Professional Documents
Culture Documents
"....
dapat mengindentifikasi,
mengantisipasi,
dan menangani masalah korosi pada alat,
mesin,
instalasi
dan
pabrik
secara
keseluruhan.
Berbagai
cara
pencegahan
dan
pengurangan, identifikasi, penentuan laju,
dan cara penanganan korosi telah banyak
dikembangkan untuk penyusunan program
perawatan
dan perbaikan yang dapat
memperpanjang umur produktif alat, mesin,
instalasi, dan keseluruhan pabrik. Salah satu
cara identifikasi dan penentuan laju korosi
adalah aktivasi lapisan tipis (thin layer
activation). Aktivasi lapisan tipis (AL T)
adalah suatu metoda yang menggunakan
iltek nuklir, yang tidak saja lebih maju
daripada metode lain, tetapi juga dalam
beberapa
hal merupakan
satu-satunya
metode yang dapat digunakan
untuk
deteksi, identifikasi, dan penentuan laju
korosi pada alat, mesin, atau instalasi
tertentu. Beberapa keunggulan metoda ini
adalah lebih mudah, lebih cepat, lebih
akurat. dan dapat dilaksanakan in-situ/on-
.---~
class), kelas
kelas gempa
besar, kecuali
island), sarna
dengan industri lain. Oleh sebab itu hanya
pada bagian pulau nuklir saja yang
memerlukan penanganan korosi yang berbeda
dengan sistem yang sangat andal dan lebih
menjamin terselenggaranya keselamatan.
INDUSTRI NUKLIR
column
b.
Widyanuklida
f.
Penelitian
pengembangan
bahan untuk
industri nuklir, khususnya yang digunakan di
pulai nuklir, sedang dilakukan untuk tujuan
mempepanjang
waktu hidup PL TN (60
tahun) , meningkatkan derajat bakar elemen
bakar, dan mengurangi dosis paparan. Dengan
2.
Ferrihidroksida
terendapkan
pada
permukaan
dan
menutupilmencegah
terbentuknya Iapisan pelindung (lingkungan
di
bawahnya
menjadi
anaerob,
memungkinkan kegiatan mikrobia anaerob
meningkat). Adanya bahan lain di media
yang berhubungan dengan permukaan
anoda dan katoda tentu saja mempengaruhi
berbagai reaksi tersebut. Garam yang
terlarut akan menyebabkan kenaikan daya
hantar
listrik
larutan,
sehingga
mempertinggi kecepatan larut garam.
Bahan yang menutupi sebagian permukaan
akan menyebabkan perubahanJperbedaan
konsentrasi oksigen, garam, pH dan lainlairmya yang dapat membentuk sel
elektrokimia baru yang mempertinggi
kecepatan korosi (logam semakin cepat
rusak).
Secara
umum
bentuk
korosi
dikiasifikasikan sebagai korosi normal dan
korosi pada tempat tertentu. Contoh korosi
pada tempat tertentu adalah korosi
permukaan, sambungan, celah, galvanik,
lubang,
antarbutir,
retak
tegangan,
kelelahan bahan dsb. Sedangkan faktor
yang berpengaruh terhadap korosi dapat
dibedakan menjadi yang berasal dari bahan
itu sendiri dan yang berasal dari
lingkungan:
1. Faktor dari bahan: kemurnian dan
unsur kelumit yang ada dalam bahan,
komponen
pencampur,
struktur
material, bentuk kristal, kerusakan
permukaan butir, batas butir, ukuran
butir,
kekasaran
permukaan,
pengerjaan dingin , dan perlakuan
panas
2. Faktor dari lingkungan: lingkungan
laut, kandungan garam terlarut, tingkat
pencemaran udara, suhu, kelembaban
udara relatif, curah hujan, dan
pengaruh mikrobia.
Dari uraian di atas dapat difahami bahwa
pengendalian korosi pada dasarnya adalah
pengendalian/pemilihan bahan, perlakuan
permukaan bahan, dan pengendalian
lingkungan. Logam mulia seperti Pt, Au,
Ag, Cu dan Iogam yang permukaannya
dapat membentuk lapisan tipis (film) seperti
Ni, AI, dan Cr mempunyai daya tahan
relatif tinggi terhadap korosi. Demikian
12
Vapour plating:
Evaporasi
deposisi,
sputtering, ceramics coating dari Sic
dengan CVD dan TIC, TIN dengan
proses PVD
Chemical
conversion:
Phosphating,
chromating
Anodization:
Anodisasi
dengan
AI,
stainless steel dan Ti
Enamel painting: Molten inorganic glass
coating pada permukaan baja
Painting: cat, karet, pelapisan dengan
plastik
Cladding:
pengelongsongan,
penggabungan dua plat
Pencegahan
dan penghambatan
korosi
melalui
pengendalian
lingkungan
dapat
dilakukan dengan menjaga kelembaban udara
serendah mungkin. Pengurangan kandungan
oksigen dalam cairan netral dapat dilakukan
misalnya
dengan
memanaskan
cairan,
menurunkan
tekanan,
menarnbahkan
zat
penghilang oksigen (deoxidizers) dan lainlain. Juga pengendalian pH larutan sangat
penting artinya bagi pencegahan
korosi.
r+:
delellor
0.1
0)
3.
kedataman bahan, mm
dindingsilncler
4.
Gambar 1 Pengukuran keausan dinding
silinder dengan metode AL T
5.
6.
7.
Degradasi
permukaan
berbagai
komponen pada mesin yang sama dapat
diukur secara simultan
Pemantauan proses degradasi lambat
dapat dilakukan dengan sensitivitas
tinggi
Tidak mengganggu kondisi operasi
mesin atau sistem selama pengukuran
Radioaktivitas sangat rendah 370
kBq, < 10 ~Ci)
Lebih murah dan lebih cepat
dibandingkan metode konvensional
Widyanuklida
A,
0.7
1,5
S,
Sn18~
S(mm)
16
Y = NI .1J(l-e-At
(9)
4.
S. Soentono
et.al, laminan
dan
KendaliKualitas
di Industri Nuklir:
Workshop Sehari laminan Kualita~
Industri
Energi
dalam
rangka
Mengantisipasi Pasar Bebas, Pus. Studi
Energi UGM dan BPPT, Yogyakarta,
20 Agustus 1997
B.S. Ma, "Nuclear Reaktor Materials
and
Aplications",
Van
Nostrand
5.
6.
7.
8.
TctJeI1 Rekann:tasi
PatioaI
IE3e!TEn teraIOOErn;i
t-e-3
Ba
C
Irvtl
1>1
t-e-3
d
vv.
9.
RdcnJdi:B
ylEtly
I<etirnJrial
TI/Te<tlay
spEIdnrn
troJ\u
ICMlVl
IkBiM
I'<dai4f
Slhia:la;i
Bl-7(53 31Tl
122.4
I(J1
Bl-7(5331Tl
132.1
629
N:l-24
3t-ai
3t-ai
10t-ai
10 t-ai
3t-ai
20 t-ai
3t-ai
3t-ai
4Ot-ai
3t-ai
7t-ai
7t-ai
7t-ai
7t-ai
7t-ai
3t-ai
7t-ai
7t-ai
15 WGI1
1W(J1
2Ot-ai
7t-ai
troJ\u MN l1!!rnJ-mr'oo
[Q,47B
SOb.m
[g_47B
SOb.m
N:l-22t262thl
1:728
N:l-22t262thl
142.7
15.92
N:l-24.M>-2B
N:l-22t262thl
1:723
78
I'J4l(16
1:725
1ffiiU
Sc45 &41
14:16
Tt
Ip
O'-51(27}tT)
216
1ilID
lp
MI-S2(5} IT)
11
<fJ731
MlS4
~2.3tT)
45
24J.5
O'-51MlS2
:725
629
0'-51 Fe.ffi
11
444
0>51
a-
Widyanuklida
Maluhin, 1.0.
Konstantinov,
Activation of Construction Materials
on Cyclroton, Isotop v SSSR, 44, 1975
10. P.P. Dmitriev, The Radionuclide Yield
in
the
Reaction
with. Protons,
Deuterons, Aplha Particles and He-3
Ions, Energoatomizdat, Moscow, 1986
11. P. Albert et.al., Thick Target Yieldsfor
the Production
of Radioisotopes,
"Handbook
on Nuclear Activation
Data", TRS 273, IAEA, Vienna, 1987
12. N.N. Krasnov, Thick Target Yield, Int,
Journal. Appl. Rad. And Isotopes, 25,
1974
tT)
M1
~2.31T)
Fe
ICo$78,51T)
CoS3ICo53
45
1110tal
0>51 Fe.ffi
Co
IOXOOU81T)
:727
4JiU
N
OJ
CoS3ICo53
:725
!Zn-I5(244.1IT) 11
1$+<821
0>51 Co6)
2516
Zn
4:.99
QI.67
Zr
ZI-&fB(!Il
N:>
:fffi
!.:m.9
ZI~M>mn
Tcam611T)
45
111
If\b.mn Tv93
Tcam61lT)
1:724
518
Tc$.Tc-97
Sl
S>-124(ED.21T) 1:723
:rn
S>-1ahl S>-122
R3-1B<r.!1IT)
2!ID
R3-183
22
1-15
1-15
1-15
[g_9-15
r:arjarg ksrl:tIi
tah.rm
tah.rm
tah.rm
2b.m
1032
3b.m
1-16
_Q,_84
aJb.m
_Q_84
_Q,_ffi-14
1ttLn
7.ab.m
SJJ:Q.9
_Q,_81
7.ab.m
Q7-09
7.ab.m
112
1ttLn
112
_Q,_8-1
1ttLn
g_8-1
1b.m
Q5-1
6-7b.m
1ttLn
7.ab.m
1b.m
05-1
6-7b.m
163
g_7-1
6b.m
4b.m
18