You are on page 1of 15

STATUS UJIAN PSIKIATRI

DISUSUN OLEH :
Maharanny Wulansari
2008730022

PENGUJI :
Dr. Ni Wayan Ani P, Sp.KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER
2013

I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. AA
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat/Tanggal lahir
: Ujung pandang, 01 MEI 1981
Usia
: 32 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Status
: Belum menikah
Pekerjaan
: Belum Bekerja
Alamat
: Jalan Sumbangsih, Karet, JakPus
Datang ke Rumah Sakit : 13 September 2013
Riwayat Perawatan
1. Rawat Jalan
:
Beberapa kali rawat jalan di RS Jiwa Dadi, Makasar (Lupa kapannya)
Tgl. 27 Agustus 2013 pasien rawat jalan di RSI Jiwa Bunga Rampai - Klender
2. Rawat Inap
:
Thn. 2003 sampai thn. 2010 pasien keluar - masuk rawat di RS Dadi, Makasar
Juni 2013 dirawat selama 2 bulan di Sanatorium Darmawangsa, jakarta
13 September 2013 dirawat di RSI Jiwa Bunga Rampai Klender sampai
sekarang.
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Berdasarkan :
Autoanamnesis : Pada tanggal 22 September 2013 (dibangsal)
Pada tanggal 23 September 2013 (dibangsal)
Alloanamnesis : Pada tanggal 22 September 2013 (kakak kandung pasien via tlpn)
Pada tanggal 23 September 2013 (adik kandung pasien via tlpn)
A. Keluhan Utama
Menurut kakak kandung, pasien suka marah-marah jika habis melihat sesuatu
yang ada didepan dia, kemudian melempar sesuatu yang ada ditangan kearah
yang dia lihat, lalu pasien berbicara ngaco yang tidak di mengerti oleh orang
lain. Pasien suka merusak barang-barang seperti membanting TV, memecahkan
kaca jendela, memukul orang lain secara tiba-tiba, dan pasien suka telanjang
dan lari kejalanan.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien merupakan post rawat dari sanatorium darmawangsa, kemudian oleh
adiknya pasien dibawa ke RSI Jiwa Bunga Rampai Klender untuk dirawat kembali.
Pasien dirawat di Sanatorium darmawangsa Jakarta Selatan selama 2 bulan. Pada 2
minggu pertama pasien di rawat belum ada perubahan, setelah 1 minggu kemudian
pasien mulai tenang dan bisa diajak komunikasi. Sebelum ke Sanatorium
Darmawangsa, pasien sudah pernah di rawat 7 tahun di RS Jiwa dadi makasar,
tetapi disana pasien sering kabur.
Menurut kakak pasien, sebelum pasien dirawat, pasien sering mondarmandir, berbicara sendiri yang tidak dimengerti oleh orang lain, emosian, tiba-tiba

memukul orang lain tanpa ada sebab, merusak barang-barang seperti membanting
TV, memecahkan kaca, memecahkan barang-barang yang ada dirumah dan tiba-tiba
telanjang dan lari kejalanan. Tetapi disaat pasien tenang dan bisa diajak bicara oleh
kakaknya, kakaknya bertanyaan ke pasien, kenapa kamu merusak TV, dan pasien
menjawab ada yang membisikan saya suruh merusak TV itu. Selain itu juga
pasien bilang ke kakaknya kalau dia bisa melihat makhluk halus yang bilang ke
pasien kamu jelek, perilaku kamu sudah tidak bagus, kamu harus perbaiki diri, dan
dari situ pasien suka mondar mandir, emosian, bicara sendiri bahkan sampai
memukul orang. Perilaku ini di rasakan setelah beberapa bulan pasien sudah tidak
menggunakan zat narkotika jenis sabu-sabu.
Menurut kakaknya, sebelum pasien gangguan jiwa, pasien mempunyai
banyak teman, selama berteman pasien tidak mempunyai musuh antar temannya,
hanya saja kerena dimakasar banyak preman, ada preman yang selalu mengganggu
diri pasien. Terkadang pasien suka di pukuli oleh preman-preman yang ada di dekat
rumahnya.
Menurut kakak dan adik pasien, pasien seorang pribadi yang tidak banyak
bicara, jika bicara hanya seperlunya saja. Walaupun begitu pasien sangat mudah
bergaul dan agak sedikit pemalu.
Saat ini pasien jika berbicara sesekali berkata ingin bunuh diri jika hidup ini
sudah tidak ada gunanya lagi, kemudian pasien juga suka menarik diri dari
lingkungan sekitar dengan tidak mau berkenalan dengan lingan sekitarnya dan
merasa rendah diri seolah-olah tidak ada orang yang suka atau mau berteman
dengannya.
Menurut pasien dia adalah seorang vokalis yang bernama once dan seorang
anak dari bapak ahmad dani. Pasien juga sering berkata kalau dirinya pernah
bertemu tuhan dilangit, dan pernah menjabat menjadi kapolda di mamuju.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
a. Gangguan Psikiatri
Menurut kakak pasien, pasien pertama kali menunjukan gejala aneh setelah
beberapa bulan pasien tidak menggunakan zat narkotika jenis sabu-sabu lagi (13
tahun yang lalu). Pasien menggunakan narkoba selama 2 tahun yaitu beberapa
bulan setelah lulus dari SMU.
Menurut kakak dan adiknya, pasien menggunankan zat narkotika karena
salah bergaul dan depresi akibat peceraian dari bapak - ibunya. Sejak tidak
menggunakan zat narkotika lagi, pasien sering terlihat berbicara sendiri seolah-olah
pasien melihat makhluk halus dan melempar barang-barang yang ada ditangannya

ke arah makhluk yang dia lihat, sehingga pasien menjadi emosian, terkadang suka
memukul orang lain tanpa sebab. Pasien juga suka merusak barang-barang seperti
membating tv, memecahkan kaca jendela, dan tiba-tiba telanjang dan lari ke
jalanan. Sehingga pasien untuk pertama kalinya di bawa ke RS Jiwa Dadi makasar
pada tahun 2003 karena keluhan ini.
Selama perawatan bertahun-tahun di RS Jiwa Dadi makasar, pasien pernah
beberapa kali diizinkan pulang atas izin dokter, tetapi saat dirumah pasien tidak
pernah mau meminum obat dengan alasan jika meminum obat pasien mengantuk,
dan jika pasien kembali tidak tenang, pasien di masukan kembali oleh keluarga ke
RS Jiwa Dadi, Makasar. Pasien juga sering melarikan diri dari rumah sakit, tetapi
keluarga tetap berulang kali memasukan pasien ke rumah sakit tersebut. Setelah
beberapa tahun dirawat dan pasien mulai lebih tenang, pasien di izinkan pulang (
thn 2010) oleh dokter tetapi di rumah pasien kembali tidak pernah mau minum
obat.
Dari tahun 2010 sampai 2013 pasien tidak dirawat dirumah sakit, tetapi
pasien hanya dibawa kumpul di keluarga besarnya dimakasar dan tinggal beberapa
bulan disana. Kemudian tahun 2011, pasien di bawa adiknya ikut ke jogja selama 2
tahun, disana pasien tidak minum obat, dan sering kacau sebulan 2-3x, berbicara
sendiri kemudian marah-marah dan membanting tv, motor ditendangin dan tiba-tiba
memukul adiknya yang sedang tidur.
Pada bulan juni 2013, keluarga memasukkan pasien ke sanatorium
darmawangsa Jakarta , disini pasien di rawat selama 2 bulan, kemudian dibawa
pulang oleh keluarganya. Setelah 2 minggu dirumah, pasien dimasukkan lagi ke
RSI Jiwa Bunga Rampai Jakarta pada tgl. 13 september 2013.
Menurut adiknya, sesampai di RSI Jiwa bunga rampai kakaknya masih
bicara gak jelas dan tidak mengerti maksudnya, mondar-mandir, mendengar
bisikan-bisikan dari seseorang yang bilang kamu harus kembali kejalan yang
benar dan melihat adanya penampakan-penampakan makhluk lain.
b. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Menurut kakaknya, setelah lulus SMA, pasien mencoba menggunakan zat
narkotika seperti sabu-sabu sebanyak 1 jie/gram setiap hari, dan sempat menjadi
seorang bandar narkoba. Ini dilakukan selama 2 tahun dan sesekali pasien
meminum-minuman berakohol dan merokok (tidak tau jumlahnya).
Tetapi, menurut pengakuan pasien, pasien memakai zat narkotika jenis
putau 10 tahun, jika tidak ada putau pasien menggantinya dengan ganja (cimenk).

Pasien juga peminum-minuman beralkohol yaitu jenis bir hitam dan merokok (tidak
diketahui jumlahnya).
c. Riwayat Medik
Menurut kakak dan adiknya, pasien pada usia 4 tahun (1985) pasien pernah
jatuh dari lantai 2 yang terbuat dari kayu, dan kayu itu ada yang lapuk kemudian
tidak sengaja terinjak oleh pasien dan pasien jatuh sehingga terbentur ke kepala.
Pada saat kejadian pasien tidak ada mengeluh mual, muntah atau penurunan
kesadaran, pasien hanya menangis dan tidak bisa bicara selama 3 hari. Menurut
kakak pasien, pasien sejak itu sedikit lambat berfikir, sulit untuk memahami
pelajaran, tetapi dalam sekolahnya tidak pernah tinggal kelas. Tetapi menurut
pengakuan pasien, pasien jatuh dari lt. 2 karena dijorokin oleh seseorang yang tidak
tahu siapa orangnya.
Pasien merupakan post rawat dari sanatorium darmawangsa yang telah
dirawat 2 bulan yang lalu, dan sebelumnya pasien juga sudah dirawat di RS Jiwa
Dadi, Makasar selama 7 tahun yang lalu. Selama perawatan yang telah diberikan
dirumah sakit tersebut, perubahan pasien menjadi tenang jaraknya hanya 1-2
minggu dan kemuadian kambuh lagi menjadi tidak tenang.
Di RS Jiwa Dadi Makasar, pasien sering melarikan diri dengan cara
berpura-pura ingin membeli rokok atau jajanan diluar, dan satpam RS pun
mengizinkan untuk keluar, dengan itu pasien leluasa melarikan diri dari RS Jiwa
dadi, makasar. Jika diluar rumah, pasien sering dipukuli oleh orang lain, karena
sering mengambil makanan dan tidak membayar.
d. Riwayat Pribadi Sebelum Sakit
1. Riwayat prenatal
Menurut kakak pasien, selama kehamilan ibu pasien sehat, selalu
memeriksakan diri ke puskesmas, karena jarak puskesmas dari rumah tidak jauh
dan tidak meminum obat selain obat dari petugas kesehatan. Pasien dilahirkan
dalam keadaan cukup bulan dan dilahirkan secara spontan tanpa ada trauma dan
proses persalinan dibantu oleh bidan. Pasien merupakan anak yang dikehendaki
orangtuanya.
2. Masa kanak-kanak dini (0-3 tahun)
Menurut kakak pasien, kakak pasien tidak begitu paham tentang
3.

pemberian ASI dan pertumbuhan adiknya.


Masa kanak-kanak pertengahan (4-11 tahun)
Menurut kakak pasien, pasien pernah jatuh dari lt. 2 dirumahnya pada usia
4 tahun. Sejak itu pasien terlihat lambat berfikir. Sehari-hari pasien bersifat

pemalu dikeluarganya, namun pasien tetap dapat berinteraksi dengan


lingkungan. Pasien bergaul baik dengan teman-temannya.
4. Masa pubertas
Hubungan sosial
Menurut kakak pasien, hubungan pasien dengan keluarganya dekat dan
tidak ada masalah dikeluarganya, terutama dengan ayahnya yang suka
memanjakan pasien. Hubungan pasien dengan orang lain seperti temanteman atau tetangga-tetangganya baik. Pasien termasuk tipe orang mudah
bergaul, sedikit pemalu, tetapi tidak mudah bicara, jika bicara hanya yang
perlu-perlu saja.
Riwayat pendidikan formal
Menurut kakaknya, pasien menyelesaikan dari SD sampai SMA dengan
kemampuan yang biasa-biasa saja. Walaupun diakui oleh kakaknya tentang
intelengensi yang kurang namun pasien mampu menyelesaikan pendidikan
formalnya.

Perkembangan motorik dan kognitif


Dalam perkembangan fisik, pasien terlihat sesuai dengan usianya dan dalam
perkembangan kognitifnya tidak terlihat adanya gangguan.

Gangguan emosi dan fisik


Pasien pernah berkelahi dengan antar kelompok ganknya, tetapi hanya
karena ikut-ikutan saja, dan jika di rumah pasien termasuk anak yang
pemalu, tidak banyak bicara dan bicara seperlunya.
Riwayat psikoseksual
Pasien pernah pacaran beberapa kali semasa SMA, dan saat ini pasien
belum menikah karena gangguan jiwa yang derita saat ini.
5. Masa dewasa
Riwayat pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja karena pasien terganggu jiwanya.
Aktivitas sosial

Semenjek beranjak dewasa pasien tidak bergaul dengan tetangga atau

teman-temannya, dikarenakan gangguan jiwa yang di deritanya.


Masalah seksual
Pasien dan keluarga mengatakan tidak pernah mengalami masalah seksual.

Riwayat Keagamaan
Pasien dibesarkan dalam keluarga yang menganut agama Islam, tetapi
pasien kurang menerapkan agamanya.

Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum.
e. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke 6 dari 9 bersaudara. Pasien mempunyai 2 kakak
perempuan, 3 kakak laki-laki, 1 adik perempuan dan 2 adik laki-laki. Dari keluarga
ada riwayat gangguan jiwa pada anggota keluarga pasien yaitu OM dari ibu, dan
tante dari bapak. Ayah pasien pasien sudah meninggal karena sakit pada tahun
2012. Ayah dan Ibunya sudah bercerai sejak tahun 1988. Pasien terkadang suka ikut
dari salah satu orang tuanya.

= Laki-laki
= Perempuan

= Pasien
= lak-laki yang meninggal

Gambaran silsilah keluarga


f. Situasi Keadaan Sekarang
Sebelum di rawat di RSi Jiwa bunga Rampai, Pasien tinggal di rumah kakaknya
yang berada di Jakarta.
I. Mimpi, khayalan, sistem penilaian

Mimpi

Khayalan : Tidak ada

Sistem penilaian : Penilaian tentang baik dan buruk, dinilai baik

: Pasien pernah di datangi kakeknya (disuruh sholat yang rajin)

o Ketika ditanya jika menemukan dompet di jalan, apakan diambil atau


dikembalikan, pasien menjawab diambil, karena menurutnya itu sudah hak
milik dia.
III.

STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki berpenampilan sesuai usianya. Kulit sawo matang,
rambut pendek tidak begitu rapi, kuku panjang dan bersih. Saat wawancara
pasien tidak begitu gelisah. Pasien mengenakan kaos berwarna merah dan
celana pendek berwarna kecoklatan.
2. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Selama wawancara, pasien duduk kurang tenang dan bersikap sopan. Pasien
duduk di samping pewawancara dengan konsentransi yang kurang baik,
sesekali pasien sering memotong pertanyaan dari pewawancara. Sedikit
canggung, tapi sesekali pasien tersenyum atau tertawa. Aktivitas motorik
terlihat bradikinesia.
3. Pembicaraan
Volume
: Sedang
Irama
: Teratur
Kelancaran : Teratur
Kecepatan : Sedang
4. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kurang mengenali dokter muda yang mewawancarainya dan kurang
konsentrasi.
B. Mood dan Afek
Afek
: Terbatas
Mood
: Hipotim
Keserasian : Tidak Serasi
C. Gangguan persepsi
1. Halusinasi
a.Visual
: Ada (melihat makhluk halus)
b. Auditorik
: Ada (ada yang menyuruh merubah menjadi baik, ataupun
menyuruh melakukan pengerusakan).
c.Taktil
: Tidak ada
d. Olfaktorik
: Tidak ada
e.Gustatorik
: Tidak ada

2.
3.
4.

Ilusi
: Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi
: Tidak ada

D. Proses Pikir
1. Produktivitas
: Miskin ide
2. Kontinuitas
Blocking
: Tidak ada
Asosiasi longgar
: Ada
Inkoheren
: Tidak ada
Word salad
: Tidak ada
Neologisme
: Tidak ada
Flight of idea
: Tidak ada
E. Isi Pikiran
1. Preokupasi
: Tidak ada
2. Waham
:
a. Bizzare
: Tidak ada
b. Sistematis
: Tidak ada
c. Somatik
: Tidak ada
d. Paranoid
- Kejaran
: Tidak ada
- Kebesaran
: Ada (pernah bertemu dengan tuhan dilangit
dan pasien pernah menjadi kapolda di
mamuju)
- Rujukan
: Tidak ada
e. Dikendalikan
: Tidak ada
f. Obsesi
: Tidak ada
g. Kompulsif
: Tidak ada
h. Fobia
: Tidak ada
F. Fungsi Kognitif dan Kesadaran
1. Kesadaran : Composmentis
2. Orientasi
Waktu
: Tidak Baik (Pasien tidak dapat menyebutkan hari, tanggal,
bulan, tahun dan dapat membedakan siang/malam)
Tempat
: Baik (Pasien tahu dirinya berada dimana dan dapat
menyebutkan alamat RSJI Klender)
Orang
: Baik (pasien bergaul dilingkungannya saat ini)
3. Konsentrasi
: Kurang baik (Pasien tidak dapat melakukan pengurangan
100-7 tetapi bisa mengeja 5 huruf dari belakang yang
sebelumnya ditulis)
4. Daya ingat
Jangka panjang
: Kurang Baik (Pasien tidak dapat mengingat nama
saudara kandungnya)
Jangka sedang
: Kurang baik (Pasien tidak dapat mengingat kapan
pasien masuk rumah sakit)
Jangka pendek
: Kurang baik (Pasien tidak jika pasien sudah

sarapan)
Jangka segera
: Baik (Pasien dapat mengulang menyebutkan tiga
nama benda (pulpen, pensil, buku) setelah
pewawancara menyebutkannya)
5. Pemikiran abstrak
: Baik (Pasien tahu arti panjang tangan)
6. Visuospasial
:Kurang baik (tidak bisa menggabar dan menunjukan
jarum jam dengan baik)
7. Intelegensia dan Pengetahuan Umum : Baik (Pasien dapat menyebutkan
nama presiden RI sekarang)
G. Daya Nilai
1. Penilaian sosial : Kurang baik (Pasien kurang bersosialisasi dengan teman
dibangsalnya dan beranggapan tidak ada yang mau
berteman dengannya).
2. Uji daya nilai : Kurang baik (Menurut pasien, jika dia menemukan dompet
maka tidak mau mengembalikannya, karena itu sudah hak
dia)
H. RTA
RTA terganggu
I. Tilikan
Tilikan I : Penyangkalan total terhadap penyakitnya
J. Taraf Dapat Dipercaya
Tidak dapat dipercaya
IV. STATUS FISIK
a. Status Interna
Keadaan umum

: Compos mentis

Tekanan darah

: 100/60 mmHg

Suhu

: 36,80 C

Nadi

: 92 X/menit

Respirasi

: 23 X/menit

Kepala : Normocephali, Rambut hitam, distribusi merata


Mata

: Pupil bulat isokor, RCL/RCTL +/+, CA -/-, SI -/-

Mulut : Bibir tidak kering, sianosis -/-.


THT

: Dalam batas normal

Leher : KGB tidak teraba, trakea ditengah, tiroid tidak terasa membesar
Torax :

Pulmo : Vesikuler, wheezing -/-, rhonki -/-

Kor

: S1 dan S2 normal

Abdomen :,Supel, nyeri tekan (-), BU (+), H/L tidak teraba membesar
Ekstremitas : Akral hangat, oedem -/Kulit : lesi (-)
b. Status neurologis

Gangguan rangsang meningeal

Mata

: Tidak ada

Gerakan

: Baik ke segala arah

Bentuk pupil

: Bulat, isokor

Rangsang cahaya

: +/+

Motorik

Tonus

: Baik

Turgor

: Baik

Kekuatan

: Baik

Koordinasi

: baik

Refleks

: Baik

V.

Hasil Laboratorium tgl. 14/09/2013


Pemeriksaan

Didapat

Normal

Eosinophil

3,7 g

1,0 3,0

S. Thypi O

Positive (1/160)

Negative

S. Parathypi BO

Positive 1/80

Negative

Thypi H

Positive 1/160

Negative

Parathyphi CH

Positive (1/320)

Negatif

VI. IKHTISAR PENEMUAN YANG BERMAKNA

Mood

: Hipotim

Afek

: Terbatas

Keserasian

: Tidak serasi

Ganguan persepsi

: Halusinasi visual (melihat makhluk halus)


Halusinasi Auditorik (Mendengar ada yg
memanggil dan menyuruh melakukan
pengerusakan)

Proses pikir

: Produktivitas miskin ide

Gangguan isi pikir

: Asosiasi longgar

RTA

: Terganggu

Tilikan

: Derajat I

VI. FORMULASI DIAGNOSIS


Menurut Ikhtisar Penemuan Bermakna dan PPDGJ-III, kasus ini digolongkan ke
dalam Gangguan Skizoafektif tipe depresi (F 25.1 ) karena :
Aksis I : Skizoafektif tipe depresif (F 25.1)

Kategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe depresi yang
tunggal, dan untuk gangguan berulang dimana sebagian besar episode didominasi

oleh skizoafektif tipe depresi.


Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala khas, baik
depresif maupun kelainan perilaku terkait seperti tercantum dalam uraian untuk

episode depresif.
Dalam episode yang sama, sedikitnya harus jelas ada satu, dan sebaiknya ada
dua, gejala khas skizofrenia (sebagaimana ditetapkan dalam pedoman diagnostic
skizofrenia).

Aksis II :
Pada pasien ditemukan kepribadian skizoid :

1. Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan;


2. Emosi dingin, afek mendatar atau tidak peduli (detach ment);
3. Kurang mampu mengekspresikan ke hangatan, kelembutan atau kemarahan orang
lain;
4. Tampak nyata ketidak-pedulian baik terhadap pujian maupun kecaman;
5. Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain
(perhitungan usia penderita);
6. Hampir selalu memilih aktifitas yang dilakukan sendiri;
7. Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan;
8. Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti itu;
9. Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku.

Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.


Aksis III :
- Ada ditemukan
Aksis IV :
Masalah dengan keluarga
- Pasien merasa diremehkan oleh keluarganya dan orang lain
Aksis V :
Penilaian Fungsi Secara Global
Skala GAF 70-61 = beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik.
1. Fungsi merawat diri : Pasien mampu mengurus dirinya dan mampu menjaga
kebersihan dirinya, berpenampilan sopan dan melakukan aktivitas biasa dengan
baik
2. Fungsi pekerjaan : Pasien belum dapat melakukan pekerjaan
3. Fungsi relasi dengan lingkungan

: Pasien mudah bergaul di lingkungannya,

interaksi dengan teman-teman di bangsal, perawat dan dokter muda cukup baik

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Skizoafektif tipe depresif


Aksis II : Ciri kepribadian skizoid
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Masalah dengan keluarga
Aksis V : Global Assesment of Functioning (GAF) Scale 70-61
VIII. DAFTAR PROBLEM

IX.

a. Organobiologik

: Tidak ada

b. Psikologi

: Tidak ada

c. Sosial/ Keluarga

: Masalah keluarga

PROGNOSIS
Dubia

Faktor - faktor yang mendukung ke arah prognosis baik :

Adanya keluarga yang mendukung pasien untuk sembuh, terutama ibunya

Pasien kini mau minum obat secara teratur

Faktor - faktor yang mendukung ke arah prognosis buruk :


o Sikap pasien yang masih belum menyadari bahwa terdapat suatu gangguan
dalam dirinya sehingga tidak adanya keinginan pasien untuk sembuh.
o Ada factor dari keluarga yang menderita gangguan jiwa seperti ini.
o Pasien terkena gangguan sejak masih muda
o Onset gangguan sudah lama 13 tahun

X.

PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi
Rencana terapi :
Anti-Psikotik Atipikal
2. Psikoterapi
Terapi individu :

: Risperidone 2 mg, 2 x 1

o Memberikan gambaran keuntungan individu jika memanfaatkan waktu


luang kepada hal-hal yang positif dan produktif, dengan menjalankan
hobby yang bermanfaat
o Memberikan semangat dan keterampilan sosial pasien menjadi lebih
mandiri dalam berbagai hal dan menghilangkan ketergantungan pasien
terhadap suatu objek keinginannya
o Memberikan semangat dan masukan positif dan mengarahkan pasien
agar dapat bersungguh sungguh menjadi manusia yang disenangi
masyarakat, ulet, sopan dan berperilaku baik
Terapi terhadap problem keluarga :
o Memberikan nasihat kepada keluarga untuk bersama sama membantu
dan mendukung kesembuhan baik mental, jiwa, emosi dan rohani pasien
dalam

kesinambungannya

dengan

pemulihan

kesembuhan

yang

seutuhnya
o Menghindarkan sikap tidak acuh anggota keluarga terhadap masalah
yang terjadi oleh pasien, karena perhatian dan kasih sayang anggota
keluarga sangat berarti dan merupakan harapan pasien untuk kembali
berada dalam kebaikan
o Menghindari perilaku yang dapat memprovokasi terjadinya konflik baru
atau stressor yang dapat membuat pasien kembali
o Mengajarkan strategi yang efektif untuk menghadapi konflik yang terjadi
Terapi terhadap problem religius :
o Menjalakan ibadah wajib dan yang sunah
o Membaca Alquran pada waktu luang
o Berzikir setiap waktu
3. Sosioterapi
Melibatkan pasien secara aktif dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok di
RSJIK agar ia dapat beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungannya secara
normal
Memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat memahami keadaan
pasien sekarang ini dan dapat memberikan dukungan kepada pasien
4 .Religius

Memberikan bimbingan agar pasien selalu menjalankan ibadah sesuai ajaran


agama seperti shalat, mengaji dan berzikir.

You might also like