Professional Documents
Culture Documents
Patofisiologi Pneumothoraks
Paru-paru dibungkus oleh pleura parietalis dan pleura visceralis. Di antara pleura parietalis
dan visceralis terdapat cavum pleura. Cavum pleura normal berisi sedikit cairan serous
jaringan. Tekanan intrapleura selalu berupa tekanan negatif. Tekanan negatif pada intrapleura
membantu dalam proses respirasi. Proses respirasi terdiri dari 2 tahap : fase inspirasi dan fase
eksprasi. Pada fase inspirasi tekanan intrapleura : -9 s/d -12 cmH2O; sedangkan pada fase
ekspirasi tekanan intrapleura: -3 s/d -6 cmH2O.
Pneumotorak adalah adanya udara pada cavum pleura. Adanya udara pada cavum pleura
menyebabkan tekanan negatif pada intrapleura tidak terbentuk. Sehingga akan mengganggu
pada proses respirasi.
Secara garis besar ke semua jenis pneumotorak mempunyai dasar patofisiologi yang hampir
sama.
Pada open pneumotorak terdapat hubungan antara cavum pleura dengan lingkunga luar. Open
pneumotorak dikarenakan trauma penetrasi. Perlukaan dapat inkomplit (sebatas pleura
parietalis) atau komplit (pleura parietalis dan visceralis). Bilamana terjadi open pneumotorak
inkomplit pada saat inspirasi udara luar akan masuk ke dalam cavum pleura. Akibatnya paru
tidak dapat mengembang karena tekanan intrapleura tidak negatif. Efeknya akan terjadi
hiperekspansi cavum pleura yang menekan mediastinal ke sisi paru yang sehat. Saat ekspirasi
mediastinal bergeser ke mediastinal yang sehat. Terjadilah mediastinal flutter.
Bilamana open pneumotorak komplit maka saat inspirasi dapat terjadi hiperekspansi cavum
pleura mendesak mediastinal ke sisi paru yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada
cavum pleura dan paru karena luka yang bersifat katup tertutup. Selanjutnya terjadilah
penekanan vena cava, shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas.
Akibatnya dapat timbulah gejala pre-shock atau shock oleh karena penekanan vena cava.
Kejadian ini dikenal dengan tension pneumotorak
Alveoli disangga oleh kapilere yang mempunyai dinding lemah dan mudah robek, apabial
alveoli tersebut melebar dan tekanan didalam alveoli meningkat maka udara masuk dengan
mudah menuju kejaringan peribronkovaskuler gerakan nafas yang kuat, infeksi dan obstruksi
endrobronkial merupakan beberapa faktor presipitasi yang memudahkan terjadinya robekan
selanjutnya udara yang terbebas dari alveoli dapat mengoyak jaringan fibrotik
peribronkovaskuler robekan pleura kearah yang berlawanan dengan tilus akan menimbulkan