You are on page 1of 33

Fluid and

Electrolyte
STASE BEDAH RSUD CIANJUR
16
April
2011
Tutor
:dr.H.Asep,
Sp.B

Pendahuluan
Pada laki-laki dewasa 50-60% berat
badan, sedangkan pada wanita
dewasa 50 % berat badan.
Perubahan jumlah dan komposisi
cairan tubuh perdarahan, luka bakar,
dehidrasi, muntah, diare, dan puasa
preoperatif maupun perioperatif,
ICF dan ECF
Ekstraselular cairan intravaskular
dan intersisial.

Tubuh terdiri dari 60% air, dan


40% jaringan
60% cairan dalam tubuh
40% intraseluler
20% ekstraseluler
- 15% interstitial
- 5% intavaskuler

Cairan Intraseluler
Pada orang dewasa + 2/3 cairan di
intraselular (sekitar 27 liter rata-rata
untuk dewasa laki-laki dengan berat
badan sekitar 70 kilogram)
Pada bayi hanya setengah dari berat
badannya merupakan cairan
intraselular.

Cairan Ekstraseluler
Jumlah relatif cairan ekstraselular
berkurang seiring dengan usia.
Pada bayi baru lahir +1/2 dari
cairan tubuh terdapat di cairan
ekstraselular.
Setelah usia 1 tahun jumlah cairan
ekstraselular menurun sampai + 1/3
dari volume total.

Cairan extraseluler dikeluarkan


melalui urin 25 ml/ kg/ hari
keringat dan uap napas (700 ml/ m2/
hari)
Rumus
(BB x 25 ml) + (luas permukaan kulit x
700 ml)

Jika asupan tidak memadai


tubuh
produksi urin,
sementara kehilangan lewat keringat
dan uap napas tidak dapat diubah,
begitu sebaliknya

Cairan Ekstraseluler dibagi:


Cairan Interstitial
Cairan Intravaskular
Cairan transeluler

Elektrolit
Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan
dan menghantarkan arus listrik.

Elektrolit dibagi 2 yaitu


ion positif (kation)
cairan ekstraselular : (sodium (Na+)
cairan intraselular : potassium (K+).
ion negatif (anion)
cairan ekstraselular : klorida (Cl-) & bikarbonat
(HCO3-)
cairan intraselular : fosfat (PO43-).

Natrium
dalam tubuh 58,5mEq/kgBB, Kadar natrium plasma: 135145mEq/liter. Ekresi natrium dalam urine 100-180mEq/liter,
faeces 35mEq/liter dan keringat 58mEq/liter. Kebutuhan
setiap hari = 100mEq (6-15 gram NaCl).
Kalium
dalam tubuh sekitar 53 mEq/kgBB, Kadar kalium plasma 3,55,0 mEq/liter, kebutuhan setiap hari 1-3 mEq/kgBB. Ekskresi
lewat urine 60-90 mEq/liter, faeces 72 mEq/liter dan keringat
10 mEq/liter.
Kalsium
80-90% dikeluarkan lewat faeces dan sekitar 20% lewat urine
Magnesium
Kebutuhan untuk pertumbuhan 10 mg/hari. ekskresi lewat
urine dan faeces.
Karbonat
Asam karbonat dan karbohidrat berasal dari hasil akhir
metabolisme. bikarbonat dikontrol oleh ginjal. Asam
bikarbonat dikontrol oleh paru-paru dan penting dalam
keseimbangan asam basa.

Gangguan Keseimbangan
Cairan dan Elektrolit
Kekurangan/ kelebihan salin
Kekurangan/ kelebihan cairan
Kekurangan/ kelebihan kalium

Gangguan Keseimbangan pada


Keadaan / Bersama Penyakit

Kehilangan cairan meningkat


muntahber/ gastroenteritis, kebocoran kapiler pada DSS,
demam tinggi, cairan lambung berlebihan, ileus pada
sepsis, peritonitis, luka bakar.

Masukan cairan berkurang/ terhenti


mual, muntah, ileus, koma, puasa pasca bedah, tidak mau/
tidak mampu minum cukup

Asupan cairan berlebihan


infus berlebihan

Produksi urin terhenti


gagal ginjal akut, gagal jantung lanjut

Peningkatan Kalium Dalam Darah


Destruksi jaringan berlebih
(trauma, sepsis, nekrosis, luka bakar
> 30 %)
Hambatan pengeluaran melalui urin
(gagal ginjal akut)
Hemolisis

Kekurangan Natrium / Salin


Jika < 120 mg/L
gastroenteritis, peritonitis dan ileus, DSS dan
sepsis lanjut
Hindari penyulit iatrogenik akibat terapi berlebihan
Terapi
ringger laktat, ringer asetat, NaCl 0,9 %,
Hipovolemia intravaskuler diatasi sampai perfusi
perifer, nadi, tekanan darah mendekati normal.
Hipovolemia interstisial
kembali turgor kulit, tegangan fontanel, basahnya
mukosa lidah, berkurangnya haus pulih,
meningkatnya produksi urin

Kelebihan Natrium / Salin


natrium > 160 mg/L
dekompensasi jantung dan gagal ginjal
akut dengan oliguria
Disebabkan terapi ringer laktat/ NaCl
0,9 % berlebihan

Terapi
Diuretik (furosemid iv 1-2 mg/ kg
udem paru kombinasi dengan dopamin
iv 3-5 mcg/ kg/ menit, sampai gejala
menghilang

Menghitung Na serum yang


dibutuhkan

Defisit Air
Demam tinggi berkepanjangan,
hiperventilasi
Terapi
Infus dextrose 5 % atau cairan 0,225
NaCl/ dextrose 5 %

Kelebihan Air

Akibat masuknya air tanpa diiringi NaCl ke


intravaskuler
pasien yang natrium rendah dianggap kelebihan air
muntaber, DSS yang diberi dextrose tanpa natrium
penurunan kesadaran/ kejang, lanjut udem otak,
tekanan intrakranial naik, dan menimbulkan
kerusakan otak, nadi lambat, TD meningkat,
hiperrefleksia dan kejang, penurunan kesadaran, dan
koma

Terapi
Puasa, retriksi cairan masuk, diuresis
Bila Na125-130 mEq/ L, tambah NaCL pekat (3-10
%)/ Na-ikarbonat 7,5-8 %
Bila Na < 125 mEq/ L/ kejang, terapi dimulai 150-200
NaCl 3 %/ 24 jam + diazepam iv

Hipokalemia
kadar kalium < 3 mEq/L.
kelemahan otot , parasthesia,paralitik ileus
Terapi
Terapi secara bertahap
KCL diberikan perinfus secara perlahan.
Dosis maksimum 20 meq/ jam atau 100
meq/ hari
Kadar KCL > 40 meq/ L menyebabkan
flebitis vena
per oral sangat mengiritasi lambung

Rumus menghitung defisit


kalium

Hiperkalemia

kadar kalium > 5 mEq/L,


Disebabkan ekskresi terhambat pada gagal ginjal/
destruksi sel berlebihan.
Kadar kalium > 5,0 mEq/ L segera diturunkan karena
menyebabkan fibrilasi ventrikel dan terjadi henti
jantung

Terapi
Kalsium glukonat iv
Na-bikarbonat untuk mengurangi keasaman plasma
Dextrose 10-40 % dengan insulin reguler iv sebanyak
1 unit/ 5 gram dextrose 10 % 500 ml dapat dicampur
10 unit RI

KESEIMBANGAN ASAM BASA

Asidosis Metabolik
(pH<7,35 dan bikarbonat <21 mEq/L)
Syok perdarahan, syok hipovolemik karena
peritonitis, muntaber, dan DSS, gagal ginjal,
diare, fistula usus kecil, diabetik ketoasidosis,
dan asidosis laktat, kelaparan, aspirin yang
berlebihan dan keracunan metanol
Terapi
Ringer laktat sampai syok teratasi
Na-bikarbonat baru diberikan jika pH < 7,20.
diberikan 25-50 mEq air bikarbonat iv agar pH
>7, 25,

Alkalosis Metabolik
(pH>7,45 dan bikarbonat >27 mEq/L)
akibat kehilangan asam/ penambahan
bikarbonat dan diperburuk oleh
hipokalemia.
Terapi
sodium klorida isotonik
Potasium
koreksi alkalosis selama 24 jam dengan
pengukuran pH, PaCO2 dan serum elektrolit

Asidosis Respiratorik
(pH< 3,75 dan PaCO2> 45 mmHg)
retensi CO2 untuk menurunkan ventilasi
alveolar pada pasien bedah
obstruksi jalan nafas, atelektasis,
pneumonia, efusi pleura, nyeri dari insisi
abdomen atas, distensi abdomen dan
Terapi
intubasi endotrakeal, ventilasi mekanis
bila perlu

Alkalosis Respiratorik
(pH> 7,45 dan PaCO2 < 35 mmHg)
ketakutan, nyeri, hipoksia, cedera
SSP, dan ventilasi yang dibantu.

Terapi
mengkoreksi masalah yang mendasari
ventilator mekanik, dan koreksi defisit
potasium

Gangguan Keseimbangan
Cairan dan Elektrolit pada
Pasien Bedah
Faktor-faktor preoperatif :
Kondisi yang ada
Diabetes mellitus, penyakit hepar, atau insufisiensi renal dapat
diperburuk oleh stres akibat operasi.
Prosedur diagnostik
Arteriogram atau pyelogram intravena yang memerlukan marker
intravena menyebabkan ekskresi cairan dan elektrolit urin yang
tidak normal karena efek diuresis osmotik.
Pemberian obat
steroid dan diuretik dapat mempengaruhi eksresi air dan elektrolit
Preparasi bedah
Enema atau laksatif menyebabkan peningkatan kehilangan air dan
elekrolit dari traktus gastrointestinal.
Defisit cairan yang telah ada sebelumnya
Harus dikoreksi sebelum operasi untuk meminimalkan efek dari
anestesi.

Faktor Perioperatif
Induksi anestesi
Menyebabkan hipotensi pada pasien
hipovolemia preoperatif
Kehilangan darah yang abnormal
Kehilangan abnormal cairan
ekstraselular ke third space (kehilangan
cairan ekstraselular ke dinding dan
lumen usus saat operasi)
Kehilangan cairan akibat evaporasi dari
luka operasi

Faktor postoperatif
Stres akibat operasi dan nyeri pasca
operasi
Peningkatan katabolisme jaringan
Penurunan volume sirkulasi yang
efektif
Risiko atau adanya ileus postoperatif

Gangguan cairan, elektrolit dan


asam basa yang terjadi
perioperatif

Hiperkalemia
Asidosis metabolik
Alkalosis metabolik
Asidosis respiratorik
Alkalosis repiratorik

Terapi Cairan Selama


Pembedahan

Pembedahan kecil dan tidak terlalu traumatis


(bedah mata ekstrasi/ katarak) berikan cairan rumatan saja
selama pembedahan.

Pembedahan dengan trauma ringan


(appendektomi) beri cairan 2 ml/kgBB/jam untuk kebutuhan
dasar ditambah 4 ml/kgBB/jam untuk pengganti akibat trauma
pembedahan, berupa cairan garam seimbang (Ringer Laktat
atau Normosol-R).

Pembedahan dengan trauma sedang


beri cairan 2 ml/kgBB/jam untuk kebutuhan dasar tambah 8
ml/kgBB/jam untuk pembedahannya

Penggantian darah yang hilang

Daftar Pustaka
Mayer H, Follin SA. Fluid and electrolyte
made incredibly easy. 2nd ed. Pennsylvania:
Springhouse; 2002:3-189.
Schwartz SI, ed. Principles of surgery
companion handbook. 7th ed. New york:
McGraw-Hill; 1999:53-70.
Sjamsuhidajat R. 2005. Buku Ajar Ilmu
Bedah Edisi 2. Penerbit Buku Kedokter EGC.
Jakarta.
Sabiston. 1995. buku ajar bedah bagian 1.
penerbit buku kedokteran EGC. jakarta

BANGKITLAH

You might also like