You are on page 1of 8

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
a. Geografi
Puskesmas Jakem merupakan puskesmas Non perawatan
yang dilengkapi dengan sarana rawat jalan yang berada
dalam wilayah kecamatan Lembar kabupaten Lombok barat
dan mempunyai luas wilayah 7.029 km persegi, Dengan batas
wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Kecamatan Gerung
Sebelah Barat
: Kabupaten Lombok barat
Sebelah Selatan
: Selat Lombok
Sebelah Timur
: Kecamatan Sekotong
b. Keadaan demografi Penduduk
Puskesmas Jakem memiliki jumlah penduduk 47.819 jiwa
yang tersebar di 5 desa. Sebagian mata pencaharian
penduduk bertani.
c. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Sarana lian yang mendukung adalah Pustu, Polindes,
Puskesmas Keliling, Posyandu yang tersebar di desa. Adapun
jumlahnya dapat dilihat dari table 1 sebagai berikut :
Table 1 : Distribusi sarana kesehatan di Puskesmas Kerato
tahun 2011
N
o
1
2
3
4

Sarana Kesehatan
Puskesmas Induk
Puskesmas Pembantu
Puskesmas Keliling
Polindes
44

Jumlah
1
4
1
5

45

Posyandu

53
Total
64
Sumber : Profil UKBM Puskesmas Jembatan Kembar, 2009
2. Gambaran Umum Responden
a. Karakteristik responden
1) Distribusi umur responden
Untuk
mengetahui
distribusi
jumlah
responden
berdasarkan umur di Puskesmas Jembatan Kembar dapat
dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.3 Distribusi jumlah umur responden
Umur
<20 tahun
20-35 tahun
>35 tahun
Total

Frekuensi
3
51
4
58

Persentase
5,2
87,9
6,9
100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian


besar responden berumur 20-35 tahun yaitu 51 orang
(87,9%).

2) Distribusi pekerjaan responden


Untuk
mengetahui
distribusi

jumlah

responden

berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Jembatan Kembar


dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.5 Distribusi jumlah pekerjaan responden
Pekerjaan
Bekerja
Tidak bekerja
Total

Frekuensi
24
34
58

Persentase
41,4
58,6
100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian


besar responden tidak bekerja yaitu 34 orang (58,6%).
3) Distribusi pendidikan responden

46

Untuk

mengetahui

distribusi

jumlah

responden

berdasarkan pendidikan di Puskesmas Jembatan Kembar


dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.4 Distribusi jumlah pendidikan responden
Pendidikan
SD/sederajat
SMP/sederajat
SMA/sederajat
PT/sederajat
Total

Frekuensi
22
20
12
4
58

Persentase
37,9
34,5
20,7
6,9
100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian


besar responden pendidikan SD/sederajat yaitu 22 orang
(37,9%).
b. Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Anemia
Untuk mengetahui distribusi jumlah responden berdasarkan
alat kontrasepsi yang digunakan di Puskesmas Jembatan
Kembar dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang
Anemia
Tingkat pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Total

Frekuensi
18
37
3
58

Persentase
31,0
63,8
5,2
100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian


besar ibu primigravida memiliki tingkat pengetahuan cukup
tentang anemia yaitu 37 orang (63,8%)
c. Respon ibu terhadap pentingnya pencegahan anemia

47

Untuk mengetahui distribusi jumlah responden berdasarkan


tingkat pengetahuan di Puskesmas Jembatan Kembar dapat
dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.8 Distribusi Respon ibu
pencegahan anemia

terhadap

pentingnya

Respon ibu
Frekuensi
Persentase
Setuju
37
41,4
Tidak setuju
34
58,6
Total
58
100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden memiliki respon tidak setuju yaitu 34 orang
(58,6%).
d. Analisis hubungan antara tingkat pengetahuan primigravida
tentang anemia dengan respon ibu terhadap pentingnya
pencegahan anemia selama kehamilan
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan
primigravida tentang anemia dengan respon ibu terhadap
pentingnya

pencegahan

anemia

selama

kehamilan

di

Puskesmas Jembatan Kembar dapat dilihat pada tabel di


bawah ini
Tabel 4.9 Distribusi tingkat pengetahuan primigravida tentang
anemia dengan respon ibu terhadap pentingnya
pencegahan anemia selama kehamilan
Tingkat
pengetah
uan
Baik
Cukup
Kurang
Total

Respon ibu
Setuju
Tidak
setuju
n
%
n
%
14 24,1 4
6,9
10 17,2 27 46,6
0
0
3
5,2
24 41,4 34 58,6

Total
n
18
37
3
58

%
31,0
63,8
5,2
100

P value

P=0,001

48

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ibu


yang memiliki tingkat pengetahuan cukup (63,8%) cenderung
memiliki respon tidak setuju terhadap pencegahan anemia
selama kehamilan (46,6%).
Dari hasil analisis statistik dengan uji Chi Square
diperoleh p = 0,001. Dimana p <0,05 yang artinya Ho ditolak
dan Ha di terima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara tingkat pengetahuan primigravida
tentang anemia dengan respon ibu terhadap pentingnya
pencegahan anemia selama kehamilan.
B. PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
a. Umur
Umur responden sebagian besar 20-35 (87,9%) pada
usia 20-35 tahun, di

Puskesmas Jakem kebanyakan anak

perempuan menikah pada usia 20-35 tahun. Pada usia ini


dianggap lebih matang untuk berkeluarga dan lebih siap
mendapatkan keturunan, dan jika usia sudah mencapai usia
>35 tahun masyarakat menganggap perawan tua dan sulit
untuk mendapatkan keturunan. Ibu hamil yang berusia <20
tahun system reproduksinya kurang sempurna sehingga
berpengaruh terhadap kualitas dan perkembangan janinnya.
Sedangkan pada usia >35 tahun akan mengalami resiko tinggi
pada fungsi organ reproduksinya sudah menurun.

49

Menurut Sarwono (2005) dalam kurun waktu sehat


dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan
adalah 20-35 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil
dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun, 2-5 kali lebih
tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 2035 tahun.
b. Pekerjaan
Dilihat dari segi pekerjaan responden didapatkan bahwa
sebagian besar responden tidak bekerja (58,6%) dimana
menurut Depkes RI (2000) pekerjaan merupakan karakteristik
yang penting dimana pekerjaan ibu yang berat baik fisik
maupun mental dapat mempengaruhi kondisi kehamilannya
bahkan bisa membahayakan kehamilannya.
c. Pendidikan
Dilihat dari segi pendidikan responden didapatkan
bahwa sebagian besar responden berpendidikan SD (37,9%)
Menurut Nursalam (2001) pendidikan dapat mempengaruhi
seseorang termasuk juga perilaku dan pola hidup terutama
dalam motivasi untuk bersikap dan berperan serta dalam
pembengunan kesehatan.
Menurut Notoatmodjo
merupakan

satu-satunya

(2002)

factor

yang

pendidikan

bukan

berperan

dalam

pembentukan pengetahuan seseorang akan tetapi juga


adanya factor lain seperti pengalaman dan interaksi dengan

50

orang lain, tahap pendidikan rendah umumnya bergandengan


dengan informasi danpengetahuan yang terbatas.

2. Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Anemia


Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian
besar ibu primigravida memiliki tingkat pengetahuan cukup
tentang anemia yaitu 37 orang (63,8%), sehingga dapat
mempengaruhi ibu dalam mendapatkan informasi tentang bahaya
anemia dalam kehamilan.
3. Respon ibu terhadap pentingnya pencegahan anemia
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden memiliki respon tidak setuju yaitu 34 orang
(58,6%), hal ini disebabkan karena ibu tidak mengetahui bahaya
anemi serta pencegahannya dalam masa kehamilan.
4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Primigravida tentang Anemia
dengan respon Ibu Terhadap Pentingnya Pencegahan Anemia
Selama Kehamilan
Dari hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh p
= 0,001. Dimana p <0,05 yang artinya Ho ditolak dan Ha di terima,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
tingkat pengetahuan primigravida tentang anemia dengan respon
ibu terhadap pentingnya pencegahan anemia selama kehamilan.
Respon digolongkan menjadi dua jenis yaitu respon yang
tidak nampak (incovert response) dan respon yang nampak
(covert response). Respon yang tidak nampak diwujudkan oleh
seseorang ke dalam aspek kognisi (pengetahuan) dan afeksi

51

(sikap). Respon yang nampak diwujudkan kedalam aspek


psikomotorik (tingkah laku). Perilaku dalam bentuk pengetahuan
adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai hal sesuatu,
pengetahuan merupakan hasil dari tahu. Dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek
tertentu, penginderaan melalui panca indra manusia yakni indra
penglihatan,

pendengaran,

penciuman

dan

rasa

raba.

Pengetahuan/kognitif merupakan dominan yang sangat penting


untuk

terbentuknya

tindakan

seseorang

(over

behaviour).

Sehingga tingkat pengetahuan ibu primigravida mempengaruhi


respon

ibu

terhadap

(Notoatmodjo, 2005).

pentingnya

pencegahan

anemia

You might also like