Professional Documents
Culture Documents
____________________________________________
Informasi dewasa ini sudah menjadi komoditi yang sangat mahal harganya
dan bernilai strategis. Barang siapa menguasai informasi maka dialah yang
menguasai dunia. Perusahaan-perusahan besar yang maju memproklamirkan diri
sebagai perusahaan informasi. Perbankan mengklaim diri sebagai penguasa
informasi keuangan, Perusahaan Listrik meyatakan dirinya sebagai perusahaan
informasi kelistrikan, perusahaan migas menjadi perusahaan informasi di bidang
perminyakan dan gas bumi atau penguasa informasi dibidang sumberdaya alam
migas. Pengelolaan informasi tidak lagi dilakukan secara manual. Kemajuan di
bidang teknologi informasi, sudah menjadi strategi baru bagi berbagai organisasi
untuk mengaplikasikan teknologi yang berbasis komputerisasi ini dalam
mengerjakan kegiatan-kegiatannya. Hal ini seperti contoh-contoh yang dapat
dilihat pada berbagai organisasi seperti di lingkungan perbankan yang sudah
mengaplikasikan ATM sebagai upaya transaksi secara cepat dan mandiri terhadap
para pelanggannya. Pembayaran pajak bumi dan bangunan, pembayaran rekening
listrik, pembayaran rekening telepon yang sudah bisa on-line dengan loket-loket
di bank-bank pemerintah mapun swasta, bahkan sudah bisa pula dilakukan dengan
menggunakan ATM bank tertentu. Kondisi-kondisi seperti ini juga sudah banyak
dilakukan oleh organisasi-organisasi yang pengelolaan datanya dilakukan dengan
berbasis geo-referensi untuk melaksanakan kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya. Tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa hampir semua organisasi
yang menangani pekerjaannya di bidang geo-referensi telah memanfaatkan
komputer untuk mengolah datanya menjadi informasi digital, termasuk
penanganan data pertanahan melalui mekanisme Sistem Informasi Pertanahan.
Sistem Informasi Pertanahan yang dimaksudkan di sini adalah sistem informasi
bahwa kadastre adalah sistem informasi pertanahan, biasanya berbasis persil, yang
menyediakan informasi hak atas tanah, penggunaan tanah, dan nilai tanah.
Dalam perkembangannya, SIP didorong oleh kemajuan teknologi yang
pesat terutama komputer. Dengan adanya komputer, secara tidak langsung dapat
membantu dan memperbaiki sistem kadaster yang sudah ada. Untuk memahami
pengertian sistem informasi secara luas, pembagian umum kelompok sistem
informasi yang berhubungan dengan tanah dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai
berikut.
SISTEM INFORMASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN TANAH
ADMINISTRASI
PERTANAHAN
PENGEMBANGAN
TANAH
SISTEM
INFORMASI
KADASTRAL
SISTEM
INFORMASI
FASILITAS DAN
UTILITAS
INVENTARISASI
SUMBERDAYA
SOSIAL EKONOMI
(STATISTIK)
SISTEM
INFORMASI
SUMBERDAYA
LINGKUNGAN
(ALAM)
SISTEM
INFORMASI
SOSIAL DAN
EKONOMI
(BUDAYA)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
khususnya data yang berbasis bidang tanah atau persil (parcel based information
system). Keduanya merupakan sistem untuk mengelola data menjadi informasi
baik informasi tentang sumberdaya alam secara luas, maupun informasi tentang
salah satu dari sumberdaya alam yang berupa bidang tanah. Sering orang
mengatakan bahwa antara sistem informasi geografis dan sistem informasi
pertanahan sulit untuk ditarik batasan-batasannya atau perbedaan-perbedaanya
secara jelas. Hal ini karena memang mekanisme atau prosedur penyusunannya
tidaklah berbeda. Prosedur yang dimulai dari input data, manajemen data,
manipulasi dan analisis data, serta output data tersebut adalah sama dan dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1.
Input data atau pengumpulan data (sering juga disebut data entry, data
capture, data store) dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan metode
keyboard entry untuk data non grafis atau data tekstual, dan melalui
metode dititizing atau scanning, untuk data grafis atau data spasial.
2.
3.
4.
Untuk lebih
SISTEM
INFORMASI
SISTEM INFORMASI
SISTEM INFORMASI
NON SPASIAL
SPASIAL
SISTEM INFORMASI
SISTEM INFORMASI
SUMBERDAYA
SPASIAL LAINNYA
SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS
(Skala Kecil)
SISTEM INFORMASI
PERTANAHAN
(Skala Besar)
SISTEM INFORMASI
PERTANAHAN
BERBASIS BIDANG
TANAH
(Persil)
KADASTER
(Yuridis, Fiskal, Serbaguna
= Multipurpose)
SISTEM INFORMASI
PERTANAHAN
LAINNYA
(Inventarisasi Hutan, Tanah,
Geologi) 9
Ada banyak jenis sistem informasi yang digunakan oleh banyak institusi
untuk mengelola kegiatannya. Namun secara garis besar, sistem informasi dapat
dikategorikan menjadi 2 macam yaitu sistem informasi yang berhubungan dengan
pengelolaan data spasial dan data tekstual, dan sistem informasi yang digunakan
untuk mengelola data tekstual saja. Sistem informasi spasial selalu harus diikuti
dengan informasi tekstualnya, sedangkan sistem informasi tekstual bisa berdiri
sendiri. Perbedaan pokok antara sistem informasi spasial dan tekstual dan sistem
informasi tekstual saja terletak pada penggunaan datanya. Apabila ingin
menyusun suatu sistem informasi spasial dan tekstual, selalu harus menggunakan
data spasial dan data tekstual yang menjelaskan data spasial tersebut, sedangkan
sistem informasi tekstual, cukup dengan menggunakan data tekstual yang ada,
melalui prosedur tertentu bisa langsung disusun sistem informasinya. Contoh dari
sistem informasi spasial dan tekstual adalah Sistem Informasi Geografis dan
Sistem Informasi Pertanahan. Adapun contoh sistem informasi tekstual banyak
sekali dioperasikan. Beberapa diantaranya seperti : Sistem Informasi Keuangan
(Finance Information System), Sistem Informasi Pemasaran (Marketing
Information System), Sistem Informasi Manajemen (Management Information
10
11
dalam penyusunan suatu SIP. Masih pada tahap pengelolaan data, basis data
spasial digital dan basis data tekstual digital tersebut selanjutnya digabungkan
untuk menjadi basis data pertanahan, yang berupa data spasial digital beserta
informasi dari data spasial tersebut yang dikemas dalam bentuk data tekstual
digital. Untuk mendapatkan informasi pertanahan yang sudah dalam bentuk
informasi digital, basis data spasial dihubungkan dengan basis data tekstualnya.
Manipulasi dan analisis (manipulation and analysis) data bisa dilakukan pada
basis data spasial maupun tekstual digital tersebut. Sesuai dengan keinginan dari
user, maka berdasarkan manipulasi dan analisis data tersebut, selanjutnya bisa
disajikan informasi pertanahan (data output).
Beberapa jenis sistem informasi tekstual atau disebut juga sistem
informasi non spasial (karena tidak menginformasikan data spasial) seperti telah
disebutkan sebelumnya,
12
13
14
LATIHAN
15
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
RANGKUMAN
16
data tekstual, dan sistem informasi yang digunakan untuk mengelola data tekstual
saja. Sistem informasi spasial selalu harus diikuti dengan informasi tekstualnya,
sedangkan sistem informasi tekstual bisa berdiri sendiri. Perbedaan pokok antara
sistem informasi spasial dan tekstual dan sistem informasi tekstual saja terletak
pada penggunaan datanya. Apabila ingin menyusun suatu sistem informasi spasial
dan tekstual, selalu harus menggunakan data spasial dan data tekstual yang
menjelaskan data spasial tersebut, sedangkan sistem informasi tekstual, cukup
dengan menggunakan data tekstual yang ada
Data Pertanahan adalah representasi dari fakta pertanahan di lapangan
yang dikumpulkan dengan menggunakan metode tertentu. Secara garis besar data
pertanahan juga terdiri dari data pertanahan spasial dan data pertanahan tekstual.
Ketersediaan data pertanahan tidak terlepas dari kegiatan pembenahan
administrasi pertanahan pada khususnya dan pembenahan manajemen pertanahan
pada umumnya. Pada dasarnya, kedua kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan
melakukan percepatan pendaftaran tanah sekaligus dilanjutkan dengan pemberian
status hak atas tanahnya.
Berawal dari keberadaan data pertanahan, selanjutnya dibangun basis data
pertanahan, dan pada akhirnya yang akan dimanfaatkan adalah informasi
pertanahan. Informasi pertanahan yang terkini bisa diperoleh dengan penerapan
SIP. Perbedaan pokok antara informasi pertanahan yang masih dikelola secara
konvensional dan informasi pertanahan terkini yang sudah dikelola secara
komputerisasi adalah dengan kehadiran basis data pertanahan. Sebagai gambaran
dari keadaan ini adalah bahwa kalau pada masa lalu informasi pertanahan hanya
bisa diwujudkan dalam bentuk lembaran peta dengan diberi keterangan
seperlunya, pada saat ini dengan memanfaatkan komputer, bisa dibangun basis
data pertanahan yang menghubungkan antara informasi spasialnya (peta) dengan
informasi tekstualnya (atribut dari peta). Informasi pertanahan yang mutakhir saat
ini akan sangat mudah untuk dipanggil kembali (retrieval) atau bahkan bisa
dipanggil kembali untuk mendapatkan
TES FORMATIF I
17
(B/S)
(B/S)
(B/S)
(B/S)
5. Sebetulnya SIP itu tidak berbeda dengan jenis sistem informasi lain.
(B/S)
(B/S)
(B/S)
(B/S)
(B/S)
(B/S)
= Baik;
70 80 %
= Cukup;
70 %
= Kurang
18
kegiatan belajar (modul) ini, terutama bagian yang belum saudara kuasai secara
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arronof, Stan, 1993. Geographic Information Systems, WDL Publications Ottawa,
Canada.
Dale, Peter F. and JohnD.McLaughlin. 1990. Land Information Management,
Oxford University Press, New York
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi, Andi Offset, Yogyakarta.
Larsson, Gerhard. 1991. Land Registration and Cadastral Systems, Longman
Group UK Limited, London.
Nasucha, Chaizi. 1995. Politik Ekonomi Pertanahan dan Struktur Perpajakan
Atas Tanah, Kesaint Blanc, Jakarta-Indonesia.
Prihandito, Aryono. 1993. Sistem Informasi Pertanahan, Diktat, Jurusan Teknik
Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Suyudi, Bambang. Tanpa Tahun. Infrastruktur Sistem Informasi Pertanahan Pada
Tingkat Kabupaten/Kota Dalam Rangka Otonomi Daerah, Makalah,
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Tidak Dipublikasikan.
Widianto, Tjahyo. 1997. Mendambakan Sistem Informasi Pertanahann Pada
Kantor Pertanahan Tingkat II, Makalah, Sub Direktorat Sistem
Informasi Pertanahan BPN Pusat, Tidak Dipublikasikan.
19
20