You are on page 1of 17

PROSES PEMAJEMUKAN

1. Pengertian Kata Majemuk


Kata majemuk ialah dua kata atau lebih yang menjadi satu dengan erat sekali dan
menunjuk atau menimbulkan satu pengetian baru. Dalam bahasa Indonesia selanjutnya kata
majemuk disebut juga bentuk senyawa atau susunan senyawa (kompositum).
Contoh :
mata sapi

arti baru

: telor ceplok (bahasa Jawa)

matahari
arti baru
: bola gas raksasa yang terbit di sebelah timur dan
tenggelam di sebelah barat
sapu tangan
arti baru
: selembar kain untuk lap muka.
Berikut ini adalah cirri-ciri yang membedakan antara kata majemuk dan frase.
(i)

Ketersisipan
Artinya, diantara unsur suatu kompositium tidak dapat disisipi unsure lain apa pun. Sapu Tangan
adalah kompositium, sedangkan alat tulis adalah frase karena dapat disisipi unsur untuk menjadi
a.

alat tulis.
Ketakterluasan
Artinya, masing-masing unsur suatu kompositium tidak dapat diperluas, misalnya dengan
afiksasi atau dimodifikasikan dengan cara tertentu. Perluasan terhadap kompositium hanya bias
dilakukan terhadap semua unsure, tidak unsure per unsure. Kompositium kereta api hanya bias
diperluas menjadi perkeretaapian dan bukan *perkeretaan api atau *kereta perapian. Ciri ini
tampaknya bukan hanya merupakan cirri kata majemuk. Frase tidak adil pun bias diperrluas
menjadi ketidakadilan dan bukan ketidakan adil atau *tidak keadilan walaupun demikian tidak
adil memiliki kemampuan untuk disisipi unsur tertentu menjadi tidak begitu adil, sehingga

(ii)

sesuai dengan cirri (i), tidak adil adalah frase.


Ketakterbaikan
Artinya, unsur-unsur yang membentuk suatu kompositium tidak dapat dipertukarkan tempatnya
atau dibalik. Gabungan kata bapak, ibu, pulang, pergi, dan lebih kurang bukanlah kompositium
melainkan frase koordinatif. Gabungan kata semacam itu memiliki kesanggupan untuk
dipertukarkan tempatnya menjadi ibu bapak, pergi pulang, dan kurang lebih. Hal ini berbeda
dengan kompositium hutan belantara yang tidak memungkinkan untuk diubah strukturnya
menjadi *belantara hutan. Criteria keterbalikan seperti ini tampaknya juga memiliki kelemahan
karena kriteria ini sering kali sangat tergantung pada cirri kelaziman. Bentuk kurang lebih sudah
cukup lazim diubah strukturnya menjadi lebih kurang. Hal ini agak berbeda dengan bentuk

pulang pergi yang masih terasa janggal atau kurang lazim jika digunakan dalam posisi terbalik,
yaitu pergi pulang. Di sisi lain frasepun banyak yang tidak bias memenuhi syarat keterbalikan.
Dengan kata lain frasepun banyak yang memenuhi cirri keterbalikan itu. Frase akan pergi,
rumah besar, gedung tinggi, udara sejuk pun tidak bias diubah urutan unsurnya menjadi *pergi
akan, *besar rumah, *tinggi gedung, *sejuk udara.
Masing-masing cirri atau kriteria tersebut tampaknya tidak bias diterapkan sendiri-sendiri.
Dengan kata lain, ketiga kriteria itu harus diterapkan secara serentak dan saling mendukung.
kriteria bahwa komposisi atau pemajemukan itu mampu menimbulkan makna baru yang berbeda
dengan penggabungan makna unsur-unsur seperti yang selama ini digunakan oleh beberapa ahli
untuk membedakan antara kata majemuk dan frase juga memiliki kelemahan. Pengertian makna
baru itu sesungguhnya bisa timbul dalam proses penggabungan kata menjadi frase. Konstruksi
frase rumah Paman di samping makna masing-masing unsurnya terdapat pula makna baru yang
timbul, yaitu milik. Criteria yang menyatakan bahwa unsur-unsur kata majemuk itu kehilangan
identitas maknanya pun dapat pula dipertanyakan. Di dalam konstruksi kata majemuk kolam
renang, misalnya, komponen makna yang berkenaan dengan ciri kolam dan renang pun masih
dipertahankan.
Sebagaimana frase, kata majemuk juga memiliki struktur yang bersifat endosentris dan
eksosentris. Kata majemuk kolam renang dan kursi malas bersifat endosentris karena konstruksi
kata majemuk secara keseluruhan dapat diwakili oleh salah satu unsurnya. Jadi, kolam renang
adalah sejenis kolam dan kursi malas adalah sejenis kursi. Konstruksi kolam renang merupakan
subkelas dari kolam dan kursi malas merupakan subkelas dari kursi. Berbeda halnya kata
majemuk eksosentris salah satu unsurnya tidak bisa mewakili keseluruhan konstruksi. Konstruksi
jual beli, Tanya jawab, simpan pinjam, adalah kata majemuk eksosentris karena konstruksikonstruksi itu tidak hanya berkenaan dengan jual, tanya, atau simpan saja. Jadi jual beli bukan
subkelas dari jual: tanya jawab bukan subkelas dari tanya: dan simpan pinjam bukan subkelas
dari simpan.
2. Bentuk Unsur Kata Majemuk
a.

Bentuk unsur kata majemuk berupa satu kata dan satu pokok kata.
Contoh :
daya tahan

daya juang

temu desa

kamar kerja

jumpa pers

ruang baca

b. Bentuk unsurnya berupa pokok kata dan pokok kata.


Contoh :
jual beli
c.

simpan pinjam

lomba lari

Salah satu unsurnya berupa bentuk kompleks


Contoh :
meninggal dunia

bukan

me + tinggal dunia

buku harian

bukan

buku hari + an

lapangan terbang

bukan

lapang terbang + an

lupa daratan

bukan

lupa darat + an

Bentuk-bentuk meninggal, harian, lapangan, dan daratan dalam kata majemuk di atas
adalah unsur yang merupakan bentuk komplek. Sebagai kata majemuk, bentuk-bentuk itu bukan
berasal dari kata tinggal, hari, terbang, dan darat. Dengan demikian bentuk majemuk di atas
bukanlah kata majemuk yang berimbuhan, melainkan majemuk yang salah satu un surnya
berbentuk kompleks.
Untuk membuktikan apakah suatu kata majemuk beafiks atau memang salah satu unsurnya
yang berupa bentuk kompleks dapat dianalisis dengan cara mengeluarkan seluruh afiks dari
bentuk majemuk.
a. Jika afiksnya dikeluarkan masih terlihat bentuk majemuk maka sebenarnya bentuk itu
merupakan kata majemuk yang mendapatkan afiks.
Contoh :
Pertanggungjawaban berkas
kepala dimejahijaukan
Kata majemuk berafiks

Tanggung

keras kepala meja hijau


Tetap sebagai kata
majemuk

b.

jawab

ber an
ber
di kan
Afiks
dikeluarkan

Jika setelah afiksnya dikeluarkan tidak lagi terlihat bentuk majemuk maka bentuk tersebut
merupakan kata majemuk yang salah satu unsurnya bentuk kompleks.
lapangan terbang
lupa daratan
meninggal dunia

lapangan terbang
lupa darat
tinggal dunia

An
an
me

yang

Kata majemuk dengan unsure bentuk Bukan bentuk majemuk

Afiks yang dikeluarkan

kompleks
3. Ciri-ciri Kata Majemuk
Dua kata atau lebih yang dihubungkan tidak selamanya menjadi bentuk kata majemuk.
Sebagai kata majemuk susunan, sifat, fungsi, atau artinya berbeda dengan bentuk-bentuk lain.
Adapun ciri-ciri kata majemuk adalah sebagai berikut:
a. Kedua unsurnya menunjuk / membentuk / menimbulkan pengertian baru.
Contoh :
matahari
: gumpalan gas raksasa yang pijar,
Satu benda satu pengertian.
meja hijau
Kapal terbang

Meriam penangkis

: pengadilan. Satu benda satu pengertian.


: pesawat yang dapat terbang. Satu benda satu pengertian.

: alat penembak sasaran di udara.

serangan udara
kumis kucing

: jenis tanaman. Satu benda satu pengertian.

Catatan :
Kata-kata majemuk di atas masing-masing membentuk pengertian baru. Hal itu berbeda dengan
makna leksis yang terkandung dalam amsing-masing unsurnya. Perhatikan uraian di bawah ini :
mata sapi menimbulkan pengertian baru yang tidak ada hubungannya dengan kata mata dan
sapi . meriam penangkis serangan udara juga merupakan bentuk majemuk yang maknanya
tidak mempunyai sangkut paut dengan makna leksis masing-masing unsurnya.
b.

Hubungan antara kedua unsurnya sangat erat dan rapat sehingga tidak dapat dipertukarkan

atau dibolak-balik.

Contoh :
bentuk majemuk
panjang tangan
laki bini
mata sapi
kamar mandi
tinggi hati
saputangan
anak angkat
tanggung jawab

tidak dapat dijadikan


tangan panjang
bini laki
sapi mata
mandi kamar
hati tinggi
tangan sapu
angkat anak
jawab tanggung

Catatan :
Jika susunannya dipertukarkan mungkin menimbulkan pengertian baru lain atau malah
menjadi tidak logis.
Contoh :
panjang tangan

: suka mencuri

tangan panjang

: tangan yang (memang) panjang.

matahari

: bola raksasa yang pijar.

hari mata

: tidak logis / maknanya tidak jelas.

dan sebagainya
c.

Hubungan kedua unsur sangat rapat dan erat sehingga di antara keduanya tidak dapat disisipi
unsur lain.
Contoh :
Mata sapi sebagai bentuk majemuk berbeda pengertiannya dengan matanya sapi, mata dan sapi,
mata dari sapi, dsb.
meja hijau
jago merah
mata kaki
keras kepala
panjang tangan
kusuma bangsa
Sapu tangan

bukan meja yang hijau


bukan jago yang merah
bukan mata dan kaki
bukan keras sekali kepalanya
buka panjangnya tangan
bukan kusumanya bangsa
bukan sapu dan tangan

nangkis
ng

bukan meriam dan penangkis, serangan udara, atau meriam penangkis dan serangan udara.
bukan kapal yang terbang.
d. Hubungan antara kedua unsur sangat rapat dan erat sehingga jika diberi afiks harus kena pada
seluruh kata dan tidak boleh disisipkan di .antara kedua unsurnya
Contoh :
mata sapi - - - mata sapinya bukan mata sapi
kapal terbang - - - berkapal terbang
dikapal terbangkan
bukan : kapal berterbang
kapal diterbangkan
tanggung jawab : dengan afiks menjadi :
bertanggung jawab
bukan
tanggung jawab
dipertanggungjawabkan
bukan
dipertanggungkan jawab
pertanggungjawaban
bukan
pertanggungan jawab
ibu bapa dengan afiks menjadi
ibu bapanya
bukan
beribu bapa
bukan

ibunya bapa
ibu berbapa

surat kabar dengan afiks menjadi :


persurat-kabaran
bukan
dsb.
Catatan :

surat perkabaran /persuratan kabar

Tata cara pembunuhan afiks yang menjadi salah satu cirri kata majemuk seperti pada
uraian di atas tidak bersifat mutlak. Ciri-ciri kata majemuk dengan menggunakan syarat-syarat
khusus pembubuhan afiks tidak berlaku terhadap beberapa kata majemuk tertentu seperti pada
contoh di bawah ini :
baik budi + kan
seharusnya

= kebaikan budi
= kebaik-budian

lomba tari + per-an

= perlombaan tari

seharusnya

= perlomba-tarian

Karena cara pembunuhan afiks terhadap kata majemuk harus kena pada seluruh unsur
tidak berlaku pada bentuk baik budi dan lomba tari tentunya kedua kata tersebut bukan
bentuk majemuk. Namun kita masih dapat meyakinkan diri bahwa kedua kata tadi merupakan
bentuk majemuk dengan melihat sifat kesenyawaan hubungan kedua unsurnya.
Bentuk baik budi dan lomba tari dari segi kesenyawaannya tetap tidak dapat disisipi
unsur lain, atau di balik susunannya. Misalnya menjadi :

lomba lari

---

lomba dan lari

baik budi

---

lomba dan budi

Dengan demikian masih ada ciri lain yang membuktikan bahwa bentuk lomba lari dan
baik budi merupakan bentuk maemuk.

1.

4. Macam-macam Kata Majemuk


Kata majemuk berdasarkan sifatnya.
Berdasarkan sifatnya, dengan melihat kesenyawaan unsur-unsur yang bergabung, kata majemuk
dikelompokkan menjadi beberapa golongan :
a. Kata majemuk bersifat endosentris
b. Kata majemuk bersifat eksosentris.
a. Kata majemuk bersifat endosentris
Kata majemuk endosentris adalah kata majemuk yang salah satu unsurnya menjadi inti dari
gabungan, kata-kata di dalam kata majemuk tersebut.
Kata majemuk endosentris menghasilkan/mengandung satu ide sebagai akibat gabungan
unsur didalamnya.
Contoh :
sapu tangan
intinya
sapu
matahari
intinya
mata
orang tua
intinya
orang
meja hijau
intinya
meja.
Karena salah satu unsurnya merupakan inti dari golongan kata dalam kata majemuk
tersebut maka ide yang dihasilkan oleh hasil-hasil gabungan unsur tersebut juga satu.
Misalnya :
Sapu tangan : memiliki satu konsep tentang suatu benda tertentu
Matahari
: mewakili satu konsep tentang suatu benda tertentu
Hal tersebut berbeda dengan bentuk kata majemuk yang bersifat eksosentris. Coba
bandingkan dengan laki-bini, hilir-mudik, lalu-lalang, tua-muda, dll.
b. Kata majemuk bersifat eksosentris
Kata majemuk eksosentris adalah kata majemuk yang gabungan unsur-unsurnya tidak
memiliki unsur inti.
Salah satu unsure kata majemuk eksosentris bukan merupakan unsure inti dari gabungan
kedua kata yang ada didalamnya. Masing-masing unsur memiliki kedudukan kuat sebagai unsur
inti.
Karena masing-masing unsurnya bersama-sama sebagai inti maka dalam kata majemuk
eksosentris muncul dua ide.
Contoh :
laki bini
: intinya pada laki atau bini

tua muda
:
hilir mudik
:
pulang pergi
:
hancur lebur
:
naik turun
Masing-masing unsure

intinya pada tua atau muda


intinya pada hilir atau mudik
intinya pada pulang atau pergi
intinya pada hancur atau lebur
: intinya pada naik atau turun.
tidak menjadi inti atas gabungan kedua unsurnya melainkan

berdiri sendiri sebagai inti. Dengan demikian unsure yang satu tidak menerangkan unsure yang
lain. Sebagai akibatnya gagasan yang muncul dari bentuk eksosentris bukan satau melainkan
dua.
Contoh :
Kata majemuk

Gagasan yang muncul

laki bini
tua muda
hilir mudik

laki (suami) dan bini (istri)


yang tua dan yang muda
yang menuju ke hilir dan yang ke udik

2. Kata majemuk Berdasarkan Arti.


Berdasarkan arti Prof.Dr. Slamet Muljana (dalam Yasin: 158) menyebutkan bahwa Kata
Majemuk dikelompokkan menjadi :
a. Kata majemuk wajar
b. Kata ajemuk kiasan
Ket :
a. Kata majemuk wajar
Ialah kata majemuk yang artinya merupakan kias,
Contoh :
indah permai

muram durja

yatim piatu

kamar mandi

b. Kata majemuk kiasan


Ialah kata majemuk yang merupakan kias,
Contoh :
panjang tangan

tebal muka

besar kepala

besar mulut

3. Kata majemuk berdasarkan susunannya


Menurut Prof.Dr. Slamet Muljana (dalam yasin:158), berdasarkan susunannya kata majemuk
digolong-golongkan menjadi :
a. Kata majemuk berangkaian
b. Kata majemuk berpelengkap
Ket:
a. Kata majemuk berangkaian

Kata majemuk berangkaian ialah kata majemuk yang unsur-unsurnya tidak salinag menguasai
dan tidak saling menerangkan. Makna kata-katanya sama atau berlawanan.
Susunannya terdiri atas :
1. Kata benda+kata benda.
Contoh :
laki bini
kaki tangan
sandang pangan
ibu bapa
kawan lawan
dunia akhirat
2. Kata keadaan+kata keadaan
Contoh :
tinggi rendah
sunyi sepi
panjang pendek
panas dingin
baik buruk
riang gembira
nuka duka
bulat bundar
rindu dendam
3. Kata kerja+kata kerja.
Contoh :
naik turun
ulang alik
pulang pergi
timbil tenggelam
hilir mudik
keluar masuk
sepak terjang
tumpang tindih
b. kata majemuk berlengkapan.
ialah kata majemuk yang unsur satunya menerangkan atau melengkapi unsure lain.
Susunannya terdiri atas :
a. kata benda + kata benda
contoh :
air mata
jari kelingking
surat kawat
ibu jari
batu api
anak sungai
b. kata benda + kata keadaan
contoh :
tanah lapang
hari raya
raja muda
bini muda
besi tua
besi berani
jalan raya
piring terbang
orang tua
c. kata benda + kata kerja
Contoh :
kursi goyang
kamar mandi
rumah makan
kamar tidur
lampu duduk
tiang gantung
d. kata keadaan + kata keadaan
Contoh :
putih bersih
merah tua
merah muda
kurus kering
hijau muda
penuh sesak
tua renta
basah kuyup
pahit getir
e. kata keadaan + kata benda
Contoh :
keras hati
ringan tangan
panjang tangan
tinggi hati
lapang dada
panjang lidah
besar kepala
besar mulut
sesak dada
f. kata keadaan (warna) + kata benda

Contoh :
kuning langsat
hijau daun
biru laut
g. kata kerja + kata benda
contoh :
angkat kaki
banting stir
cuci tangan
h. kata kerja + kata keadaan
contoh :
omong kosong
i. bentuk lain + kata bilangan
contoh :
celaka tiga belas
dua sejoli

biru laut
naik darah
merah delima

lesu darah
merah jambu
hijau botol

angkat topi
makan angin
lepas tangan

tepuk dada
gigit jari

jalan belakang

jual mahal

langkah seribu
tujuh turunan

4. Kata Majemuk berdasarkan sifat dan strukturnya.


Berdasarkan sifat dan strukturnya, Drs. Gorys Keraf mengelompokkan kata majemuk
menjadi beberapa golongan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
a.

Dwandwa
Tatpurusa
Karmadharaya
Bahuvrihi
Dwandwa.
Ialah kata majemuk yang struktur unsur-unsurnya sederajat atau setara. Kedua unsurnya
berupa kata-kata yang berlawanan maupun bersamaan arti. Karena kedua unsurnya sederajat
maka kata majemuk dwandwa bersifat ekosentris.
Kata majemuk dwandwa disebut juga kata majemuk setara/sederajat atau kompositum
kompulatif.
Berdasarkan kesenyawaan unsur-unsurnya, kata majemuk dwndwa dibedakan atas empat

golongan seperti di bawah ini:


1. Kata majemuk setara sejalan.
Contoh:
Hancur lebur
pahit getir
Lemah gemulai
cantik molek
Indah permai
kurus kering
Tulus ikhlas
kaum kerabat
Sepak terjang
susah payah
Sunyi senyap
duka nestapa
Riang gembira
hati sanubari
Cerah ceria
tegur sapa

2.

3.

4.
b.

Kecil mungil
belas kasih
Kering kerontang
lemah lembut
Kata majemuk setara berdamingan.
Contoh:
Kampung halaman nenek moyang
Kaki tangan
tanah air
Ibu bapa
tikar bantal
Rumah tangga
panjang lebar
Air mata
mata air
Batu api
batu apung
Anak sungai
surat kawat
Ibu jari
jari kelingking
Dunia akherat
kakek nenek
Kata majemuk berlawanan.
Contoh:
Laba rugi
lahir batin
Besar kecil
laki bini
Pulang pergi
siang malam
Tua muda
bolak balik
Kurang lebih
ulang alik
Panas dingin
lawan kawan
Naik turun
luar dalam
Kata majemuk setara berpilihan.
Contoh:
Satu dua
dua tiga
empat lima
Kata majemuk tatpurusa.
Kata majemuk tatpurusa ialah kata majemuk yang bagian kedua dari unsur-unsurnya
memberi penjelasan pada bagian pertama. Kata majemuk tatpurusa bersifat endosentris.
Berbeda dengan dwandwa yang struktur unsur-unsurnya setara. Kata majemuk tatpurusa
memiliki unsur-unsur yang bertingkat. Unsur yang satu menerangkan unsur yang lain. Unsur
kedua terdiri dari kata benda/kata kerja.
Kata majemuk tatpurusa disebut juga kata majemuk bertingkat/kata majemuk subordinatif
atau kompositum determinatif.
Berdasarkan hubungan antar unsur-unsurnya kata majemuk bertingkat dibedakan atas

beberapa bentuk sebagai berikut:


1. Hubungan kualitatif
Kata pada arus kedua merupakan sifat/keadaan dari kata arus pertama.
Contoh:
Air terjun
jangka pendek
guru besar
Gunung berapi
angin sepoi
jangka panjang
Harga naik
harga mati
harga turun
2. Hubungan kuantitatif.
Kata pada ruas pertama dan ruas kedua berhubungan sebagai bagian keseluruhan.
Contoh:

Setengah mati
setengah gila
separo harga
Setengah jalan
seperempat jam
seperempat final
Setengah porsi
setengah hari
setengah penuh
3. Hubungan perbandingan.
Kata ruas pertama dibandingkan dengan kata pada ruas kedua.
Contoh:
Biru laut
merah jambu
kuning langsat
Bulat telur
hijau daun
merah delima
4. Hubungan limitatif.
Kata pada ruas kedua membatasi pengertian ruas pertama.
Contoh:
Keras kepala
panjang tangan
sama kaki
Naik darah
tinggi hati
besar hati

sama sisi

lapang dada
Hubungan timbal balik
Kata pada ruas kedua menerangkan ruas pertama atau sebaliknya.
Contoh:
uang hangus
daerah kabupaten
harta pustaka
uang hangus
rumah tinggal
6. Hubungan sangkut paut
Kata pada ruas pertama dan kedua masing-masing menyatakan benda berdiri sendiri yang
5.

merupakan hubungan sangkut paut tertentu.


Contoh:
a. Merupakan sangkut paut asal (dari)
Batu kali
air mata
minyak bumi
b. Merupakan sangkut paut alat (mempergunakan)
Radio listrik
setrika listrik
kereta api
c. Merupakan sangkut paut (di)
Cacing tanah
cacing perut
angkatan laut
d. Merupakan sangkut paut penghasil (menghasilkan)
Mata air
kelenjar ludah
gigi bis
e. Merupakan sangkut paut bahan (dari bahan)
rumah batu
sepatu karet
tas kulit
c.

Kata majemuk karmadharaya


Kata majemuk karmadhaya ialah kata majemuk yang unsur kedua menjelaskan unsur
pertama. Unsur keduanya itu merupakan kata sifat. Kata majemuk karmadhaya bersifat
endosentris.
Contoh:
Rumah tua

rumah besar

hari besar

Darah dingin

darah panas

hari baik

d. Kata majemuk bahuvrihi

Kata majemuk bahuvrihi ialah kata majemuk dawandwa atau tatpurusa tetapi berfungsi
untuk menjelaskan satu kata benda lain.
Contoh:
bumiputra

maharaja

purbakala

5. Pembagian kata majemuk menurut Dr. C.A. Mees.


a. Kata majemuk kopulatif (gabung)
b. Kata majemuk determinatif (menentukan)
c. Kata majemuk posesif (kepunyaan / pemilikan)
a. Kata majemuk kopulatif (gabung)
kata majemuk kopulatif ialah kata majemuk yang kedua unsurnya sederajat / setara, tidak
saling menentukan. Kelompok ini dibedakan atas:
1. Bersusun sederajat
Contoh:
sanak saudara
ayam itik

sanak famili
piring mangkuk

2. Bersusun berlawanan
Contoh:
siang malam

besar kecil

jauh dekat

tua muda

3. Bersusun berdampingan, yang maksudnya mengeraskan kualitas.


Contoh:
cantik molek

hina dina

suka ria

lemah gemulai

b. Kata majemuk determinatif (menentukan)


Dalam kata majemuk determinatif kata yang pertama ditentukan oleh kata yang kedua.
Contoh:
1. Kata yang kedua menentukan yang pertama (DM)
Contoh:
Sapu tangan

pintu air

Kereta api

mata air

2. Kata yang kedua menyifatkan kata yang pertama.


Contoh:
orang tua

tanah lapang

raja muda

besi berani

3. Kata yang kedua memberi nama / gelar pada kata yang pertama.
Contoh:
arek surabaya

sayur asem

bunga mawar

buah mangga

4. Kata yang kedua menegaskan kata yang pertama.


Contoh:
kuning langsat

merah padam

hijau daun

sawo matang

5. Kata yang pertama ada hubungannya dengan perbuatan atau pekerjaan kata yang kedua.
Contoh:
meja makan

gunting potong

tempat tidur

meja tulis

c. Kata majemuk posesif (kepunyaan / pemilikan)


Kata majemuk posesif dikelompokan menjadi tiga bagian sebagai berikut:
1. Pesenyawaan yang mengandung arti kiasan.
contoh:
panjang tangan

keras kepala

buah bibir

mulut manis

2. Gelar atau panggilan kepada seseorang yang mempunyai sifat seperti yang tersebut pada
kedua unsurnya.
Cotoh:
si kepala botak

si ekor kuda

si rambut pirang

si panjang tangan

3. Kata yang kedua menerangkan kata yang pertama dalam arti kepunyaan.
Contoh:
bibir sumur

kaki meja

daun pintu

daun meja

6. Penulisan kata majemuk


Penulisan kata majemuk dilakukan dengan memperhatikan dua hal sebagai berikut:
a. Kata majemuk yang sudah senyawa benar ditulis serangkai.
Contoh: purbakala
saputangan

mahasiswa

matahari

pancasila

bagaimana

b. Kata majemuk yang kesenyawaannya agak kurang ditulis terpisah dengan memberikan
garis pemisah atau tidak.
Contoh: ibu bapa
anak tangga

kaya raya
hilir mudik

Sebenarnya penulisan kata majemuk menjadi lebih baik jika ditulis serangkai. Hal itu untuk
membantu kita agar secara eksplisit dapat membedakan antara frase biasa dengan kata majemuk.
Namun perlu disadari bahwa penulisan majemuk dengan cara tersebut mempunyai kelemahan
juga. Sebagai contoh, seandainya suatu bentuk majemuk terdiri atas lebih dari dua kata tentu sulit
merangkainya.
Misalnya:

meriam penangkis serangan udara


Kereta api malam cepat
Pasar malam amal
Uang dana bantuan korban banjir

Keempat bentuk majemuk seperti di atas itu tidak mungkin ditulis serangkai seperti dibawah ini:
meriampenangkisseranganudara
Keretaapimalamcepat
Pasarmalamamal
Uangdanabantuankorbanbanjir
b. Pengulangan pada kata majemuk
Pengulangan pada kata majemuk ialah pengulangan pada seluruh unsurnya:
Contoh:
Mata pelajaran= mata pelajaran mata pelajaran
Lomba tari

= lomba tari lomba tari

Orang tua

= orang tua- orang tua

Hal yang tidak mungkin adalah jika pengulangan tersebut terjadi seperti pada contoh berikut:
Mata pelajaran = mata mata pelajaran
mata pelajaran pelajaran
Lomba tari

= lomba lomba tari


lomba tari - lomba

8. Pengafikan pada kata majemuk


Pengafikan pada kata majemuk harus kena pada seluruh kata.
Contoh:
Surat kabar

: persuratkabaran

Tanggung jawab

: bertanggung jawab
dipertanggungjawabkan
tanggung jawabnya

Tanda tangan

: ditandatangani
bertanda tangan
tanda tangannya

Beberapa bentuk cara pengafikan dibawah ini adalah contoh yang salah:
Tanggung jawab

: pertanggungan jawab
mempertanggungkan jawab

Surat kabar

: persuratan kabar

Tanah lapang

: tanahnya lapang
tanah berlapang

Bumi hangus

: membumikan hangus
dibumikan hangus
pembumian hangus
bumi dihanguskan
bumi dihangus
DAFTAR PUSTAKA

Alwi Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka.
Kridalaksana, Harimurti. 1987. Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: KANSIUS.

Ramlan, M. 1987. Morfologi Suatu Tinjauan Deskritif. Yogyakarta: C. V. Karyono.


Santoso, Joko. 2004. Morfologi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: FBS UNY.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Morfologi. Bandung: ANGKASA.

You might also like