Professional Documents
Culture Documents
-1-
PENDAHULUAN
Infeksi nosokomial merupakan suatu
masalah yang nyata di seluruh dunia dan
terus meningkat (Alvarado, 2000, dalam
Tietjen, 2004, hlm.204). Setiap tahun
diperkirakan 2 juta pasien mengalami
infeksi saat dirawat di rumah sakit. Infeksi
ini berkaitan dengan nosokomial (Smeltzer
& Bare, 2001, hlm.2414). Angka infeksi
nosokomial yang tercatat di beberapa
negara berkisar 3,3 - 9,2 % (Darmadi,
2008, hlm.2).
Penelitian
WHO
(World
Health
Organization) dan lain-lain, menemukan
bahwa prevalensi infeksi nosokomial yang
tertinggi terjadi di ICU (Intensive Care
Unit), perawatan bedah akut, dan bangsal
orthopedi (Tietjen, 2004, hlm.204). Infeksi
saluran kemih merupakan jenis infeksi
nosokomial yang sering terjadi (Darmadi,
2008, hlm.124). Infeksi saluran kemih
adalah episode bakteriuria signifikan (yaitu
infeksi dengan jumlah koloni > 100.000
mikro-organisme tunggal per ml) yang
mengenai saluran kemih bagian atas atau
bagian bawah (Grace & Borley, 2007,
hlm.167). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa, ISK merupakan 40 % dari
seluruh infeksi nosokomial dan dilaporkan
80 % ISK terjadi sesudah instrumentasi,
terutama oleh kateterisasi (Darmadi, 2008,
hlm.124). Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan di
RSUD Tugurejo
Semarang
menunjukkan
adanya
peningkatan kembali prosentase infeksi
nosokomial saluran kemih (INSK) setelah
berhasil
turun.
Prevalensi
infeksi
nosokomial saluran kemih pada tahun 2008
mencapai 0,6 %, tahun 2009 berhasil turun
0,32 %, akan tetapi pada tahun 2010 dan
2011 naik kembali menjadi 0,5 %.
dalam
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kasus
observasional dengan deskriptif analitik
yang bertujuan untuk menggambarkan
pengaruh usia, jenis kelamin, lama
penggunaan kateter, perawatan kateter, dan
personal hygiene terhadap kejadian ISK
pada pasien dengan kateter menetap.
Pendekatan yang digunakan adalah Cross
Sectional yaitu suatu penelitian dimana
variabel-variabel yang termasuk faktor
resiko dan variabel-variabel yang termasuk
efek diobservasi sekaligus pada waktu
yang sama (Notoatmodjo, 2005, hlm.145).
ISK
N
Tidak
ISK
N %
Total
p
value
RP
95% CI
.372
2.43
0.3915.09
.431
2.00
0.3910.11
.0001 81.00
6.451017.
14
N %
Usia
< 64
64
3 10.0 3
10.0
6 18.8
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
4 13.3 5
16.7
9 30.0
6.7
11 36.7
9 30.0 2
3 Hari
Perawatan Kateter
Tidak
5 16.7 1 3.3 6 20.0
1.79Dirawat
.009 19.00
201.86
Dirawat
5 16.7 19 63.3 24 80.0
Personal Hygiene
Buruk
5 16.7 7
23.3 12 40.0
Baik
.461
1.86
0.398.69
Sig
.003
.226
.073
dengan
memberikan
edukasi
tentang upaya pencegahan infeksi
akibat pemasangan kateter seperti
cara membersihkan kemaluan yang
benar dan tidak memegang atau
bahkan menarik selang kateter.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai
masukan bagi institusi pendidikan dan
menambahkannya
sebagai
materi
dalam perkuliahan.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Pengambilan variabel usia, pada
usia
dewasa
dilakukan
pengkategorian menjadi dewasa
muda dan paruh baya.
b. Peneliti berikutnya tentang variabel
lain yang mempengaruhi kejadian
ISK
seperti
penyakit
yang
mendasari.
c. Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut yang bersifat prospektif
dengan jumlah sampel yang lebih
banyak dan area penelitian yang
lebih luas.
6 789/6206/1/bedah-furqan.pdf. Diperoleh
tanggal 17 April 2011
Grace, P.A., & Borley, N.R. (2007). At a
glance ilmu bedah. Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga
DAFTAR PUSTAKA
Baratawidjaja, K.G., & Rengganis, I.
(2009). Imunologi dasar. Edisi ke-8.
Jakarta: FKUI
-8-