Professional Documents
Culture Documents
AGITASI
DISUSUN OLEH :
ANDREAS HENRI W.
NIM : 21030114130136
ATIK DWI U.
NIM : 21030114120047
NIM : 21030114120008
DWI PURWATI
NIM : 21030114120089
JAYU SETYANINGRUM
NIM : 21030114120060
NIM : 21030111120025
MUHAMMAD AIRLANGGA
NIM : 21030114130163
NORMALIA ULFAH K.
NIM : 21030114120031
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia-Nya,
makalah yang berjudul Agitasi ini dapat terselesaikan dengan baik. Meskipun banyak
hambatan yang dialami dalam proses pengerjaannya, namun makalah ini dapat selesai tepat
pada waktunya.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada banyak pihak terutama keluarga dan
teman-teman yang telah banyak memberikan bantuan, baik materi maupun non-materi demi
kelancaran penyusunan makalah ini.
Makalah yang berjudul Agitasi ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Unit Operasi 2 : Mekanika Fluida yang diampu oleh Bapak Ir. Slamet Priyanto, M.S. Makalah
ini akan mendeskripsikan bagaimana agitasi dalam industri kimia. Diharapkan makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan tentang agitasi.
Tiada hal yang sempurna di dunia ini, hanyalah Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki
segala kesempurnaan. Perlu disadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di masa yang akan
datang.
Semarang, April 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang...........................................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah......................................................................................................4
I.3 Tujuan........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Definisi Operasional dan Sejarah Agitasi................................................................6
II.2 Jenis-Jenis Pengaduk...............................................................................................6
II.3 Gambar Alat dan Prinsip Kerja Peralatan Agitasi....................................................9
II.4 Mekanisme dan Cara Kerja Peralatan Agitasi........................................................13
II.5 Menentukan Daya Pengadukan pada Agitator.......................................................15
II.6 Fungsi Agitasi dalam Industri Kimia......................................................................16
II.7 Variabel Perancangan.............................................................................................16
II.8 Contoh Soal Penerapan Agitasi dalam Industri Kimia..........................................22
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan............................................................................................................27
III.2 Saran......................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Keberhasilan suatu proses pengolahan sering bergantung pada efektifnya pengadukan
dan pencampuran zat cair dalam proses itu. Pengadukan (agitation) menunjukkan gerakan
yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana, di mana gerakan itu
biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi. Pencampuran (mixing) adalah peristiwa
menyebarnya bahan-bahan secara acak, dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan
yang lain dan sebaliknya, sedangkan bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fasa
atau lebih. Suatu bahan tunggal tertentu, umpama air satu tangki, dapat diaduk, tetapi tidak
dapat dicampur. Kecuali jika ada satu bahan lain yang ditambahkan ke dalam tangki yang
berisi air itu (Maulana, 2010).
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi operasional dan sejarah agitasi?
2. Apa saja jenis-jenis pengaduk?
3. Bagaimana gambar alat dan prinsip kerja peralatan agitasi?
4. Bagaimana mekanisme dan cara kerja peralatan agitasi?
5. Bagaimana menentukan daya pengadukan pada agitator?
6. Apa saja fungsi agitasi dalam industri kimia?
7. Apa saja variabel perancangan agitasi?
8. Bagaimana contoh soal penerapan agitasi dalam industri kimia?
I.3 Tujuan
1.
2.
3.
Mahasiswa dapat mengetahui gambar alat dan prinsip kerja peralatan agitasi.
4.
5.
6.
7.
8.
Mahasiswa dapat mengetahui mengetahui contoh soal penerapan agitasi dalam industri
kimia.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi Operasional dan Sejarah Agitasi
Agitasi atau pengadukan dimaksudkan untuk memperoleh turbulensi di dalam
cairan (Abuzar, 2012). Secara operasional agitasi adalah proses penggoyangan ataupun
pemutaran yang bertujuan supaya cairan di dalam tangki tercampur atau teraduk sampai
homogen setelah beberapa lama didiamkan untuk dapat bereaksi dengan emulsi film.
Sejak bertahun-tahun yang lalu agitasi atau pengadukan sudah dilakukan secara
manual. Seiring meningkatnya teknologi, dibentuklah suatu alat agitator atau alat
pengaduk. Tujuan dibuatnya alat tersebut adalah untuk meringankan pekerjaan manusia
jika kapasitas produksinya cukup besar. Agitasi banyak ditemui dalam kehidupan
sehari-hari dari mulai agitasi dengan cara konvensional yaitu dengan batang pengaduk,
ataupun cara modern seperti penggunaan mixer untuk memasak. Agitasi juga sangat
umum digunakan di berbagai industri salah satunya industri kimia.
Turbin Kaplan adalah Turbin Air, jenis baling baling, yang memiliki pisau atau
sirip, yang dapat disesuaikan. Turbin ini dikembangkan pada tahun 1913 oleh Profesor
Austria Viktor Kaplan, yang dikombinasikan bilah baling-baling otomatis yang dapat
disesuaikan, dengan gerbang gawang otomatis yang juga dapat disesuaikan, untuk dapat
mencapai efisiensi melalui berbagai tingkat aliran dan air.
Turbin Kaplan merupakan Evolusi dari Turbin Francis. Penemuan yang
memungkinkan produksi listrik yang efisien di negara tertentu, yang memiliki head
yang relatif rendah, yang tidak mungkin diterapkan untuk Turbin Francis.
Head Kaplan berkisar 10 - 70 meter dan Output Daya 5-120 MW. Diameter
Runner adalah antara 2 dan 8 meter. Kecepatan putar Runner turbin adalah 79-429 rpm.
Turbin Kaplan saat ini sudah banyak digunakan di seluruh dunia dalam High Flow, Low
Head. (Walas, 1988)
II.2 Jenis-Jenis Pengaduk
Peralatan mekanik yang telah digunakan untuk agitasi sangat bervariasi, mulai
dari pengocok telur hingga penggiling berkecepatan tinggi untuk pabrik koloid. Berikut
adalah jenis-jenis peralatan agitasi yang digunakan saat ini (Brown, 1958).
a. Macam pengaduk berdasarkan jenis aliran
6
Ada dua macam jenis daun pengaduk (impeler) berdasarkan jenis aliran yaitu
impeler aliran aksial dan impeler aliran radial. Impeler aliran aksial yaitu
membangkitkan arus yang sejajar dengan sumbu impeler. Sedangkan, impeler aliran
radial yaitu membangkitan arus yang arahnya radial atau tangensial (Ikhsan, 2002).
Dayung (paddle)
Daun pengaduk jenis dayung adalah model yang paling sederhana, biasanya
terdiri dari satu dayung datar yang berputar pada poror vertikal dengan kecepatan
rendah sampai sedang. Perputaran dayung mendorong zat cair secara radial dan
tangensial, hampir tanpa adanya gerakan vertikal (aksial) kecuali bila dayungnya
dipasang agak miring.
Propeler
Propeler merupakan impeler aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair
dengan viskositas rendah. Jenis propeler yang paling banyak dipakai adalah
propeler kapal (marine propeler) berdaun tiga dan berjarak-bagi bujur sangkar,
sedang propeler berdaun empat, bergigi atau dengan rancangan lain biasanya
digunakan untuk tujuan khusus.
Turbin
Kebanyakan turbin menyerupai agitator dayung berdaun banyak dengan daunnya
yang agak pendek dan berputar pada kecepatan tinggi. Daun-daunnya ada yang
7
muncul torsi yang menyebabkan putaran motor bisa berlawanan atau memiliki 2 arah
putaran.
Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan, yaitu
pengaduk dayung (paddle), pengaduk balingbaling (propeller), pengaduk turbin
(turbine).
1. Pengaduk Dayung (Paddle)
10
Prinsip Kerja :
Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750
rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah
3. Pengaduk Turbin
Rotating impellers
Impeller memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.Impeler ini berputar
pada porosnya dan dimasukkan ke dalam tangki.Bentuk dari JnergyJo ini ada yang
silindris, kerucut, hemispherical, atau rectangular.Impeller Jner dipasang pada poros
11
yang berputar kemudian masuk ke tangki, ada pula yang dipasang dalam tangki yaitu
di bagian bawah.Terkadang, ada dua impeller yang arah perputarannya berlawanan
dan ada juga yang menyentuh dinding tangki. Dalam perancangan tangki, sering
ditambahkan baffle, draft tube, cincin "nergy"or, atau pendingin dan pemanas yang
berfungsi untuk mengarahkan fluida keluar dari impeller. Impeller biasanya terbuat
dari baja (Brown, 1978).
Reciprocating paddles
Paddles (dayung) atau blade (mata pisau) ini digerakkan ke belakang dan
selanjutnya melewati tangki rectangular (Brown, 1978).
(b)
(c)
Gambar 2.7. (a) Colloid mill, (b) homogenizer, (c) mixing jets
f
Tangki pencampuran
Sebuah tangki pencampuran sederhana memiliki beberapa energi yang
mempengaruhi jumlah energi yang diperlukan untuk tercapainya jumlah agitasi yang
diperlukan atau kualitas mixing yaitu:
Dimensi vessel yang mengandung cairan
Dimensi serta pengaturan impeller, baffle dan lainnya.
turbulen.
Pengaduk/impeller, digunakan untuk mengaduk campuran, jenis dari impeller
beragam disesuaikan pada sifat dari zat yang akan dicampurkan. (Geankoplis,
1997)
kecepatan tinggi akan terjadi pusaran saja tanpa terjadi agitasi. (Iksan, 2002)
2. Propeller
Propeller merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk cairan
berviskositas rendah. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan penuh, yaitu
1150/1750 rpm, sedangkan propeller besar berputar pada 400-800 rpm. Pengaduk ini
dapat digunakan untuk cairan yang memiliki viskositas rendah dan tidak bergantung
pada ukuran serta bentuk tangki. Kapasitas sirkulasi yang dihasilkan besar dan
sensitif terhadap beban head. Dalam perancangan propeller, luas sudut biasa
dinyatakan dalam perbandingan luas area yang terbentuk dengan luas daerah disk.
Pengaduk propeler menimbulkan aliran arah aksial, arus aliran meninggalkan
pengaduk secara kontinu melewati fluida ke satu arah tertentu sampai dibelokkan
oleh dinding atau dasar tangki. Kolom zat cair yang berputar dengan sangat
turbulennya itu meninggalkan impeller dengan membawa ikut zat cair.
Agitator propeller sangat efektif dalam bejana besar.
3. Turbine
Turbine menyerupai agitator dayung berdaun banyak dengan daun-daunnya
yang agak pendek dan berputar pada kecepatan tinggi pada suatu poros yang
dipasang di pusat bejana. Daun-daunnya boleh lurus dan boleh pula lengkung, boleh
bersudut dan boleh pula vertikal. Impellernnya biasanya lebih kecil dari diameter
dayung yaitu berkisar antara 30-50 % dari impeller bejana. Pengaduk jenis ini
digunakan pada viskositas fluida rendah seperti halnya pengaduk jenis propeller.
Pada cair viscositas rendah, Turbin itu menimbulkan arus yang sangat deras yang
berlangsung di keseluruhan bejana, mencapai kantong-kantong yang stagnan dan
merusaknya.
Pengaduk turbin menimbulkan aliran arah radial dan tengensial. Di sekitar
turbin terjadi daerah turbulensi yang kuat, arus dan geseran yang kuat antar fluida.
Salah satu jenis pengaduk turbine adalah pitched blade. Pengaduk jenis ini memiliki
sudut-sudut konstan. Aliran terjadi pada arah aksial, meski demikian terdapat pule
aliran pada arah radial. Aliran ini akan mendominasi jika sudu berada dekat dengan
dasar tangki.
II. 5 Menentukan Daya Pengadukan pada Agitator
Sesuai dengan (Geankoplis, 1997) pengaduk kebanyakan didesain sebagai
berikut:
15
Da : Dt = 1:3
W : Da = 1:8
C : Dt = 1 : 3
4 baffles : Dt/J = 10
Dimana,
Da = diameter pengaduk
Dt = Diameter mixer
W = lebar daun pengaduk
C = Jarak pengaduk dari dasar mixer
Untuk menentukan aliran dari bahan yang diaduk maka dihitung dengan bilangan
reynold :
(Geankoplis, 1997)
Dimana :
Da = Diameter agitator (m)
N = Kecepatan rotasi (Rev/s)
= densitas fluida (kg/m3)
= Viskositas fluida (Kg/m.s)
Densitas fluida
Densitas fluida merupakan hubungan antara massa fluida dan volume yang
16
berbentuk garis lurus. Lain halnya dengan larutan tidak ideal, kurva hubungan
volume molar dan konsentrasi tidak linier (Tim Laboratorium Teknik Kimia ITB,
2012).
b Viskositas fluida
Viskositas fluida merupakan indeks kelembaman cairan terhadap perubahan
kecepatan. Viskositas larutan dipengaruhi oleh konsentrasi dan temperatur.
Hubungan antar konsentrasi dengan
kuantitatif pertama kali mengenai hal ini dilakukan oleh Poiseuille. Dia menemukan
bahwa viskositas air pada temperaturter tertentu dapat dihubungkan dengan
viskositas pada 0oC melalui persamaan empiris:
0
= 1+ T + T 2
dengan , = konstanta Thrope dan Roger
= viskositas cairan pada temperature T
0 = viskositas air pada temperature 0oC
(Tim Laboratorium, 2012)
c
Jenis pengaduk
17
dan
dapat menimbulkan arus eddy yang bergerak keseluruhan system fluida tersebut.
Oleh sebab itu, pengaduk merupakan bagian yang paling penting dalam suatu
operasi pencampuran fasa cair dengan tangki pengaduk.
Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatikan bentuk dan dimensi
pengaduk yang digunakan karena akan mempengaruhi
keefektifan proses
lebih besar dari 50 cP atau volume cairan lebih besar dari 500 L. Kecepatan
pengaduk
pengadukan.
(Tim Laboratorium, 2012)
e
Jumlah pengaduk
Dua Pengaduk
Fluida dengan viskositas sedang dan
tinggi
Untuk tangki yang dalam
Gaya gesek aliran lebih besar
Dapat
meminimalkan
ukuran
bervariasi
f
mounting nozzle
(Tim Laboratorium Teknik Kimia ITB, 2012)
Laju dan waktu pencampuran (Rate & Time For Mixing)
akhir. Pada operasi pencampuran dengan tangki pengaduk, waktu pencampuran ini
dipengaruhi oleh beberapa hal:
1. Yang berkaitan dengan alat, seperti:
- horisontal
jumlah daun pengaduk
jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk:
perbandingan kerapatan/densitas cairan yang diaduk
perbandingan viskositas cairan yang diaduk
jumlah kedua cairan yang diaduk
jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)
Untuk selanjutnya faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variable yang dapat
dimanipulasi untuk mengamati pengaruh setiap faktor terhadap karakteristik
pengadukan, terutama terhadap waktu pencampuran.
Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menentukan waktu dan laju
pencampuran, antara lain:
1. menambahkan pewarna dan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
keseragaman warna
2. menambahkan larutan garam dan mengukur konduktivitas elektrik saat
komposisi seragam
3. menambahkan asam atau basa serta mendeteksi perubahan warna indicator ketika
proses netralisasi sudah selesai
4. metoda distribusi waktu tinggal (residence time distribution) yang diukur dengan
memantau konsentrasi output
5. mengukur temperature serta waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
keseragaman.
Waktu pencampuran ditentukan oleh beberapa variable proses dan operasi
yang ditunjukkan oleh hubungan berikut ini.
m = f (, , N, D, g. dimensi geometri sistem)
Dengan
m = waktu pencampuran
= densitas fluida
= viskositas fluida
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan gravitasi
Jika faktor dimensi geometri dan bilangan Froude (DN 2/g) diabaikan, maka
persamaan menjadi :
N D2
m =f (
)
20
m =f ()
(Tim Laboratorium, 2012)
g
Kebutuhan daya
Untuk melakukan perhitungan dalam spesifikasi tangki pengaduk telah
dikembangkan berbagai teori dan hubungan empiris. Para peneliti telah
mengembangkan beberapa hubungan empiris yang dapat memperkirakan ukuran
alat dalam pemakaian nyata atas dasar percobaan yang dilakukan pada skala
laboratorium.
Perkiraan kebutuhan daya yang diperlukan untuk mengaduk cairan dalam
tangki pengaduk dapat dihitung atas dasar percobaan pada skala laboratorium.
Persyaratan penggunaan hubungan empiris tersebut adalah adanya:
1
gravitasi g, dan laju putar pengaduk N. Maka secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut :
P=f ( D , , , g , N )
Bila dianggap hubungan besaran-besaran tersebut seperti persamaan berikut:
Da , b , f , g e , N g
)
P=K
Dimana K adalah konstanta, dengan analisa dimensi yang menggunakan dimensi
M untuk massa, L untuk panjang, dan T untuk waktu, maka :
M L2
M b L e M f 1 g
a
=
L
.(
3
) .( T 2 ) .( L3 ) .( T )
T
Dengan menyelesaikan persamaan tersebut, diperoleh :
P
D 2 N b D N 2 e
=K
.(
) .(
)
g
D5 N 3
Dimana dari persamaan-persamaan tersebut dikenal bilangan tak berdimensi.
(Tim Laboratorium, 2012)
II. 8 Contoh Soal Penerapan Agitasi dalam Industri Kimia
a
Contoh soal 1
Pengadukan dalam suatu industri biogas untuk melarutkan NaOH 50% sebagai
penetralan dengan laju alir massa 15.227 kg/m 3 yang disimpan selama 30 hari
dirancang menggunakan jenis three blades propeller yang dipasang Jelative di
pusat tangki dengan putaran pengaduk 60 rpm. Operasi berlangsung pada suhu
kamar dan tekanan atmosfir, densitas larutan 1550 kg/m 3 dan viskositas 47.7
cP. Berapa HP sesungguhnya yang dibutuhkan bila tangki berbuffle 4 buah
dengan efisiensi 80% ?
Jawab :
Data perhitungan:
Kondisi penyimpanan :
Volume tangki
22
15.227
Vtotal =
2
kg
jam
x 30 hari x 24
jam
h ari
3
=7.073 m
3
1550 kg /m
Ukuran tangki
Direncanakan tangki sebagai berikut
Tinggi silinder : diameter (Hs : D) = 3:2
Sehingga
2
3
3 3
D . Hs= D2 D =
D
Vs = 4
4
2
8
( )
D=
8 Vs
3
3 x 7.703
=1.34 m
3
0.047 Pa . s
Dari gambar 3.4-4 (Geankoplis, 1997) untuk pengaduk jenis three blades
propeller, diperoleh Np = 0.8
23
Maka,
P = Np x
x N x Da
= P/0.8
= 0.4358 HP/0.8 = 0.54478 HP
b Contoh Soal 2
Tentukan power dan luas paddle yang dibutuhkan untuk mendapatkan nilai G =
50/dt dalam sebuah tangki bervolume 2500 m 3. JelativeJre 15C, koefisien
drug 1,8 dan kecepatan paddle 0,6 m/dt, sedangkan kecepatan Jelative 0,75
kali kecepatan paddle!
Penyelesaian :
2 P
G=
V
P = G2..V
( = 1,1447 x 10-3 pada 15C)
2
-3
P = (50/s) .(1,1447 x 10 N.s/m2).(2500 m3)
P = 7154,375 N.m/s
P = 0,5..Cd.A.v3
24
A=
2. P
. C d . A . v 3
A=
2.7154,375
3
(0,9991).(1,8).(0,75 x 0,6)
( = 0,9991 g/ml)
A = 87,314 m2
(Abuzar, 2012)
c
Contoh soal 3
Sebuah flokulator direncanakan untuk mengolah air dengan debit 20 MGD
(30,95 ft3/s). Panjang flokulator tersebut 100 ft, lebar 40 ft dan dalamnya 15 ft.
Flokulator menggunakan paddle yang berjumlah 4 unit. Paddletersebut
berukuran 40 ft. Dengan lebar 1 ft dan jari-jari 6 ft dari shaft yang terletak
ditengah-tengah kedalaman tangki. Setiap paddle memiliki 2 blade yang
diputar dengan kecepatan 2,5 rpm. Jika kecepatan air yang timbul adalah
dari kecepatan paddle dan koefisien drugnya 1,8, JelativeJre air 50F,
Viskositas Jelative air 2,74 x10-5lb force/ft2. Tentukan:
25
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Kecepatan Jelative
Power yang dibutuhkan
Waktu detensi
Gradien kecepatan
Flokulator loading
Penyelesaian :
a.
v = vi va = vi 0,25vi
g. v = 0,75 . (2..6ft.2,5/menit)
h. v = 70,65 ft/menit = 1,18 ft/s
b. P = 0,5. .Cd.A.v3
i. P = 0,5.
j.
lb/ ft )
( 62,4
32,2
3
.(1,8).(40x1x4x2) ft2.(1,18ft/s)3
c. td = V/Q
k. td = (100 x 40 x 15) ft3 / (30,95 ft3/s)
l. td = 1938,611 s
d. G =
P
V
916,996 lb. ft 3 / s3
2,74 x 105 lbf
.60000 ft 3
2
ft
m. G = 23,617/s
e. Floading = Q/V =
30,95 ft 3 /s
60000 ft 3
n. Floading = 5,15x10-4/s
o. (Abuzar, 2012)
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
y.
z.
aa.
ac.
ab.
BAB III
ad. PENUTUP
ae.
af.
ag. III.1 Kesimpulan
ah.
1. Agitasi adalah proses penggoyangan ataupun pemutaran yang bertujuan supaya cairan
di dalam tangki tercampur atau teraduk sampai homogen setelah beberapa lama
didiamkan untuk dapat bereaksi dengan emulsi film.
ai.
2. Jenis-jenis peralatan agitasi adalah rotating impellers, circulation pump systems,
reciprocating paddles, revolving tanks, air lift dan air agitators, colloid mill,
homogenizer, dan mixing jet.
aj.
3. Prinsip kerja agitasi yaitu pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi karena adanya
gerak rotasi dari pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida tersebut dan
dapat menimbulkan arus yang bergerak keseluruhan sistem fluida tersebut. Proses
pengadukan biasanya dilakukan dengan bantuan motor listrik yang memberikan daya
4.
5.
6.
7.
8. Terdapat beberapa contoh soal penerapan agitasi dalam industri kimia yang dapat
membantu pemahaman tentang agitasi.
am.
an. III.2 Saran
ao.
ap. Sebelum merancang agitator yang dibutuhkan dalam suatu proses,
butuh pemahaman mendasar mengenai agitasi dan beberapa hal yang mempengaruhi
perancangannya, sehingga dalam perancangan tidak ditemui kesalahan yang
signifikan. Di dalam kerja alat agitasi biasanya timbul masalah seperti vorteks yang
bisa diatasi dengan pemasangan buffle, sehingga pentingnya memperhatikan variabelvariabel dalam perancangan.
aq.
at.
au.
av.
bc.
tp.pdf.
bd. Diakses
tanggal 10
be.
Mei
2015.
bf.
bi.
M
bl.
bg.
bh.
bm. Tim Laboratorium. 2012. Modul Tangki Berpengaduk. Departemen Teknik Kimia ITB.
Bandung.
bn.
bo.
bp.
bq.
bs.
br.
bt.
bv.
bw.
cb.
bx.
by.
bz.
ca.