Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
kita harus mengetahui dasar dari tiap hardware dan software pendukung aplikasi
otomatis
yang
menggunakan frekuensi
radio
untuk
membaca data tag RFID sejauh 12 cm secar contactless. Data yang terbaca
di reader akan dikirimkan ke sever melalui jaringan Ethernet. Dalam
pengiriman dan penerimaan data dari atau menuju server menggunakan
protocol TCP (transport control protocol) dengan cara kerja adalah
connection oriented (membangun hubungan terlebih dahulu) sehingga data
akan dikirim jika koneksi telah terbangun. Data balasan dari server akan
berbasis jaringan. Alat ini terhubung dengan server yang berisi database
mahasiswa melalui media transmisi WIFI pada frekuensi 2,4 GHz. System
ini dapat mengambil data dari tag RFID yang berisi kode mahasiswa
ditampilkan ke LCD dalam baud rate yang sama yaitu 9600 simbol per
detik.
2.2
mendeteksi sinyal aktivasi yang dipancarkan oleh si reader. Reader akan men
decode data yang ada pada tag dan kemudian data tadi akan diproses oleh
komputer. Barcode dan RFID sangat mirip, keduanya ditujukan untuk identifikasi
yang cepat dan dapat diandalkan, serta kemampuan pelacakan. Di bawah ini
adalah
persamaan dari Barcode dan RFID :
Mengurangi petugas dan Human Error
proses.
Selain persamaan Barcode dan RFID juga memiliki perbedaan. Perbedaan
utama antara kedua teknologi tersebut terletak pada scan dan detail pembacaan.
Teknologi barcode membaca label dengan laser optic, sedangkan teknologi RFID
membaca label dengan sinyal frekuensi radio. Selain itu barcode hanya mampu
membaca jenis dari suatu obyek, sedangkan RFID mampu membaca dengan detail
nomor seri dari jenis yang dimaksud secara detail dan spesifik . Frekuensi radio
yang digunakan pun bervariasi. Teknologi yang terakhir RFID dapat bekerja pada
frekuensi 2.45 GHz. Namun, secara umum frekuensi yang digunakan adalah 125
KHz 134 KHz dan 13,56 MHz.
Frekuensi yang digunakan ini berdasarkan penggunaan RFID dalam
lingkungan tertentu, selain itu frekuensi kerja yang digunakan berlaku untuk
reader dan juga tag, sehingga 2 atau lebih tag dengan frekuensi yang berbeda
tidak dapat digunakan oleh satu reader yang sama. RFID segera mendapat
perhatian karena kemampuannya untuk melacak objek-objek bergerak. Seiring
semakin canggihnya teknologi, semakin meluas pula penggunaan tag RFID.
Secara garis besar sistem-sistem RFID dapat dikelompokkan menjadi empat
kategori sebagai berikut:
Sistem EAS (Electronic Article Surveillance)
Umumnya digunakan pada toko-toko untuk menyensor ada tidaknya suatu item.
Produk-produk diberi tag dan reader berantena besar ditempatkan dimasingmasing pintu keluar toko untuk mendeteksi pengambilan item secara ilegal.
Sistem Networked
Dicirikan oleh posisi reader yang tetap yang terhubung secara langsung ke suatu
sistem manajemen informasi terpusat, sementara transponder berada pada orang
Sistem Positioning
Dalam sistem yang paling umum yaitu sistem pasif, reader memancarkan
energi agar beroperasi. Sedangkan sistem aktif, baterai dalam label digunakan
untuk
memperoleh jangkauan operasi
tambahan
penginderaan suhu. Data yang diperoleh / dikumpulkan dari label RFID
Antena akan mengirimkan melalui sinyal frekuensi radio dalam jarak yang
relative dekat. Dalam proses transmisi tersebut terjadi 2 hal:
Antena melakukan komunikasi dengan transponder
Antena memberikan energi kepada tag untuk berkomunikasi (untuk tag
yang sifatnya pasif)
Ini adalah kunci kehebatan teknologi RFID. Sebuah tag yang dipasang
tidak menggunakan sumber energi seperti baterai sehingga dapat digunakan dalam
waktu yang sangat lama. Antena bisa dipasang secara permanen (walau saat ini
tersedia juga yang portable). Bentuknya pun beragam sekarang sesuai dengan
keinginan kita. Pada saat tag melewati wilayah sebaran antena, alat ini kemudian
mendeteksi wilayah scanning. Selanjutnya setelah terdeteksi maka chip yang ada
di tag akan terjaga untuk mengirimkan informasi kepada antena.
identifikasi objek. Tag RFID sering juga disebut sebagai transponder, seperti pada
gambar 2.2 . Prinsip kerja yang berada dalam tag atau label RFID bila didekatkan
pada transceiver atau reader RFID akan memantulkan gelombang radio yang
dan dibaca data yang ada di dalam memory array yang berisi data 10 byte. Data
tersebut (10 byte) dilakukan checksum oleh data encoder dan dihasilkan 2 byte
tambahan berisi checksum dari 10 byte data yang tadi. Kemudian sinyal tersebut
kembali dimodulasikan oleh rectifier dalam tag sehingga terbaca kembali oleh
transceiver.
Pada transciever, sinyal yang berisi data dari memory array yang masuk
kemudian didemodulasi oleh transciever. Dalam hal ini, transciever sebagai
generator sinyal dan demodulator dibantu oleh antena mengambil data
keseluruhan (beserta header) kemudian dikonversi menjadi data serial untuk
kemudian diolah ke komputer atau ke perangkat lain yang beroperasi dalam
kondisi serial TTL seperti mikrokontroler. Tag RFID ada dua jenis yaitu tag aktif
dan tag pasif.
Tag Aktif
Tag Pasif
dan Reader
Baterai
di dalam tag
Ya
Tidak
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Jangkauan
Tinggi
Rendah
Pembacaan Banyak
Ribuan label-dengan
label
sekitar 3 meter
Kesediaan daya
Bersifat kontinyu
ke label
Ketersediaan
kekuatan
dari tag ke reader
sinyal
ID-12 innovations. Sebuah reader RFID terdiri dari serangkaian sirkit pengirim
dan penerima (transciever) yang terintegrasi dengan antena dan generator pulsa.
Didalam
reader RFID terdapat sebuah encoder yang fungsinya sebagai pengolah
sinyal
yang masuk ke reader dan mengkonversi sinyal tersebut kedata serial untuk
Format data
0x02
2 karakter ASCII
CR
LF
0x03
(1byte)
byte (10bytes)
Checksum (2byte)
(1byte)
(1byte)
(1byte)
Keterangan:
041A21EE34E5
= 02 ASCII (header)
= 03 ASCII (penutup)
E5 = Checksum
Checksum adalah hasil dari operasi aritmatika Exclusive OR (XOR) dari
kesepuluh data heksadesimal berformat ASCII pada memori. Checksum
digunakan untuk memeriksa bahwa keseluruhan data benar dengan mengoreksi
kembali data yang diterima dan dibandingkan dengan checksum, hasilnya harus
sama. Untuk mendapatkan hasil checksum dari kesepuluh data tersebut, tiap byte
data dikonversi menjadi biner terlebih dahulu kemudian dilakukan operasi XOR
satu per satu. Hasilnya dikonversi kembali ke heksadesimal. Dari contoh karakter
ASCII tadi bila bias kita lihat bahwa checksum bernilai E5, nilai checksum
tersebut didapatkan dengan langkah-langkah operasi XOR dibawah ini:
04hex 1Ahex 21hex EEhex 34hex = E5hex
pembacaan RFID kebanyakan data checksum ini juga disertakan sebagai data dari
sinkron dan asinkron. Pada komunikasi data serial sinkron, clock dikirimkan
secara bersama-sama dengan data serial, sedangkan pada komunikasi data serial
asinkron, clock tidak dikirimkan bersama data serial tetapi dibangkitkan secara
sendiri-sendiri baik pada sisi pengirim (transmitter) maupun pada sisi penerima
(receiver). Ada dua hal pokok yang diatur standar RS232, yaitu bentuk sinyal dan
level tegangan yang dipakai dan penentuan jenis sinyal dan konektor yang
dipakai, serta susunan sinyal pada kaki-kaki di konektor. Kaki-kaki port serial
seperti gambar 2.4 di bawah ini :
Mikrokontroler AT89S51
Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu jenis mikrokontroler
6 Sumber Interrupt
Gambar
2.5 adalah gambar dari susunan pin IC AT89S51 :
Pin 10 hingga 17 (port 3) adalah port pararel 8 bit dua arah yang memiliki
sebuah osilator kristal atau sumber osilator luar dapat digunakan. Pin 19
Akumulator
ACC atau akumulator yang menempati lokasi E0h digunakan sebagai
Register B
Register B (Lokasi F0h) digunakan selama operasi perkalian dan
CY
AC
F0
Keterangan :
CY
AC
F0
: Bit flag 0
RS
OV
: Parity
RS1
RS0
0V
Stack Pointer
Register data pointer atau DPTR merupakan register 16 bit yang terletak
di alamat 82H untuk DPL dan 83H untuk DPH. Biasanya digunakan untuk
Program Counter
Merupakan sebuah register 16 bit yang selalu menunjukkan lokasi memori
dari instruksi yang akan diakses.
PCON (Power Control Register)
Register ini terdiri atas SMOD yang digunakan untuk melipat 2 baud rate
dari port serial, 2 buah bit untuk flag fungsi umum pada bit ketiga dan
bitkedua, Power Down (PD) bit dan Idle (IDL) bit.
2.5
Delphi
Delphi
adalah
lingkungan
pemograman
terintegrasi
(Integrate
pemrogram
dalam menulis program komputer dan delphi menggunakan Object
structures,
variabels, array, dan sebagainya.
Beberapa peralatan/tools
Debugger
Code Explorer
Code diagram
Dan sebagainya
Beberapa keunggulan dari Delphi adalah didalamnya terdapat menu-menu
memudahkan kita untuk membuat suatu proyek program, proses Kompilasi cepat
pada saat aplikasi yang kita buat dijalankan pada Delphi maka secara otomatis
akan dibaca sebagai sebuah program tanpa dijalankan terpisah, mudah digunakan
yaitu source kode delphi merupakan turunan dari pascal sehingga tidak diperlukan
Delphi
dapat
digunakan
untuk
mengembangkan
berbagai
keperluan
kode program. Pada bagian ini terdapat 3 bagian utama yaitu bagian paling kiri
yang berisi angka menunjukkan baris dan kolom, modified menunjukkan bahwa
telah
terjadi modifikasi terhadap baris program, dan paling kana menunjukkan
status keyboard tentang insert atau over write. Code Editor menyediakan sejumlah
fasilitas penyuntingan (editing) seperti : copy, cut, paste, find, replace, dan
sebagainya. Code Editor mengetahui apakah yang ditulis merupakan perintah
Pascal atau bukan dan menampilkan tulisan sesuai dengan tipe / kelompok
Object
tulisan
tersebut. Gambar 2.8 memberikan contoh bagaimana Code Editor
membedakan tampilan tulisan sesuai dengan kelompok tulisan. File yang berisi
kode-kode program disimpan dengan nama akhiran .pas.
ada di dalam form sedangkan file berakhiran .pas menyimpan informasi mengenai
kode-kode
program yang berhubungan dengan form tersebut. Tetapi, tidak setiap
file .pas selalu mempunyai pasangan .dfm. Gambar 2.9 memberi contoh
pemakaian Form.
komponen baik itu penggantian nama, warna, jenis huruf, border dan lain-lain.
Sedangkan Events digunakan untuk memberikan fungsi yang lebih detail dari
fungsi
sebenarnya dan membuat eventhandler. Event handler adalah prosedur
yang digunakan khusus untuk menanggapi satu event / message tertentu, seperti
gambar 2.11.
menampilkan
seluruh daftar komponen program dalam sebuah aplikasi program
2.6
Database Delphi
Database adalah sekumpulan file atau tabel yang saling berhubungan satu
sama lain. Tiap file / tabel terdiri atas sekumpulan data yang mempunyai
karakteristik
berbeda. Tiap kumpulan data dengan karakteristik berbeda tetapi
mempunyai
kesatuan arti disebut record sedangkan data terkecil dalam record
Nama field
Tipe
Panjang
Bergantung kepada database yang anda gunakan, tiap field juga dapat
mempunyai informasi lain seperti : nilai baku (default value), batasan / aturan
nilai yang dapat disimpan (constraint / rule) dan sebagainya. Field yang menjadi
pembeda antara satu record dengan record lain dalam satu tabel disebut sebagai
field kunci (primary key). Delphi menyediakan berbagai cara untuk
menghubungkan aplikasi anda ke database yang digunakan oleh aplikasi, metodametoda yang dapat digunakan oleh aplikasi untuk berhubungan dengan database
antara lain :
dbExpress
ADO
BDE merupakan metoda yang didukung dan dikembangkan oleh Borland
Windows sudah mempunyai driver ODBC untuk sistem database yang umum
konfigurasi
koneksi ke database tertentu, dengan mengubah konfigurasi pada alias
tersebut maka aplikasi dapat diarahkan kedatabase lain atau bahkan berubah dari
pemakaian database lokal menjadi database remote. Aplikasi database yang
menggunakan BDE hanya dapat dijalankan di komputer yang mempunyai BDE,
itu berarti
anda harus melakukan pemasangan (instalasi) BDE pada tiap komputer.
2.6.2 DbExpress
menjadi
lebih
sederhana.
dbExpress
mempunyai
beberapa
keterbatasan, yaitu :
dan semua sistem operasi Windows sudah mempunyai ADO kecuali Windows 95
dan Windows NT. Agar kedua sistem operasi tersebut mempunyai komponen
ADO maka anda secara terpisah harus memasang MDAC (Microsoft Database
Access
Components).