Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Era globalisasi menuntut setiap organisasi untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, berkembang serta bersaing bebas dengan unsur lain
dalam dan luar lingkungan organisasi. Didalam hirarki pelayanan kesehatan,
perawat puskesmas yang berperan aktiv merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang secara administrativ adalah merupakan
perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten dan bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten. Pelayanan kesehatan yang
diberikan puskesmas meliputi pelayanan promotif (peningkatan kesehatan),
preventif (pencegahan penyakit), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif
(pemulihan kesehatan). Menurut UU RI No. 23 1992 perawat merupakan
mereka yang memiliki kemampuan dan wewenang melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki dan diperoleh melalui pendidikan
keperawatan, serta hak-hak pasien terdapat pada pasal 24 Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia ( Nomor 69 Tahun 2014 ) yang meliputi: (a.
memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi; (b.
memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional; (c. memperoleh layanan yang efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi; (d. memilih dokter
dan dokter gigi seta kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di rumah sakit; (e. meminta konsultasi tentang penyakit yang
dideritanya kepada dokter dan dokter gigi lain yang mempunyai surat izin
praktik (SIP) baik didalam maupun diluar rumah sakit; (f. mendapatkan privasi
dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data medisnya; (g.
mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tatacara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternativ tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan; (h. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya; (i.
didampingi keluarganya dalam keadaan kritis; (j. menjalankan ibadah sesuai
agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal tersebut tidak menganggu
pasien lainnya; (k. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di rumah sakit; (l. mengajukan usul, saran, perbaikan atas
perlakuan rumah sakit terhadap dirinya; (m. menolak pelayanan bimbingan
rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut; (n.
mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk kerahasiaan rekam
medik; (o. mndapatkan akses terhadap isi rekam medis; (p. memberikan
persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian dalam suatu penelitian
kesehatan; (q. menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang
2
diterima; (r. mengeluh pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; (s. menggugat dan / atau menuntut rumah sakit
apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar baik secara perdata ataupun pidana.
American Nurses Association (ANA) dalam Kozier dkk. (2010)
menyatakan perawat adalah penegak diagnosis dan penanganan respon manusia
terhadap permasalahan kesehatan yang aktual dan potensial. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa perawat adalah orang yang membantu menangani
masalah kesehatan serta melakukan proses pemulihan pada seseorang dalam
keadaan sehat maupun sakit. Kondisi yang dialami perawat juga dapat dialami
oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pekerjaan
maupun kehidupan pribadi, yang dapat memicu terjadinya stres.
Kemampuan seseorang dalam bersikap dilingkungan kerja dapat
memberikan pengaruh yang besar terhadap penyebab stres kerja. Faktor sikap
kerja merupakan faktor yang dominan penyebab stres pada perawat yang
disebabkan karena adanya kondisi yang dihadapi individu sehari-hari baik yang
berkaitan dengan pekerjaan maupun kehidupan pribadi. Salah satu yang menjadi
pemicu stres adalah pekerjaan yang dituntut tanggung jawab penuh atas
keselamatan orang lain Menurut hasil penelitian Widodo (2010).
Menurut Rini (2002), beberapa dampak negativ yang dapat ditimbulkan
oleh stress kerja dapat berupa: terjadinya kekacauan hambatan baik dalam
55% dikategorikan sedang, tidak ada yang dikategori tinggi dan sangat tinggi.
Penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kelelahan kerja dengan
stres kerja pada perawat:
Observasi pendahuluan dan wawancara yang dilakukan di UPTD
Puskesmas Lolak, data yang diperoleh dari medical record UPTD Puskesmas
Lolak Kecamatan Lolak yaitu jumlah seluruh tenaga perawat sebanyak 30
orang atau sekitar 80% dari total pegawai. Sebanyak 30 perawat bekerja secara
shift yang bertugas di UGD Maupun di Rawat Inap. Dengan fasilatas rawat
inap 5 ruangan dengan jumlah tempat tidur setiap ruangan memiliki 3-4 tempat
tidur dan di UGD memiliki 5 tempat tidur. Dengan Pembagian Perawat jaga
rawat inap sebanyak 10 perawat jaga, UGD 10 Perawat jaga, poliklinik umum
4 perawat jaga, poli klinik KIA 3 orang perawat jaga, poli klinik gigi 3 orang
perawat jaga. Kunjungan penduduk puskesmas dari 19 desa 23.477 jiwa
dengan banyak pasien rawat inap sebulan 450 orang setahun 5.400 orang.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian perawat mengalami stres kerja.
Pasien rawat inap dan UGD setiap harinya ditangani oleh 10 orang petugas
perawat yang berjaga secara shift selama 8 jam/shift dalam 1hari setiap pasien
dijaga perawat dengan perbandingan 1:3-4 pasien, standar ideal tidak
didasarkan pada jumlah pasien, namun secara tim dalam satu tim 2-3 orang
menangani 8-10 pasien setiap harinya. Beban kerja dipuskesmas ini juga karena
pekerjaan petugas perawat melewati SOP yang ada karena tugas lain yaitu
III.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan stres kerja
pada perawat di UPTD Puskesmas Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi beban kerja pada perawat di UPTD Puskesmas
Lolak.
b. Untuk mengidentifikasi tingkat stres pada perawat di UPTD
Puskesmas Lolak.
I.
10
11
12
akan lebih sensitif terhadap hilangnya percaya diri, menarik diri dan lainlain. Dampak terrhadap oganisasi yaitu pekerjaan yang mengalami stres
kerja akan berpengaruh pada kuantitas kerja, kekacauan manajemen dan
operasional kerja, meningkatnya absensi dan banyak pekerjaan yang
tertunda. Stres kerja dapat menurunkan kualitas dan kuantitas pelayanan
pada perawat, yang akan berakibat pada penurunan produktivitas.
D. Mekanisme Stres Kerja
Timbulnya stres kerja pada seseorang tenaga kerja dapat melalui
tiga tahap, yaitu tahap pertama yaitu reaksi awal yang merupakan fase
inisial dengan timbulnya beberapa gejala/tanda, namun masih dapat diatasi
oleh mekanisme pertahanan diri. Tahap kedua; reaksi pertahanan yang
merupakan adaptasi maksimum dan pada masa tertentu dapat kembali
kepada keseimbangan bila stres ini terus berlanjut maka akan sampai ke
tahap ketiga, yaitu kelelahan yang timbul karena mekanisme pertahanan diri
telah kolaps (layu), (Nasution, 2000 dalam Prihatini, 2007).
E. Sumber Stres Kerja
Sumber stres yang menyebabkan seseorang tidak berfungsi optimal
maupun jatuh sakit, tidak hanya datang dari satu macam pembangkit
tetapi juga dari beberapa pembangkit stres. Sebagian dari waktu adalah
untuk bekerja, karena itu lingkungan pekerjaan mempunyai pengaruh besar
terhadap kesehatan seorang pekerja. Pembangkit stres dipekerjaan
merupakan pembangkit stres yang besar terhadap jatuh sakitnya seorang
tenaga kerja (Munandar, 2001).
14
16
17
19
I.
Kerangka Teori
Stres Kerja :
- Psikologis
- Fisiologis
- Perilaku
(Beehr, 1987)
Skema 1 . Kerangka Teori Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat..
BAB III
Kerangka Kerja Penelitian
I.
Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
Beban Kerja
Role Overload
(Beban kerja
yang lebih)
22
Stres Kerja Perawat
Role underload
(Beban Kerja Yang
Kurang )
Keterangan
: Diteliti
: Tidak Diteliti
II.
Hipotesis Penelitian
Hipotesa berasal dari kata hupo dan thesis. Hupo artinya sementara/lemah
kebenarannya dan thesis artinya pernyataan/teori. Dengan demikian, hipotesis
berarti pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya. Untuk menguji
kebenarannya sebuah hipotesis digunakan pengujian yang disebut hipotesis
(Luknis Sabri & Sutanto Priyo Hastono 2014).
23
Ha : Ada hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada perawat di
UPTD Puskesmas Lolak Kecamatan Lolak.
H0 : Tidak ada hubungan antara beban kerja dengan stres kerja perawat di
UPTD PUSKESMAS Lolak Kecamatan Lolak.
III.
Definisi Operasional
Definisi
Variabel
Alat Ukur
Operasional
24
Hasil Ukur
Skala
Independent :
Beberapa tuntutan
Beban kerja
pekerjaan yang
perawat
diterima perawat
Kuesioner
Kategori :
Nominal
1. Beban kerja
berat jika 27
untuk melaksanakan
nilai median
2. Beban kerja
tugas dan
ringan < 27
tanggugjawabnya.
Dependent :
Keadaan kerja
perawat yang
perawat
berlebihan serta
Kuesioner
nilai media
Kategori :
1. Stres kerja
sedang 5 nilai
median
2. Stres kerja
dapat menyebabkan
ringan < 5 nilai
tertekan dan stres.
median.
BAB IV
METODE PENELITIAN
I.
Jenis Penelitian
25
Nominal
III.
Instrumen Penelitian
Instrument penelitian ini berupa angket, dimana terdapat dua variabel yaitu
beban kerja dan stres kerja. Angket yang disajikan berisi 23 pertanyaan yang
terdiri dari delapan belas pertanyaan tentang beban kerja, dan lima pertanyaan
tentang stres kerja. Maka disusun dari variabel yang ditetapkan untuk
mempermudah perolehan data. Kisi-kisi dari instrument tersebut :
Tabel 4.1 Kisi-kisi Instrumen
N
Variabel (Sumber)
Indikator
o
1.
2.
2011) dalam Gusti Ayu, 2014)
VI.
28
Gejala Psikologi
Gejala Fisik
Gejala Prilaku
Jumlah pekerjaan
Kecepatan
Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan
mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh
dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian
hipotesis. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus
ditempuh, diantaranya (A. Aziz Alimul Hidayat 2007) :
1. Pengolahan Data
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini
sagat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.
c. Entry data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan dalam master table atau database komputer, kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana atau bias juga dengan membuat
table kontigensi.
d. Melakukan teknik analisis
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian
akan menggunakan ilmu statistic terapan yang disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dianalisis. Apabila penelitiannya deskriptif, maka akan
menggunakan statistic deskriptif. Seedangkan analisis analitik akan
menggunakan statistika inferensial.
29
2. Analisa Data
Analisa data yang digunakan adalah:
a. Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk mendeskripsikan secara umum
karakteristik perawat, distribusi frekuensi variabel beban kerja perawat
dan distribusi stres kerja perawat.
b. Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkolerasi. Dalam penelitian ini akan dilakukan
analisis bivariat terhadap variabel independen dan variabel dependen.
Baik variable independen dan dependen keduanya merupakan data
kategorik sehingga jenis uji yang dilakukan adalah Uji Kai Kuadrat uji
chi-square (susanto, 2008). Analisis bivariat dimana data dianalisis
menggunakan komputer dengan program komputerisasi. Analisis bivariat
menggunakan uji chi-square (X), pada tingkat kemaknaan 95% ()
VII.
30
31
VIII.
Alur Penelitian
Tahap Persiapan
Survey pendahuluan
Di UPTD Puskesmas Lolak
Menentukan Masalah
manajemen keperawatan
Wawancara dengan
Perawat dan kepala
tatausaha
Menentukan Judul
(Hubungan Antara Beban Kerja
Dengan
Stres Proposal
Kerja Pada
Menyusun
Mengumpulkan
literaturliteratur yang
terkait
Analisa Data
Tahap Evaluasi hasil
Pertanggungjawaban
penelitian atau skripsi
32
Tabulasi Data
A.
Aziz Alimul. H, Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Salemba
Medika Surabaya 2007.
Agus Kuntoro (2010) buku ajar manajemen keperawatan, Yogyakarta mulia meedika.
Ambarwati Manuaba, Diah. Pengaruh Beban Kerja terhadap Stres Perawat IGD dengan
Dukungan Sosial sebagai Variabel Moderating (Studi pada RSUP Dr. Kariadi
Semarang). Universitas Diponegoro Semarang. 2014.
Anonim2,2007. Masalah stress kerja perawat. Diakses pada bulan april 2016 pukul 13.00
dalam: http://eprints.ums.ac.id/2705/1/J210040036.pdf
Dedi, Alamsyah, (2011) Manajemen Pelayanan Kesehatan, Yogyakarta: Mulia Medika.
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah Edisi Revisi.
Jakarta : Bumi Aksara.
Kozier, dkk. (2010). Buku Ajar Fundamental keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik,
Edisi 7, Volume 1. Jakarta: EGC
Kumalasari, Gusti Ayu Ratih. Peranan Beban Kerja, Hardiness, dan Ikhlas pada Burnout.
Tesis. 2014.
Luknis S, Susanto Priyo. H. (2014) Statistik Kesehatan. Jakarta
Munandar. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press. 72 Ivancevich, J.M.
(1992). Human resource management: foundations of
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Edisi
2. Jakarta : Salemba Medika
33
PPNI.(2006).SurveiStresKerjaPerawat.http://www.64.203.71.11/ver1/kesehatan/0705/12/m
diakses 14 November 2011.
Prihatini. (2007). Analisis Hubungan beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat di Tiap
Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. Medan
http://adf.ly/411345/http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7003/1/0570100
18.pdf Universitas Sumatera Utara.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia ( Nomor 69 Tahun 2014 ) hak-hak
pasien. Di akss bulan apil 2016 dalam :
http://202.70.136.86/bprs/uploads/pdffiles/46%20PMK%20No.%2069%20ttg
%20Kewajiban%20RS%20dan%20Kewajiban%20Pasien.pdf
Rini (2002). Dampak Stres Kerja Perawat. Di akses bula april 2016 dalam :
http://eprints.ums.ac.id/2705/1/J210040036.pdf
Riski Nugraeni (2014) Hubungan Antara Role Overload Dengan Stres Kerja Pada
Perawat. Diakses bulan april 2016 dalam :
http://eprints.ums.ac.id/30514/18/Naskah_Publikasi.pdf
Robbins SP, dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat Hal 22.
Schultz, D., Schultz, S.E. 2006. Phschology Work Today (9 Edition). New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Smet. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta : Grasindo Widiasarana Indonesia
34
Widodo, 2010. Perbedaan tingkat stres kerja antara perawat kritis dan perawat gawat
darurat di RSUD Dr Moewardi Surakarta. Skripsi. (tidak diterbitkan). Surakarta:
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Widyasari, Yuanita. 2010. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor Yang
Membedakan Pemilihan Karir (Studi Pada UNDIP dan
UNIKASoegijapranoto).Semarang: Universitas Diponegero.
Zulfan, Y. 2012. Psikologi Keperawatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
35