You are on page 1of 19

MODUL

II

PEMBANGUNAN SISTEM
INFORMASI PERTANAHAN

_________________________________________________
A. PERAN SISTEM INFORMASI DALAM
ORGANISASI/LEMBAGA PUBLIK BIDANG
PERTANAHAN
Setiap organisasi memerlukan data dan informasi dalam mengambil keputusankeputusan yang terkait dengan manajemen organisasi. Tahapan pengambilan
keputusan oleh seorang manajer atau lembaga manajerial dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Tahap 1 - penyelidikan: dipelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan
keputusan -- data mentah diperoleh, diolah (menjadi informasi), dan diuji
untuk dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasikan persoalan
2. Tahap 2 - perancangan: identifikasi, pengembangan, dan analisis tindakan
yang mungkin -- termasuk proses untuk memahami persoalan, menghasilkan
penyelesaian, dan mengkaji kelayakan penyelesaian
3. Tahap 3 - pemilihan: pemilihan arah tindakan tertentu dari semua pilihan
yang ada, sehingga pilihan dapat ditentukan dan dilaksanakan
Bagaimana peran informasi dalam setiap tahap pengambilan keputusan dapat
digambarkan seperti berikut :

41

Gambar 4. Peran Informasi dalam Tahapan Pengambilan Keputusan


Pada tahap penyelidikan suatu masalah, dilakukan pengumpulan, klasifikasi,
pengolahan dan penyajian informasi dalam bentuk laporan kondisi terkini, laporan
kecenderungan situasi (trend, laporan hal-hal yang dapat dikecualikan dan
informasi tambahan yang terkait. Selanjutnya berdasarkan kecukupan informasi
tersebut maka tahapan selanjutnya adalah perancangan untuk menentukan strategi
alternative, dan kemungkinan-kemungkinan masing-masing alternative keputusan,
pada tahap ini diperlukan informasi berupa model dan tool-tool analisa serta

42

proyeksi ke depan. Solusi-solusi yang dirumusakan pada tahap perancangan dapat


dipilih berdasarkan resiko yang paling mungkin ditanggung organisasi.
Setelah keputusan dilaksanakan maka tahapan yang terakhir adalah review atau
monitoring pelaksanaan keputusan, dan pada tahapan ini diperlukan informasi
yang sifatnya umpan balik (feedback dan follow up). Manajemen pertanahan yang
efektif memerlukan
B. STRATEGI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI UNTUK
MENDUKUNG MANAJEMEN DAN PELAYANAN
PERTANAHAN
Sistem informasi adalah perpaduan sekumpulan elemen yang

dipertemukan

dengan maksud untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan dan


memastikan bahwa strategi sistem informasi tersebut selaras dengan strategi
bisnis. Sistem Informasi mempunyai peran yang sangat penting dalam organisasi
yaitu untuk mendukung strategi bisnis organisasi untuk memperoleh keunggulan
kompetitif.

Sedangkan teknologi informasi (TI) adalah konvergensi antara

teknologi komputer dan teknologi komunikasi yang menyebabkan sistem


informasi dapat dibangun dan berjalan sebagaimana mestinya (Laudon and
Laudon, 2000).
Penggunaan teknologi informasi dalam suatu organisasi diharapkan dapat
meningkatkan

produktifitas, mempercepat proses dan memberikan dukungan

informasi kepada pihak manajemen untuk pengambilan keputusan. Sistem


informasi mengalami evolusi yang panjang sebelum ditempatkan pada posisi yang
strategis dalam sebuah perencanaan. Era informasi dikelompokkan dalam tiga
model hubungan era sistem informasi dari waktu ke waktu (Ward et al, 1990). Era
pemanfaatan sistem informasi dalam organisasi terlihat pada tabel berikut :

43

Tabel

Era Sistem informasi

Tahun
60-an

Era
Data Proccesing

Karakteristik Pemanfaatan IT
Computer stand alone, remote from users,

70-80 an

Sistem Informasi

pengurangan biaya
Proses terdistribusi, interkoneksi, system

Manajemen

diatur oleh pelayanan manajemen,

80-90-an Sistem Informasi Strategis

mendukung bisnis, user driven


Berbasis jaringan, system terintegrasi,
ketersediaan dan mendukung user,
berhubungan dengan strategi bisnis,
business driven

(Sumber : Ward et. Al, 1990)


Penerapan Sistem Informasi I/TI dalam sebuah organisasi memiliki tiga sasaran
utama. Pertama, memperbaiki efisiensi kerja dengan melakukan otomasi berbagai
proses yang mengelola informasi. Kedua, meningkatkan keefektifan manajemen
dengan memuaskan kebutuhan. informasi guna pengambilan keputusan. Ketiga,
memperbaiki daya saing atau meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi
dengan merubah gaya dan cara berbisnis (Ward dan Peppard, 2002)
Pemanfaatan system informasi untuk mendukung pengelolaan pertanahan,
diperlukan untuk memberikan informasi yang akurat, secara cepat dan mudah.
Sistem informasi pertanahan yang berbasis computer (ICT) akan dapat secara
cepat memberikan jawaban kebutuhan informasi seberapa banyak bidang tanah
yang terdaftar, apakah pemanfaatan bidang tanah sudah sesuai dengan aturan tata
ruang, berapa jumlah tanah pertanian di suatu desa, apakah tanah-tanah pertanian
dimiliki oleh seseorang dengan profesi petani dan seterusnya, sehingga keputusan-

44

keputusan yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya tanah dapat dibuat


berdasarkan informasi yang memadai. Dengan bantuan teknologi computer pula
layanan-layanan pertanahan seperti pendaftaran tanah dapat dilaksanakan secara
transparan dan akuntabel. Sistem sudah menetapkan biaya layanan sesuai dengan
aturan, sehingga petugas tidak dapat lagi menetapkan tarif semaunya, atau
melakukan pungutan liar. Sistem juga dibuat sesuai dengan standar operasi dan
prosedur yang sudah ditetapkan sehingga control terhadap waktu penyelesaian
pekerjaan dapat dilakukan secara ketat. Pada akhirnya dengan memanfaatkan
teknologi informasi yang tepat maka tata kelola pertanahan yang baik (good land
governance) dapat dicapai dengan lebih mudah.
C. PERENCANAAN UNTUK PEMBANGUNAN SISTEM
INFORMASI PERTANAHAN
Sebagaimana

pembangunan

system

informasi

laiinya,

untuk

memulai

pembangunan SIP diperlukan tahapan-tahapan yang disebut sebagai system


development life cycle. Tahapan dalam sklus pengembangan system informasi
pada umumnya terdiri dari 5 (lima) tahap yaitu :
1.

Tahap perencanaan

2.

Tahap analisis

3.

Tahap perancangan

4.

Tahap implementasi

5.

Tahap pemeliharaan

Di antara ke 5 tahapan tersebut tahap yang paling penting adalah tahap analisis,
perancangan, dan implementasi, sedang tahap perencanaan dan pemerilharaan
merupakan tambahan tahapan yang seyogyanya dilakukan dalam perancangan
system informasi.
Pada tahap analisis ada ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan yaitu
analisis kebutuhan pengguna (user) dengan mengekstrak atau menafsirkan
dari aturan-aturan, seperti standar operasional dan prosedur (SOP), dan
aturan lainnya yang kemudian diterjemahkan dalam enterprise rule.

45

Analisis resiko dengan melakukan-melakukan perhitungan terhadap


resiko-resiko jika system informasi di buat.
Tahapan dalam sklus hidup pengembangan system informasi berbeda-beda
tergantung pada metode yang diterapkan. Beberapa metode yang banyak
digunakan falam pembangunan dan pengembangan system informasi adalah
sebagai berikut :
1. Metode Linier Sekuensial/Metode Waterfall

Model waterfall merupakan model klasik dalam pengembangan system informasi


Urutan pekerjaan pada tiap tahapan dianalogikan bak air yang mengalir dari
tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah, artinya sebuah proses baru bisa
dilanjutkan setelah satu tahap awal selesai dengan sempurna.
Penjelasan tentang setiap tahapan pada metode waterfall dapat diringkas sebagai
berikut:
a. Tahap analisis: pada tahap ini berlangsung proses pengumpulan
kebutuhan secara lengkap untuk dianalisis dan didefinisikan kebutuhan
apa saja yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibuat, seperti
memahami domain permasalahan, tingkah laku, unjuk kerja dan interface
(antar muka).

46

b. Tahap desain: proses ini melibatkan empat atribut sebuah program yaitu
struktur data, arsitektur, perangkat lunak, representasi interface, dan detail
(algoritma) prosedural.
c. Tahap pengkodean: proses penterjemahan desain ke dalam bentuk bahasa
mesin yang dapat dilakukan secara mekanis.
d. Tahap pengujian: proses ini dikerjakan setelah kode dirancang dan
difokuskan pada fungsi dan jumlah kesalahan untuk diperbaiki.
e. Tahap pemeliharaan: meliputi penyesuaian atau perubahan yang
berkembang seiring dengan adaptasi perangkat lunak dengan kondisi atau
situasi sebenarnya setelah disampaikan kepada konsumen atau pelanggan.
Kelebihan metode ini antara lain mudah diaplikasikan karena urutan-urutan
pengerjaan sudah sering dipakai, selain itu juga cocok untuk software berskala
besar dan yang bersifat umum; yang paling penting, karena langkah-langkahnya
sangat sekuensial, pengerjaan proyek akan mudah dikontrol dan terjadwal dengan
baik.
Namun, terdapat pula beberapa kelemahan yang menjadi kekurangan dari metode
waterfall ini, seperti kurang fleksibel, dikarenakan rincian prosesnya harus benarbenar jelas dan tidak boleh diubah-ubah. Apabila dikerjakan dengan melampaui
tahap yang seharusnya maka proses desain yang sebelumnya itu akan berubah
total dan memakan waktu yang banyak jika harus mengulang proses.
Model waterfall ini sangat sesuai digunakan dalam pengembangan sistem
perangkat lunak dan hardware yang luas dan apabila kebutuhan pengguna telah
dimengerti dengan baik. Selain itu, juga apabila waktu yang tersedia juga masih
cukup banyak.
2. Model Prototipe (Purwarupa)
Metode ini menyajikan gambaran yang lengkap dari sistem, terdiri atas model
kertas, model kerja dan program. Pihak pengembang akan melakukan identifikasi
kebutuhan pemakai, menganalisa sistem dan melakukan studi kelayakan serta
studi terhadap kebutuhan pemakai, meliputi model interface, teknik prosedural
dan teknologi yang akan dimanfaatkan.

47

Gambar 2. Prototyping Model


Secara ringkas, tahapan-tahapan dalam model prototyping adalah:
a. Tahap Pengumpulan kebutuhan: pada tahap ini, pelanggan dan
pengembang saling bantu dalam mendefinisikan format seluruh perangkat
lunak, menentukan keperluan dan garis besar sistem yang akan dirancang.
b. Tahap Quick design: membangun rancangan global sebagai contoh bagi
user
c. Tahap Pembangunan Prototipe: proses perancangan sementara yang
fokusnya kepada penyajian kepada pelanggan, termasuk pengujian dan
penyempurnaan.
d. Tahap Evaluasi Pelanggan: di mana pelanggan melakukan pengujian
terhadap prototipe yang ada dan pengembang memperhalus analisis
kebutuhan pemakai.
Pada tahap Pembuatan dan Implementasi: tahap ini termasuk proses desain
(rancang), pengkodean dan testing.
Keunggulan model ini adalah sifatnya yang sangat interaktif sehingga
pengembang dan pengguna (pemakai) dapat terus berinteraksi selama pengerjaan
tahapan-tahapan tersebut. Peran aktif pemakai ini dapat menghemat waktu dalam
pengembangan sistem dan bila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian keinginan,
pemakai

dapat

segera memberitahukannya

sehingga

pengembang

dapat

secepatnya melakukan penyesuaian.


Kelemahan model ini antara lain, akibat adanya quick design, kadang pemakai
tidak menyadari bahwa perangkat lunak yang ditunjukkan masih berupa blue print
sehingga tidak ada jaminan terhadap kualitas secara keseluruhan dan
pemeliharaan

jangka panjangnya.

Dari sisi pengembang,

karena ingin

menyegerakan selesainya proyek, sering menggunakan bahasa pemrograman yang

48

sederhana dalam membuat prototipe tanpa memikirkan lebih lanjut program yang
lebih kompleks untuk membangun sistem yang sebenarnya.
Model Prototyping ini sangat sesuai diterapkan untuk kondisi yang beresiko tinggi
di mana masalah-masalah tidak terstruktur dengan baik, terdapat fluktuasi
kebutuhan pemakai yang berubah dari waktu ke waktu atau yang tidak terduga,
bila interaksi dengan pemakai menjadi syarat mutlak dan waktu yang tersedia
sangat terbatas sehingga butuh penyelesaian yang segera. Model ini juga dapat
berjalan dengan maksimal pada situasi di mana sistem yang diharapkan adalah
yang inovatif dan mutakhir sementara tahap penggunaan sistemnya relatif singkat.
3. Metode RAD Model (Rapid Aplication Development)
RAD adalah proses pembangunan Perangkat Lunak yang menekankan pada siklus
pengembangan yang pendek dan singkat. Model ini mengawinkan model waterfall
dan model component based construction.

Gambar 3. Model RAD


Secara ringkas, tahapan-tahapan RAD adalah sebagai berikut.
a. Tahap Pemodelan Bisnis: dibuat agar dapat menjawab pertanyaanpertanyaan berikut: informasi apa yang mengontrol proses bisnis?
Informasi apa yang didapat? Siapa yang mendapatkannya? Untuk siapa
informasi itu ditujukan? Siapa yang akan memprosesnya?
b. Tahap

Pemodelan

Data:

informasi-informasi

yang

dipadu

dari

pemodelan bisnis dipilah-pilah ke menjadi sekumpulan objek data yang

49

masing-masing objek diidentifikasikan dan ditentukan hubungan antara


objek-objek tersebut.
c. Tahap Pemodelan Proses: aliran informasi yang didapat dalam proses
pemodelan data diolah sedemikian untuk dapat menopang fungsi-fungsi
bisnis. Prosesnya dikreasikan untuk menambah, memodifikasi, menghapus
dan atau mendapatkan kembali sebuah objek data.
d. Tahap Pembuatan Aplikasi: RAD dapat saja memakai kembali
komponen program yang sudah ada bila dimungkinkan, atau membuat
komponen yang dapat digunakan lagi bila diperlukan di masa mendatang.
RAD juga diasumsikan menggunakan teknik generasi keempat (4GT).
e. Tahap Pengujian dan Pergantian: Proses RAD menekankan pada
pemakaian kembali yang memungkinkan berkurangnya keseluruhan waktu
pengujian, namun komponen harus diuji dan harus dilatih secara penuh
dan terintegrasi.
Kelebihan model RAD: tahap-tahap RAD membuatnya

mampu untuk

menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object), karena setiap


komponen software dikerjakan secara terpisah dengan tim-tim tersendiri sehingga
dapat digunakan juga untuk aplikasi lain yang pada akhirnya akan menghemat
waktu. Penggunaan tim yang terpisah untuk mengerjakan pekerjaan yang berbeda
membuat pekerjaan lebih cepat dalam proses integrasi dan efisien terhadap waktu
tanpa mengacaukan aplikasi.
Kelemahan model RAD: Tidak begitu cocok untuk proyek dengan skala besar
karena dibutuhkan sumber daya manusia yang semakin banyak seiring dengan
semakin banyaknya komponen yang dikerjakan, selain itu, semakin besar proyek,
semakin kompleks pula koordinasi yang dibutuhkan. Dalam waktu yang singkat,
rasanya sulit untuk pengembang dan pemakai berkomitmen untuk melaksanakan

50

berbagai kegiatan untuk melengkapi sistem. Apalagi bila sistem ternyata tidak
dapat dimodularisasi sementara sistem mempunyai resiko teknik yang tinggi.
Model RAD sangat tepat diterapkan untuk sistem yang telah jelas dan lengkap
kebutuhannya, di mana terdapat komponen-komponen yang dapat dipakai
kembali dalam proyek yang berskala kecil dengan waktu pengembangan
perangkat lunak yang singkat.
4. Evolutionary software process model, terbagi dua:\
a. Incremental Model
Model ini merupakan hasil kombinasi elemen-elemen dari model waterfall
yang diaplikasikan secara berulang. Elemen-elemen tersebut dikerjakan
hingga menghasilkan produk dengan spesifikasi tertentu kemudian proses
dimulai dari awal kembali hingga muncul hasil yang spesifikasinya lebih
lengkap dari sebelumnya dan tentunya memenuhi kebutuhan pemakai.

Gambar 4. Incremental Model


Kelebihan model ini adalah mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel,
dengan waktu yang relatif singkat dan tidak dibutuhkan anggota/tim yang banyak
untuk menjalankannya.
Kekurangannya adalah tidak cocok untuk proyek berukuran besar (lebih dari
200.000 baris coding) dan sulit untuk memetakan kebutuhan pemakai ke dalam
rencana spesifikasi tiap-tiap hasil dari increament.
Model ini cocok dipakai untuk proyek kecil dengan anggota tim yang sedikit dan
ketersediaan waktu yang terbatas.
b. Spiral Model/Spiral Boehm

51

Model ini mengadaptasi dua model perangkat lunak yang ada yaitu model
prototyping dengan pengulangannya dan model waterfall dengan pengendalian
dan sistematikanya.

Model ini dikenal dengan sebutan Spiral Boehm.

Pengembang dalam model ini memadupadankan beberapa model umum tersebut


untuk menghasilkan produk khusus atau untuk menjawab persoalan-persoalan
tertentu selama proses pengerjaan proyek.

Gambar 5. Model Spiral Boehm


Tahap-tahap model ini dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut.
Tahap Liason: pada tahap ini dibangun komunikasi yang baik dengan calon
pengguna/pemakai
Tahap Planning (perencanaan): pada tahap ini ditentukan sumber-sumber
informasi, batas waktu dan informasi-informasi yang dapat menjelaskan proyek.
Tahap Analisis Resiko: mendefinisikan resiko, menentukan apa saja yang menjadi
resiko baik teknis maupun manajemen.
Tahap Rekayasa (engineering): pembuatan prototipe
Tahap Konstruksi dan Pelepasan (release): pada tahap ini dilakukan pembangunan
perangkat lunak yang dimaksud, diuji, diinstal dan diberikan sokongan-sokongan
tambahan untuk keberhasilan proyek.
Tahap Evaluasi: Pelanggan/pemakai/pengguna biasanya memberikan masukan
berdasarkan hasil yang didapat dari tahap engineering dan instalasi.

52

Kelebihan model ini adalah sangat mempertimbangkan resiko kemungkinan


munculnya kesalahan sehingga sangat dapat diandalkan untuk pengembangan
perangkat lunak skala besar. Pendekatan model ini dilakukan melalui tahapantahapan yang sangat baik dengan menggabungkan model waterfall ditambah
dengan pengulangan-pengulangan sehingga lebih realistis untuk mencerminkan
keadaan sebenarnya. Baik pengembang maupun pemakai dapat cepat mengetahui
letak kekurangan dan kesalahan dari sistem karena proses-prosesnya dapat diamati
dengan baik.
Kekurangan model ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan
perangkat lunak cukup panjang demikian juga biaya yang besar. Selain itu, sangat
tergantung kepada tenaga ahli yang dapat memperkirakan resiko. Terdapat pula
kesulitan untuk mengontrol proses. Sampai saat ini, karena masih relatif baru,
belum ada bukti apakah metode ini cukup handal untuk diterapkan.
Model Boehm sangat cocok diterapkan untuk pengembangan sistem dan
perangkat lunak skala besar di mana pengembang dan pemakai dapat lebih mudah
memahami kondisi pada setiap tahapan dan bereaksi terhadap kemungkinan
terjadinya kesalahan. Selain itu, diharapkan juga waktu dan dana yang tersedia
cukup memadai.
5.

Component Assembly Model (CAM/Model Perakitan Komponen)

Model ini merupakan gabungan dari berbagai sifat dan karakter dari model spiral
Boehm dan sangat erat keterikatannya dengan model RAD (Rapid Application
Development) model karena model CAM ini menggunakan peralatan-peralatan
dan GUI (Graphic User Interface) untuk membangun software. Dengan kata lain,
pembuatan aplikasinya dibuat dari paket perangkat lunak yang berisi serangkaian
komponen yang telah ada sebelumnya. Namun, waktu yang dibutuhkan dapat
disesuaikan atau lebih efektif ketimbang harus mengerjakan program dari awal.

53

Gambar 6. CAM
Tahapan-tahapan Model ini adalah:
Tahap Identifikasi calon-calon komponen (kelas objek); Tahap melihat komponenkomponen dalam pustaka; Tahap mengekstrak komponen jika ada; Tahap
membangun komponen jika tidak ada; Tahap menyimpan komponen baru pada
pustaka; Tahap mengkonstruksi iterasi ke-n dari sistem.
Kelebihan model ini adalah tinggal mencaplok atau menggunakan program atau
komponen yang sudah ada dan menyusunnya menjadi sebuah program yang lebih
kompleks dan berkembang sesuai dengan kebutuhan user/pengguna sehingga
dapat mengefisienkan penggunaan waktu dan tenaga. Selain itu, model ini juga
menyediakan kemampuan untuk memvisualisasikan hasil rakitan dengan
kesanggupan untuk mengukur, menganalisa, merancang dan merancang ulang
program.
Kekurangan model ini adalah seringnya program atau komponen-komponen
terdahulu tidak kompatibel atau sejalan dengan model perakitan komponen ini
sehingga untuk perusahaan berskala kecil akan kesulitan menemukan komponen
yang sesuai untuk dirakit.
Model ini sangat sesuai digunakan oleh perusahaan besar yang sudah
berpengalaman mengembangkan software. Mereka dapat memanfaatkan softwaresoftware yang telah umum dikembangkan sebelumnya menjadi bentuk baru dari
software yang ingin dikomersilkan.
6.

The Concurrent Development Model

54

Model ini disebut juga dengan concurrent engineering yang dapat digambarkan
secara skematik sebagai serial dari kegiatan teknis utama, tugas-tugas, dan
hubungan antar bagian-bagian yang saling terkait di mana aktifitas analisa seperti
desain/rancangan atau komunikasi pelanggan dapat diskemakan dengan cara yang
sama.

Gambar 7. The Concurrent Development Model


Concurrent process model cocok digunakan untuk pengembangan aplikasi
client/server yang terdiri atas satu set komponen yang fungsional. Terdapat dua
dimensi aktivitas yang digambarkan oleh model ini sebagai berikut.
Dimensi sistem: terdapat tiga proses di dalamnya yakni perancangan, perakitan
(assembly) dan penggunaan (use).
Dimensi komponen: terdapat dua kegiatan utama yaitu perancangan dan realisasi.
Concurrency (pertemuan) dapat diperoleh dengan dua cara: 1) sistem dan
komponen kegiatan (aktifitas) terjadi secara simultan dan dapat diperagakan
dengan memanfaatkan pendekatan yang berdasar pada status sebelumnya; 2)
aplikasi client/server yang bersifat unik/khas di mana dapat diterapkan pada
banyak komponen yang tiap-tiap komponen bisa dirancang dan direalisasikan
secara serentak.
7.

Formal Method Models

Pada model ini, digunakan notasi matematika yang terperinci dan penuh ketelitian
dalam mengidentifikasi desain dan menguji sistem yang berbasis komputer.
Metode ini sering dipakai untuk spesifikasi yang detail, rancangan dan verifikasi

55

pada bagian-bagian sistem yang penting (bersifat kritikal) seperti pada sistem
avionic dan aerospace, serta pada sistem keamanan yang kritikal pada monitor
jantung, ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dan pada perbankan.
Secara khusus, metode formal sangat cocok dijalankan pada sistem yang
kompleks.
8. Fourth Generation Techniques/Model Teknik Generasi ke-4/4GT

Gambar 8. Model Teknik Generasi ke-4


Istilah Fourth Generation Techniques (4GT) mencakup seperangkat
peralatan perangkat lunak yang berfungsi sebagai perangkat bantu yang
memudahkan seorang pengembang software mengaplikasi beberapa karakteristik
software pada tingkat yang tinggi, yang akan menghasilkan source code dan
object code secara otomatis sesuai dengan spesifikasi (persyaratan khusus) yang
dibuat oleh sang pengembang perangkat lunak.
Dewasa ini, 4GT tools dipakai sebagai bahasa non prosedur untuk DataBase
Query, Pembentukan laporan (Report Generation), Manipulasi data, Definisi dan
interaksi layar (screen), Pembentukan object dan source ( Object and source
generation ), Kemampuan grafik yang tinggi, dan Kemampuan spreadsheet.
Tahapan-tahapan model 4GT dapat diringkas sebagai berikut.
Tahap Pengumpulan Kebutuhan: tahap ini dimulai dengan mengumpulkan
serangkaian kebutuhan yang nantinya akan diterjemahkan ke dalam prototipe.
Namun, apabila pelanggan tidak yakin dengan apa yang diperlukan dan fakta-

56

fakta tidak jelas diketahui maka prototipe tidak dapat dikerjakan oleh peralatan
4GT.
Tahap Merancang Strategi: tahap ini dibutuhkan untuk proyek besar yakni dengan
menterjemahkan kebutuhan menjadi prototipe operasional

agar tidak timbul

masalah yang sama jika dibuat dengan model konvensional. Namun, untuk proyek
skala kecil tahap ini dapat dihilangkan dengan langsung melakukan implementasi
dengan menggunakan bahasa generasi keempat (4GT).
Tahap Implementasi Menggunakan Bahasa Keempat: untuk skala kecil tahap ini
dapat langsung dilakukan ketika kebutuhan telah jelas, dan untuk proyek besar
tahapan ini dijalankan setelah dirancang prototipe operasional. Implementasi yang
menggunakan 4GT memudahkan pengembang software untuk menjelaskan hasil
yang diharapkan yang nantinya akan diterjemahkan ke dalam bentuk kode sumber
dan kode objek.
Tahap Produksi: Tahap ini merupakan langkah terakhir yakni mengubah
implementasi 4GT ke dalam hasil akhir berupa produk.
Kelebihan model ini adalah pengurangan waktu dan peningkatan produktivitas
yang besar.
Kekurangan model ini adalah kemungkinan akan sulit memanfaatkan alat
bantu/peralatan/tools

4GT

dibandingkan

dengan

menggunakan

bahasa

pemrograman yang konvensional, selain itu terdapat juga masalah dalam hal kode
sumber yang tidak efisien. Di samping itu, pemeliharaan sistem software besar
yang dikembangkan oleh 4GT juga masih sedang dalam proses pengkajian.
Model ini diaplikasikan untuk mengembangkan perangkat lunak yang memakai
bentuk bahasa khusus atau notasi grafik yang dieksekusi/diselesaikan dengan
syarat atau ketentuan yang dipahami oleh pemakai/pengguna/kustomer.

57

No. 2 Andaikan Saya terpilih menjadi seorang manajer proyek pada sebuah
perusahaan kecil yang memproduksi perangkat lunak di mana tugas saya adalah
membangun sebuah aplikasi yang sangat mirip dengan aplikasi lain yang sudah
dibangun sebelumnya, meskipun yang satu ini lebih besar dan kompleks,
sementara syarat-syarat sudah didokumentasikan dengan teliti oleh pemakai.
Maka, struktur yang akan saya pilih adalah struktur table karena fleksibelitas
rancangan struktur table ini yang dapat menjelaskan dengan baik hubungan antar
elemen/komponen yang dijelaskan, hal tersebut memudahkan pengembang untuk
menggunakannya.
Dan, model proses yang akan saya terapkan adalah RAD model (Rapid Aplication
Development), mengingat dalam tahapan RAD dapat digunakan kembali
dokumentasi dari pemakai yang sebelumnya telah ada. Dalam RAD ini terdapat
tahapan di mana pengembang harus mengetes atau menguji coba program,karena
program terdahulunya masih dapat dipakai, pengembang cukup melakukan testing
terhadap program-program dan komponen-komponen baru saja sehingga dapat
menghemat waktu. Oleh karena produksinya dilakukan oleh perusahaan kecil
dengan estimasi proyek berskala kecil dan tenaga manusianya (dalam bentuk) tim
dapat dipenuhi maka RAD sangat memungkinkan untuk diterapkan demi efisiensi
waktu dan kerja.
No. 3 Andaikan saya terpilih menjadi seorang manajer proyek pada sebuah
perusahaan besar yang memproduksi perangkat lunak, di mana tugas saya adalah
mengatur perkembangan versi generasi selanjutnya dari perangkat lunak pengolah
kata produk yang sudah dipakai sangat luas, sementara itu, kondisinya adalah
kompetisi dan batas waktu yang ketat sudah dibangun dan ditetapkan.
Maka, struktur yang akan saya pilih adalah struktur chart karena dapat
menjelaskan hubungan antar elemen/komponen dengan sangat baik, selain itu,

58

interface yang menghubungkan komponen-komponen dapat dengan mudah


ditentukan seperti halnya dapat ditetapkannya wujud dan penempatan komponen
dalam tempat penyimpanan sekunder secara fisik.
Dan, model proses yang akan saya terapkan adalah Component Assembly Model
(CAM/Model Perakitan Komponen) karena saya dapat menggunakan kembali
program-program dan peralatan-peralatan software yang sudah ada sebelumnya
untuk dikembangkan menjadi generasi berikutnya. Oleh karena ini adalah
perusahaan besar yang tentunya telah berpengalaman dengan software serupa,
maka tools dan program yang akan digunakan untuk CAM sudah kompatibel
sehingga dapat mempersingkat waktu.

59

You might also like