You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Echinodermata berasal dari bahasa yunani Echinos artinya duri, derma
artinya kulit.Secara umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri.Hewan
ini memiliki kemampuan autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang,putus
dan rusak.Semua hewan yang termaksud dalam kelas ini bentuk tubuhnya radial
simetris dan kebanyakan mempunyai endoskeleton dari zat kapur dengan memiliki
tonjolan berupa duri. Kelompok utama Echinodermata terdiri dari lima kelas.
Nama Echinodermata pertama kali dimunculkan oleh Jacob Klein pada tahun
1734.Echinodermata merupakan hewan laut yang hidup di pantai,tetapi kebanyakan
di dasar laut.Echinodermata merupakan hewan laut yang berada diantara hewan laut
pada umumnya dan distribusinya yang luas,dijumpai di semua laut dari zona
intertidal sampai laut yang sangat dalam.
Echinodermata merupakan hewan laut yang memiliki tubuh (organ tubuh)
lima atau kelipatannya. Di samping itu hewan ini memiliki saluran air yang sering
disebut sistem ambulakral. Sistem ini digunakan untuk bergerak,bernafas,atau untuk
membuka mangsanya yang memiliki cangkok. Ciri umum lainnya adalah pada waktu
masih larva tubuhnya terbentuk bilateral simetri.Sedangkan setelah dewasa bentuk
tubuhnya menjadi radial simetri
Fosil pada Echinodermata ini memiliki berberapa fungsi seperti digunakan
untuk menentukan lingkungan pengendapan, mementukan umur relatif batuan,pada
masa lampau digunakan untuk menyusun skala waktu geologi serta dapat mengetahui
proses evolusi yang terjadi mada makhluk hidup

1.2 Tujuan

Maksud dari praktikum geologi fisik acara dua yaitu Filum Protozoa adalah
untuk mendalam mengenai fosil. Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini
adalah

1. Mengetahui pengertian dari fosil


2. Menjelaskan tentang proses-proses pemfosilan
3. Menjelaskan tentang kegunaan fosil dalam geologi
1.3 Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum geologi fisik acara Fosil
yaitu sebagai berikut:
1. Format tabel praktikum
2. Fosil
3. Alat tulis-menulis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Protozoa
Protozoa berasal dari bahasa yunani yaitu protos artinya pertama dann zoo
artinya hewan, jadi protozoa merupakan hewan pertama atau merupakan hewan

primitif yang sederhana yang memiliki satu sel Eukariotik,kebanyakan terlalu kecil
untuk dapat dilihat dengan mata telanjang tetapi dilihat pada rata-rata
mikroskop.Habitat protozoa telah ditemukan hampir setiap jenis lingkungan dari
tanah rawa,tanah berlumpur sampai ke gurun pasir gersang.Mereka berkrumun di
kedalaman laut dan juga dekat dengan permukaan air,dan bahkan di temukan dalam
dingin Arctic dan Antartika air.Habitat protozoa yaitu di tempat yang berair yang
kaya akan zat organik,hidup di ar tawar maupun air asin,ada yang hidup soliter bebas
berenang di air,menempel di suatu tempat,parasit pada tanaman dan hewan maupun
manusia,sebagai simbiosis yang merugikan karena sebagai penyebab penyakit
bahkan ada yang menguntungkan dikarenakan ikut membantu menghancurkan atau
membusukan organisme yang telah mati. jika kondisi lingkungan tempat hidupnya
tidak menguntungkan maka protozoa akan membentuk membran tebal dan kuat yang
disebut kista.Protozoa sendiri juga merupakan sumber makanan yang penting untuk
makhluk yang lebih besar dan banyak dasar rantai makanan.Beberapa jenis protozoa
merupakan bagian dari flora binatang,dan tinggal di usus dari serangga dan mamalia,
membantu

membongkar

kompleks

partikel

makanan

menjadi

molekul

sederhana.Lain lagi seperti amoeba yang mengelilingi makanan dan menelan


makanan itu.Dan ada juga yang membuka proses ke dalam mulut mereka untuk
memasukan makanan.Protozoa bergerak dengan menggunakan Pseudopodia (kaki
semua),Flagella (cambuk) dan Ciliata (rambut).
2.1.1 Karakteristik Protozoa
1. Protozoa adalah eukariotik (inti dilindungi membrane inti)sehingga substansi
genetik/ kromosom terpisah dengan sitoplasma karena ada pembatas
membran inti

2. Selnya tidak memiliki dinding sel, namun jika lingkungan kurang baik dapat
membentuk lapisan pelindung yang tebal disebut kista atau cysta setelah
lingkungan baik kista pecah.
3. Bersifat heterotrof artinya makanannya tergantung pada organisme lain
(mencari makanan dengan phagositosis atau pinositosis).
4. Dalam rantai makanan sebagai zooplankton.
5. Beberapa jenis bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan ternak.
6. Memiliki bentuk tubuh yang berbeda pada tiap fase dalam siklus hidupnya.
7. Beberapa protozoa memiliki fase vegetative yang bersifat aktif yang disebut
tropozoit dan fase dorman dalam bentuk sista. Tropozoit akan aktif mencari
makan dan berproduksi selama kondisi lingkungan memungkinkan. Jika
kondisi tidak memungkinkan kehidupan tropozoit maka protozoa akan
membentuk cysta.
8. Umumnya berkembang biak dengan membelah diri, ada juga yang secara
konjugasi.
9. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar
(cillia) dan bulu cambak (flagel) atau dengan sel itu sendiri.
10. Pengambilan nutrisi yaitu dengan holozoik (memakan organisme hidup lain),
saprozoik (memakan organisme yang telah mati), holofitik atau autotrof
(dapat membentuk makanan sendiri melalui fotosintesis), saprofitik
(menyerap zat yang terlarut di sekitarnya)
2.1.2 Proses Reproduksi
Reproduksi protozoa yang jauh lebih kompeks untuk eukariotik dari pada
untuk bakteri.Protozoa merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan
reproduksi sesksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif).
A. Secara Seksual (generatif)
1. Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat
kelaminnya.

Pada

Paramaecium

mikronukleus

yang

sudah

dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut


singami.
2. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan
gamet jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di
dalam tubuh nyamuk.
B. Secara Aksesual (vegetatif)
1. pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan
pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian
menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi pada Amoeba.
Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/
memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena
membelah secara membujur /memanjang (longitudinal).
2. Spora, Perkembangbiakan aseksual pada kelas

Sporozoa

(Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses sporulasi di


dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut
sporozoid.
Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau
Memil membran sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa
berubah-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis
protozoa yang hidup autotrof
2.1.3 Proses Pencernaan Protozoa
Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain
(bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa
yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil
dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat
berdifusi melalui membran, dapat masuk ke sel secara pinositis. Tetesan cairan
masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke
dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian

dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke


sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel
yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel
dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian
dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola
mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam
vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola
membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma
secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang
digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ
mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan
menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola
makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang
terletak disamping sitosom.
2.2

Klasifikasi Protozoa
Berdasarkan alat gerak protozoa dibagi menjadi 4 yaitu :

A. Rhizopoda
Semua Protozoa yang tergolong kelas Rhizopoda (Yunani, rhizo = akar, podos =
kaki) bergerak dengan penjuluran sitoplasma selnya yang membentuk pseupodia
(kaki semu). Bentuk pseupodia beragam, ada yang tebal membulat dan ada yang tipis
meruncing. Pseupodia berfungsi sebagai alat gerak dan memangsa makanan, hewan
ini ada yang bercangkang, contohnya Globigerina dan ada yang telanjang, contohnya
Amoeba proteus. Pada Rhizopoda yang bercangkang, pseupodia menjulur keluar dari
cangkang. Cangkang tersusun dari silica atau kalsium karbonat. Karena strukturnya
yang berubah-ubah, Rhizopoda tidak memiliki bentuk yang tetap. Sitoplasmanya
terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma adalah plasma sel bagian luar

yang berbatasan dengan membrane plasma. Endoplasma adalah plasma sel pada
bagian dalam sel. Ektoplasma bersifat lebih kental dari pada endoplasma. Aliran
endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan penarikan
pseupodia. Pada proses makan, pseupodia mengelilingi makanan dan membentuk
vakuola makanan. Di dalam vakuola makanan, makanan dicerna. Zat makanan hasil
cernaan dalam vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma secara difusi.
Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari vakuola ke luar sel melalui membran
plasma.
Rhizopoda umumnya hidup bebas di tanah yang lembab dan lingkungan berair,
baik di darat maupun laut. Rhizopoda bersifat heterotrof dengan memangsa alga
uniseluler, bakteri, atau protozoa lain. Rhizopoda yang hidup bebas di tanah lembab,
contohnya Amoeba proteus. Contoh Rhizopoda yang hidup di air tawar adalah
Difflugia. Sedangkan Rhizopoda yang hidup di laut adalah dari kelompok
Foraminifera, antara lain Globigerina. Contoh Rhizopoda parasit antara lain
Entamoeba gingivalis dan Entamoeba histolytica. Entamoeba gingivalis merupakan
parasit pada gusi dan gigi manusia. Entamoeba histolytica merupakan parasit pada
usus manusia dan menyebabkan penyakit disentri. Parasit ke dalam tubuh manusia
melalui makanan yang mengandung kista Entamoeba karena tercemar kotoran.
Struktur tubuh Rhizopoda yang bercangkang
B. Flagellata
Flagellata (Latin, flagell = cambuk) bergerak dengan menggunakan bulu
cambuk atau flagellum. Sebagian besar Flagellata memiliki dua flagellum. Letak
flagellum ada yang di bagian belakang sel (posterior), atau di bagian depan sel
(anterior).
Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner
membujur, misalnya pada Trypanosoma. Flagellata ada yang hidup bebas di
lingkungan berair, baik air tawar maupun laut, hidup bersimbiosis, atau parasit dalam
tubuh hewan. Flagellata yang hidup bersimbiosis, misalnya Trichonympha

campanula hidup pada usus rayap dan kecoa kayu. Flagellata ini membantu rayap
atau kecoa mencerna kayu yang dimakan serangga tersebut.
Flagellata yang hidup parasit antara lain Trypanosoma brucei (penyebab
penyakit tidur pada manusia di Afrika), Trypanosoma evansi (penyebab penyakit
surra pada hewan ternak), Trichomonas vaginalis (penyebab penyakit pada alat
kelamin wanita dan saluran kelamin pria), serta Leishmania (penyebab penyakit kalaazar yang merusak sel darah manusia). Trypanosoma dan Leishmania dibawa oleh
jenis lalat tertentu yang mengisap darah manusia, contohnya lalat tse tse (Glossina
moritans). Lalat ini menularkan penyakit tidur. Penyakit ini merusak system saraf
pusat dan pembuluh darah sehingga penderita tidak dapat berbicara dan berjalan,
tidur terus-menerus, dan akhirnya mengakibatkan kematian.
C. Cilliata
Ciliata (latin, cilia = rambut kecil) atau Ciliphora (Yunani, phora = gerakan)
bergerak dengan menggunakan silia (rambut getar). Ciliata juga disebut infusoria
(Latin, infus = menuang) karena hewan ini ditemukan juga pada air buangan atau air
cucuran. Silia terdapat pada seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu.
Selain berfungsi untuk bergerak, silia juga merupakan alat bantu untuk makan. Silia
membantu pergerakan makanan ke sitoplasma. Makanan terkumpul di sitoplasma
akan dilanjutkan ke dalam sitofaring (kerongkongan sel). Apabila telah penuh,
makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.
Sel Ciliata memiliki ciri khusus lain, yaitu memiliki dua inti; makronukleus dan
mikronukleus. Makronukleus berukuran lebih besar dibandingkan mikronukleus.
Makronukleus memiliki fungsi reproduksi, yaitu pada konjugasi. Makronukleus (inti
besar) juga bertugas mengatur aktivitas metabolisme, dan inti kecil atau
mikronukleus bertugas mengarahkan pembelahan sel. Ciliata juga memiliki trikokis
yang fungsinya untuk pertahanan diri dari musuh. Ciliata hidup bebas di lingkungan

berair, baik air tawar maupun air laut. Ciliata juga hidup di dalam tubuh hewan lain
secara simbiosis maupun parasit. Ciliata yang hidup bebas di alam contohnya
Paramecium caudatum, Didinium, Stentor, Balantidium, dan Vorticella. Jenis lainnya
hidup bersimbiosis dengan perut hewan pemakan rumput dan berfungsi membantu
hewan tersebut mencerna selulosa yang terdapat dalam rumput. Hanya sedikit jenis
Ciliata yang hidup sebagai parasit. Salah satunya Balantidium coli. Ciliata ini hidup
pada usus besar ternak atau manusia dan dapat menyebabkan diare (balantidiosis).
Ciliata melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual,
yaitu dengan pembelahan biner membujur (transversal). Reproduksi seksual
dilakukan dengan konjugasi.

D. Sporozoa
protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara
mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga
Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni. Tidak memiliki alat
gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya.
Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya
yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada
manusia dan hewan. Beberapa spesies sporozoa melewati siklus hidup yang rumit
dan memerlukan berbagai inang pada tahap kehidupannya.
Disebut hewan berspora dan tidak memiliki alat gerak, tidak memiliki
vakuola kontraktil karena langsung di absorbsi protoplasma, parasit pada hewan dan
manusia.

You might also like