You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem saraf berfungsi sebagai pengatur berbagai aktivitas tubuh.
Sistem saraf terdiri atas saraf pusat dan saraf tepi. Dalam pengkajian
sistem saraf , pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan fungsi
kesadaran, mental, dan gerakan sensasi. Pengkajian terhadap riwayat
cedera kepala, pembedahan pada persarafan, pingsan maupun stroke
perlu ditanyakan. Gangguan persarafan dapat menyebabkan gangguan
dalam beraktivitas. Dalam rangka menegakkan diagnosis penyakit
saraf

diperlukan

pemeriksaan

anamnesis,

pemeriksaan

fisik,

pemeriksaan mental dan laboratorium (penunjang). Pemeriksaan


neurologis meliputi: pemeriksaan kesadaran, rangsang selaput otak,
saraf otak, sistem motorik, sistem sensorik refleks dan pemeriksaan
mental.
Selama beberapa tahun ini ilmu serta teknologi kedokteran maju dan
berkembang dengan pesat. Banyak alat dan fasilitas yang tersedia, dan
memberikan bantuan yang sangat penting dalam mendiagnosis
penyakit serta menilai perkembangan atau perjalanan penyakit. Saat ini
kita mudah dapat mendiagnosis perdarahan di otak, atau keganasan di
otak melalui pemeriksaan pencitraan. Kita juga dengan mudah dapat
menentukan polineuropati dan perkembangannya melalui pemeriksaan
kelistrikan.
Sampai saat ini masih tetap dan harus memupuk kemampuan kita
untuk melihat, mendengar, dan merasa serta mengobservasi keadaan
pasien. Oleh karena penyakit mengenai saraf sangat berbahaya,
penyusun akan sedikit menjelaskan mengenai sistem saraf atau
neurologi agar pembaca dapat memahami mengenai neurologi itu
sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang


dibahas dalam makalah ini terinci sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bagaimana anatomi dan sistem persarafan?


Bagaimana organisasi sistem saraf?
Bagaimana struktur sel saraf?
Bagaimana klasifikasi saraf?
Bagaimana ujung saraf tepi?
Bagaimana sistem saraf pusat?
Bagaimana sistem saraf penepi?

C. TUJUAN
1. Mengetahui anatomi dan sistem persarafan?
2. Mengetahui organisasi sistem saraf?
3. Mengetahui struktur sel saraf?
4. Mengetahui klasifikasi saraf?
5. Mengetahui ujung saraf tepi?
6. Mengetahui sistem saraf pusat?
7. Mengetahui sistem saraf penepi?

BAB II
PEMBAHASAN
I.

ANATOMI DAN SISTEM PERSARAFAN

Sistem saraf adalah sistem yang berfungsi untuk mengatur dan


mengkordinasikan seluruh aktivitas tubuh manusia. Sistem saraf
dikategorikan secara anatomi dan fungsional
Secara anatomi, susunan saraf dibagi menjadi dua yaitu:
1. Susunan Saraf Pusat (SSP), terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang
2. Susunan Saraf Tepi (SST), terdiri dari saraf kranial dan saraf
spinal.
Secara fungsional, sistem saraf dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Sistem saraf somatik
2. Sistem saraf otonom, yang dibagi lagi menjadi saraf simpatis dan
saraf parasimpatis yang kerjanya berlawanan.
A. Susunan Saraf Secara Anatomi
1. Susunan Saraf Pusat

Secara anatomi sistem saraf pusat dibagi menjadi dua yaitu


otak dan sumsum tulang belakang atau medulla spinalis. Sistem
saraf pusat merupakan pusat pengendali sistem saraf yang lain.

Saraf pusat berfungsi:


-

Sebagai tempat menerima impuls/rangsang/berita dari saraf


perifer

Memproses impuls/berita tersebut

Memberikan jawaban atas impluls/rangsang/berita tersebut.

Sistem saraf pusat terdiri atas:


OTAK

Letaknya didalam rongga tengkorak

Ukuran bervariasi tergantung jenis kelamin, umur dan


ukuran fisik serta akan mencapai maksimum pada usia 18
tahun.

Berat otak dewasa kurang lebih 1,4 kg

Otak kita dibagi menjadi 3 bagian yaitu:


a. Otak depan atau Otak Besar (Cerebrum)
Otak besar dibagi menjadi 4 lobus yaitu:

Lobus frontalis, merupakan pusat perkembangan


kecerdasan, ingatan, kemauan dan sikap

Lobus temporalis, sebagai pusat pendengaran dan


berbahasa

Lobus parietalis, merupakan pusat pengatur kerja kulit


dan otot terhadap pengaruh panas, dingin, sentuhan,
dan tekanan.

Lobus oksipitalis, sebagai pusat penglihatan

Otak depan berfungsi sebagai pusat pengaturan semua


aktivitas tubuh sehingga otak depan disebut seagai pusat
saraf utama. Pada otak depan terdapat talamus sebagai
pusat pengaturan sensoris dan dibawah talamus terdapat
hipotalamus

yang

memiliki

fungsi

penting

yaitu

mengontrol sejumlah fungsi autonom, misalnya sebagai


pusat pengatur suhu, selera makan, dan keseimbangan
cairan tubuh.
b. Otak tengah (mesencephalon)
Otak tengah merupakan pusat kesimbangan otak depan dan
otak belakang. Otak tengah terdiri dari bagian yang disebut
lobus optikus(kolikuli suprior) yang berfungsi sebagai pusat
refleks pupil mata, pusat pengatur gerak bola mata, dan
refleks akomodasi pendengaran dan kolikuli inferior yang
merupakan pusat pendengaran(auditori)
c. Otak Belakang (rhombencephalon)
Otak belakang terdiri dari 2 bagian yaitu:

Otak kecil (cerebellum), yang berperan sebagai pusat


keseimbangan otot dan kordinasi otot. Otak kecil
bagian kanan dan kiri dihubungkan oleh jembatan
Varol, yang berfungsi sebagai penghantar impuls dari
otot-otot tubuh bagian kanan dan kiri.

Sumsum

lanjutan

(Medula

Oblongata),

yang

merupakan pusat pengatur refleks fisiologis denyut


jantung,

pernafasan,

pelebaran

dan

penyempitan

pembuluh darah.
SUMSUM TULANG BELAKANG

Sumsung tulang belakang disebut juga medulla spinalis, dibagi


menjadi 5 segmen yaitu:
-

8 segmen servical yang terletak di bagian leher

12 segmen thoracal di bagian dada

5 segmen lumbal di bagian pinggang

5 segmen sakral yang terletak di bagian tulang


kelangkang

1 segmen koksigeal di bagian tungging

2. Susunan Saraf Tepi


Berdasarkan aktivitas kerjanya sistem saraf tepi dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a. Sistem saraf sadar ( sistem sensoris somatik), berfungsi
mengatur aktivitas yang kita sadari. Contohnya
kontraksi otot-otot kaki untuk berjalan. Sistem saraf
sadar terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang
saraf spinal.

sistem saraf kepala ( kranial) yang disusun oleh 12


pasang saraf yang keluar dari otak yaitu:

3 pasang saraf sensorik, yaitu olfaktori, saraf optik,


dan saraf auditori

5 pasang saraf motorik, yaitu okulomotor, troklear,


abdusen, spinal dan hipoglosal

4 pasang saraf gabungan, yaitu trigeminal, fasial,


glosoparingeal, dan vagus

31 pasang saraf spinal ( keluar dari sum sum


tulang belakang ) berdasarkan asalnya , saraf
tersebut dibedakan atas 8 pasang saraf leher 12
pasang saraf punggung 5 pasang saraf pinggang 5
pasang saraf pinggul dan 1 pasang saraf ekor

Skema

terjadinya

gerak

sadar:

rangsang reseptor sensorik otak motorik efektor


tanggapan
Fungsi sistem saraf sadar yaitu mengatur aktivitas yang kita
sadari
Contoh: kontraksi otot-otot kaki untuk berjalan.
b. Sistem saraf tidak sadar ( sitem saraf otonom), adalah
bagian dari sistem saraf tepi yang mengontrol kegiatan

organ-organ dalam, misalnya kelenjar keringat, otot


perut, pembuluh darah dan alat reproduksi.
Sistem saraf otonom dibagi menjadi:
a. sistem saraf simpatetik yang umumnya berfungsi
mengacu atau mempercepat kerja organ-organ tubuh
b. saraf parasimpatetik yang umumnya berfungsi
memperlambat kerja organ-organ tubuh.

Berdasarkan arah impulsnya, sistem saraf tepi dibedakan


menjadi dua, yaitu:
a. Sistem saraf aferen, mengandung sel saraf yang
menghantarkan informasi dari reseptor ke sistem
saraf pusat.
b. Sistem saraf eferen , mengandung sel saraf yang
menghantrakan informasi dari sistem saraf pusat ke
otot dan kelenjar.
Skema sistem saraf tak sadar:

Reseptor sensorik sumsum tulang belakang motorik


efektor
Saraf tepi mempunyai fungsi :
1) Untuk menerima impuls / berita dari reseptor di kulit
dan menghantarkan ke susunan saraf pusat melalui
serabut saraf aferen
2) Untuk memberikan jawaban atau berita yang telah
diproses

di

susunan

saraf

pusat

tersebut

dan

dihantarkan kembali ke efektor atau otot melalui


serabut saraf eferen.
II.

STRUKTUR SEL SARAF (NEURON)

Neuron terdiri atas:


1. Soma / Badan Sel / Perikarion
- Bentuknya bersudut-sudut
- Mengandung banyak granula basofilik ( badan Nissi), yang
berfungsi untuk mensintesis protein (menghasilkan protein
untuk substansi neuro transmiter & substansi lain) karena
-

didalamnya mengandung RNA.


Terdapat sitoplasma dan inti sel (nukleus) yang besar, bulat,

eukromatik (pucat)
Hanya terdapat pada saraf pusat (otak dan susunan tulang
belakang) serta pada ganglion (sekumpulan badan sel saraf

yang terdapat diluar saraf pusat)


Terdapat banyak lisosom, kompleks golgi dan mitokondria.
10

2. Tonjolan-tonjolan sitoplasma:
a. Dendrit
o Terletak pada badan sel
o Berfungsi untuk meneruskan impuls / menerima rangsang
dari reseptor menuju ke badan sel
o Berhubungan dengan reseptor / dengan ujung-ujung akson
dari neuron lain
o Berupa serabut pendek, tetapi pada sel saraf sensori
berukuran panjang
b. Akson
o Berfungsi menyalurkan impuls dari badan sel keluar
o Ibarat kabel listrik, kawat halus didalamnya sebagai
neurofibril / kolateral dan pembungkusnya sebagai selaput
mielin(kumpulan sel Schwan) yang berfungsi untuk
melindungi akson dan memberi nutrien
o Tampak seperti berbuku-buku karna pada tempat-tempat
tertentu terdapat suatu penyempitan melingkar(sirkuler)
yang disebut nodus Ranvier ( Node of Ranvier) dan
berfungsi untuk mempercepat penghantaran impuls.
o Ujungnya berhubungan dan ujung dendrit dari sel saraf
lainnya / dengan efektor yang berupa otot / kelenjar.
o Trdapat daerah berbentuk kerucut pada pangkalnya yang
disebut akson hilok.
o Ujung terminal akson pecah menjadi banyak akson terminal
/ telodendria, dan akan berakhir:
- Membentuk sinaps (tautan antar neuron)
- Berhubungan dengan serat otot / tautan neuromuskular
dan membentuk motor end-plate
- Menempel (bertaut) pada sel kelenjar
- Di dalam jaringan lemak
o Membran plasmanya disebut aksolema dan sitoplasmanya
disebut aksoplasma. Aksoplasma yaitu alirannya terjadi
oleh bergeraknya

vesikel yang membawa substansi

transmiter bersama mikrotubul.


III.

KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM SARAF

11

Seperti sistem lainnya, sistem saraf pada manusia dapat mengalami


kelainan atau penyakit. Penyebab kelainan pada saraf dapat berasal
dari lingkungan (luar) seperti bakteri, jamur, toxoplasma, dan virus.
Selain itu penyebabnya juga dapat berasal dari dalam tubuh.
A. Transeksi
Transeksi adalah kerusakan sebagian atau seluruh segmen tertentu
dari sumsum tulang belakang. Transeksi dapat menimbulkan
kelumpuhan dan jika fatal dapat menyebabkan kematian.
B. Neuritis
Neuritis adalah peradangan pada saraf. Neuritis dapat disebabkan
oleh cedera pada saraf atau kekurangan vitamin B.
C. Parkinson
Parkinson
merupakan
penyakit
akibat
berkurangnya
neurotransmiter dopamin pada nukleus otak besar, gejalanya
tangan gemetar, sulit bergerak dan kekakuan otot.
D. Stroke
Stroke disebabkan oleh matinya sel-sel otak akibat terganggunya
aliran darah di otak. Stroke dapat disebabkan oleh tekanan darah
tinggi (hipertensi). Stroke memiliki gejala beragam mulai dari
sakit kepala, lumpuh, hingga kematian.
E. Epilepsi
Epilepsi adalah suatu penyakit berupa terjadinya letusan-letusan
listrik (impuls) yang tidak normal pada neuron-neuron otak. Pada
jenis grand mal terjadi kejang-kejang dan hilang kesadaran. Pada
jenis psikomotor terjadi gangguan mental. Adapun pada jenis
patit mal menimbulkan terjadiya kehilangan kesadaran selama
beberapa detik.
F. Sakit kepala
Sakit kepala dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
tumor, gangguan pembuluh darah, kelainan organ di luar
tempurung kepala, gegar otak, infeksi oleh virus, dan faktor
psikologis.
IV.

HORMON
Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin sebagai sekresi internal yang hasilnya dikembalikan kedarah

12

dan beredar mengikuti aliran darah serta akan mempengaruhi jaringan


dan organ sasaran atau organ target. Selain itu ada hormon yang
dikeluarkan dari sel-sel saraf tertentu yang disebut sel neuro sekretori.
1. Hipotalamus
Hipotalamus terletak di otak depan yang memprodukai neuro
hormon dan berfungsi sebagai hormon penggiat serta hormon
penghambat, yang bekerja sebagai hormon penghambat misalnya
prolactin inhibiting factor (PIF) sedangkan hormon penggiat
misalnya vasopresin( mempengaruhi pengeluaran air pada urin)
dan oksitosin( mempengaruhi kontraksi uterus )
2. Kelenjar pituitari / Hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak besar yang dibagi menjadi
3 bagian atau lobus yaitu:
a. Bagian depan atau anterior

No

Hormon Yang Dihasilkan

Fungsi

.
1.

Somatotrophic Hormone (STH) / Menegendalikan


pertumbuhan

pertumbuhan
tubuh,

kelebihan

hormon

ini

mengakibatkan
pertumbuhan
raksasa

dan

kekurangan dapat
mengakibatkan
kekerdilan
2.

Thyrotrophic

Hormone

perangsang tiroid

(TH)

/ Mengendalikan
kegiatan
tiroid

kelenjar
untuk

menghasilkan

13

hormon tiroksin
3.

Adrenocorticotrophic

Hormone Mengendalikan

(ACTH)

kegiatan

kelenjar

adrenal

dalam

menghasilkan
hormon
glukokortikoid
4.

Follicle Stimulating Hormone (FSH) Wanita : mengatur


/ perangsang pembentu folikel

perkembangan
ovarium,
berpengaruh
terhadap
pemasakan folikel
(calon pembentuk
gamet)
Pria :

mengatur

perkembangan
testis

dan

sspermatogenesis
5.

Luteinizing Hormone (LH)

Wanita

mempengaruhi
terjadinya ovulasi
dan

membentuk

korpus

luteum

(badan

kuning,

pada pembentukan
ovum) dari folikel
pada ovarium
Pria : mengatur
sekresi

dari
14

hormon testosteron
dan

aldosteron

pada testis.
6.

Hormon prolaktin (PRL)

Mempengaruhi
pertumbuhan
kelenjar air susu
dan

memelihara

korpus luteum, dan


mengatur produksi
hormon
progesteron

yang

dikeluarkan korpus
luteum
b. Bagian tengah
Hipofisis bagian tengah menghasilkan hormon Melanocyte
Stimulating Hormone (MSH) yang berfungsi untuk
mensintesis melanin (pigmen warna)
c. Bagian belakang / posterior (neurohipofisis) menghasilkan
dua jenis hormon yaitu hormon antidiuretik (ADH) dan
hormon oksitosin.
3. Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal terletak pada otak tengah yang menghasilkan
melatonin. Konsentrasi melatonin dalam darah naik-turun
sesuai siklus diurnal. Kadar melatonin paling tinggi terjadi di
malam hari sehingga membuat kita mengantuk; sedangkan
pada siang hari kadarnya hanya sedikit.

BAB III
PENUTUP
15

A. KESIMPULAN
Sistem saraf adalah sistem yang berfungsi untuk mengatur dan
mengkordinasikan seluruh aktivitas tubuh manusia. Sistem saraf
dikategorikan secara anatomi dan fungsional. Secara anatomi dibagi
menjadi dua yaitu: Sistem Saraf Pusat (SSP) dan Sistem Saraf Tepi (SST)
sedangkan secara fungsional dibagi menjadi dua yaitu: Sistem Saraf
Otonom dan Sistem saraf Somatik.
B. SARAN
Pengetahuan mengenai sistem neurologi hendaknya harus dimiliki setiap
orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki dapat bermanfaat bagi diri
sendiri dan orang lain dan pengetahuan yang diberikan harus mudah
dipahami, tepat sasaran, dan tidak menyesatkan. Dengan demikian orang
tersebut akan dapat menghadapi gangguan dari luar maupun dari dalam
dengan cara yang sehat, matang dan bertanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA
Istamar Syamsuri, DKK. (2007) Biologi 2B untuk SMA Kelas XI Semester 2.
Malang:Erlangga
R.N. Bajpai, (2010) Histologi dasar edisi 4. Jakarta Barat: Binarupa Aksara
Viva Pakarindo.(2010) Biologi 2B untuk SMA/MA Kelas XI Semester Genap.Klaten:
Yusa,DKK.(2011) Advanced Learning Biology 2 B.Bandung:Facil

16

https://id.wikipedia.org/wiki/Neurologi
http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2013/11/ANATOMI-FISIOLOGISISTEM-SARAF.pdf
http://www.artikelsiana.com/2015/03/bagian-bagian-neuron-fungsi-selsaraf.html
http://fungsi.web.id/2014/10/klasifikasi-struktur-dari-sistem-saraf.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf_tepi

17

You might also like