Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
di sekitarnya yang tidak merokok (perokok pasif). Merokok dan minum alkohol merupakan
batu loncatan bagi terbentuknya penyalahgunaan narkoba, walaupun tidak semua remaja
yang merokok berakhir menjadi pecandu narkoba. Pada umumnya penyalahgunaan narkoba
diawali dengan merokok yang kemudian disusul merokok ganja dan berlanjut pada
penyalahgunaan narkoba. (7)
Rokok merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. WHO memperkirakan
bahwa pada tahun 2030, dari 70% kematian yang disebabkan oleh rokok akan terjadi di
negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Dari tiap 10 orang dewasa yang meninggal, 1
orang diantaranya meninggal disebabkan asap rokok. Dari data terakhir WHO di tahun 2004
ditemui sudah mencapai 5 juta kasus kematian setiap tahunnya. Di tahun 2025 nanti, saat
jumlah perokok dunia sekitar 650 juta orang, maka akan ada 10 juta kematian per tahun. (7)
Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah
China dan India (WHO, 2008). Pada tahun 2007, Indonesia menduduki peringkat ke-5
konsumen rokok terbesar setelah China, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang. (7)
Riset Kesehatan Dasar 2010 menyebutkan prevalensi perokok saat ini sebesar 34,7%,
artinya lebih dari sepertiga penduduk merupakan perokok. Sumatra Barat menempati posisi
ke-7 untuk prevalensi perokok saat ini menurut provinsi di Indonesia dengan 38,4%.
Dharmasraya berada pada posisi ke-9 untuk prevalensi merokok tiap hari menurut
kabupaten/kota di Sumatra Barat dengan 26,3% (Riskesdas 2007). (9)
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007 dan 2010, prevalensi merokok menurut umur
pertama kali merokok meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan tertinggi terjadi pada
kelompok umur remaja yaitu 10-14 tahun dari 10,3% (2007) menjadi 17,5% (2010) dan
umur 15-19 tahun dari 33,1% (2007) menjadi 43,3% (2010). Hal ini menunjukkan terjadinya
peningkatan jumlah perokok paada remaja. Data dari Depkes RI, laju pertumbuhan perokok
remaja di Indonesia merupakan yang tercepat di dunia yaitu sekitar 17% pertahun. (9)
Global Youth Tobacco Survey (GYTS) menunjukkan bahwa prevalensi remaja perokok di
Jakarta tahun 2001 adalah 20,4 % (laki-laki 36,7%; perempuan 4,4%), dan tahun 2004
sebesar 16,6% (laki-laki 28,4%; perempuan 3,0%). GYTS tahun 2006 yang digunakan
sebagai angka nasional adalah sebesar 12,6% (laki-laki 24,5%; perempuan 2,3%). Tiga dari
sepuluh pelajar (30,9%) ditemukan merokok pertama kali sebelum mereka mencapai usia 10
tahun. Di antara pelajar yang merokok, sebesar 3,2% telah kecanduan, dengan indikator hal
pertama yang diinginkan pada pagi hari adalah rokok. GYTS nasional Indonesia 2006 juga
memperlihatkan bahwa lebih dari 14,4% pelajar menyatakan pernah mendapat tawaran rokok
gratis dari industri rokok, yaitu 21,6% laki-laki dan 7,4% perempuan. Berdasarkan data
Riskesdas 2007, prevalensi merokok di Indonesia naik dari tahun ke tahun. Persentase pada
2
penduduk berumur > 15 tahun adalah 35,4% aktif merokok (65,3% laki-laki dan 5,6%
wanita), artinya 2 diantara 3 laki-laki adalah perokok aktif. (1)
SMAN Unggul Dharmasraya adalah sekolah unggulan di kabupaten Dharmasraya,
sekolah ini adalah sekolah Boarding School (sekolah yang berasrama), yang memiliki
program unggulan. Sekolah ini menerapkan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup bagi
peserta didik, membangun jiwa cinta lingkungan dalam diri siswa, dengan harapan mereka
dapat menjadi generasi yang berbudaya lingkungan dan menjadi habit bagi semua cavitas
sekolah. Melalui pendidikan lingkungan ini, maka siswa-siswi di ajak untuk peduli terhadap
lingkungan sekolah, salah satunya lingkungan yang bebas rokok, yang diciptakan dengan
berperilaku tidak merokok. (5)
Atas latar belakang tersebut, penulis bermaksud melaksanakan mini project mengenai
upaya pencegahan perilaku merokok pada remaja di SMAN Unggul Dharmasraya. Melalui
kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan peran serta siswa-siswi,
guru maupun sekolah dalam pencegahan perilaku merokok pada remaja.
1.2 Rumusan Masalah
-
Dharmasraya?
Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan peran serta pelajar dan guru
1.3 Tujuan
-
Dharmasraya.
Meningkatkan peran serta pelajar dan guru dalam pencegahan perilaku merokok pada
1.4 Manfaat
-
Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas dalam meningkatkan pengetahuan dan peran
BAB II
ANALISIS SITUASI
2.1 Data Geografis
Puskesmas Koto Baru terletak di Simpang Tiga Koto Baru, Jorong Sebelah Piruko
Timur, Kecamatan Koto Baru. Luas wilayah kerja puskesmas koto baru adalah 251,35 Km2
yang terdiri dari 4 Nagari dan 26 Jorong.
4
Nagari
Luas wilayah( km )
Koto Baru
51,75 km
Sialang Gaung
35,60 km
Ampang Kuranji
99,60 km
Koto Padang
54,01 km
Jumlah
251,35 km
Sarjanah 4%
SMA 30%
SMP 25%
SD 19%
Tidak tamat sekolah 18%
Belum sekolah 14%
Taman Kanak-kanak 18
Sekolah Dasar 17 dan MI 1
SMP 4 dan MTsN 1
SMA 2, SMKN 1dan MAN 1
Pondok Pesantren 6
Perguruan Tinggi 1
Kantor atau Dinas (lintas sektoral ) yang ada dalam wilayah kerja Puskesmas Koto
Baru:
1. Kantor Camat Koto baru
2. Polsek Koto Baru
3. Koramil Koto Baru
4. UPTD Pendidikan
5. UPTD Pertanian
6. Kantor Urusan Agama
Dokter Umum
Dokter Gigi
SKM
Apoteker
Keperawatan
Kebidanan
Kesehatan Lingkungan
Rekam Medis
Kesehatan Gigi
Farmasi
Kesehatan Mata
Gizi
Sopir Ambulance
CS
: 4 orang
: 3 orang
: 1 orang
: 1 orang
: 35 orang
: 23 orang
: 1 orang
: 4 orang
: 3 orang
: 2 orang
: 2orang
: 2 orang
: 2 orang
: 2 orang
Puskesmas Induk
Puskesmas Pembantu
Poskesri
Polindes
: 1 buah
: 5 buah
: 5 buah
:1 buah
7
Mobil Ambulance
Kendaraan roda dua
Rumah Dinas
: 2 buah
: 5 buah
: 6 buah
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Perilaku Merokok
Menurut PP No. 81/1999 Pasal 1 ayat 1, rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus
termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum,
Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar atau
tanpa bahan tambahan. (1)
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi
kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian ada juga yang menyebutkan bahwa rokok
adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bahan lainnya yang dihasilkan
dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya. (1,6)
Berdasarkan peraturan bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No.
188/MENKES/PB/I/2011 tentang pedoman pelaksanaan kawasan tanpa rokok, diketahui
bahwa rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap,
dan dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan
dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya
yang asapnya mengandung nikotin, tar, dengan atau tanpa bahan tambahan. Sedangkan
merokok didefinisikan sebagai kegiatan membakar rokok dan menghisap asap rokok. (7,10)
Merokok merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang telah dilakukan sejak
zaman romawi. Pada saat itu orang menggunakan ramuan yang mengeluarkan asap dan
menimbulkan kenikmatan dengan jalan dihisap melalui hidung dan mulut. Perilaku merokok
adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok dan kemudian menghisapnya dan
menghembuskannya keluar dan dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orangorang disekitarnya. (11,12)
3.2 Tipe Perilaku Merokok
Sebelum menjadi perokok, seseorang melalui beberapa tahapan yang dilaluinya terlebih
dahulu. Levental dan Clearly (dalam Komalasari dkk:3) mengungkapkan terdapat empat
tahap dalam perilaku merokok sehingga seseorang menjadi perokok, yaitu: (11)
a. Tahap Perpatory, seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai
merokok dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini
menimbulkan minat untuk merokok.
b. Tahap Initiation, tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan
meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok
c. Tahap Becoming a Smoker, apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak
empat batang per hari maka ia mempunyai kecenderungan menjadi perokok
d. Tahap Maintenance of Smoking, tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian
dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh
efek psikologis yang menyenangkan.
Menurut Silvan dan Tomkins, ada empat tipe perilaku merokok berdasarkan
Management of Affect Theory, keempat tipe tersebut yaitu : (11,13)
1). Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif
a). Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan
kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau
makan.
b). Stimulation to pick them up, perilaku merokok hanya dilakukan sekedar
menyenangkan perasaan.
c). Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yang diperoleh dari memegang
rokok.
2). Tipe perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif
Banyak orang yang merokok untuk mengurangi perasaan negatif yang dirasakannya.
Misalnya, merokok bila marah, cemas, gelisah. Rokok dianggap sebagai penyelemat. Mereka
menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi dengan tujuan menghindari perasan yang
tidak enak.
3). Tipe perilaku merokok yang adiktif
Perokok yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat
setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.
10
Pengaruh Teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka
semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian
sebaliknya. Ada dua kemungkinan yang terjadi dari fakta tersebut, pertama remaja
tersebut terpengaruh oleh teman-temannya atau sebaliknya. Diantara remaja perokok
terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok
begitu pula dengan remaja non-perokok.
Faktor Kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri
dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Satu sifat
kepribadian yang bersifat pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah
konformitas sosial. Pendapat ini didukung Atkinson (1999) yang menyatakan bahwa
12
orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih menjadi
perokok dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah.
d
Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media masa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa
perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja sering kali
terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.
Pendapat lain dikemukakan oleh Hansen (Sarafino, 1994) tentang faktor-faktor yang
Faktor demografis : faktor ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang merokok
pada usia dewasa semakin banyak (Smet, 1994). Namun, pengaruh jenis kelamin saat
ini tidak terlalu berperan karena baik pria maupun wanita sudah merokok.
rokok yang terdiri dari ratusan bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker pada hewan.
Bilamana zat-zat itu dihisap waktu merokok akan mengakibatkan kanker paru-paru.
4. Timah Hitam (Pb)
Setiap satu batang rokok yang dihisap diperhitungkan mengandung 0,5 mikrogram timah
hitam. Bila seseorang menghisap satu bungkus rokok perhari berarti menghasilkan 10
mikrogram, sedangkan batas bahaya kadar Pb dalam tubuh adalah 20 mikrogram/hari.
5. Amoniak
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat
ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia
sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang
pingsan atau koma.
6. Hidrogen Sianida (HCN)
Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien
untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat
yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke
dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.
7.
Nitrous Oxide
Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat
menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit. Nitrous oxide ini adalah
zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai anastesia (zat pembius) waktu diadakan
operasi.
8. Fenol
Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik
seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan
karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim.
9. Hidrogen sulfide
Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang mudah terbakar dengan bau yang
keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen).
Sebagai penyebab polusi udara dalam ruangan, rokok memberikan polutan berupa gas
dan logam-logam berat. Gas dalam asap rokok berupa CO, NO 2, formaldehid, dan lain-lain
yang bersifat karsinogenik. Sedangkan logam berat yang berupa cadmium (Ca), arsen (As),
15
krom (Cr), timah (Pb), nikel (Ni), dan sebagainya yang bersifat racun bagi tubuh. Gangguan
akut dari populasi ruangan akibat asap rokok adalah bau kurang menyenangkan serta
menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorokan, menstimulasi kumatnya penyakit asma,
kanker paru- paru, gangguan pernapasan, dan beberapa hal penyakit menonjol bagi anakanak, misalnya penyakit telinga, infeksi saluran pernapasan. Dan batuk yang menghasilkan
dahak. Bila seseorang merokok, maka asap tembakau dihisap, karbon monoksida dan nikotin
mengalir ke dalam aliran darah dengan cara yang sama seperti oksigen lalu dialirkan ke
seluruh tubuh. Unsur-unsur tembakau yang tidak diserap membentuk tar, yang akan
berkumpul di dalam alur udara, paru-paru dan gigi. (1)
Merokok mengganggu kerja paru-paru yang normal karena hemoglobin lebih mudah
membawa karbon dioksida daripada oksigen. Orang yang banyak merokok berakibat paruparu mereka banyak mengandung karbon monoksida sehingga kadar oksigen di dalam darah
berjumlah lebih kecil 15 persen daripada kadar normal. (1)
Diketahui asap rokok memicu sedikitnya 25 macam penyakit, mulai dari penyakit
saluran pernafasan, kanker paru-paru, penyakit pembuluh darah, impotensi, stroke, hingga
kanker kandung kemih. Dari semua itu, kanker paru-paru yang tergawat di peringkat pertama.
Efek merokok tidak hanya mempengaruhi kesehatan perokok saja, tetapi juga
mempengaruhi kesehatan orang sekitarnya yang tidak merokok, karena terpapar asap rokok
tersebut yang disebut perokok pasif. Terpapar asap rokok selama 8 jam sebanding dengan
merokok langsung sebanyak 20 batang per hari. (7)
Penyakit utama yang disebabkan oleh merokok diantaranya : Penyakit jantung
koroner, lesi serebrovaskular, Aneurisma aorta, Obstruksi jalan nafas kronik, Kanker (bibir,
mulut, faring, esofagus, perut, pankreas, laring, paru-paru, serviks, ginjal, kanduung kemuh),
Sudden Infant Death Syndrome, Infant Respiratory Distress Syndrome, berat badan lahir
rendah.
Lingkungan sekolah sebagai lembaga terpenting dalam membentuk pola pikir anak dan
memberi masukan-masukan tentang bahaya rokok melalui berbagai ilmu pengetahuan serta
menanamkan sikap disiplin baik terhadap pelanggaran maupun penyalahgunaan bahan-bahan
atau zat yang bersifat adiktif sehingga dapat diaplikasikan di lingkungan masyarakat. (1)
Pengaruh asap rokok pada organ tubuh dapat menimbulkan kelainan atau penyakit pada
hampir semua organ tubuh yaitu : (1, 14,15,16)
a. Otak : stroke, perubahan kimia otak
b. Mulut dan tenggorokan : kanker bibir, mulut, tenggorokan dan laring
c. Jantung : kelemahan arteri, meningkatkan serangan jantung
16
Kanker paru-paru
Kanker ialah penyakit yang disebabkan pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel
abnormal yang ada dibagian tubuh. Hubungan merokok dan kanker paru-paru telah diteliti
dalam 4-5 dekade terakhir ini. Di dapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok,
terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas
menyatakan bahkan rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru. Selain
kanker paru-paru, merokok dapat menyebabkan kanker mulut, naso-orofaring, dan
hipofaring, lubang hidung dan sinus paranasal, laring, esofagus, pankreas, liver, ginjal,
kandung kemih, dan serviks uteri.
Resiko kanker meningkat berdasarkan meningkatnya jumlah rokok per hari dan
meningkatnya durasi merokok, dan terdapat hubungan sinergistik antara merokok dan minum
alkohol dengan kanker mulut, seofagus, dan paru. Berhenti merokok menurunkan resiko
terjadinya kanker. Kendati demikian, terdapat kemungkinan terjadinya kanker paru setelah 20
tahun.
Jantung Koroner
Merokok terbukti merupakan factor resiko terbesar untuk mati mendadak. Resiko
terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan
bukan perokok. Resiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang
dihisap. Penelitian menunjukkan bahwa faktor resiko merokok bekerja sinergis dengan faktor
lain, seperti hipertensi, kadar lemak, gula darah yang tinggi,terhadap tercetusnya PJK. Perlu
diketahui bahwa resiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50
persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosis) dan
pengapuran(aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh
darah perifer. Pembentukan aterosklerosis pada pembuluh darah koroner jantung jauh lebih
17
banyak bagi perokok dibandingkan dengan yang non perokok. Kondisi ini akibat mendorong
vosokonstriksi pembuluh darah koroner. Sebagai pendorong factor resiko PJK yang lain tentu
perokok akan meningkatkan kadar kolesterol didalam darah yang akan memberikan resiko
tinggi terhadap PJK. Demikian juga merokok mempercepat pembekuan darah sehingga
agregasi trombosit lebih cepat terjadi, yang merupakan salah satu factor pembentukan
aterosklerosis sebagai penyebab PJK.
-
Bronkitis
Bronkitis terjadi karena paru-paru dan alur udara tidak mampu melepaskan mucus yang
terdapat didalamnya dengan cara normal. Mucus adalah cairan lengket yang terdapat dalam
tabung halus, yang disebut tabung bronchial yang terletak dalam paru-paru. Mucus beserta
semua kotoran tersebut biasanya terus bergerak melalui tabung baronkial dengan bantuan
rambut halus yang disebut silia. Silia ini terus menerus bergerak bergelombang seperti
tentakel bintang laut, anemone, yang membawa mucus keluar dari paru-paru menuju ke
tenggorokan. Asap rokok memperlambat gerakan silia dan setelah jangka waktu tertentu akan
merusaknya sama sekali. Keadaan ini berarti bahwa seorang perokok harus lebih banyak
batuk untuk mengeluarkan mukusnya. Karena sistemnya tidak lagi bekerja sebaik semula,
seorang perokok lebih mudah menderita radang paru-paru yang disebut bronchitis.
Merokok merupakan sebab utama dari penyakit paru obstruktif kronik. Dalam 1-2 tahun
merokok, pada seorang perokok muda akan terjadi perubahan inflamasi di jalur pernafasan
kecil. Inflamasi kronik dan penyempitan jalur nafas kecil atau digestif enzimatik dinding
alveolar pada emfisema pulmonal menyebabkan pengurangan aliran nafas ekspirasi sehingga
terjadi gejala klinis nafas terhambat pada 15% perokok.
Penyakit Stroke
Stroke adalah penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh
darah otak yang terjadi secara mendadak serta menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai
dengan daerah otak yang terganggu. Kejadian serangan penyakit ini bervariasi antar tempat,
waktu dan keadaan penduduk. (M.NBustan,1997). Dr. Hans Tendra juga mengungkapkan
bahwa penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak
dikaitkan dengan merokok. Resiko stroke dan resiko kematian lebih tinggi perokok
dibandingkan tidak perokok.
18
Hipertensi
Walaupun nikotin dan merokok menaikkan tekanan darah diastole secara akut, namun
tidak tampak lebih sering di antara perokok, dan tekanan diastole sedikit berubah bila orang
berhenti merokok. Hal ini mungkin berhubungan dengan fakta bahwa perokok sekitar 10-12
pon lebih ringan dari pada bukan perokok yang sama umur, tinggi badan dan jenis
kelaminnya. Bila mereka berhenti merokok, sering berat badan naik.Dua kekuatan, turunnya
tekanan diastole akibat adanya nikotin dan naiknya tekanan diastole karena peningkatan berat
badan, tampaknya mengimbangi satu sama lain pada kebanyakan orang, sehingga tekanan
diastole sedikit berubah bila mereka berhenti merokok.
-
Penyakit Diabetes
Diabetes terjadi ketika glukosa dalam darah terlalu tinggi karena tubuh tidak bisa
menggunakan dengan benar. Glukosa adalah gula yang diproduksi oleh tubuh dan terutama
diambil dari karbohidrat dalam makanan.Bukti-bukti makin bayak menunjuk pada peran
rokok terhadap timbulnya penyakit diabetes atau bahwa penderita diabetes akan
memperparah resiko kematian jika terus merokok.
-
Impotensi
Impotensi merupakan kegagalan atau disfungsi alat kelamin laki-laki secara berulang. Ciri
utamanya adalah kegagalan mempertahankan ereksi atau berhasil ereksi tetapi kurang
keras. Rokok merupakan salah satu penyumbang penting terjadinya impotensi.Para ahli
mengaitkan terjadinya impotensi dengan peran rokok yang merusak jaringan darah dan
syaraf. Dan karena seks yang sehat memerlukan kerjasama seluruh komponen tubuh, maka
adanya ganguan pada komponen vital menyebabkan gangguan dan bahkan kegagalan seks
seperti halnya yang terjadi pada impotensi.
-
Gangguan Kehamilan
Merokok berhubungan dengan beberapa komplikasi maternal selama kehamilan; ruptur
prematur membran, abrupsio plasenta, dan plasenta previa; juga terdapat sedikit peningkatan
resiko aborsi spontan pada perempuan perokok. Janin pada seorang ibu yang merokok, akan
lebih beresiko mengalami kelahiran sebelum waktunya, mortalitas perinaatal yang lebih
tinggi, ukuran janin yang lebih kecil dari ukuran normal yang sesuai usia kandungan,
beresiko lebih tinggi mengalami infant respiratory distress syndrome, kemungkinan
19
mengalami kematian akibat sudden infant death syndrome, dan mengalami pertumbuhan
yang terhambat setidaknya pada tahun-tahun pertama.
-
Kondisi lainnya
Selain menyangkut masalah kesehatan, kebiasaan merokok juga dapat menimbulkan
masalah dalam aspek ekonomi dan sosial. Berkurangnya jumlah hari bekerja karena sakit
akibat merokok akan menurunkan produktivitas pekerja. Dengan demikian, jumlah
pendapatan berkurang dan pengeluaran uang untuk berobat meningkat. Walaupun pendapatan
negara dari pajak rokok dan tembakau mencapai 10 triliyun per tahun, namun pengeluaran
pemerintah dan masyarakat akibat resiko merokok adalah 30 triliyun per tahun. Konsumsi
rokok para perokok Indonesia sebanyak 5,1 batang per hari. Sehingga orang yang tidak
merokok dapat menghemat uang sekitar 2 juta per tahun.
3.5 Penanganan Terhadap Perilaku Merokok pada Siswa-Siswi
1.Penanganan Perilaku Merokok pada Umumnya
Penanganan perilaku merokok hanya akan efektif apabila lingkungan eksternal ikut
mendukung. Penanganan perilaku merokok harus dilakukan dari kedua aspek yaitu internal
yaitu individu dan eksternal yaitu lingkungannya. Bersumber dari Litbang (2004:85)
diuraikan metoda dalam menangani perilaku merokok di masyarakat umum, diantaranya:
a. Memberikan pemahaman mengenai bahaya merokok, Pemahaman yang kurang
mengenai bahaya merokok ikut mempengaruhi perilaku merokok.
b. Pemahaman bahwa bahaya kesehatan menurun segera setelah perokok berhenti,
memberikan pemahaman keuntungan yang didapatkan apabila menghentikan
perilaku merokok.
c. Program berhenti merokok bervariasi antara pengobatan di rumah sakit dan
konseling individual, pelayanan konseling terbukti mampu membantu sejumlah
besar orang untuk berhenti merokok.
d. Iklan kontra, iklan rokok selama ini disinyalir mendorong meningkatnya perilaku
merokok di masyarakat. Sementara ini belum diberlakukan pelarangan total terhadap
iklan rokok. Untuk itu, iklan kontra bisa dilakukan untuk menciptakan suatu
lingkungan informasi yang berimbang yang memberikan gambaran seimbang
tentang merokok yang selama ini tidak ditampilkan oleh iklan rokok bahwa merokok
bisa berdampak pada gangguan kesehatan.
20
utama dalam memulai perilaku merokok dan bahwa anak-anak dan remaja perlu diajari cara
menahan tekanan sosial terhadap merokok. Kebanyakan tekanan sosial terhadap merokok
datang dari orang tua, saudara kandung, teman dan media. Program yang didasarkan pada
pendekatan ini memfokuskan pada [1] membantu individu menjadi waspada terhadap
pengaruh sosial yang mempromosikan penggunaan tembakau dan [2] mengajar teknik khusus
agar tahan terhadap pengaruh tersebut. Beberapa teknik menggunakan pendekatan ini adalah
peran bermain, perilaku latihan, penggunaan pimpinan teman sebaya (peer leader) untuk
membuat semua atau sebagian program dan sebuah komitmen publik untuk tidak merokok di
masa yang akan datang. (6)
Pendekatan melatih cara menghadapi kehidupan didasarkan pada asumsi bahwa yang
menyebabkan merokok dan bentuk lain penggunaan zaat-zat tertentu adalah kurangnya
intelegensi personal dan sosial. Beberapa defisit personal yang bisa membuat seseorang lebih
peka terhadap penggunaan zat-zat tertentu adalah perasaan rendah diri, kurangnya
komunikasi dan sosialisasi, kurangnya motivasi untuk berprestasi, dan kurangnya strategi
yang kuat menghadapi stress. Program berdasarkan pendekatan ini biasanya memberikan
pelatihan pada bidang : pengurangan rasa rendah diri, ketegasan cara komunikasi, interaksi
sosial, santai dalam menghadapi stress, pemecahan masalah, dan membuat keputusan.
Pendekatan ini lebih luas daripada pendekatan pengaruh sosial, serta keterampilan yang
diajarkan tersebut dapat diaplikasikan bukan hanya untuk penggunaan zat-zat tertentu tetapi
juga untuk bidang lain dari kehidupan individu. (6)
Kebanyakan program pencegahan merokok akhir-akhir ini terfokus pada periode transisi
dari SD ke SMP, oleh karena selama periode ini terjadi peningkatan merokok lebih dari 3 kali
lipat. (6)
Hasil beberapa studi kohort jangka panjang mendapatkan bahwa program pencegahan
merokok yang dilakukan di sekolah telah sukses terutama dalam memperlambat mulainya
merokok. Ini mempunyai beberapa manfaat seperti lebih rendahnya morbiditas dan mortalitas
pada dewasa dan prognosis yang lebih baik untuk yang berhenti merokok. Program
pencegahan merokok jangka pendek telah memberi harapan, tetapi perlu dikembangkan
strategi untuk memelihara efek tersebut dalam jangka waktu yang lama. (6)
Walaupun program pencegahan merokok yang dilakukan di sekolah telah memberikan
harapan, program yang akan datang perlu diperkuat dengan bermacam-macam cara.. Pertama
program pencegahan hendaknya cukup waktu untuk menimbulkan efek yang bermanfaat.
22
Beberapa program di masa lalu hanya terdiri dari sedikit sesi dalam waktu beberapa minggu.
Program yang ideal hendaknya memasukkan 5-10 sesi tiap tahun pada kelas 6-9 (setingkat
SMP), yang merupakan periode transisi yang penting dimana penggunaan zat-zat tertentu
sering dimulai. (6)
Penggunaan peer leader dalam melahirkan semua atau sebagian program telah
dibuktikan oleh hasil positif yang diperoleh pada program peer leader. Selain melihat
program yang dilahirkan, adalah penting melatih pemimpin program dan kualitasnya dicek
secara periodik untuk mengetahui bahwa program telah berhasil dengan baik.
Disamping itu penting mengikuti jejak individu setelah tamat sekolah menengah
sewaktu-waktu untuk menentukan apakah terpapar terhadap program pencegahan di sekolah
dasar atau menegah mempunyai efek yang berbeda dalam menghentikan merokok yang
paling bermanfaat bagi siswa. Dalam hal ini, program pencegahan di masa yang akan datang
mungkin perlu dimodifikasi agar efektif pada beberapa grup resiko tinggi seperti golongan
minoritas, putus sekolah, dan latar belakang sosial ekonomi yang lebih rendah. (6)
Program yang akan datang perlu lebih komprehensif serta memasukkan dalam
pendekatan mereka untuk mencegah bukan hanya individu tersebut, tetapi juga keluarga,
sekolah, masyarakat (klub, RT/RW) dan media. Letak pelayanan kesehatan adalah tempat
penting lainnya untuk pencegahan merokok. Pendidikan per individu dan intervensi
berkelompok oleh dokter, perawat,, pekerja sosial dan teman sebaya di tempat pelayanan
kesehatan atau di masyarakat sangatlah penting untuk dilakukan. Klinik-klinik yang
ditempatkan di sekolah/UKS adalah tempat ideal untuk melakukan program tersebut. Penting
mencegah penjualan rokok ke kelompok minor (masyarakat yang berusia < 18 tahun) dan
bila perlu negara membuat undang-undang yang melarang penjualan tembakau ke mereka.
Sangatlah perlu mengemas intervensi-intervensi yang efektif yang dapat diberikan pada
tempat yang berbeda oleh individu-individu dengan latar belakang pendidikan yang berbedabeda dan pengalaman latihan yang berbeda pula. Oleh karena efektifnya program pencegahan
merokok di sekolah, maka program tersebut seyogyanya terus dilaksanakan dan diperkuat di
masa yang akan datang.
Lebih rendahnya angka penggunaan temabakau pada kaum muda tergantung pada usaha
yang komprehensif, tersebar luas, dan terus menerus untuk merestriksi keinginan serta
ketersediaan produk. (6)
23
terpapar tembakau.
Kurangi reklame dan promosi produk tembakau dan mendorong perkembangan
pasaran Indonesia.
Tablet Varenicline yaitu obat generasi baru yang khusus dikembangkan untuk obat
berhenti merokok (nama dagangnya Champix). Tidak mengandung nikotin sama
sekali. Berfungsi agonis parsial yaitu mengikat reseptor nikotin di otak; nikotin di
blok sehingga pelepasan Dopamin dikurangi secra parsial. Efek ini mengurangi gejala
craving (keinginan yang kuat untuk merokok) dan sakau. Kurangnya Dopamin
24
Berhenti merokok memang bagi sebagian orang terutama yang sudah terlalu lama
kecanduan akan merokok merupakan hal yang begitu sulit untuk meninggalkan kebiasaan
merokok. Agar bisa berhenti merokok memang tidak semudah membalikkan telapak tangan
kalau dari dalam hati tidak mendukung untuk berhenti merokok. Mereka yang dulunya
merupakan perokok berat kenapa bisa berhenti karena pondasi terkuat yang menjadi
penyebab bisa berhenti merokok bagi mereka adalah niat yang sungguh-sungguh dan
berjuang sampai berhasil serta mampu menahan diri mereka untuk tidak melirik batanganbatangan yang mematikan tersebut. (18,19)
Ada beberapa langkah yang bisa Anda terapkan agar kebiasaan merokok bisa berhenti
dengan mudah, tentunya dilakukan step by step atau setahap demi setahap agar bisa berhenti
merokok secara total. Bila Anda seorang perokok, baiknya Anda mencoba untuk berhenti
dari kebiasaan buruk Anda tersebut. Berikut ada beberapa tips untuk berhenti merokok : (18,19)
1. Niat
Pertama kali kita melakukan hal apapun pasti dengan doa dan niat. Niatlah karena
Allah, dengan begitu mudah-mudahan bisa diberikan kelancaran untuk menjalaninya.
Berniatlah dengan sungguh-sungguh bahwa Anda ingin berhenti merokok. Lalu
pegang teguh niat tersebut kemudian action melakukan tahapan berikutnya.
Ketika kenginan merokok muncul dalam diri Anda, maka segera malakukan tarik
nafas dalam-dalam, lalu tahan beberapa saat dan hembuskan. Lakukan hal ini 3 kali
dalan satu waktu ketika muncul keinginan merokok begitu kuat.
2. Minta bantuan sama orang tua, saudara dan teman
Terkadang niat saja tidak cukup, tanya sama orang tua, teman atau saudara tentang
bagaimana cara untuk tidak merokok lagi. Minta saran dari mereka, jangan satu atau
dua orang saja, baiknya lebih banyak saran dari teman atau saudara. Peran dari kedua
orang tua sangat berpengaruh untuk itu.
mengingatkan dan menegur Anda apabila Anda memegang rokok agar segera
membuangnya, ini akan sangat manjur sekali. Karena setiap kali Anda merokok dan
mereka melihat akan ada yang mengingatkan Anda bahwa Anda harus berhenti
merokok.
3. Mengatur target waktu Anda
Untuk berhenti merokok memang tidak mudah, terkadang masih juga tergoda untuk
merokok dikarenakan keinginan yang masih kuat untuk merokok yang biasanya
dilakukan tanpa sepengetahuan teman atau saudara. Hal ini masih lumbrah jika masih
25
sekitar seminggu belajar untuk berhenti merokok. Biasanya ditargetkan 1 bulan untuk
berhenti merokok secara permanen.
Sebagian orang memang tidak bisa meninggalkan rokok secara total apalagi jika
sudah lama sekali menjadi perokok aktif, oleh sebab itu untuk mengakalinya Anda
bisa mengurangi jumlah rokok yang Anda konsumsi setiap harinya. Jika biasanya
Anda mampu menghabiskan 1 bungkus dalam sehari, maka kurangi hanya merokok 2
batang saja dalam sehari, lalu kurangi lagi 1 batang sehari, lakukan secara rutin
sampai benar-benar tidak merokok lagi.
4. Cari kesibukan lain yang mengalihkan pikiran terhadap rokok
Melakukan kegiatan-kegiatan yang positif, baik di sekolah maupun di rumah. Di
sekolah misalnya mengikuti ekstrakulikuler PMR, Pramuka dan lainnya. Di rumah,
misalnya membantu Ibu dan Ayah melakukan kegiatan sehari-hari, ikut acara pemuda
di sekitar rumah, ikut gotong royong dan lainnya. Dengan itu, bisa mengalihkan
keinginan untuk merokok.
Selain itu kita juga bisa membuat kesibukan sendiri misalnya melakukan hobi
bermain bola, basket atau olahraga lainnya seperti joging yang dapat menjaga
kesehatan jantung Anda karena telah lama terkontaminasi oleh asap rokok, jika timbul
keinginan merokok segera melakukan kesibukan untuk mrngalihkan pikiran sampai
tidak ada lagi keinginan merokok.
5. Iringi dengan banyak minum air putih
Di awal-awal Anda berhenti merokok usahakan untuk meminum banyak air putih, hal
ini berfungsi untuk menyiram bekas-bekas racun nikotin dalam tubuh Anda agar
terkuras bersih dan terbawa keluar ketika membuang air besar maupun kecil.
6. Jauhkan juga diri Anda dari kopi, alkohol yang biasanya menjadi teman merokok
Anda
Bagi perokok, apabila merokok ditemani kopi, alkohol, dan lainnya maka akan
menimbulkan rasa tersendiri bagi mereka, oleh sebab itu untuk mendukung agar cepat
berhenti merokok Anda juga harus bisa menjauhi hal-hal yang biasanya menjadi
pelengkap ketika Anda sedang merokok. Selain itu Anda juga harus menghindari
makan makanan yang mengandung lemak berlebihan karena akan menjadi
penghambat tersiramnya racun nikotin di dalam tubuh.
7. Cari pengganti rokok seperti permen dan lainnya
26
Ketika ingin berhenti merokok Anda harus menyiapkan pengganti rokok tersebut,
misalkan Anda bisa mengulum permen karet dan permen lainnya, atau Anda juga bisa
memakan makanan berkalori rendah seperti wortel, apel, dan lainnya.
8. Perbanyak tidur dan istirahat
Dengan perbanyak tidur atau istirahat maka dapat merefleksikan otak dan pikiran
Anda menjadi jernih. Serta perbanyak ibadah, maka akan menambah pahala dan
spiritual kita menajdi baik.
a. Analisis Situasi
Penentu kebijakan/pimpinan di tempat proses belajar mengajar dalam hal ini kepala
sekolah melakukan pengkajian ulang tentang ada tidaknya kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
dan bagaimana sikap dan perilaku sasaran seperti karyawan, guru dan siswa terhadap
kebijakan Kawasan Tanpa Rokok.
b. Pembentukan Komite atau Kelompok Kerja Penyusun Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
Antara pimpinan sekolah, karyawan dan guru yang mewakili perokok dan bukan perokok
melakukan pertemuan atau rapat untuk menyampaikan maksud dan tujuan diadakan Kawasan
Tanpa Rokok, membahas rencana kebijakan tentang pemberlakuan Kawasan Tanpa Rokok,
meminta masukan dan saran tentang penerapan Kawasan Tanpa Rokok, menetapkan
penanggung jawab Kawasan Tanpa Rokok dan mekanisme pengawasannya serta membahas
cara sosialisasi yang efektif bagi guru, karyawan dan siswa.
c. Membuat Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
Komite atau kelompok kerja yang terbentuk selanjutnya membuat kebijakan yang jelas
tujuan dan cara melaksanakannya.
d. Penyiapan Infrastuktur
Membuat surat keputusan dari pimpinan atau kepala sekolah tentang penanggung jawab
dan pengawas Kawasan Tanpa Rokok di sekolah, menyediakan instrument pengawasan,
menyediakan materi sosialisasi penerapan Kawasan Tanpa Rokok, pembuatan dan
penempatan larangan merokok, mekanisme dan saluran penyampaian pesan tentang Kawasan
28
Tanpa Rokok di sekolah melalui poster, stiker dan sebagainya, pelatihan bagi pengawas
Kawasan Tanpa Rokok dan pelatihan bagi karyawan, guru dan siswa tentang cara berhenti
merokok.
e. Sosialisasi Penerapan Kawasan Tanpa Rokok
Melakukan sosialisasi tentang penerapan Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan internal
bagi karyawan, guru dan siswa, melaksanakan sosialisasi tugas dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok.
Merupakan ruang terbuka atau ruang yang berhubungan langsung dengan luar
beraktivitas.
Jauh dari pintu masuk dan keluar.
Jauh dari tempat orang berlalu-lalang.
30
BAB IV
METODE MINI PROJECT
4.1 Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi dan guru di SMAN Unggul Dharmasraya.
4.2 Bentuk Kegiatan
Pelatihan dan pembentukan kader remaja anti rokok, yang terintrogasi dalam
Pelatihan UKS.
Pembentukan Kawasan Tanpa Rokok di SMAN Unggul Dharmasraya .
Survei tentang perilaku merokok pada remaja.
Penyuluhan tentang masalah rokok dan bahaya rokok.
Sosialisasi dan publikasi melalui media tentang masalah rokok dan bahaya rokok.
Pembuatan mading kesehatan tentang masalah rokok dan bahaya rokok.
Evaluasi dan monitoring.
Tanggal
Kegiatan
Pelaksana/Pendukung
Minggu ke-1
Kegiatan
dr. Yuliza Chyntia Utami
September 2015
Murniati, SST
Minggu ke-2
Unggul Dharmasraya
dr. Yuliza Chyntia Utami
September 2015
Rokok.
Murniati, SST
siswa-siswi.
Unggul Dharmasraya
Minggu ke-3
Kader Remaja
dr. Yuliza Chyntia Utami
September 2015
31
Unggul Dharmasraya
Minggu ke-4
September 2015
: Untuk melatih kader remaja anti rokok dan meningkatkan peran serta siswasiswi dalam upaya kesehatan di sekolah khususnya mengenai pencegahan
perilaku merokok.
Pelaksana
Sasaran
Metode
Tempat
Waktu
Fasilitas
Kriteria Keberhasilan :
-
32
Terdapat peningkatan pengetahuan siswa-siswi yang di ketahui dari hasil pretest dan
posttest.
: Untuk meningkatkan peran serta Kepala Sekolah dan guru dalam upaya
pencegahan perilaku merokok di sekolah.
Pelaksana
Sasaran
Metode
Tempat
Waktu
Fasilitas
: Ruang pertemuan.
Kriteria Keberhasilan :
-
Pelaksana
Sasaran
Metode
Tempat
Waktu
Fasilitas
33
Kriteria Keberhasilan :
-
Pelaksana
Sasaran
Metode
Tempat
Waktu
Fasilitas
Kriteria Keberhasilan :.
-
Sosialisasi dan publikasi melalui media tentang masalah rokok dan bahaya rokok
Tujuan
Pelaksana
Sasaran
Metode
34
Penyebarluasan stiker dan poster tentang bahaya rokok dan pencegahan perilaku
Tempat
Waktu
Fasilitas
Kriteria Keberhasilan :
-
Terpasang dan tersebar luasnya stiker dan poster di tempat strategis sekolah.
Tersebar luasnya leaflet dan stiker di setiap kelas yang diberikan ke siswa-siswi dan di
ruang guru.
Pembuatan mading kesehatan mengenai masalah rokok dan bahaya rokok serta
topik kesehatan lainnya
Tujuan
Pelaksana
: dr. Yuliza Chyntia Utami, kader remaja anti rokok, kader UKS
Sasaran
Metode
: Pembuatan mading kesehatan tentang bahaya rokok atau topik kesehatan lain.
Tempat
Waktu
Fasilitas
Kriteria Keberhasilan :
-
35