Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem saraf berfungsi sebagai pengatur berbagai aktivitas tubuh.
Sistem saraf terdiri atas saraf pusat dan saraf tepi. Dalam pengkajian
sistem saraf , pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan fungsi
kesadaran, mental, dan gerakan sensasi. Pengkajian terhadap riwayat
cedera kepala, pembedahan pada persarafan, pingsan maupun stroke
perlu ditanyakan. Gangguan persarafan dapat menyebabkan gangguan
dalam beraktivitas. Dalam rangka menegakkan diagnosis penyakit
saraf
diperlukan
pemeriksaan
anamnesis,
pemeriksaan
fisik,
C. TUJUAN
1. Mengetahui anatomi dan sistem persarafan?
2. Mengetahui organisasi sistem saraf?
3. Mengetahui struktur sel saraf?
4. Mengetahui klasifikasi saraf?
5. Mengetahui ujung saraf tepi?
6. Mengetahui sistem saraf pusat?
7. Mengetahui sistem saraf penepi?
BAB II
PEMBAHASAN
I.
yang
memiliki
fungsi
penting
yaitu
Sumsum
lanjutan
(Medula
Oblongata),
yang
pernafasan,
pelebaran
dan
penyempitan
pembuluh darah.
SUMSUM TULANG BELAKANG
Skema
terjadinya
gerak
sadar:
di
susunan
saraf
pusat
tersebut
dan
eukromatik (pucat)
Hanya terdapat pada saraf pusat (otak dan susunan tulang
belakang) serta pada ganglion (sekumpulan badan sel saraf
2. Tonjolan-tonjolan sitoplasma:
a. Dendrit
o Terletak pada badan sel
o Berfungsi untuk meneruskan impuls / menerima rangsang
dari reseptor menuju ke badan sel
o Berhubungan dengan reseptor / dengan ujung-ujung akson
dari neuron lain
o Berupa serabut pendek, tetapi pada sel saraf sensori
berukuran panjang
b. Akson
o Berfungsi menyalurkan impuls dari badan sel keluar
o Ibarat kabel listrik, kawat halus didalamnya sebagai
neurofibril / kolateral dan pembungkusnya sebagai selaput
mielin(kumpulan sel Schwan) yang berfungsi untuk
melindungi akson dan memberi nutrien
o Tampak seperti berbuku-buku karna pada tempat-tempat
tertentu terdapat suatu penyempitan melingkar(sirkuler)
yang disebut nodus Ranvier ( Node of Ranvier) dan
berfungsi untuk mempercepat penghantaran impuls.
o Ujungnya berhubungan dan ujung dendrit dari sel saraf
lainnya / dengan efektor yang berupa otot / kelenjar.
o Trdapat daerah berbentuk kerucut pada pangkalnya yang
disebut akson hilok.
o Ujung terminal akson pecah menjadi banyak akson terminal
/ telodendria, dan akan berakhir:
- Membentuk sinaps (tautan antar neuron)
- Berhubungan dengan serat otot / tautan neuromuskular
dan membentuk motor end-plate
- Menempel (bertaut) pada sel kelenjar
- Di dalam jaringan lemak
o Membran plasmanya disebut aksolema dan sitoplasmanya
disebut aksoplasma. Aksoplasma yaitu alirannya terjadi
oleh bergeraknya
11
HORMON
Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin sebagai sekresi internal yang hasilnya dikembalikan kedarah
12
No
Fungsi
.
1.
pertumbuhan
tubuh,
kelebihan
hormon
ini
mengakibatkan
pertumbuhan
raksasa
dan
kekurangan dapat
mengakibatkan
kekerdilan
2.
Thyrotrophic
Hormone
perangsang tiroid
(TH)
/ Mengendalikan
kegiatan
tiroid
kelenjar
untuk
menghasilkan
13
hormon tiroksin
3.
Adrenocorticotrophic
Hormone Mengendalikan
(ACTH)
kegiatan
kelenjar
adrenal
dalam
menghasilkan
hormon
glukokortikoid
4.
perkembangan
ovarium,
berpengaruh
terhadap
pemasakan folikel
(calon pembentuk
gamet)
Pria :
mengatur
perkembangan
testis
dan
sspermatogenesis
5.
Wanita
mempengaruhi
terjadinya ovulasi
dan
membentuk
korpus
luteum
(badan
kuning,
pada pembentukan
ovum) dari folikel
pada ovarium
Pria : mengatur
sekresi
dari
14
hormon testosteron
dan
aldosteron
pada testis.
6.
Mempengaruhi
pertumbuhan
kelenjar air susu
dan
memelihara
yang
dikeluarkan korpus
luteum
b. Bagian tengah
Hipofisis bagian tengah menghasilkan hormon Melanocyte
Stimulating Hormone (MSH) yang berfungsi untuk
mensintesis melanin (pigmen warna)
c. Bagian belakang / posterior (neurohipofisis) menghasilkan
dua jenis hormon yaitu hormon antidiuretik (ADH) dan
hormon oksitosin.
3. Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal terletak pada otak tengah yang menghasilkan
melatonin. Konsentrasi melatonin dalam darah naik-turun
sesuai siklus diurnal. Kadar melatonin paling tinggi terjadi di
malam hari sehingga membuat kita mengantuk; sedangkan
pada siang hari kadarnya hanya sedikit.
BAB III
PENUTUP
15
A. KESIMPULAN
Sistem saraf adalah sistem yang berfungsi untuk mengatur dan
mengkordinasikan seluruh aktivitas tubuh manusia. Sistem saraf
dikategorikan secara anatomi dan fungsional. Secara anatomi dibagi
menjadi dua yaitu: Sistem Saraf Pusat (SSP) dan Sistem Saraf Tepi (SST)
sedangkan secara fungsional dibagi menjadi dua yaitu: Sistem Saraf
Otonom dan Sistem saraf Somatik.
B. SARAN
Pengetahuan mengenai sistem neurologi hendaknya harus dimiliki setiap
orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki dapat bermanfaat bagi diri
sendiri dan orang lain dan pengetahuan yang diberikan harus mudah
dipahami, tepat sasaran, dan tidak menyesatkan. Dengan demikian orang
tersebut akan dapat menghadapi gangguan dari luar maupun dari dalam
dengan cara yang sehat, matang dan bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Istamar Syamsuri, DKK. (2007) Biologi 2B untuk SMA Kelas XI Semester 2.
Malang:Erlangga
R.N. Bajpai, (2010) Histologi dasar edisi 4. Jakarta Barat: Binarupa Aksara
Viva Pakarindo.(2010) Biologi 2B untuk SMA/MA Kelas XI Semester Genap.Klaten:
Yusa,DKK.(2011) Advanced Learning Biology 2 B.Bandung:Facil
16
https://id.wikipedia.org/wiki/Neurologi
http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2013/11/ANATOMI-FISIOLOGISISTEM-SARAF.pdf
http://www.artikelsiana.com/2015/03/bagian-bagian-neuron-fungsi-selsaraf.html
http://fungsi.web.id/2014/10/klasifikasi-struktur-dari-sistem-saraf.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf_tepi
17