You are on page 1of 11

Remodeling tulang (peremajaan tulang) adalah sebuah proses seumur hidup di mana sel-sel

tulang tua dihapus dari tulang dan diganti dengan sel-sel tulang baru. Ada dua tahap, resorpsi dan
pembentukan, yang perlu keseimbangan hati-hati untuk menjaga kekuatan tulang. Dengan
menopause, resorpsi tulang lebih besar dari pembentukan tulang, aktivitas osteoblast tidak dapat
bersaing dengan aktivitas osteoklas, dan wanita mulai kehilangan tulangnya lebih cepat
Tulang adalah jaringan hidup yang secara terus-menerus memperbaharui dirinya sendiri. Dalam
tubuh kita, ada dua kelompok sel khusus yang berperan sebagai maintenance crew. Kelompok
pertama disebut osteoklas, membuat lubang di tulang (proses resorpsi), kemudian meninggalkan
lokasi. Saat mereka pergi, kelompok kedua yaitu osteoblas, dating dan mengisi celah tersebut
(proses formasi). Bahan yang mereka simpan di celah tersebut mengeras sehingga terbentuk
tulang baru. Proses ini disebut bone remodeling (proses pembentukan tulang).
Proses alami yang berjalan seimbang ini, berlangsung terus-menerus dan selesai setiap tiga
sampai empat bulan. Proses ini telah dimulai sejak manusia masih dalam kandungan dan terus
dibentuk sampai tercapai puncak massa tulang. Tulang kortikal (bagian luar tulang yang padat)
mencapai puncak kepadatannya pada akhir dasawarsa keempat, sedangkan tulang trabekular
(pembungkus tulang bagian dalam), pada usia 30 tahun.
Sayangnya, seiring bertambahnya usia, proses remodeling menjadi tidak seimbang. Kedua grup
sel yang berperan sebagai maintenance crew tadi bekerja kurang efisien dan kurang kompak.
Osteoblas yang membentuk tulang tidak bisa mengikuti kecepatan kerja osteoklas yang merusak
tulang. Pada orang yang mempunyai tulang kuat dan sehat, konsumsi kalsium yang mencukupi
bisa membantu proses remodeling berjalan seimbang. Ini artinya, penggantian tulang baru akan
berjalan lebih efisien, yang membantu mengurangi berkurangnya massa tulang.
Pada wanita, perubahan proses remodelling ini biasanya dimulai pada usia 40 tahun, saat jumlah
estrogen menurun. Menurut DR. dr. Ichramsjah A. Rachman, SpOG-KFER dalam makalahnya
Cara Mudah Mencegah Osteoporosis, pada saat ini terjadi kehilangan massa tulang 2,5%
sampai 5% per tahun. Berarti, selama kehidupannya wanita akan kehilangan massa tulang 4550%, sedangkan pria hanya 20-30%. Penurunan massa tulang lebih cepat pada tulang trabekular
dibanding tulang kortikal, karena luas permukaan tulang trabekular lebih besar dan proses
metabolisme bagian ini pun lebih aktif

. Proses remodelling tulang ini dipengaruhi oleh:


a. FAKTOR EKSTERNAL (faktor di luar tulang)
1. faktor keturunan (genetik)
Mereka yang berkulit hitam (Afrika) umumnya mempunyai kepadatan tulang yang lebih tinggi

dan risiko terkena osteoporosis lebih rendah dibandingkan orang kulit putih. Sedangkan orang
cina mempunyai massa tulang lebih kecil. Faktor genetik menentukan kira-kira 80% kepadatan
mineral tulang.
2. faktor lingkungan (gizi, aktivitas, gaya hidup, sinar matahari, dan obat-obatan)

Pemasukan kalsium dan energi dapat menentukan batas pertumbuhan tulang yang
optimal. Kalsium dan fosfat banyak terdapat pada keju, yoghurt, kuning telur, kerangkerangan, kol, asparagus, dan lain-lain. Kedua unsur tadi terdapat dalam bentuk ion Ca2+
dan PO3- agar dapat masuk ke dalam tulang sebagai garam kalsium fosfat.

Aktivitas fisik yang menentkan kepadatan tulang adalah olahraga, khususnya yang
menggunakan beban. Olahraga jenis ini penting agar terjadi gaya mekanik pada tulang
yang juga berhubungan dengan gaya tarik bumi. Terbukti tuang yang mendapat gaya
mekanik (mendapat tekanan dan pembebasan gaya) secara periodik dan teratur, akan
bertambah massa tulangnya.

Faktor gaya hidup (merokok, minum alkohol, konsumsi obat-pbatan yang mengandung
steroid), mengubah keseimbangan remodeling tulang kearah perusakan tulang. Faktor
matahari sangat penting karena dengan paparan sinar matahari pada kulit, akan terbentuk
pre vitamin D3 yang dapat meningkatkan penyerapan kalsium.

3. faktor hormonal
Kekurangan estrogen membuat kadar kalsium di darah berkurang. Tubuh kita mengatasi hal ini
dengan mengambil simpanan kalsium di tulang dan gigi.
b. FAKTOR INTERNAL
1. Osteoblas, adalah sel-sel pembentuk matriks tulang yang dibentuk oleh sel-sel mesenkin.
Fungsi osteoblas adalah membentuk serabut intra kolagen yang merupakan bagian dari formasi
tulang.
2. Osteoklas, adalah sel-sel yang menyerap tulang, berasal dari makrophag yang prosesnya
terbentuk di sumsum tulang.
3. Osteosit, merupakan transformasi dari osteoblas, yang pada keadaan tertentu menghentikan
sistem matriks tulang dan tersimpan di dalam tulang. Fungsi secara jelas belum diketahui.
Untuk memastikan apakah tulang mengalami kehilangan atau perubahan massa, kita perlu
memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan massa tulang ini mirip dengan pemindaian (scanning)
sinar x berintensitas rendah, yang biasa dilakukan pada pergelangan tangan dan kaki, tulang
belakang, atau bahkan seluruh tubuh, untuk mencari titik kelemahan atau tulang yang berisiko

patah. Kalau merasa mempunyai risiko yang tinggi, segera periksakan diri ke dokter dan
pertimbangkan untuk menjalani bone densitometry untuk memeriksa massa tulang.

Jenis-Jenis Persendian
Ada 3 jenis persendian yang dibedakan berdasarkan jangkauan gerakan yang dimiliki: 1.
Persendian Fibrosa
, yaitu persendian yang tidak dapt digerakan, dimna letak tulang-tulangya sangat berdektan dan
hanya dipisahkan oleh selapis jaringan ikat fibrosa, contohnya sutura di antara tulang-tulang
tengkorak. 2.
Persendian Kartilagenos
, yaitu persendian yang gerakanya terbatas, dimana tulang-tulangya dihubungkan oleh tulang
rawan hielin, contohnya tulang iga. 3.
Persendian Sinovial
, yaitu persendian yng gerakanya bebas, merupakan bagian terbesar dari persendian pada tubuh
orang dewasa, contohnya send

1.
2.
3.
4.
5.

Hubungan antara tulang-tulang pada manusia disebut sendi.


Ada sendi yang dapat digerakkan dan ada sendi yang tidak dapat digerakkan.
Contoh sendi pada manusia, yaitu:
Sendi engsel (bergerak satu arah), seperti : sendi pada siku, lutut, dan ruas jari.
Sendi pelana (bergerak dua arah), seperti: sendi pangkal ibu jari dan telapak tangan.
Sendi peluru (bergerak ke semua arah), seperti: sendi pada leher dan bahu.
Sendi geser (hanya bisa bergerak sedikit), seperti: sendi pada tulang hasta dan pengumpil.
Sendi putar (bergerak seperti poros), seperti: sendi antara tulang atas dan tulang tengkorak

MEKANISME KALSIFIKASI DAN RESORPSI TULANG


Proses kalsifikasi tulang yang kompleks belum diketahui secara pasti, namun disini akan dibahas
garis besarnya.
Kalsifikasi dalam tulang tidak terlepas dari proses metabolisme kalsium dan fosfat. Bahan-bahan
mineral yang akan diendapkan semula berada dalam aliran darah. Osteoblas berperan dalam
mensekresikan enzim alkali fosfatase. Dalam keadaan biasa, darah dan cairan jaringan
mengandung cukup ion fosfat dan kalsium untuk pengendapan kalsium Ca3(PO4)2 apabila
terjadi penambahan ion fosfat dan kalsium. Penambahan ion-ion tersebut diperoleh dari pengaruh
enzim alkali fosfatase dari osteoblas. Hal tersebut juga dapat diperoleh dari pengaruh hormone
parathyreoid dan pemberian vitamin D atau pengaruh makanan yang mengandung garam
kalsium tinggi.

Faktor lain yang harus diperhitungkan yaitu keadaan pH karena kondisi yang agak asam lebih
menjurus ke pembentukan garam CaHPO4 daripada Ca3(PO4)2. Karena CaHPO4 lebih mudah
larut, maka untuk mengendapkannya dibutuhkan kadar fosfat dan kalsium yang lebih tinggi
daripada dalam kondisi alkali untuk mengendapkan Ca3(PO4)2 yang kurang dapat larut.
Kenaikan kadar ion kalsium dan fosfat setempat sekitar osteoblast dan khondrosit hipertrofi
disebabkan sekresi alkali fosfatase yang akan melepaskan fosfat dari senyawa organik yang ada
di sekitarnya.
Serabut kolagen yang ada di sekitar osteoblast akan merupakan inti pengendapan, sehingga
kristal-kristal kalsium akan tersusun sepanjang serabut.
Resorpsi tulang sama pentingnya dengan proses kalsifikasinya, karena tulang akan dapat tumbuh
membesar dengan cara menambah jaringan tulang baru dari permukaan luarnya yang dibarengi
dengan pengikisan tulang dari permukaan dalamnya.
Resorpsi tulang yang sangat erat hubungannya dengan sel-sel osteoklas, mencakup pembersihan
garam mineral dan matriks organic yang kebanyakan merupakan kolagen. Dalam kaitannya
dengan resorpsi tersebut terdapat 3 kemungkinan :
osteoklas bertindak primer dengan cara melepaskan mineral yang disusul dengan depolimerisasi
molekul-molekul organic,
osteoklas menyebabkan depolimerisasi mukopolisakarida dan glikoprotein sehingga garam
mineral yang melekat menjadi bebas,
sel osteoklas berpengaruh kepada serabut kolagen
Rupanya, cara yang paling mudah untuk osteoklas dalam membersihkan garam mineral yaitu
dengan menyediakan suasana setempat yang cukup asam pada permukaan kasarnya. Bagaimana
cara osteoklas membuat suasana asam belum dapat dijelaskan. Perlu pula dipertimbangkan
adanya lisosom dalam sitoplasma osteoklas yang pernah dibuktikan.
Perkembangan tulang pada embrio terjadi melalui dua cara, yaitu osteogenesis desmalis dan
osteogenesis enchondralis;
PERTUMBUHAN TULANG
Perkembangan tulang pada embrio terjadi melalui dua cara, yaitu osteogenesis desmalis dan
osteogenesis enchondralis. Keduanya menyebabkan jaringan pendukung kolagen primitive
diganti oleh tulang, atau jaringan kartilago yang selanjutnya akan diganti pula menjadi jaringan
tulang. Hasil kedua proses osteogenesis tersebut adalah anyaman tulang yang selanjutnya akan
mengalami remodeling oleh proses resorpsi dan aposisi untuk membentuk tulang dewasa yang
tersusun dari lamella tulang. Kemudian, resorpsi dan deposisi tulang terjadi pada rasio yang jauh
lebih kecil untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi karena fungsi dan untuk
mempengaruhi homeostasis kalsium. Perkembangan tulang ini diatur oleh hormone
pertumbuhan, hormone tyroid, dan hormone sex.
Osteogenesis Desmalis
Nama lain dari penulangan ini yaitu Osteogenesis intramembranosa, karena terjadinya dalam
membrane jaringan. Tulang yang terbentuk selanjutnya dinamakan tulang desmal. Yang
mengalami penulangan desmal ini yaitu tulang atap tengkorak.
Mula-mula jaringan mesenkhim mengalami kondensasi menjadi lembaran jaringan pengikat

yang banyak mengandung pembuluh darah. Sel-sel mesenkhimal saling berhubungan melalui
tonjolan-tonjolannya. Dalam substansi interselulernya terbentuk serabut-serabut kolagen halus
yang terpendam dalam substansi dasar yang sangat padat.
Tanda-tanda pertama yang dapat dilihat adanya pembentukan tulang yaitu matriks yang terwarna
eosinofil di antara 2 pembuluh darah yang berdekatan. Oleh karena di daerah yang akan menjadi
atap tengkorak tersebut terdapat anyaman pembuluh darah, maka matriks yang terbentuk pun
akan berupa anyaman. Tempat perubahan awal tersebut dinamakan Pusat penulangan primer.
Pada proses awal ini, sel-sel mesenkhim berdiferensiasi menjadi osteoblas yang memulai sintesis
dan sekresi osteoid. Osteoid kemudian bertambah sehingga berbentuk lempeng-lempeng atau
trabekulae yang tebal. Sementara itu berlangsung pula sekresi molekul-molekul tropokolagen
yang akan membentuk kolagen dan sekresi glikoprotein.
Sesudah berlangsungnya sekresi oleh osteoblas tersebut disusul oleh proses pengendapan garam
kalsium fosfat pada sebagian dari matriksnya sehingga bersisa sebagai selapis tipis matriks
osteoid sekeliling osteoblas.
Dengan menebalnya trabekula, beberapa osteoblas akan terbenam dalam matriks yang mengapur
sehingga sel tersebut dinamakan osteosit. Antara sel-sel tersebut masih terdapat hubungan
melalui tonjolannya yang sekarang terperangkap dalam kanalikuli. Osteoblas yang telah berubah
menjadi osteosit akan diganti kedudukannya oleh sel-sel jaringan pengikat di sekitarnya. Dengan
berlanjutnya perubahan osteoblas menjadi osteosit maka trabekulae makin menebal, sehingga
jaringan pengikat yang memisahkan makin menipis. Pada bagian yang nantinya akan menjadi
tulang padat, rongga yang memisahkan trabekulae sangat sempit, sebaliknya pada bagian yang
nantinya akan menjadi tulang berongga, jaingan pengikat yang masih ada akan berubah menjadi
sumsum tulang yang akan menghasilkan sel-sel darah. Sementara itu, sel-sel osteoprogenitor
pada permukaan Pusat penulangan mengalami mitosis untuk memproduksi osteoblas lebih lanjut
Osteogenesis Enchondralis
Awal dari penulangan enkhondralis ditandai oleh pembesaran khondrosit di tengah-tengah
diaphysis yang dinamakan sebagai pusat penulangan primer. Sel sel khondrosit di daerah pusat
penulangan primer mengalami hypertrophy, sehingga matriks kartilago akan terdesak mejadi
sekat sekat tipis. Dalam sitoplasma khondrosit terdapat penimbunan glikogen. Pada saat ini
matriks kartilago siap menerima pengendapan garam garam kalsium yang pada gilirannya akan
membawa kemunduran sel sel kartilago yang terperangkap karena terganggu nutrisinya.
Kemunduran sel sel tersebut akan berakhir dengan kematian., sehingga rongga rongga yang
saling berhubungan sebagai sisa sisa lacuna. Proses kerusakan ini akan mengurangi kekuatan
kerangka kalau tidak diperkuat oleh pembentukan tulang disekelilingnya. Pada saat yang
bersamaan, perikhondrium di sekeliling pusat penulangan memiliki potensi osteogenik sehingga
di bawahnya terbentuk tulang. Pada hakekatnya pembentukan tulang ini melalui penulangan
desmal karena jaringan pengikat berubah menjadi tulang. Tulang yang terbentuk merupakan pipa
yang mengelilingi pusat penulangan yang masih berongga rongga sehingga bertindeak sebagai
penopang agar model bentuk kerangka tidak terganggu. Lapisan tipis tulang tersebut dinamakan
pipa periosteal.
Setelah terbentuknya pipa periosteal, masuklah pembuluh pembuluh darah dari
perikhondrium,yang sekarang dapat dinamakan periosteum, yang selanjutnya menembus masuk
kedalam pusat penulangan primer yang tinggal matriks kartilago yang mengalami klasifikasi.
Darah membawa sel sel yang diletakan pada dinding matriks. Sel sel tersebut memiliki
potensi hemopoetik dan osteogenik. Sel sel yang diletakan pada matriks kartilago akan

bertindak sebagai osteoblast. Osteoblas ini akan mensekresikan matriks osteoid dan melapiskan
pada matriks kartilago yang mengapur. Selanjutnya trabekula yang terbentuk oleh matriks
kartilago yang mengapur dan dilapisi matriks osteoid akan mengalami pengapuran pula sehingga
akhirnya jaringan osteoid berubah menjadi jaringan tulang yang masih mengandung matriks
kartilago yang mengapur di bagian tengahnya. Pusat penulangan primer yang terjadi dalam
diaphysis akan disusun oleh pusat penulangan sekunder yang berlangsung di ujung ujung
model kerangka kartilag

Embriologi Tulang
Tulang rawan (kartilago) lempeng epifisis tidak sama dengan tulang rawan hialin dan tulang
rawan artikuler oleh karena tulang rawan lempeng epifisis mempunyai struktur pembuluh darah,
zona-zona dan susunan biokimia sehingga memberikan gambaran matriks unik.
Pada fase awal perkembangan tulang embrio (pada minggu ke-3 dan ke-4), tebentuk tiga lapisan
germinal yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Jaringan ini merupakan jaringan yang
bersifat multipotensial serta akan membentuk mesenkim yang kemudian berdiferensiasi
membentuk jaringan tulang rawan. Pada minggu kelima perkembangan embrio, terbentuk
tonjolan anggota gerak yang di dalamnya terdapat juga sel mesoderm yang kemudian akan
berubah menjadi mesenkim yang merupakan bakal terbentuknya tulang dan tulang rawan
Perkembangan tulang terjadi melalui dua tahap, yaitu :
1. Pada minggu kelima perkembangan embrio, tulang rawan terbentuk dari prakartilago, yang
terdiri atas tiga jenis tulang rawan, yaitu :
Tulang rawan hialin
Tulang rawan fibrin
Tulang rawan elastic
2. Setelah minggu ketujuh perkembangan embrio, tulang akan terbentuk melalui dua cara, yaitu :
Secara langsung. Pada proses ini tulang akan terbentuk secara langsung dari membrane dalam
tulang dalam bentuk lembaran-lembaran, misalnya pada tulang muka, pelvis, scapula dan tulang
tengkorak. Pada penulangan jenis ini dapat ditemukan satu atau lebih pusat-pusat penulangan
membrane. Proses penulangan ini ditandai dengan terbentuknya osteoblas yang merupakan
rangka dari trabekula yang penyebarannya secara radier
Secara tidak langsung. Pada proses ini tulang terbentuk dari tulang rawan dimana proses
penulangan dari tulang rawan terjadi melalui dua cara yaitu :
- Osifikasi sentral. Osifikasi dari tulang terjadi melalui osifikasi endokondal
- Osifikasi perifer. Osifikasi terjadi di bawah perikondrium/perikondrial atau osifikasi
periosteum/periosteal.
Pertumbuhan dan Remodeling Tulang
Pertumbuhan intertisial tidak dapat terjadi di dalam tulang, oleh karena itu pertumbuhan
intertisial terjadi melalui proses osifikasi endokondral pada tulang rawan. Ada dua lokasi
petumbuhan tulang rawan pada tulang panjang, yaitu :

1. Tulang rawan artikuler


Terjadi pada daerah tulang rawan artikuler dan merupakan tempat satu-satunya bagi tulang untuk
bertumbuh pada daerah epifisis. Pada tulang pendek, pertumbuhan tulang dapat terjadi pada
seluruh daerah tulang
2. Tulang rawan lempeng epifisis
Tulang rawan lempeng epifisis memberikan kemungkinan metafisis dan diafisis untuk
bertumbuh memanjang.
Pada daerah pertumbuhan ini, terjadi keseimbangan antara dua proses, yaitu :
Proses pertumbuhan. Adanya pertumbuhan intertisial tulang rawan dari lempeng epifisis
memungkinkan terjadinya penebalan tulang
Proses kalsifikasi. Kematian dan penggantian tulang rawan pada daerah permukaan metafisis
terjadi melalui proses osifikasi endokondral
Dikenal tiga zona lempeng epifisis
1. Zona petumbuhan. Terdapat lapisan germinal dan lapisan proliferasi
2. Zona transformasi tulang rawan. Terdapat lapisan hipertofi kalsifikasi dan degenerasi yang
merupakan daerah tulang rawan yang mengalami maturasi
3. Zona osifikasi. Daerah yang tipis dengan sel-sel kondrosit yang telah mati akibat kalsifikasi
matriks
Pertumbuhan Melebar Tulang
Terjadi akibat pertumbuhan aposis osteoblas pada lapisan dalam periosteum dan merupakan
suatu jenis ossifikasi intramembran
Remodeling Tulang
Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis mengalami remodeling
(pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis menjauhi batang tulang secara progresif.
Remodeling tulang terjadi sebagai hasil proses antara deposisi dan resoprsi osteoblastik secara
bersamaan.
Proses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana anak-anak dalam masa
pertumbuhan terjadi keseimbangan yang positif sedangkan pada orang dewasa terjadi
keseimbangan yang negative. Remodeling juga terjadi setelah penyembuhan suatu fraktur.

1)
2)
3)

Rangka adalah susunan tulang-tulang yang saling berhubungan satu sama lainnya sehingga
membentuk tubuh. Pada orang dewasa tersusun atas 206 buah tulang berbagai macam bentuk dan
ukuran. Rangka manusia digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:
Rangka kepala tengkorak, meliputi:
1 tulang dahi, 2 tulang hidung, 2 tulang mata, 2 tulang rahang atas/bawah, 2 tulang pipi, 2 tulang
pelipis, 2 tulang ubun-ubun, 2 tulang baji, dll.
Rangka badan, terdiri atas:
Tulang belakang, tulang rusuk, tulang dada, tulang gelang bahu, dan tulang gelang panggul.
Rangka anggota gerak, meliputi:
Tulang-tulang anggota gerak atas (tangan)
Misalnya, tulang jari tangan, tulang pergelangan tangan, tulang pengumpil, tulang hasta, tulang
lengan atas.
Tulang-tulang anggota gerak bawah (tungkai)

Misalnya: Tulang jari kaki, tulang telapak kaki, tulang pergelangan kaki, tulang betis, tulang
kering, tulang tempurung lutut, dan tulang paha
Menurut bentuknya, tulang rangka ada 3 macam, yaitu:
1. Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan/kaki, tulang belakang.
2. Tulang pipa, contoh: tulang paha, lengan, pengumpil, dan tulang hasta.
3. Tulang pipih, contoh: tulang dada, kepala, dan tulang panggul
4.
5.
6.
7.

1.
2.
3.
4.
5.

Rangka bagi tubuh berguna untuk:


Tempat melekatnya otot-otot.
Membentuk tubuh
Menegakkan/menopang tubuh, dan
Melindungi bagian-bagian tubuh yang lunak (lemah dan vital), misalnya otak, mata, paru-paru,
jantung, dan sumsum tulang belakang.
Hubungan antara tulang-tulang pada manusia disebut sendi.
Ada sendi yang dapat digerakkan dan ada sendi yang tidak dapat digerakkan.
Contoh sendi pada manusia, yaitu:
Sendi engsel (bergerak satu arah), seperti : sendi pada siku, lutut, dan ruas jari.
Sendi pelana (bergerak dua arah), seperti: sendi pangkal ibu jari dan telapak tangan.
Sendi peluru (bergerak ke semua arah), seperti: sendi pada leher dan bahu.
Sendi geser (hanya bisa bergerak sedikit), seperti: sendi pada tulang hasta dan pengumpil.
Sendi putar (bergerak seperti poros), seperti: sendi antara tulang atas dan tulang tengkorak

Sikap tubuh yang salah ketika duduk, berdiri, tidur, atau membawa beban terlalu berat dapat
menyebabkan gangguan pada tulang belakang, misalnya:
1. Skoliosis, yaitu tulang belakang membengkok ke kiri/kanan
2. Kifosis, yaitu tulang belakang membengkok ke belakang
3. Lordosis, yaitu tulang belakang membengkok ke depan.
1.
2.
3.
4.

Ganggguan / penyakit yang merusak rangka, antara lain:


Polio (kelumpuhan tulang); dapat dicegah dengan vaksin polio.
Rakitis, yaitu penyakit tulang akibat kurang vitamin D
Osteoporosis (tulang keropos) biasa dialami para manula akibat kurang zat kapur (kalsium)
Rematik dan TBC tulang (karena kurang gizi, khususnya vitamin D)
Ringkasan:

Tubuh manusia tersusun dari berbagai susunan tulang hingga membentu rangka yang
utuh,

Macam kelainan pada sistem gerak


Fraktura /patah tulang
Dibedakan menjadi 2 yaitu fraktura yang tertutup (patah tulang yang tidak sampai merobek
kulit/otot) dan fraktura yang terbuka (patah tulang yang merobek/menembus kulit/otot).

Osteoporosis
Yaitu kelainan pada tulang yang disebakan karena adanya pengeropososan tulang. Hal ini karena
tubuh sudah tidak mampu lagi menyerap dan menggunakan Calcium secara normal.
Fisura/retak tulang
Yaitu kelainan tulang yang menimbulkan keretakan pada tulang, akibat kecelakaaan.
Lordosis
Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang melekung pada daerah
lumbalis. Ha ini akan mengakibatkan posisi kepala tertarik ke belakang.
Skolisosis
Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang melekung ke araah lateral.
Hal ini akan menyebabkan badan akan bengkok membentuk huruf S.
Kifosis
Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk sehingga tulang belakang yanag terlalu membengkok
ke belakang.
Beberapa komponen penunjang sendi:
Kapsula sendi adalah lapisaj n berserabut yang melapisi sendi. Di bagian dalamnya terdapat
rongga.
Ligamen (ligamentum) adalah jaringan pengikat yang mengikat luar ujung tulang yang saling
membentuk persendian. Ligamentum juga berfungsi mencegah dislokasi.
Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung
tulang. Berguna untuk menjaga benturan.
Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi.
Ada berbagai macam tipe persendian:
Sinartrosis
Sinartrtosis adalah persendian yang tidak memperbolehkan pergerakan. Dapat dibedakan
menjadi dua:
Sinartrosis sinfibrosis: sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan ikat fibrosa. Contoh:
persendian tulang tengkorak.
Sinartrosis sinkondrosis: sinartrosis yang dihubungkan oleh tulang rawan. Contoh: hubungan
antarsegmen pada tulang belakang.
Diartrosis
Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Dapat dikelempokkan
menjadi:
Sendi peluru: persendian yang memungkinkan pergerakan ke segala arah. Contoh: hubungan
tulang lengan atas dengan tulang belikat.
Sendi pelana: persendian yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi, namun tidak ke segala
arah. Contoh: hubungan tulang telapak tangan dan jari tangan.
Sendi putar: persendian yang memungkinkan gerakan berputar (rotasi). Contoh: hubungan
tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas).
Sendi luncur: persendian yang memungkinkan gerak rotasi pada satu bidang datar. Contoh:
hubungan tulang pergerlangan kaki.

Sendi engsel: persendian yang memungkinkan gerakan satu arah. Contoh: sendi siku antara
tulang lengan atas dan tulang hasta.
Amfiartosis
Amfiartosis merupakan tipe persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan sehingga
memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
Sindesmosis: Tulang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen. Contoh:persendian
antara fibula dan tibia.
Simfisis: Tulang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang berbentuk seperi cakram.
Contoh: hubungan antara ruas-ruas tulang belakan
Fungsi Tulang
1. Menggambarkan bentuk tubuh
2. Penentuan tinggi seseorang
3. Perlindungan organ tubuh yang lunak
4. Tempat melekatnya otot
5. Sebagai alat gerak pasif
6. Menghasilkan sel-sel dara
Struktur tulang
Mineral yang terdapat dalam matriks tulang terutama adalah calsium dan fosfat. Unit dasar
dari kortek tulang disebut sistem haversian. Yg terdiri dari saluran haversian (yang berisi
pembuluh darah, saraf dan lymphatik), lacuna (berisi osteosit), lamella, canaliculi (saluran kecil
yang menghubungakan lacuna dan saluran haversian
Bentuk dan kontruksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja padanya.
Tulang tersususn oleh jaringan tulang kanselus (trabekular/spongius) dan ortikal (kompak).
Tulang panjang (mis femur berbentuk seperti tangkai atau batang panjang dengan ujung yang
membulat). Batang atau diafasis terutama tersusun atas tulang kortikal. Ujung tulang panjang
dinamakan epifisis yang tersusun oleh tulang kanselus. Plat epifisis memisahkan epifisis dari
diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinal pada anak-anak. Pada orang dewasa
mengalami klasifikasi. Ujung tulang panjang ditutupi oleh kartilago artikular pada sendisendinya. Tulang panjang disusu untuk menyagga berat badan dan gerakan. Tulang pendek
(misalnya metakarpal) terdiri dari tulang kanselus ditutupi selapis tulang kompak. Tulang pipih
(misalnya sternum) merupakan tempat penting hematopoesis dan sering memberikan
perlindungan bagi organ vital. Tulang pipi tersusun dari tulang kanselus diantara 2 tulang
kompak. Tulang tak teratur misalnya vertebra mempunyai bentuk yang unik yang sesuai dengan
bentuknya. Secara umum, struktur ulang tak teratur sama dengan tulang pipih.
. Osteoblast
Sel pembentuk tulang
Memproduksi klagen tipe I dan berespon terhadap perubahan PTH
Tulang baru dibentuk oleh osteoblast yang membentuk osteoid dan mineral pad matriks tulang

bila proses ini selesai osteoblast menjadi osteocytes dan terperangkap dalam matriks tulang yg
mengandung mineral

Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang sangat baik. Tulang kanselus menerima asupan
darah yang sangat banyak melalui pembuluh metafisis dan epifisis. Pembuluh periosteum
mengangkut darah ke tulang kompak melalui kanal volkmann yang sangat kecil. Selain itu, ada
arteri nutrien yang menembus periosteum dan memasuki rongga meduler melalui foramina
(lubang-lubang kecil)arteri nutrien memasok darah ke sumsum dan tulang. Sistem vena ada yang
mengikuti arteri dan ada yang keluar sendiri.
PENYEBAB
Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera, seperti kecelakan mobil, olah raga
atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada
kekuatan tulang. Jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh:
- Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang
- Usia penderita
- Kelenturan tulang
- Jenis tulang.
Dengan tenaga yang sangat ringan, tulang yang rapuh karena osteoporosis atau tumor bisa
mengalami patah tulang.

You might also like