You are on page 1of 7

A.

Definisi
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh
bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wongs,1995).
Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang
disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Gastroenteritis dapat menyerang segala usia, karena ia disebabkan oleh mikroorganisme
yang merupakan bagian dari flora yang menghuni tempat di seluruh permukaan bumi.
Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disebabkan output
melebihi intake sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. Meskipun yang hilang adalah
cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit. Dehidrasi dapat terjadi karena
kekuarangan air ( watter deflection ), kekurangan natrium ( sodium deflection ), serta
kekurangan air dan natrium secara bersama-sama ( prescilla 2009 ),
Jadi, Gastroenteritis dehidrasi adalah peradangan pada lambung, usus halus dan usus
besar dengan berbagai kodisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare
dengan atau disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen yang bisa juga mengakibatkan
dehidrasi karena banyaknya cairan yang keluar karena gangguan tersebut.
Berdasarkan golongan Gastroenteritis dibagi menjadi:
Pada bayi dan anak-anak
Bayi dan anak-anak dikatakan diare bila sudah lebih dari tiga kali perhari BAB, sedangkan
neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari empat kali perhari BAB.
Pada orang dewasa
Pada orang dewasa dikatakan diare bila sudah lebih dari tujuh kali dalam 2 jam BAB.
Jenis-jenis diare:
Diare cair akut
Keluar tinja yang encer dan sering ada terlihat darah, yang berakhir kurang dari 14 hari.
Disentri
Diare dengan adanya darah dalam feces, frekuensi sering dan feces sedikit-sedikit.
Diare persisten
Diare yang berakhir dlm 14 hari atau lebih, dimulai dari diare akut atau disentri.
Gastroenteritis bisa mengakibatkan sesorang mengalami dehidrasi, dehidrasi dapat
diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
Dehidrasi ringan
Tanda-tanda: ubun-ubun dan mata cekung, minum normal, kencing normal.
Dehidrasi sedang.
Tanda-tanda: gelisah, sangat haus, nadi dan pernafasan agak cepat, ubun-ubun dan mata
cekung, kencing sedikit dan minum normal.
Dehidrasi berat
Tanda-tanda: apatis, denyut jantung cepat, nadi lemah, tekana darah turun, warna urine
pucat, pernafasan cepat dan dalam, turgor sangat jelek, ubun-ubun dan mata cekung sekali,
dan tidak mau minum.
Atau yang dikatakan dehidrasi bila:
Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% atau rata-rata 25ml/kgBB.
Dehidrasi sedang: kehilangan cairan 5-10% atau rata-rata 75ml/kgBB.
Dehidrasi berat: kehilangan cairan 10-15% atau rata-rata 125ml/kgBB.

B. ETIOLOGI
Penyebab dari Gastroenteritis dehidrasi antara lain :

1.
a.
1)
2)
3)
-

Faktor Infeksi
Infeksi Virus
Retavirus
Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahului atau disertai dengan muntah.
Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.
Dapat ditemukan demam atau muntah.
Enterovirus
Biasanya timbul pada musim panas.
Adenovirus
Timbul sepanjang tahun.
Menyebabkan gejala
la pada saluran pencernaan/pernafasan.

b.
1)
2)
3)
c.
1)
-

Bakteri
Stigella
Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September
Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
Muntah yang tidak menonjol
Sel polos dalam feses
Sel batang dalam darah
Salmonella
Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.
Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.
Mungkin ada peningkatan temperature.
Muntah tidak menonjol.
Sel polos dalam feses.
Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.
Escherichia coli
Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan entenoksin.
Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.
Faktor Non Infeksiosus
Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan sukrosa), non sakarida
(intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan

tersering ialah intoleransi laktosa.


- Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.
- Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.
d. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy, down milk
protein senditive enteropathy/CMPSE).
e. Faktor Psikologis
-

Rasa takut,cemas.

C. PATOFISIOLOGI

Virus dan bakteri keduanya masuk ke dalam sistem intestinal yang menyebabkan
inflamasi dan menimbulkan gejala gastroenteritis melalui beberapa cara yaitu:
- Saluran pencernaan : dimana bakteri masuk kedalam lambung dan usus halus sehingga
dapat merusak dinding sel epitelium, akibat dari inflamasi yang lama pada mukosa dapat
mengakibatkan destruksi dan ulserasi pada mukosa superfisial sehingga dapat menurunkan
absorbsi usus maka terjadi pergeseran air dan elektrolit (diare), menurunkan motilitas usus
sehingga bakteri berkembang biak (diare), meningkatkan motilitas usus maka terjadi
penurunan penyerapan makanan (diare).
- Parenteral (Pembuluh darah) dimana bakteri menembus pembuluh darah yang ada di usus
sehingga terjadi penetrasi dan invasi sistemik, masuknya kuman kedalam tubuh dapat
merusak sirkulasi darah sistemik.
- Post pembedahan usus: dimana usus diistirahatkan maka terjadi penurunan motilitas
sehingga makanan tidak dapat diabsorbsi.
Semua keadaan ini berakibat berkurangnya motilitas gastrointestinal dengan cairan dan
elektrolit yang disekresikan ke dalam usus lebih cepat, pH yang normal mempertahankan
usus dari serangan organisme dan bila pHnya tinggi seperti pada penggunaan antasida maka
mekanisme pertahanannya tidak seefektif biasanya.
Berkurangnya motilitas intestinal yang dapat terjadi dalam berbagai kondisi seperti
immobilisasi intake makanan yang tidak adekuat, kurang makanan yang berserat dan terapi
obat menambah resiko terbukanya kontak patogen (infeksi) dengan dinding usus sehingga
terjadi gangguan pada sistem sirkulasi darah.

D. MANIFESTASI KLINIS
1. Diare (BAB, lembek, cair)
a.

Faktor osmotik disebabkan oleh penyilangan air ke rongga usus dalam perbandingan
isotonic,

ketidakmampuan

larutan

mengabsorbsi

menyebabkan

tekanan

osmotik

menghasilkan pergeseran cairan dan Iodium ke rongga usus.


b. Penurunan absorbsi atau peningkatan sekresi sekunder air dan elektrolit. Peningkatan ini
disebabkan sekresi sekunder untuk inflamasi atau sekresi aktif sekunder untuk merangsang
mukosa usus.
c. Perubahan mobiliti
d. Hiperperistaltik atau hipoperistaltik mempengaruhi absorpsi zat dalam usus.
2. Mual, muntah dan panas (suhu > 370C)
Terjadi karena peningkatan asam lambung dan karena adnaya peradangan maka tubuh juga
akan berespon terhadap peradangan tersebut sehingga suhu tubuh meningkat.
3. Nyeri perut dan kram abdomen

Karena adanya kuman-kuman dalam usus, menyebabkan peningkatan peristaltik usus dan
efek yang timbul adanya nyeri pada perut atau tegangan atau kram abdomen.
4. Peristaltik meningkat (> 35x/menit)
Akibat masuknya patogen menyebabkan peradangan pada usus dan usus berusaha
mengeluarkan ioxin dan meningkatkan kontraksinya sehingga peristaltik meningkat.
5. Penurunan berat badan
Terjadi karena sering BAB encer, yang mana feses malah mengandung unsur-unsur penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan sehingga kebutuhan nutrisi kurang terpenuhi.
6. Nafsu makan turun
Terjadi karena peningkatan asam lambung untuk membunuh bakteri sehingga tumbuh mual
dan rasa tidak enak.
7. Turgor kulit menurun dan membran mukosa kering
Karena banyak cairan yang hilang dan pemasukan yang tidak adekuat.
8. Mata cowong
Adanya ketidakseimbangan cairan tubuh dan peningkatan tekanan osmotik mengakibatkan
beberapa jaringan kekurangan cairan dan oksigen.
9. Gelisah dan rewel
Ini terjadi karena kompleksitas dari tanda klinis yang dirasakan penderita sehingga tubuh
tidak merasa nyaman sebab adanya ketidak homeostasis dalam tubuh.
10. Kesadaran menurun
Gejala klinis 10,11,12 terjadi karena penurunan cairan tubuh yang mengakibatkan kerja
jantung ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan O2 dan nutrisi sistemik sehingga denyut
jantung cepat, nadi cepat tapi lemah, disebabkan peningkatan denyut jantung dengan
peningkatan kepekaan dan tekanan osmotik plasma darah. Efeknya ginjal berusaha ineretensi
air dengan mencegah eksresi Na sehingga urine pekat dan Na meningkat dengan cairan
sirkulasi yang buruk dampaknya otak kekurangan O2 dan nutrisi sehingga pusat kesadaran
hipotalamus terganggu.
Adapun tanda dan gejala dehidrasi yang lebih spesifik dibagi menjadi 3 bagian
Yaitu :
a. Dehidrasi ringan
- diare: bab kurang dari 4 kali sehari
- muntah sedikit, rasa haus normal
- denyut nadi normal, atau meningkat
- membran mukosa kering
- berat badan turun : anak 3% dan bayi 5%
- tekanan darah dalam batas normal
- turgor kulit kurang baik
b. Dehidrasi sedang
- kehilangan berat badan : 6% dan bayi 10%
- mengantuk dan lesu
- pucat
- diare 4-10 kali sehari
- muntah beberapa kali

- exremitas dingin
- mata cekung, mulut/lidah kering
- turgor kulit tidak kenyal
- nafas dan denyut nadi agak cepat
- ubun-ubun cekung
c. Dehidrasi berat
- sangat mengantuk, lemah
- diare lebih dari 10 kali sehari
- sering muntah
- air mata tidak ada, mulut dan lidah sangat kering
- kulit dicubit kembali sangat lambat
- nafas dan denyut nadi sangat cepat, ubun-ubun sangat cekung
- berat badan turun: anak 9% dan bayi 15%

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
1. Pemeriksaan Tinja
- Makroskopis dan mikroskopis.
- pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga
terdapat intoleransi gula.
- Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan Darah
- pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor) dalam
serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
- Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama
dilakukan pada penderita diare kronik.

F. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
2.

Renjatan hipovolemik, Terjadi pada dehidrasi berat akibat kehilangan cairan yang besar,

3.

maka jantung akan bekerja lebih cepat.


Kejang dan malnutrisi energi protein Dapat terjadi karena serum natrium > 165 m.mol
kehilangan air sama dengan kehilangan natrium, biasa terjadi setelah inteke cairan hypertonik

selama diare.
4. Bakterimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikemia, Kalium rendah < 3,5 keletihan otot, kembung. Ileus paralitik terjadi karena
kurangnya total kalium tubuh (deplesi kalium)
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

G. PENATALAKSANAAN
1

Medis

a. Pemberian cairan
1) Cairan per oral.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa cairan yang
berisikan oralit, NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut diatas umur 6 bulan
dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri
(mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal
tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk
mencegah dehidrasi lebih lanjut.
2) Cairan parenteral.
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau
ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat
badannya.
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pasien, tetapi
semuanya itu tergantung tersedianya cairan setempat. Pada umumnya cairan RL (Ringer
Laktat) diberikan tergantung berat/ringan dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan
cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
a) Dehidrasi ringan
1 jam pertama 50-100 ml/kg BB/ oral kemudian 125 ml/ kg / hari
b) Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50-100ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg BB / hari
c) Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit (inperset 1 ml : 20 tetes), 16
jam berikutnya 105 ml/ kg BB oralit per oral.
b. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan penyembuhan
dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
1) Memberikan asi.
2) Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan
c.
1)
2)
3)

makanan yang bersih.


Obat-obatan.
Obat anti sekresi.
Obat anti spasmolitik.
Obat antibiotik.
2. Keperawatan
Penyakit diare walaupun semua tidak menular (misal diare karena faktor malabsorbsi),
tetapi perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk
mecegah infeksi (selalu tersedia disinfektan dan air bersih) serta tempat pakaian kotor sendiri.
Masalah pasien diare yang perlu dipertahankan adalah resiko terjadi gangguan sirkulasi
darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman.
Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit.

H. Tips menghindari gastroenteritis yang menyebabkan dehidrasi

1. Menggunakan air bersih dan sanitasi yang baik.


2. Memasak makanan dan air minum hingga matang.
3. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.
4. Menghindari makanan yang telah terkontaminasi oleh lalat.
5. Tidak mengkonsumsi makanan yang telah basi.
6. Menghindari mekanan yang dapat menimbulkan diare.
7. Makan dan minum secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Ball, Jane, Bindler, Ruth, Pediatrik Nursing : Caring For Children Appleton lange. 1995.
Jacobson, Anette, RN, MSN,Clinical Care plans. Pediatric Nursing Mc. Grow Hill
Internasional
Edition,
Singapura,
1995.
Markum, A. H. Buku ajar ilmu kesehatan anak, Jilid pertama. Bagian Ilmu Kesehatan UI,
Jakarta.
1991.
Persatuan Ahli Penyakit dalam Indonesia, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1 edisi
ketiga
FKUI,
Jakarta.
1996.
Scipien Chard Company. Bernard. Pediatrik Nursing Care The CV. Mosby Company.
Philadelpia.
1990.
Whaley wongs, Nursing Care Of Infants and Children. Edisi 6.1999.

You might also like