mengunakan kabel UTP.
Berikut kelebihan-kelebihan yang ada pada topologi bintang,
dimana ada 7 kelebihan umum, seprti dibawah ini:
1. Kerusakan pada satu saluran hanya akan memengaruhi jaringan pada
saluran tersebut dan station yang terpaut.
2. Tingkat keamanan termasuk tinggi.
3. Tahan terhadap lalu lintas jaringan yang sibuk.
4. Penambahan dan pengurangan station dapat dilakukan dengan mudah.
5. Akses Kontrol terpusat.
6. Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan pengelolaan
jaringan.
7. Paling fleksibel.
16

2.1.7

ALOHA
ALOHA dikembangkan untuk jaringan paket radio, merupakan
teknik yang dapat dipakai juga pada setiap media transmisi yang dipakai
bersama. ALOHA atau pure ALOHA, sebagaimana sering disebut,
merupakan teknik yang benar-benar bebas(a true free for all).
ALOHA dikembangkan oleh Norman Abramson, University of
Hawaii, pada tahun 1970. Ini adalah jaringan area lokal nirkabel pertama
(WLAN), terdiri dari tujuh komputer yang terletak di pulau yang berbeda
yang dapat berkomunikasi dengan komputer pusat yang diminta untuk
melakukan perhitungan. ALOHA ini pada setiap node-node akan mengirim
data (transmit) sesegera mungkin (seketika) setiap ada informasi yang siap
dikirim. Pemancar akan menunggu sinyal acknowledge (ACK) dari
penerima dalam waktu tertentu (time out). Pengirimiman data dengan
menggunaka ALOHA dapat dilihat pada gambar 2.3 dimana node-node
mengirim data berupa f1 menuju pemancara atau dapat kita sebut server.
Dimana server akan memberikan sebuah feedback berupa code tertentu
untuk memastikan bahwa data yang dikirim oleh node telah diterima oleh
server.

Gambar 2.3. Pengiriman data yang menggunakan metode ALOHA.


Jika hingga time-out tidak ada ACK maka dianggap terjadi
tabrakan (collision). Pemancara mengirim ulang data yang sama sesegera
mungkin dalam waktu yang random.
17

.2. HARDWARE
.2.1.ATMega 16
ATMega 16 merupakan seri mikrokontroler 8 bit produksi dari
Atmel yang berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer)
yang mempunyai maksud bahwa mikrokontroler tersebut memiliki jumlah
instruksi yang sedikit/sederhana tapi dengan fasilitas internal
mikrokontroler yang banyak.
Hampir semua instruksi di eksekusi dalam satu siklus clock. Pada
umumnya seri ATMega mempunyai 32 register general-purpose,
timer/counter fleksibel dengan mode compare, interupt internal dan
eksternal, serial UART, programmable Watchdog Timer, dan mode power
saving. Beberapa diantaranya mempunyai ADC dan PWM internal. AVR
juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang mengijinkan
memori program untuk di program ulang dalam sistem menggunakan
hubungan serial SPI. Arsitektur blok diagram dari Mikrokontroler dapat
dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4. ATMega 16

Dalam Atmega16 memiliki beberapa fitur seperti 32 x 8 register


general purpose. Clock yang mencapai 20Mhz, 16 KB flash program
memory, 512 B EEPROM (Electrical Eraser Programable Read Only
Memory), 1 KBSRAM (Static Random Access Memory), 2 timer/counter 8
bit, 1 timer/counter 16 bit, 2 PWM (Pulse Width Modulation) output
channel. 8 channel 8/10 bit ADC (Analog Digital Converter), 1 USART
(Universal Synchronous Receiver Transmitter), interface TWI (Two Wire
Interface), Analog comparator, Eksternal Interrupts, dan setiap keluarga
mikrokontroler AVR memiliki fitur In System Programable (ISP) Flash on
chip yang mengijinkan memory program untuk di program ulang dalam
sistem menggunakan hubungan serial SPI (Serial Programable Interface).

18

Pin-pin pada ATMega16 dengan kemasan 40-pin PDIP


ditunjukkan oleh gambar 2.5. Kemasan pin tersebut terdiri dari 4 Port yaitu
Port A, Port B, Port C,Port D yang masing- masing Port terdiri dari 8 buah
pin. Selain itu juga terdapat RESET, VCC, GND 2 buah, VCC, AVCC,
XTAL1, XTAL2 dan AREF. Gambar 2.5 adalah konfigurasi pin-pin dari
ATMega 16.

Gambar 2.5. Pin atmega 16

Diskripsi dari pin-pin ATMega16 adalah sebagai berikut :


1. VCC
:
Sumber tegangan digital.
2. GND
:
Ground
3. PORT A : berfungsi Menjalankan analog input ke A/D
converter. Port A juga berfungsi sebagai 8 bit bi-directional I/O
port jika A/D converter tidak digunakan. Ketika pin PA0-PA7
digunakan input dan secara eksternal pull-low , mereka seperti
sumber arus jika internal pull-up resistor diaktifkan. Pin port A
adalah tristate ketika kondisi sebuah reset menjadi aktif, sekalipun
clocknya tidak jalan.
4. PORT B : adalah 8 bit bi-directional I/O port dengan Internal
pull-up resistor. Buffer output port B ini mempunyai karak-teristik
symmetrical drive dengan kapabilitas source dan sink yang tinggi.
Sebagai input, pin port B adalah eksternal pull-low seperti sumber
arus jika pull-up resistor aktif. Pin port B adalah tristate ketika
kondisi sebuah reset menjadi aktif, sekalipun clocknya tidak jalan.
5. PORT C : adalah 8 bit bi-directional I/O port dengan Internal
pull-up resistor. Buffer output port B ini mempunyai karak-teristik

19

symmetrical drive dengan kapabilitas source dan sink yang tinggi.


Sebagai input, pin port C adalah eksternal pull-low seperti sumber
arus jika pull-up resistor aktif. Pin port C adalah tristate ketika
kondisi sebuah reset menjadi aktif, sekalipun clocknya tidak jalan.
Jika interface JTAG enable, pull up resistor di pin PC5(TDI),
PC3(TMS), dan PC2(TCK) akan aktif sekalipun reset terjadi.
6. PORT D : adalah 8 bit bi-directional I/O port dengan Internal
pull-up resistor. Buffer output port D ini mempunyai karak-teristik
symmetrical drive dengan kapabilitas source dan sink yang tinggi.
Sebagai input, pin port D adalah eksternal pull-low seperti sumber
arus jika pull-up resistor aktif. Pin port D adalah tristate ketika
kondisi sebuah reset menjadi aktif, sekalipun clocknya tidak jalan.
7. RESET
: Sebuah low level pada pin akan lebih lama dari pada
lebar pulsa minimum akan menghasilkan reset meskipun clock
tidak berjalan.
8. AVCC
: Pin supply tegangan untuk Port A dan A/D converter.
Sebaiknya eksternalnya dihubungkan ke VCC meskipun ADC tidak
digunakan. Jika ADC digunakan, dihubungkan ke VCC.
9. XTAL1
:
Input inverting penguat Oscilator dan input
intenal clock operasi rangkaian.
10. XTAL2
:
Output dari inverting penguat Oscilator.
11. AREF
:
Pin referensi analog untuk A/D konverter.
AVR arsitektur mempunyai dua ruang memori utama. Ruang Data
Memori dan Ruang Program Memori. Sebagai tambahan, ATMega164
memiliki fitur suatu EEPROM Memori untuk penyimpanan data. Semua
tiga ruang memori adalah reguler dan linier.
Flash adalah berbentuk 16K x 16. Untuk keamanan perangkat
lunak, flash ruang program memori dibagi menjadi dua bagian, bagian
boot program dan bagian aplikasi program. Flash memori mempunyai
suatu daya tahan sedikitnya 10,000 write/erase Cycles.[11]
.2.2.ATMega 128
Mikrokontroler ATmega128 merupakan salah satu varian dari
mikrokontroler AVR 8-bit. Beberapa fitur yang dimiliki adalah memiliki
beberapa memory yang bersifat non-volatile, yaitu 128Kbytes of InSystem Self-Programmable Flash program memory (128Kbytes memory
flash untuk pemrograman), 4Kbytes memori EEPROM, 4Kbytes memori
Internal SRAM, write/erase cycles : 10.000 Flash/ 100.000 EEPROM
(program dalam mikrokontroler dapat diisi dan dihapus berulang kali

20

sampai 10.000 kali untuk flash memori atau 100.000 kali untuk
penyimpanan program/data di EEPROM).
Selain memory, fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler atmega128
ini adalah pada perangkat peripheral interfacenya, yaitu memiliki 2 buah
8-bit Timer/Counter, 2 buah expand 16-bit Timer/Counter, RTC (Real
Time Counter) dengan oscillator yang terpisah, 2 buah 8-bit chanel PWM,
6 PWM chanel dengan resolusi pemrograman dari 2 sampai 16 bits,
output compare modulator, 8-chanel 10-bit ADC, 2 buah TWI (Two Wire
Interface), 2 buah serial USARTs, Master/Slave SPI serial interface,
Programmable Watchdog Timer dengan On-chip Oscillator, On-chip
analog comparator, dan memiliki 53 programmable I/O.
Sedangkan untuk pengoperasiannya sendiri, Miktrokontroler
ATmega128 dapat dioperasikan pada catuan 2.7 5.5 V untuk
ATmega128L (low voltage) dengan clock speed 0 8 MHz dan 4.5 5.5
V untuk ATmega128 dengan clock speed 0 16 MHz. Chip atmega128
terlihat seperti gambar 2.6.

Gambar 2. 6. Chip ATmega 128

Diskripsi dari pin-pin ATMega128 adalah sebagai berikut:


12. VCC
: Sumber tegangan digital.
13. GND
: Ground
14. PORT A : adalah 8 bit bi-directional I/O port dengan Internal
pull-up resistor. Buffer output port A ini mempunyai karak-teristik
symmetrical drive dengan kapabilitas source dan sink yang tinggi.
Sebagai input, pin port A adalah eksternal pull-low seperti sumber
arus jika pull-up resistor aktif. Pin port A adalah tristate ketika
kondisi sebuah reset menjadi aktif, sekalipun clocknya tidak jalan.
15. PORT B : adalah 8 bit bi-directional I/O port dengan Internal
pull-up resistor. Buffer output port B ini mempunyai karak-teristik
symmetrical drive dengan kapabilitas source dan sink yang tinggi.
Sebagai input, pin port B adalah eksternal pull-low seperti sumber

21

16.

17.
18.
19.

20.
21.
22.
23.
24.

arus jika pull-up resistor aktif. Pin port B adalah tristate ketika
kondisi sebuah reset menjadi aktif, sekalipun clocknya tidak jalan.
PORT C : adalah 8 bit bi-directional I/O port dengan Internal
pull-up resistor. Buffer output port C ini mempunyai karak-teristik
symmetrical drive dengan kapabilitas source dan sink yang tinggi.
Sebagai input, pin port C adalah eksternal pull-low seperti sumber
arus jika pull-up resistor aktif. Pin port C adalah tristate ketika
kondisi sebuah reset menjadi aktif, sekalipun clocknya tidak jalan.
PORT D : adalah 8 bit bi-directional I/O port dengan Internal
pull-up resistor. Pada port ini juga bisa digunakan untuk interrupt
dan sebagai pengiriman serial dengan port RX dan TX nya.
PORT E : adalah 8 bit bi-directional I/O port dengan Internal
pull-up resistor. Pada port ini juga bisa digunakan untuk interrupt
dan sebagai pengiriman serial dengan port RX dan TX nya.
PORT F : berfungsi Menjalankan analog input ke A/D
converter. Port A juga berfungsi sebagai 8 bit bi-directional I/O
port jika A/D converter tidak digunakan. Ketika pin PF0-PF7
digunakan input dan secara eksternal pull-low , mereka seperti
sumber arus jika internal pull-up resistor diaktifkan. Pin port F
adalah tristate ketika kondisi sebuah reset menjadi aktif, sekalipun
clocknya tidak jalan.
RESET
: Sebuah low level pada pin akan lebih lama dari pada
lebar pulsa minimum akan menghasilkan reset meskipun clock
tidak berjalan.
AVCC
: Pin supply tegangan untuk Port A dan A/D converter.
Sebaiknya eksternalnya dihubungkan ke VCC meskipun ADC tidak
digunakan. Jika ADC digunakan, dihubungkan ke VCC.
XTAL1
: Input inverting penguat Oscilator dan input intenal
clock operasi rangkaian.
XTAL2
: Output dari inverting penguat Oscilator.
AREF
: Pin referensi analog untuk A/D konverter.

.2.3.Vehicle Loop Detector


Vehicle Loop Detector merupakan sebuah loop sensor yang
ditanam dibawah tanah untuk memdeteksi material logam pada kendaraan.
Biasanya loop induktif detektor ini digunakan dalam parkir kendaraan.
Dimana sensor ini ditujukan untuk memastikan bahwa kendaraan yang akan
melewati palang pembatas tidak akan tertimpa palang pembatas tersebut.
Sistem Kerja Loop Detector akan membaca Metal Kendaraan yang berada

22

diatasnya, sehingga palang tidak akan menutup sebelum kendaraan tersebut


melewati Loop Detector tersebut, dan jika kendaraan telah melewati Loop
Detector tersebut maka Barrier Gate akan menutup palangnya secara
otomatis.
Untuk sistem sensor yang akan dibuat dalam monitoring kepadatan
ini. Sensor loop induktif detektor in ditujukan untuk mendeteksi kendaraan
yang berada diatasnya. Sehingga mampu mengetahui kelancaran kendaraan
di jalan raya tersebut.

Gambar 2.7. Vehicle Loop Detector[5]

.2.4.Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik merupakan sensor yang bekerja dengan cara
memancarkan suatu gelombang dan kemudian menghitung waktu pantulan
gelombang tersebut. Gelombang ultrasonik bekerja pada frekuensi mulai 20
kHz hingga sekitar 20 MHz. Frekuensi kerja yang digunakan dalam
gelombang ultrasonik bervariasi tergantung pada medium yang dilalui,
mulai dari kerapatan rendah pada fasa gas, cair hingga padat.

Gambar 2.8. Sensor ultrasonic

.2.5.Sensor Photoelektrik
Sensor photoelektrik merupakan sensor yang memanfaatkan
sebuah cahaya untuk mendeteksi adanya benda. Sensor ini ekerja dengan
prinsip seperti transistor sebagai saklar. Energi cahaya akan diubah menjadi

23

suatu sinyal listrik. Pancaran cahaya ini biasanya berupa inframerah, dan
apabila ada benda di depanynya makan cahaya akan memantul dan akan
diterima oleh sensor dan keluaranya berupa sinya listrik.

Gambar 2.9. Sensor Photoelektrik

.2.6.Sensor Getaran Menggunakan Geophone


Light Dependent Resistor atau yang biasa disebut LDR adalah
jenis resistor yang nilainya berubah seiring intensitas cahaya yang diterima
oleh komponen tersebut. Biasa digunakan sebagai detektor cahaya atau
pengukur besaran konversi cahaya. Light Dependent Resistor, terdiri dari
sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah elektroda pada
permukaannya. Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram
tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil.
Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrik.
Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau
bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau
cahaya redup.

Gambar 2.10. Sensor Getaran

Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari
atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak
elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya

24

terang LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR
memiliki resistansi yang kecil pada saat cahaya terang.
.2.7.Modem SMS Gateway
Modem GPRS Wavecom Fastrack M1306B (Wismo Quik Q2403A
module) RS232. Cocok digunakan pada server pulsa elektrik dan SMS
gateway. Modem ini mendukung AT command dan dapat digunakan oleh
seluruh aplikasi SMS berbasis AT command.

Gambar 2.11 Modem GSM Gateway wavecom


Fitur yang dimiliki oleh modul GSM ini adalah [10] :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Dual-band 900/1800MHZ
Support AT command (ETSi GSM07.07 and 07.05)
Wismo Quik Q2403A module
3V SIM card slot
Standard Serial RS232
Send and receive data, SMS (max. speed 115KB/s)
Input voltage : 5V-24V DC, Input current : 1-2A
Working temperature: -20 C - +55 C
Power : Class 4W @ 900MHz, Class 1W @ 1800MHz

Short Message Service (SMS) adalah protokol layanan pertukaran pesan


text singkat (sebanyak 160 karakter per pesan) antar telepon. SMS ini pada awalnya
adalah bagian dari standar teknologi seluler GSM, yang kemudian juga tersedia di
teknologi CDMA, telepon rumah PSTN, dan lainnya.
SMS menyediakan pengiriman pesan text secara cepat, mudah dan murah.
Pemanfaatan layanan SMS sekarang tidak hanya digunakan untuk mengirim pesan
ke antar pengguna ponsel tapi pemanfaatannya bisa diaplikasikan untuk
mengirimkan perintah atau informasi dari perangkat elektronik satu ke perangkat
elektronik yang lainnnya, seperti komputer atau mikrokontroller. Aplikasi SMS pada
berbagai media ini yang umum disebut sebaga SMS gateway.

25

Di balik tampilan menu Messages pada sebuah ponsel sebenarnya adalah


AT Command yang bertugas mengirim atau menerima data ke dan dari SMS Centre.
AT Command tiap-tiap SMS device bisa berbeda-beda, tapi pada dasarnya sama.
Beberapa AT Command yang penting untuk SMS yaitu sebagai berikut:
1. AT+CMGL untuk memeriksa SMS
2. AT+CMGR untuk membaca SMS
3. AT+CMGD untuk menghapus SMS
4. AT+CMGS untuk mengirim SMS
5. AT+IPR untuk mengatur baudrate

.2.8.Xbee PRO
XBee-PRO merupakan modul RF (radio frekuensi) yang
beroperasi pada frekuensi 2.4 GHz. Sesuai datasheet, pada saat pengiriman
data modul XBee-PRO memerlukan catu daya 2.8 VDC sampai dengan 3.3
VDC. modul XBee PRO akan membebani dengan arus sebesar 250 mA
pada pengiman data (Tx) dan arus 50 mA untuk penerimaan data (Rx)
dengan jangkuan : 100 meter (indoor), 1500 meter (outdoor).
Pada modul XBee-PRO terdapat 20 pin, namun yang digunakan
hanya 6 pin, yaitu VCC dan GND untuk tegangan suplai modul, RESET
merupakan pin reset XBee-PRO, DOUT merupakan pin Transmiter (Tx),
DIN merupakan pin Receiver (Rx), dan yang terakhir adalah PWMO/RSSI
yaitu sebagai indikator penerimaan data yang biasanya dihubungkan ke led.
Bentuk fisik dari XBee-PRO ditunjukkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.12 Xbee Pro S1


Pada modul XBee-PRO memiliki spesifikasi, untuk penjelasan spesifikasi
secara lebih detail dapat dilihat pada tabel 2.8.
Tabel 2.8. Spesifikasi Modul RF XBee-PRO
Performance
Jarak didalam gedung
up to 300 (100 m)
Jarak diluar gedung
up to 1 mile (1500 m)

26

Daya output pengiriman data


(software selectable)
RF laju data
Serial Interface Data Rate
(software selectable)

60 mW (18 dBm) conducted,


100 mW (20 dBm) EIRP
250,000 bps
1200 115200 bps
(non-standard
baud
rates
also
supported)
Receiver Sensitivity
- 100 dBm (1% packet error rate)
Tegangan yang digunakan
Supply Voltage
2.8 3.4 V
Idle / Receive Ourrent (typical)
55 mA (@3.3 V)
Power-down Current
< 10 A
General
Operating Frequency
ISM 2.4 GHz
Frequency Band
2.4 - 2.4835 GHz
Modulation
OQPSK
Dimensions
0.960" x 1.297" (2.438cm x 3.294cm)
Operating Temperature
-40 to 85 C (industrial)
Antenna Options
Integrated Whip, Chip or U.FL
Connector

Tabel 2.8 merupakan penjelasan fungsi dari masing-masing pin I/O


secara detail pada modul XBee-PRO.
Tabel 2.8. Spesifikasi Modul RF XBee-PRO
Pin

Name

Direction

Description

VCC

Power Supply

DOUT

Output

UART Data Out

DIN/CONFIG

Input

UART Data In

Reset

Input

Modul Reset

PWM0 / RSSI

Output

10

GND

PWM Output 0/RX


Signal Indicator
Ground

Prinsip kerja pengiriman dan penerimaan data dari modul Wireless


XBee-PRO dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut ini.

27

Gambar 2.13 Ilustrasi Prinsip Kerja Modul XBee-PRO


Dari gambar 2.13 dapat dilihat bahwa pin-pin (Tx) dan (Rx) dari
mikrokontroler dapat dikoneksikan langsung ke pin DIN dan DOUT pada Zigbee.
Data yang masuk ke Zigbee melalui DIN akan disimpan terlebih dahulu di DI Buffer
dan RF Tx Buffer sebelum ditransmisikan via port antena menuju zigbee lainnya.

28

----------------------HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN-------------------

29

You might also like