Professional Documents
Culture Documents
Zat kimia yg disinteis neuron & disimpan didalam vesikel ujung akson disebut neurotransmiter yg dpt menyalurkan impuls
Contoh neurotransmiter : asetilcolin, norefineprin, dopamin, serotonin, gama-aminobutirat (GABA)
2. Sel penyokong (Neuroglia pada SSP & sel schwann pada SST). Ada 4 neuroglia
- Mikroglia : berperan sbg fagosit
- Ependima : berperan dlm produksi CSF
- Astrosit : berperan menyediakan nutrisi neuron dan mempertahankan potensial biolelektrik
- Oligodendrosit : menghasilkan mielin pd SSP yg merupakan selubung neuron
3. Mielin
- komplek protein lemak berwarna putih yg menutupi tonjolan saraf (neuron)
- menghalangi aliran ion Na & K melintasi membran neural.
- daerah yg tidak bermielin disebut nodus ranvier
- transmisi impuls pd saraf bermelin lebih cepat dari pada yg tak bermelin, karena adanya loncatan impuls dari satu nodus
kenodus lainnya (konduksi saltatorik)
Pembagian sistem saraf secara anatomi :
1.SSP (Sistem Saraf Pusat)
2. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (ensephalon) dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Keduanya merupakan
organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas
tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang
yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagaiendostium, dan lapisan lain sebagai
duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Di antara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan yang
disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea
adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan permukaan otak.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga
beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang
(area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses
belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian
yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu
mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis
yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur
refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi
tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga
memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar
dan sumsum tulang belakang.
Berdasarkan letaknya, otak dapat dibagi menjadi lima yaitu:
Telensefalon (end brain)
Diensefalon (inter brain)
Mesensefalon (mid brain)
Sistem saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk menjalankan otot dan organ tubuh.Tidak seperti sistem
saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi tulang, membiarkannya rentan terhadap racun dan luka mekanis.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar
mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur
otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
Gambar 2
Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah
toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas
maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang
dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu
pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju
organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang
kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan
yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem sarafparasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf
simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang
tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari
keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum
sambung.
Parasimpatik
mengecilkan pupil
Simpatik
memperbesar pupil
menghambat aliran ludah
mempercepat denyut jantung
mengecilkan bronkus
menghambat sekresi kelenjar pencernaan
menghambat kontraksi kandung kemih
menjadi telensefalon, diensefalon, mesensefalon, metensefalon, dan mielensefalon. Medula spinalis merupakan suatu
struktur lanjutan tunggal yang memanjang dari medula oblongata melalui foramen magnum dan terus ke bawah melalui
kolumna vertebralis sampai setinggi vertebra lumbal 1-2. Secara anatomis sistem saraf tepi dibagi menjadi 31 pasang saraf
spinal dan 12 pasang saraf kranial. Suplai darah pada sistem saraf pusat dijamin oleh dua pasang arteria yaitu arteria
vertebralis dan arteria karotis interna, yang cabang-cabangnya akan beranastomose membentuk sirkulus arteriosus serebri
Wilisi. Aliran venanya melalui sinus dura matris dan kembali ke sirkulasi umum melalui vena jugularis interna. (Wilson. 2005,
Budianto. 2005, Guyton. 1997)
Membran plasma dan selubung sel membentuk membran semipermeabel yang memungkinkan difusi ion-ion tertentu melalui
membran ini, tetapi menghambat ion lainnya. Dalam keadaan istirahat (keadaan tidak terstimulasi), ion-ion K+ berdifusi dari
sitoplasma menuju cairan jaringan melalui membran plasma. Permeabilitas membran terhadap ion K+ jauh lebih besar
daripada permeabilitas terhadap Na+ sehingga aliran keluar (efluks) pasif ion K+ jauh lebih besar daripada aliran masuk
(influks) Na+. Keadaan ini memngakibatkan perbedaan potensial tetap sekitar -80mV yang dapat diukur di sepanjang
membran plasma karena bagian dalam membran lebih negatif daripada bagian luar. Potensial ini dikenal sebagai potensial
istirahat (resting potential). (Snell. 2007)
Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi perubahan yang cepat pada permeabilitas membran
terhadap ion Na+ dan ion Na+ berdifusi melalui membran plasma dari jaringan ke sitoplasma. Keadaan tersebut
menyebabkan membran mengalami depolarisasi. Influks cepat ion Na+ yang diikuti oleh perubahan polaritas disebut
potensial aksi, besarnya sekitar +40mV. Potensial aksi ini sangat singkat karena hanya berlangsung selama sekitar 5msec.
Peningkatan permeabilitas membran terhadap ion Na+ segera menghilang dan diikuti oleh peningkatan permeabilitas
terhadap ion K+ sehingga ion K+ mulai mengalir dari sitoplasma sel dan mengmbalikan potensial area sel setempat ke
potensial istirahat. Potensial aksi akan menyebar dan dihantarkan sebagai impuls saraf. Begitu impuls menyebar di daerah
plasma membran tertentu potensial aksi lain tidak dapat segera dibangkitkan. Durasi keadaan yang tidak dapat dirangsang
ini disebut periode refrakter. Stimulus inhibisi diperkirakan menimbulkan efek dengan menyebabkan influks ion Cl- melalui
membran plasma ke dalam neuron sehingga menimbulkan hiperpolarisasi dan mengurangi eksitasi sel. (Snell. 2007)
Ada dua bagian utama otak yang terlibat dalam proses pembentukan memory, yaitu korteks dan lobus medial temporal yang didalamnya terdapat
hippocampus.
Prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Informasi sensoris/indrawi yang bermacam-macam masuk dari beberapa bagian korteks menuju ke hippocampus. Korteks mengolah sinyal dari
berbagai bagian tubuh, termasuk sinyal yang kita dapat dari indera-indera kita. Hippocampus mempunyai tugas spesifik mengubah informasi jangka
pendek menjadi informasi jangka panjang.
2. Hippocampus tetap memproses informasi tersebut, meskipun peristiwa yang yang memicu indrawi sudah berlalu. Bahkan saat kita tidur,
hippocampus berinteraksi timbal balik berulang-ulang dengan bagian-bagian koteks.
3. Ketika bagian-bagian tersebut berinteraksi secara aktif, memory bersifat tidak stabil. Mudah berubah dan hilang.
4. Setelah beberapa waktu, hippocampus akan melepaskan hubungan dengan korteks. Korteks akan menahan memory peristiwa yang terjadi.
Hippocampus akan melepaskan ikatan ini hanya jika memory telah terkonsolidasi penuh.
5. Dibutuhkan waktu proses bertahun-tahun dari kepingan informasi menjadi memory jangka panjang yang stabil. Mungkin dibutuhkan jangka waktu 10
tahun atau bahkan lebih.
6. Proses mengingat kembali akan merekonstruksi pola-pola awal hubungan syaraf yang mulanya terjadi.
7. Tempat bertambat memory saat sudah terkonsolidasi penuh, juga merupakan wilayah yang merupakan titik asal proses yang terjadi.
Duramater melekat pada dinding tengkorak, membentuk periosteum. Pada duramater dijumpai dua lipatan besar yang
terdapat pada muka interna yaitu falx cerebri dan tentorium cerebelli. Pertemuan dua lipatan tersebut membentuk
protuberantia occipitalis interna fibrossa.
Arachnoidea merupakan membran lunak hampir transparan, terdapat diantara duramater dan piamater, mempunyai
trabekula sampai ke piamater. Piamater merupakan membran tipis yang terdiri dari jaringan ikat dan pembuluh darah,
berguna untuk menyuplai nutrisi. Arachnoid dan piamater saling melekat dan seringkali dipandang sebagai
satu membrane yang disebut pia-arachnoid (Walter & Sayles, 1959) (Musana, 2010).
2.
Encephalon
a. Cerebrum
Cerebrum terdiri dari dua hemispherium cerebri, merupakan bagian terbesar dari encephalon. Kedua
hemispherium
cerebri dipisahkan oleh celah yang dalam yang disebut fisura longitudinale.Cerebrum terdiri dari
beberapa lobus
sesuai letak tulang yang berada di atasnya, yaitu lobus frontalis, lobus parietalis, lobus
temporalis, dan lobus
occipitalis (Gambar 3), serta lobus pyriformis yang terletak di ventral. Hemispherium
cerebri dipisahkan dari
cerebellum dengan adanya fissura transversa. Pada permukaan dorsal terdapat
banyak lipatan konveks yang disebut
gyri. Gyri merupakan tonjolan-tonjolan yang dipisahkan oleh parit-parit yang
dinamakan fisura atau sulki.
b. Cerebellum
Terletak diatas medula oblongata, berbentuk oval. Terdiri atas vermis (di tengah), dua hemispherium di lateralis
dipisahkan oleh fissura sagital.
c. Brainstem
Terdiri dari :
1)
2)
3)
3. Medulla Spinalis
- Medulla spinalis merupakan lanjutan dari batang otak (medulla oblongata).
meninges.
- Mengisi canalis vertebralis dr cervicalis I sampai lumbar V-VII (pada anjing)
- Tersusun dari substansia grisea pada bagian tengah dan substansia alba pd
centralis
dan
axon neuron yang berada di dalam lapisan terdalam.
b. Lapisan tengah : tipis, terbentuk oleh selapis neuron besar yaitu sel piriformis atau sel Purkinje. Bentuknya seperti botol
dan
mempunyai cabang dendrit yang sangat besar, memanjang sampai lapisan pertama.
c. Lapisan ketiga (granular) : berisi banyak neuron kecil (sel granular), axon menuju arah yang berlawanan dari sel piriformis.
3. Medulla Spinalis
Posisi substansia alba dan grisea terbalik dibandingkan dengan otak. Lapisan eksternal berisi substansia alba yang
menyusun berkas serabut saraf yang naik dan turun. Serabut saraf yang memasuki medulla spinalis (aferen) terletak di
dorsal, sedangkan yang keluar dari medulla spinalis (eferen) terletak di ventral.
Substansia grisea dalam potongan melintang tampak berbentuk H atau kupu-kupu, dengan kanalis sentralis berada di
tengah yang disebut gray commissure.
(Samuelson, 2007)
- Otak tengah terlibat dalam tanggapan pendengaran dan visual serta fungsi motorik.
Otak belakang
- Membentang dari sumsum tulang belakang dan terdiri dari metencephalon dan myelencephalon.
- Metencephalon: struktur seperti pons dan serebelum. Daerah ini membantu dalam menjaga keseimbangan dan
keseimbangan, koordinasi gerakan, dan informasi konduksi sensorik.
- Myelencephalon : dari medula oblongata yang bertanggung jawab untuk mengontrol fungsi otonomik seperti pernapasan,
denyut jantung, dan pencernaan.
Area Lain Pada Otak
Basal ganglia : Terlibat dalam pengaturan gerakan sadar
Brainstem : Menyampaikan informasi antara saraf tepi dan sumsum tulang belakang ke bagian atas otak.
Sulcus Tengah (fisura Rolando) : Alur yang dalam yang memisahkan parietalis dan frontalis lobus.
Otak kecil : Kontrol gerakan koordinasi dan keseimbangan
Cerebral Cortex : Menerima dan memproses informasi sensorik. Dibagi menjadi lobus korteks cerebral.
Lobus Cortex Cerebral :
-
Lobus
Lobus
Lobus
Lobus
Fornix : pita melengkung dari serabut saraf yang menghubungkan hippocampus dengan hippothalamus.
Hippocampus : mengirim memori ke bagian yang tepat dari belahan otak untuk penyimpanan jangka panjang dan memanggil
kembali ketika diperlukan.
Hypothalamus : mempunyai banyak fungsi penting seperti pengaturan suhu tubuh, rasa lapar, dan homeostasis.
Olfactory Cortex : menerima informasi sensorik dari bulbus olfaktorius dan terlibat dalam identifikasi bau.
Thalamus substansi sel kelabu yang menyampaikan sinyal sensoris ke dan dari sumsum tulang belakang dan otak besar.
Medulla oblongata : Membantu untuk mengontrol fungsi otonom.
Bulbus olfaktorius : Terlibat dalam indera penciuman
Kelenjar pineal : Kelenjar endokrin yang berguna dalam keseimbangan biologis. Mengeluarkan hormon melatonin
Kelenjar pituitari : Kelenjar endokrin yang terlibat dalam homeostasis. Mengatur kelenjar endokrin lainnya
Pons : Menyampaikan informasi sensorik antara otak besar dan otak kecil
Formasi retikular : Serabut saraf yang terletak di dalam brainstem. Mengatur kesadaran dan tidur
Substantia Nigra : Membantu untuk mengontrol gerakan sadar dan pengaturan suasana hati
Sistem ventrikel : Menghubungkan sistem internal rongga otak, berisi cairan cerebrospinal:
(Bailey,
DAFTAR PUSTAKA
Bailey, R. (2010). Anatomy of The Brain. Diakses Tanggal 7 April 2010: Http://www.biology.about.com/library/organs/brain.
Musana, D. K. (2010). Encephalon dan Nervi Cranialis. Yogyakarta: Presentasi Kuliah Pengantar 6 April 2010 Fakultas
Kedokteran UGM.
Samuelson, D. A. (2007). Textbook of Histology. Philadelphia: Saunders Elsevier.
Walter, H. E., & Sayles, E. P. (1959). Biology of the. New York: The Macmillan Company.