You are on page 1of 9

EFUSI PLEURA

Pendamping : dr. Nurafdaliza

PORTOFOLIO

EFUSI PLUERA

Oleh :
dr. Ariwan Selian

Pendamping :
dr. Nurafdaliza

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNGAI DAREH


DHARMASRAYA
2015

PORTOFOLIO
No. ID/ Nama Peserta : dr. Ariwan Selian
No. ID/ Nama Wahan : RSUD Sungai Dareh
Topik : Preeklampsia Berat
Tanggal Kasus : 30 Juli 2015
Presenter : dr. Ariwan Selian
Tanggal Presentasi :
Pendamping : dr.
Tempat Presentasi : RSUD Sungai Dareh
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi : laki-laki, 54 tahun kiriman dari igd ke ruang interna dengan keluhan sesak(+)
1minggu yang lalu, batuk berdahak (+) sejak 1minggu sampai sekarang, nyeri dada(+),
demam(+) 3 hari dan menggigil.
Tujuan : mendiagnosis, menatalaksana, dan mencegah komplikasi dari penyakit
Bahan Bahasan
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara Membahas
Diskusi
Presentasi & Diskusi
Email
Pos
Data Pasien
Nama : Tn. X
No. Registrasi :
Nama Wahana : RSUD Sungai Dareh
Terdaftar Sejak : 30 Juli 2015
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
Diagnosis / Gambaran Klinis :
Pasien kiriman dari igd dengan keluhan
sesak 1 minggu yang lalu,
batuk berdahak 1 minggu sampai sekarang,
demam (+) dan menggigil.
Nyeri dada (+)
Nafsu makan menurun,
BAB tidak lancar,
mual (-) muntah (-).
Riwayat Tb paru (+) sejak tahun 2010, sudah minum obat Tb paru dan dikatakan sembuh.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Tb paru (+) sejak tahun 2010, sudah minum obat Tb paru dan dikatakan sembuh
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang mengalami hal yang sama seperti pasien
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum / Kesadaran : sedang / compos mentis


Tekanan darah : 110/90 mmHg
Frekuensi nadi : 112 x/mnt
Frekuensi nafas : 28 x/mnt

Suhu : 38,0 oC
Status Generalis
o Kepala : Normocephal
o Mata : konjungtiva anemis (-/-), skela ikterik (-/-), pupil bulat isokhor, reflex
o
o
o
o

cahaya (+/+)
Hidung : pernafasan cuping hidung (-)
Telinga : normotia, liang telinga lapang, membrane timpani intak
Mulut : mukosa lembap, sianosis (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung kanan : ICS IV PSL dextra, batas jantung kiri : ICS

5 MCL sinistra, pinggang jantung : ICS 3 PSL sinistra


Auskultasi : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
o Paru
Inspeksi : simetris, retraksi (-)
Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesicular (+/+), rhonki (+/+), wheezing (-/-)
o Abdomen
Inspeksi : datar, suopel.
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar/ limpa tidak teraba besar
Perkusi : tidak bisa dilakukan
Auskultasi : bising usus (+) normal
o Ekstremitas : CRT < 3detik, akral hangat.
Pemeriksaan Penunjang
Hb : 9, 4gr/dL
Leukosit :4.800 /mm3
Albumin : 1,88 gr/dl
Globulin : 4.28
SGOT :79 IU
SGPT : 69 IU
Diagnosis
Efusi pleura
Penatalaksanaan

IVFD RL 20 tpm
Lasix 1 ampul 1 x1
KSR 1 x 1 (po)
Pantoprazole 1x1
Curcuma 3x1

Spirolactan 2 x 200
Prognosis
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
Daftar Pustaka

Carpenito, Lynda Juall, Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik Edisi 6,

Penerbit Buku Kedokteran EGC,;1995


Carpenito, Lynda Juall, Rencana Asuhan dan Dokumentasi keperawatan Edisi 2,

Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 1995


Engram, Barbara, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume I, Penerbit

Buku Kedokteran EGC ; 1999


Hasil Pembelajaran

Memahami diagnosis dan penatalaksanaan penyakit efusi pleura

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN

1. SUBJEKTIF
Laki-laki, 54 tahun kiriman dari igd ke ruang interna dengan keluhan sesak(+) 1minggu
yang lalu, batuk berdahak (+) sejak 1minggu sampai sekarang, nyeri dada(+),
demam(+) 3 hari dan menggigil
2. OBJEKTIF
Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan :
Gejala klinis : sesak nafas, nyeri dada, batuk berdahak dan demam serta menggigil.
Hasil pemeriksaan fisik : tekanan darah 110/90 mmHg, HR: 112x/I, RR: 28 x/I,
thorax : sv +/+, rhoki basah +/+, wh -/-

3. ASSESMENT
Efusi pleura adalah penimbunan cairan di dalam rongga pleura akibat transudasi atau
eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Menurut WHO (2008), Efusi Pleura
merupakan suatu gejala penyakit yang dapat mengancam jiwa penderitanya.
Efusi pleura bukan merupakan suatu penyakit akan tetapi merupakan suatu tanda adanya
penyakit. Secara normal, ruang pleura mengandung sejumlah kecil cairan (5 20 ml)
berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleura bergerak tanpa adanya
gesekan antara kedua pleura saat bernafas. Penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan
efusi pleura adalah tubercolusis, infeksi paru nontubercolusis, sirosis hati, gagal jantung
kongesif.

. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang menurut ( Tierney, 2002 dan Tucker 1998 ) adalah
1.
Sesak nafas
2.
Nyeri dada
3.
Kesulitan bernafas
4.
Peningkatan suhu tubuh jika terjadi infeksi
5.
Keletihan
6.
Batuk
Manifestasi klinis menurut Suzanne & Brenda, 2002 yang dapat ditemukan pada Efusi
Pleura adalah
a.
Demam
b.
Menggigil
c.
Nyeri dada pleuritis
d.
Dispnea
e.
Batuk Suara nafas ronchi
Komplikasi Klien dengan Efusi Pleura
1.
Fibrotoraks
Efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase yang baik akan
terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan pleura viseralis. Keadaan ini disebut
dengan fibrotoraks. Jika fibrotoraks meluas dapat menimbulkan hambatan mekanis yang
berat

pada

jaringan-jaringan

yang

berada

dibawahnya.

Pembedahan

pengupasan(dekortikasi) perlu dilakukan untuk memisahkan membrane-membran pleura


tersebut.
2. Atalektasis
Atalektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna yang disebabkan oleh
penekanan akibat efusi pleura.
3.
Fibrosis paru
Fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat paru dalam
jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan jaringan sebagai
kelanjutan suatu proses penyakit paru yang menimbulkan peradangan. Pada efusi pleura,
atalektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan penggantian jaringan paru yang
terserang dengan jaringan fibrosis.
4.
Kolaps Paru
Pada efusi pleura, atalektasis tekanan yang diakibatkan oleh tekanan ektrinsik pada
sebagian / semua bagian paru akan mendorong udara keluar dan mengakibatkan kolaps
paru.[8]
G.
1.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostic

a.
Rongent dada atau thoraxs
Permukaan cairan yang terdapat dalam rongga pleura akan membentuk bayangan seperti
kurva, dengan permukaan daerah lateral lebih tinggi dari bagian medial. Bila
permukaannya horisontal dari lateral ke medial, pasti terdapat udara dalam rongga
tersebut yang dapat berasal dari luar dan dari dalam paru paru itu sendiri.
b.
Torakoskopi (Fiber optik pleurascopy)
Dilakukan pada kasus kasus dengan neoplasma atau tuberkulosis pleura. Biasanya
dilakukan sedikit insisi pada dindidng dada (dengan resiko kecil terjadinya
pneumotoraks) cairan ditemukan penghisapan dan udara dimasukkan supaya dapat
melihat kedua pleura.
c.
Biopsi pleura
Pemeriksaan histologi atau beberapa contoh jaringan pleura dapat menunjukkan 50% 75% diagnosa kasus kasus pluritistuberkulosa dan tumor paru.
d.
Ultrasonografi
Untuk menentukan adannya cairan dalam rongga pleura. Pemeriksaan ini sangat
membatu sebagai penentu waktu melakkukan aspirasi cairan tersebut, terutama pada efusi
yang terlokalisir.
2.
Pemeriksaan laboratorium
a.
Darah lengkap : Leukosit meningkat, Hemoglobin menurun, LED meningkat
b.
Kimia darah : Albumin menurun, protein total menurun
c.
Sputum : kultur, basil asam dan PH
d.
Sitologi cairan pleura.[9]
A. Penatalaksanaan
1.
Medis
Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar, untuk mencegah
penumpukan kembali cairan, dan untuk menghilangkan ketidaknyamanan serta dispneu.
Pengobatan spesifik ditujukan pada penyebab dasar (co; gagal jantung kongestif,
pneumonia, sirosis).
a.
Torasentesis dilakukan untuk membuang cairan, untuk mendapatkan specimen
guna keperluan analisis dan untuk menghilangkan disneu.
b.
Bila penyebab dasar malignansi, efusi dapat terjadi kembali dalam beberapa hari
tatau minggu, torasentesis berulang mengakibatkan nyeri, penipisan protein dan
elektrolit, dan kadang pneumothoraks. Dalam keadaan ini kadang diatasi dengan
pemasangan selang dada dengan drainase yang dihubungkan ke system drainase waterseal atau pengisapan untuk mengevaluasiruang pleura dan pengembangan paru.

c.

Agen yang secara kimiawi mengiritasi, seperti tetrasiklin dimasukkan kedalam

ruang pleura untuk mengobliterasi ruang pleural dan mencegah akumulasi cairan lebih
lanjut.
d.
Pengobatan lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk radiasi dinding dada,
bedah plerektomi, dan terapi diuretic.[10]

4. PLAN

You might also like