You are on page 1of 2

Kami mengevaluasi efek dari resusitasi cairan bolus pada anak-anak yang

diberikan rumah sakit dengan demam berat dan gangguan perfusi , dalam rangka
menghasilkan data praktis untuk sumber daya. Pengaturan miskin di sub-sahara
dimana malaria menjadi endemic. Resusitasi cairan baik albumin atau saline
dibandingkan dengan control. Peningkatan risiko kematian pada 4 jam dengan 3,3
persen poin dan risiko kematian neurologic atau kedanya pada 4 minggu hampir 4
persen poin. Tidak anda perbedaan baik primer atau sekunder antara kelompok
albumin bolus dan kelompok saline. Sebagian besar kematian ( 87%) terjadi
seblum 24 jam, namun diprediksi merugikan overload ( edema paru dan
peningkatan tekanan intracranial). Temuan kami tampaknya kuat Karena sebagian
besar anak yang terdaftar , sifat multinasional sampel kerugian kecil untuk tindak
lanjut. Kriteria inklusi adalah luas
Pemberian cairan secara bolus baik albumin maupun saline meningkatkan resiko
kematian 3,3 lbh besar dr klp kontro dan resiko komplikasi sequel neurolgi pada
minngu ke 4 hampir 4x lipat lbh beresiko. Tidak terdapat bukti atau perbedaan pada
kematian primeratau sekunder antara albumin dan saline. Hampir semuia kematan
( 87 %) terjadi sebelum 24 jam pertama yang k2 pada

Cairan secara bolus ini mungkin dikarenakan anak2 yang dipilih menjadi sampel
telah berada pada fase hipotensi berat, semua anak menerima metenace cairan
sesuai dengan standar
Kami tdk dapat mengidentifikasi resusitasi Jumlah cairan dan waktu pemberian
quinine dan ab hanya bolusnya berbeda Kematian yang cepat atau kurang dari 1
hari mungkin karena peningktan efek negative dari pemebrian cairan bolus. Tidak
ditemukan bukti bahwa albumin lebih efektif dari carian saline
Penelitian ini memprediksi bahwa komplikasi pemebrian caian terjadi pada
beberapa ps dan kurangnya sinergisitas dalam monitoring udemparu dan tekanan
intracranial Kematian yang terjadi pada klp perlakuan karena keparahan dan
perlakuan yang buruk sehingga muncul pertanyaan alas an apa yang menyebabkan
terapi apa yg menyebabkan terapi bolus
Hipotesis utama a/ pemeberian terapi bolus lbh menguntungkan dibandingkan klp
control, Meskipun derajad show menjukkan prediksi buruk menyarankan untuk tidak
mengaitkan angka kematian dengan resusitasi cairan. Salah satu dugaan bahwa
respon vasokontriksi pada syok membantu untuk pasien bertahan dengan cairan
perfusi pada oragn yg tidak vital. Sisi baiknya kita dapat melihat pemberian bolus
caiaran mgkn dpt berguna sbg mekanisme referfpusi
Kesimpulannya

Hasil dari penelitian ini menunjukkan pentinnya resusitasi cairan secara bolus
sebegai intervensi penyelmatan nyawa pada fasilitas dan sd terbatas u/ anak
dengan syok tanpa hipo dan perlunya kajian lbh lanjut ttg guideline
I

You might also like