Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 9
1.
2.
3.
4.
Herlina
Rini Petronela
Siti Fatimah
Zhopri Deswandi
(F1041131002)
(F1041131015)
(F1041131025)
(F1041131029)
2016
Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan mempelajarai materi ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan fungsi peluang dari satu fungsi peubah acak diskrit dengan teknik
transformasi peubah acak
2. Menentukan fungsi densitas dari satu fungsi peubah acak kontinu dengan teknik
transformasi peubah acak
3. Menentukan fungsi densitas dari fungsi dua peubah kontinu dengan menggunakan
teknik transformasi peubah acak
4. Menentukan fungsi densitas dari dua peubah acak kontinu yang berbentuk
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dengan menggunakan teknik
tranformasi peubah acak
A. Peubah Acak
Misalnya E adalah sebuah eksperimen dengan rumus sampelnya S,
sebuah fungsi X yang menetapkan setiap s S dengan sebuah
bilangan real X(s) dinamakan peubah acak. Peubah acak ada 2, yaitu
peubah acak diskrit dan peubah acak kontinu.
1. Peubah Acak Diskrit
Misalnya X adalah peubah acak. Jika banyak nilai-nilai yang
mungkin dari X(yaitu ruang hasil Rx) berhingga atau tak
berhingga tapi dapat dihitung, maka X dinamakan peubah acak
diskrit.
2. Peubah Acak Kontinu
Misalnya X adalah peubah acak. Jika banyak nilai-nilai yang
mungkin dari X(yaitu ruang hasil Rx) merupakan sebuah interval
pada garis bilangan real, maka X dinamakan peubah acak
kontinu.
B. Teknik Tranformasi Peubah Acak
Teknik ini bisa berlaku untuk satu maupun dua buah peubah acak
sehingga transformasi peubah acaknya juga bisa merupakan fungsi
dari satu peubah acak maupun fungsi dari dua buah peubah acak.
Khusus transformasi dari fungsi dua buah peubah acak, idealnya harus
ada dua transformasi peubah acak yang diketahui. Dalam praktiknya,
transformasi peubah acak yang diketahui mungkin hanya sebuah. Oleh
karena itu kita harus memisalkan satu transformasi peubah acak lagi
berdasarkan
bentuk
Transformasi
transformasi
peubah
acak
peubah
yang
acak
diketahui
yang
itu
diketahui.
bisa
berupa
dan
Y =u ( X )
y
sehingga persamaan
y=u( x)
dinyatakan dalam
y
adalah
mempunyai
y . Misalnya
g ( y )=f [w ( y ) ] .
Bukti
Diketahui X adalah peubah acak diskrit dengan fungsi peluang f(x).
Berdasarkan sifat ketiga pada fungsi peluang yaitu f(x) = P( X= x)
dan karena fungsi peluang akan ditransformasi pada peubah acak
Y diperoleh
f =P (Y = y )
P ( u ( X )= y )
Y = u (X)
P ( u (X )=u(x ) )
y = u (x)
w ( y)
u(X )=u ()
P
u (x) = w(y)
P ( X=w ( y ) )
f (w ( y ))
Contoh
Misalkan fungsi peluang dari peubah acak X adalah :
1
f(x) = ( 2 ) x ; x=1,2,3,...
Tentukan fungsi peluang dari peubah acak Y = X3
Penyelesaian
Transformasinya : Y = X3
Hubungan antara nilai x dari peubah acak X dan nilai y dari peubah
acak Y diberikan dengan :
Inversnya :
y=x 3
x=3 y
1y
f ( y )=
; y=1,8,27
2
Misalkan
Y =u ( X )
dan
sehingga persamaan
x
distribusi peluang
dalam
adalah
mempunyai
x=w ( y )
misalnya
y
Maka
'
J =w ( y )
Bukti
y=u( x)
Misalkan
y bernilai
antara
dan
w ( a ) dan
Berdasarkan
sifat
w(a)
bernilai
w (b) .
ketiga
pada
fungsi
padat
peluang
P ( a< X <b )= f ( x ) dx
a
diperoleh
w(b)
f ( x ) dx
w(a)
Dengan
Sehingga :
w (b )
w(b)
dy.
yaitu
Y adalah :
g ( y )=f [ w ( y ) ] w ' ( y)
. P( Y = y) = f(y)
'
w ( y )=J
f [w ( y) ]. J
...
f [ w ( y ) ] . |J|
|J|
y=u( x)
bernilai
w (a)
dan
bernilai
w ( b ) , jadi :
dan
a
w(a)
w(b)
w(a)
f ( x ) dx
w(b)
P ( a<Y <b )= f [ w ( y ) ] w ( y ) dy
'
P ( a<Y <b )= f ( y) dy
b
f [ w ( y ) ] w' ( y ) dy
a
sifat
integral
f ( x)dx= f ( x ) dx
b
adalah :
'
g ( y )=f [ w ( y ) ] w ( y )
f [ w ( y ) ] J
Karena slope dari kurva adalah negatif, dan
distribusi peluang
adalah:
J = J , maka
g( y )=f [ w ( y ) ] J
Bukti lain
Jika
y=u( x)
jika
x w ( y) . Dengan demikian
FY =P ( u ( X ) y )
y
X w()
P
u(x ) y
FY (w ( y ))
d
F
dy Y ( w ( y ))
FY ( w ( y ) )
d
d
w ( y)
d ( w ( y ) ) dy
FY ( w ( y ) )
d
w( y)
dy
d
w ( y ) >0, karena
dy
u(x ) y
dengan demikian :
FY =P ( u ( X ) y )
y
X w()
P
w ( y) x
1P( X w ( y ) )
1F X (w ( y ))
d
d
( 1 ) F X ( w ( y ) )
dy
dy
f ( y )=
d
d
F X (w ( y )) w( y )
dy
d (w ( y ) )
f X (w ( y ))
f X (w ( y ))
d
w ( y )
dy
d
w ( y)
dy
d
w ( y ) <0
dy
...
, karena
d
w ( y ) <0
dy
y monoton turun.
w ( y)
dinotasikan :
J=
d
w( y )
dy
Contoh
Misalkan
f ( x )=
x
, 1< x<5
12
0, untuk x yang lain
Y =2 X 3
Jawab :
Fungsi
kebalikan
dari
Y =2 X 3
adalah
x=
y+ 3
2
sehingga
diperoleh
J =w' ( y )=
d y +3
d 1
1
1
1
=
( y +3) = ( 0 )+ 0 ( y+ 3 )= + 0=
dy 2
dy 2
2
2
2
( ) (
dan
y=1
x=5
dan
y=7
y +3
(
2 ) 1
g ( y )=
,1< y< 7
12 ( 2 )
g ( y )=
y +3
,1< y <7
48
0,untuk x yang lain
f ( y )=f [ w( y) ]
dari
g(y1,y2)
yang
dapat
diperoleh
dengan
g
y2
(y1-y2)
Contoh
Misalkan X1 dan X2 dua peubah acak bebas dengan distribusi
poisson. Masing-masing dengan parameter u1dan u2. Tentukan
distribusi peubah acak Y1 = X1 + X2
Jawab :
Karena X1 dan X2 saling bebas maka dapat ditulis
F(x1,x2)
f(x1) f(x2)
e 1 1x1 e 2 2x2
x1 !
x2!
e( 1+ 2) 1 2
x 1! x 2!
x1
2,
x2
G(y1 , y2) =
y2
e( 1+ 2) 1 2
( y 1 y 2) ! y 2 !
, y1
Karena x1 > 0 transformasi x1 = y1-x2 mengakibatkan x2, jadi juga y2,
harus selalu lebih kecil atau sama dengan y 1, jadi distribusi peluang
pias y1 adalah
y1
h(y1)=
g( y 1, y 2)
y 2=0
y1 y2
y1
y2
e( 1+ 2) 1 2
= ( y 1 y 2)! y 2 !
y 2=0
( 1 + 2)
= e
y1
1 y1 y 2 2 y2
y 2=0 ( y 1 y 2)! y 2 !
y1
e( 1+ 2)
y 1 !
1 y1 y 2 2 y2
=
y 1! y 2=0 ( y 1 y 2) ! y 2!
y1
e( 1+ 2)
( y 1 ) 1 y 1 y 2 2 y 2
=
y 1! y 2=0 y 2
e( 1+ 2)
y1
( 1+ 2 )
=
y 1!
Dari rumus tersebut dapat disimpulkan bahawa jumlah dua peubah
acak bebas yang berdistribusi poisson dengan parameter
2
1+ 2
dan
Teorema
Misalkan X1 dan X2 peubah acak kontinu dengan distribusi peluang
gabungan f(x1,x2). Misalkan Y1=u1(X1,X2) merupakan transformasi
satu-satu antara titik (x1,x2) dan (y1,y2) sedemikian rupa sehingga
persamaan y1 = u1(x1,x2)
Y1
| |
x1
y1
x2
y1
J=
x 1
y2
x2
y2
dan
x1
y1
dengan y1 konstan
x1
: y 2 adalah turunan parsial dari x1=w1(y1,y2) terhadap y2
dengan y1 konstan
x2
: y 1 adalah turunan parsial dari x2=w2(y1,y2) terhadap y1
dengan y2 konstan
x2
: y 2 adalah turunan parsial dari x2=w2(y1,y2) terhadap y2
dengan y1 konstan
Contoh
Misalkan X1 dan X2 peubah acak kontinu dengan distribusi peluang
gabungan
F(x1,x2) = {
Invers:
y2=x1x2
x2=
y1
y2
y1
Sehingga diperoleh
J=
| |
1
2 y 1
y 2
2 y1
-0=
1
y1
3
2
1
= ( 2 y1
1
y1
y2
)(
2 y1
3
2
x 0) =
1
2 y 1
=4
y1
2 y2
y1
y2
1
y1 2y1
G(y1,y2) =
0, untuk y1 dan y2 lainnya
1
2 y 1
transformasi.
Tentukan batas-batas nilai dari kedua peubah acak transformasi.
Tentukan fungsi densitas marginal dari salah satu peubah acak
peubah
acak
1
1
x= ( u+v ) dan y=(
( uv ) )
2
2
Inversnya :
Jacobiannya :
| || |
x
J= u
y
u
x
1
v = 2
y 1
v
2
1
2 = 1 + 1 = 1 ,|J|= 1
1 4 4 2
2
2
([
1
1
( u+ v ) ,
( uv )
2
2
) ])
. |J|
1 1
.
4 2
1
8
Jadi,
1
g (u , v )= ; untukv<u <4v u< v <4 +u
8
0 ; u , v lainnya
1
g1 ( u )= ;0<u<2
2
0 ; u yang lainnya
2. Dua Transformasi Peubah Acak dan Fungsi Densitas Gabungan Tidak Diketahui
Misalkan kita mempunyai fungsi densitas dari masing-masing
peubah acak kontinu dan dua peubah acaknya saling bebas.
Kemudian diketahui dua buah peubah acak transformasi yang
masing-masing merupakan funfsi dari dua peubah acak kontinu
semula.
Langkah-langkah
untuk
menentukan
fungsi
densitas
kontinu semula
Ubah bentuk dua peubah acak transformasi dari huruf besar
(dalam bentuk peubah acak) jadi huruf kecil (dalam bentuk nilai
transformasi.
Tentukan batas-batas nilai dari kedua peubah acak transformasi.
Tentukan fungsi densitas marginal dari salah satu peubah acak
peubah
acak
Contoh
Misalkan X dan Y adalah dua peubah acak kontinu yang saling bebas dan masingmasing mempunyai fungsi densitasnya sebagai berikut:
f ( x )=1 ; 1< x< 2
0; x
lainnya
1
g ( y )= ; 0< y <3
3
0; y
lainnya
( 31 )
1
3
1
Jadi h ( x , y )= 3 ; 1< x <2, 0< y <3
0; x, y
lainnya
Invernya
( 12 ) ( u+v ) dan y =( 12 )( uv )
x=
| || |
x
u
Jacobiannya: J = y
u
x
1
v
2
=
y 1
v
2
1
2
1
2
1 12 1
1
= 4 + 4 4 = 2 , |J|= 2
[( ) ( ) ]
k ( u , v )=h
1
1
( u+v ) .
( uv ) .|J |
2
2
( 13 )( 12 )
k ( u , v )=
1
6
0< y <3
( 12 ) ( u+ v )<2
1<
0 <(
1
( uv ) <3
2
2<u+ v< 4
0< vu<6
2v <u<4v
1
Jadi k ( u , v )= 6 ; untuk 2v< u<4v ,u< v <6+u
0 ; u , v lainya
Jadi fungsi densitas marginal dari U
adalah:
1
k 1 ( u )= dv
u 6
1
Maka: k 1 ( u )= 6 ( 4+ 2u ) ;2<u<1
()
1
; 1 u 1
3
( 16 )( 42u ) ; 1 u 2
0 ; u lainnya.
3. Satu Transformasi Peubah Acak dan Fungsi Densitas Gabungan Diketahui
Misalkan kita mempunyai fungsi densitas gabungan dari dua peubah acak kontinu dan
sebuah transformasi peubah acak yang merupakan fungsi dari kedua peubah acak
kontinu tersebut.
Langkah-langkah untuk menentukan fungsi densitas dari transformasi peubah acak itu
sebagai berikut:
Kita mengambil atau memisalkan satu transformasi peubah acak
lagi dengan bentuknya disesuaikan dengan bentuk transformasi
yang diketahui.
Jika transformasi yang diketahui berbentuk penjumlahan, pengurangan, atau
perkalian, maka kita bebas mengambil transformasi yang kedua.
Jika transformasi yang diketahui berbentuk pembagian, maka kita sebaiknya
mengambil transformasi yang keduanya adalah penyebutnya.
Ubah bentuk dua peubah acak transformasi dari huruf besar (dalam bentuk
peubah acak) menjadi huruf kecil (dalam bentuk nilai peubah acak), sehingga
diperoleh nilai peubah acak transformasi.
Tentukan invers dari nilai peubah acak transformasi itu, sehingga akan diperoleh
dua nilai peubah acak lama yang merupakan fungsi dari nilai peubah acak
transformasi.
Hitung nilai Jacobian (ditulis dengan J) dari dua nilai peubah acak lama, dengan
jacobiannya berupa determinan dari matriks berordo 2 x 2. Kemudian hitung
harga mutlak dari jacobian itu.
Tentukan distribusi gabungan dari kedua peubah acak transformasi.
Tentukan batas-batas nilai dari kedua peubah acak transformasi yang diketahui.
Penjelasan dari uraian di atas :
a. Teorema A
Transformasi Berbentuk Penjumlahan
Misalkan X dan Y adalah peubah acak kontinu dengan fungsi densitas
gabungannya f(x,y). Jika S = X + Y, maka fungsi densitas dari S dirumuskan
sebagai berikut:
k 1 ( s )= f ( w , sw ) dw
Atau,
k 1 ( s )= f ( sw , w ) dw
k 1 ( s )= f ( x , sw ) dw
Atau,
k 1 ( s )= f ( xw , w ) dw
Bukti:
Karena transformasi peubah acak yang diketahui berbentuk S = X + Y, maka kita
mengambil transformasdi peubah acak keduanya adalah W=Y
Jadi transformasi peubah acaknya: S = X + Y dan W=Y
Hubungan antara nilai x dari X dan y dari Y serta hubungan antara nilai s dari S
dan nilai w dari W diberikan sebagai:
s = x + y dan w = y
Inversnya: y = w dan x = s -w
| ||
x
w
Jacobiannya : J = y
w
x
s = 1 1 =1 ,|J |=1
y
1 0
s
k 1 ( s )= f ( xw , w ) dw
Contoh
Misalkan fungsi densitas gabungan dari peubah acak kontinu X dan Y berbentuk:
f ( x , y ) =2 x ; 0< x <1 ,1< y <2
0 ; x , y lainnya
| ||
1+w< s< 2+ w
Jadi : g(s,w) = 2w; 0 < w < 1 dan 1+w < s < 2+w
= 0; s,w lainnya
Kita akan menggambar daerah yang memenuhi 0 < w < 1 dan 1+w < s < 2+w
x
3
S=2
+w
S=1
+w
Bangun ABCD merupakan daerah yang memenuhi 0 < w < 1 dan 1+w < s < 2+w
Fungsi densitas marginal dari S adalah:
s1
2
g1 ( s )= 2 wdw=w2 s1
0 = ( s1 ) ; 1< s<2
0
2 wdw=w2 1w=s2=1( s2 )2 ; 2 s 3
s2
Maka:
1( s2 ) ; 2 s 3
0 ; lainnya
b. Teorema B
Teorema Berbentuk Pengurangan
Misalkan X dan Y adalah peubah acak kontinu dengan fungsi densitas
gabungannya f(x,y). Jika S = X Y, maka fungsi densitas dari S dirumuskan
sebagai berikut:
k 1 ( s )= f ( w , ws ) dw
Atau,
k 1 ( s )= f ( s +w , w ) dw
Bukti:
Karena transformasi peubah acak yang diketahui berbentuk S = X Y, maka kita
mengambil transformasi peubah acak keduanya adalah W=Y
Jadi transformasi peubah acaknya: S = X Y dan W = Y
Hubungan antara nilai x dari X dan nilai y dari Y serta hubungan antara nilai s dari
S dan nilai w dari W diberikan sebagai:
s = x y dan w = y
inversnya: x = s+w dan y = w
x x
w s 1 1
Jacobiannya : J = y y = 1 0 =1,|J|=1
w s
| ||
k 1 ( s )= f ( s +w , w ) dw
Contoh:
Misalkan fungsi densitas dari peubah acak kontinu X dan Y berbentuk:
f(x,y)
=2y; 1 < x< 2, 0 < y < 1
= 0; x,y lainnya
Jika U = X Y , maka tentukan fungsi densitas dari U.
Penyelesaian:
Karena transformasi peubah acak yang diketahui berbentuk U = X Y, maka kita
mengambil transformasi peubah acak keduanya adlah T = X
Jadi transformasi peubah acaknya: U = X Y dan T = X
Hubungan antara nilai x dari X dan nilai y dari Y serta hubungan nilai t dari T dan
nilai u dari U diberikan dengan:
u = x y dan t = x
inversnya: x = t dan y = t u
x x
t u 1 0
Jacobiannya : J = y y = 1 1 =1 ,|J|=1
t u
| ||
t 2 2tu 1+u
t=1
2
( 1+ u ) 12 u ( 1+u1 )
2
1+ 2u+u 12 u
2uu2
2
t 2 2tu 2t=u
( 4u 2) 2 u (2u )
2
4u 4 u+ 2u
2
u2
2
44 u+u =
Sehingga: h1 ( u )=2 uu
; 0<u<1
u2 ; 1<u<2
0 ; ulainnya .
c. Teorema C
Teorema Berbentuk Perkalian
Misalkan X dan Y adalah peubah acak kontinu dengan
fungsi densitas gabungannya f(x,y). Jika W = XY, maka
fungsi densitas W dirumuskan sebagai berikut:
w 1
h1 ( w ) = f u , . du
u u
( )| |
Atau
w
1
h1 ( w ) = f
,u . du
u
u
( )| |
Bukti :
Karena transformasi peubah acak yang diketahui berbentuk W =
XY, maka kita mmengambil transformasi peubah acak keduanya
adalah U = Y
Hubungan antara nilai x dari X dan nilai y dari Y serta hubungan
antara nilai u dari U dan nilai w dari W diberikan dengan :
w = xy dan u = y
w
Inversnya x = u dan y = u
Jacobiannya : J =
| |
x
u
y
u
x
w
y
w
| |
w
2
u
1
1
u
0
||
1
1
= u ,|J |= u
( )
w
1
= f ( u , u ) . | u|
w
1
h1 ( w ) = f
,u . du
u
u
( )| |
Contoh
Misalkan fungsi densitas gabungan dari X dan Y berbentuk :
| |
x
u
y
u
Jacobiannya : J =
x
w
y
w
| |
1
w
u2
0
1
u
1
= u ,
( wu ) . |J|
w
1
= f (u , u ) . | u|
h ( u , w )=f u ,
1+
w
2
u
w
<1
u
0< w<u
1+
Jadi: g(u,w) =
w
; 0<u<1, 0< w<u
u2
= 0 ; u , w lainnya
Fungsi densital marginal dari W adalah:
1
( uw ) du
g1 ( w )= 1+
w
|u1|
|J|=
w 1
u u=w
( 1w )( w1 )
1ww+1
h1 ( z ) = f ( vz , v ) . v dv
Bukti:
X
Y ,
X
Y
serta
v=y
Inversnya: x = vz dan
Jacobiannya:
J =
y=v
| |
x
v
y
v
x
z
y
z
| |
z v =v
,
1 0
|J|=|v|=v
h1 ( z ) = f ( vz , v ) . v dv
Contoh
Misalkan fungsi densitas gabungan dari X dan Y berbentukn:
4 xy
f ( x , y )=
; 1< x <2,1< y< 2
9
0 x , y lainnya
Jika Z=
X
Y , maka tentukan fungsi densitas dari Z.
Penyelesaian:
Karena transformasi peubah acak yang diketahuinya Z==
X
,
Y
X
Y
dan V = Y
x=vz
dan
| |
x
v
y
v
J =
Jacobiannya:
y=v
x
z
y
z
| |
z v =v ,|J|=v
1 0
()
()
Jadi, g(v,z) =
1
0 ; v , z lainnya
1
2
1<v <2, <z <
v
v
A
Bangun
ABCD
merupakan
daerah
yang
memenuhi
1
2
1<v <2, <z <
v
v .
Fungsi densitas dari z adalah:
2
4 3
1
g1= v zdv ; < z<1
2
1 9
z
1
1
1
1 3
zv 4 2 1 = z 16 4 =
z (16 z 41)
v=
9
9
9
z
z
)()
( 169 ) z( 19 ) z
Jadi, :
( 169 ) z ( 19 ) z
16
1
( ) z( ) z
9
9
g1=
1
; < z <1
2
; 1< z< 2
0 ; z lainnya
4. Satu Transformasi Peubah Acak dan Fungsi Densitas Gabungan Tak Diketahui
Misalkan kita mempunyai dua peubah acak kontinu yang saling
bebas
dan
masing
masing
mempunyai
fungsi
densitasnya.
acak tersebut.
Kita mengambil atau memisalkan satu transformasi peubah acak
lagi denagn bentuknya disesuaikan dengan bentuk transformasi
peubah acak yang diketahui. Jika transformasi peubah acak yang
maka
kita
sebaiknya
mengambil
transformasi
transformasi.
Tentukan batas-batas nilai dari kedua peubah acak transformasi.
Tentukan fungsi densitas marginal dari salah satu peubah acak
J =w ( y ) =
J=
dx
=
dy
dx
dy
d(
y+1
)
2
1
=
dy
2
y+ 1
2 1
f ( x )=
, y=1,3,5
3 2
0, untuk x yang lain
X
2. Misalkan
f ( x )=
2( x+1)
,1< x<3
9
0, untuk x yang lain
Y=X
Jawab :
Fungsi kebalikan dari
Y = X 2 adalah
x= y
J =w' ( y )
1
( )
d y2
dy dy
1
y
2
1
2
1
2 y
dan
dan
y=11
y=9
sehingga diperoleh
y +1
2()
( 2 1 y ) , 1< y <9
( 0,untuk
y yang lain
g ( y )=
y+1
18 y , 1< y <9
2
g ( y )=
Jika U=X-Y dan V=X+Y, maka tentukan fungsi densitas marginal dari
U.
Penyelesaian :
Kedua peubah acak transformasinya : U=X-Y dan V=X+Y
Hubungan antara nilai
dari
dan nilai
dari
Y serta
dari
dan nilai
dari
diberikan dengan :
u=x y
dari
Inversnya :
v =x+ y
1
x= (u+ v )
2
dari
y=
1
(uv )
2
Jacobiannya :
| || |
dx
J = du
dy
du
dx
1 1
dv = 2 2 = 1
dy 1 1 2
dv
2 2
g (u , v )=f ( x , y )|J|
1
1
( u+ v ) ,
(uv) |J|
2
2
f
( )
3 1
5 2
3
10
1< x< 3
1< y <3
1
1< (u+ v)<3
2
1<
2<u+ v< 6
2<uv <6
2u< v <6u
Jadi
g (u , v ) =
1
(uv)<3
2
3
; untuk 2u <v <6u , 2+ u<v <6 +u
10
0,untuk u , v yang lain
g1 ( u ) =
2+u
3
dv
10
10
6 +u
2+u
3
3
( 6+u ) ( 2+ u )
10
10
6
5
Maka
6
g1 ( u )= , 1<u<3
5
0,u yang lain
x
, 0< x< 3
f ( x )=
9
0, untuk x yang lain
Y=X
berbentuk
Y = X 3 adalah
x=3 y
sehingga diperoleh
'
J =w ( y )
1
( )
d y3
dy dy
1
y
3
2
3
1
3
3 y2
dan
x=3
dan
y=0
y=27
g ( y )=
g ( y )=
( 3 y )
( )
, 1< y <9
2
3 y
0, untuk y yang lain
9
1
, 1< y <9
27
0,untuk x yang lain
5. Misalkan fungsi densitas X dan Y adalah dua peubah acak yang saling bebas dan
masing-masing mempunyai fungsi densitas berbentuk :
f ( x )=2. e2 x ; x 0
0 ; x lainny a
g ( y )=3. e
3 y
; y0
0 ; untuk y lainnya .
3 y
2. e
. 3. e
2 x
= 6. e
3 y
.e
; x 0, y 0
Jacobiannya :
| ||
x
w
y
w
x
u
1 0
=
=1 ,|J |=1
y 1 1
u
6. e
3 (uw )
.e
.1
6. e2 w . e3 (uw )
6. e2 w . e3 u e3 w
6. ew . e3 u
Batas-batas nilai dari U dan W adalah :
x0
y0
w0
uw 0
uw
Fungsi densitas marginal dari U adalah
e
( u1)
u
u
w
g 1 ( u ) = 6 e . e
3u
dw=6 e
Jadi :
e
( u1); w 0,
g 1(u)=6. e3 u .
3 u
e w . dw=6 e3 u
0
uw
0 ; untuk u , w lainnya
xy
; 0< x < 4 , 1< y <5
96
0,untuk x , y lainnya
J=
| |
x
u
y
u
x
v
y
v
| |
0
1
2
1
1
1 =
2
2
v (uv )
dv ; 2< u<6
384
g 1( u) =
v=0
4
v=0
v ( uv )
dv ; 6<u<10
384
v ( uv )
dv ; 10<u< 14
384
v=u10
0 , untuk u , v lainnya
Sebagaimana tampak pada daerah-daerah yang diarsir I , II , III pada
gambar. Dengan melakukan integrasi, kita memperoleh fungsi
densitas marginal dari U adalah :
2
g 1( u) =
(u2) (u+ 4 )
; 2<0<6
2304
3 u8
; 6 <u<10
144
; 10<u<14
2304
0 ; untuk u lainnya
0; x, y
lainnya
| ||
x
w
Jacobiannya: J = y
w
x
u
1 0
=
=1
y 1 1
u
|J|=1
Fungsi densitas gabungan dari U dan W dalah:
g (u , w )=f ( w , uw ) .|J |
w ( uw )
uww2
Batas-batas dari U dan W adalah:
0<x <4
0< w<4
1< y <5
1<uw<5
1+w<u <5+w
2
Jadi: g (u , w )=uww ; 0< w<1 dan 1+w<u <5+w
0 ; u , w lainnya
g1 ( u )= ( uww2 ) dw ; 1<u<5
0
1
1
u w2 w 3
2
3
u 1
; 1<u<5
0
1
1
1
u3 u+ ;1<u< 5
6
2
3
4
1
1
u w2 w 3
2
3
; 5<u< 9
u 5
1
141
439
u310 u2 +
u
; 5<u<9
6
2
3
Maka :
1
1
1
g1 ( u )= u3 u+ ; 1< u<5
6
2
3
1
141
439
u310 u2 +
u
; 5<u<9
6
2
3
= 0; u lainnya.