Professional Documents
Culture Documents
C
PRODUK DAN KONSEP USAHA
K
Konsep Usaha
E
Manusia memiliki banyak aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
T dari berbagai
menjalankan aktivitasnya, manusia tidak dapat terlepas
kebutuhan, baik kebutuhan primer, sekunder maupun S
tersier. Sebagai salah
satu kebutuhan sekunder, sepatu merupakan salah satu perlengkapan yang
sering kita gunakan, terutama pada saat kita berada di tempat kerja.
Kebutuhan manusia akan sepatu membuat permintaan sepatu semakin
meningkat dari waktu ke waktu dan mengharuskan produsen dalam negeri
agar mampu memenuhi segala permintaan konsumen dan meningkatkan
kepuasan konsumen.
Peningkatan permintaan masyarakat akan sepatu dapat dibuktikan melalui
Inpres Nomor 2 Tahun 2009 tentang Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam
Negeri (P3DN). Instruksi presiden tersebut berhasil mendorong masyarakat
untuk menggunakan produk lokal. Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan
paska pemerintah memberikan kampanye tentang penggunaan produk lokal,
tingkat penjualan sepatu lokal meningkat. "Permintaannya naik sampai 20 %,"
ucap Wapres dalam Sidang Dewan Pleno I Hipmi, Rabu (11/3). Peningkatan
permintaan sepatu dalam negeri merupakan kesempatan yang baik bagi
produsen sepatu dalam negeri untuk mendapatkan keuntungan lebih.
Produsen sepatu di Indonesia berada dalam kondisi optimal yang
disebabkan oleh situasi kondisi bahan baku yang semakin membaik dan
infrastruktur industri yang mendukung. Menurut Gumelar, Galih (2015) dari
CNN Indonesia berpendapat bahwa nilai ekspor sepatu dari Indonesia
mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga 2014. Nilai ekspor sepatu dari
Indonesia bernilai 2,5 milyar US$ pada tahun 2010 dan terjadi peningkatan
sebesar 24% pada tahun 2011, yaitu 3,1 milyar US$. Nilai ekspor sepatu pada
tahun 2012 sebesar 3,6 milyar US$ dengan peningkatan sebesar 16,13% dari
tahun sebelumnya. Pada tahun 2013, nilai ekspor sepatu meningkat menjadi
3,9 US$ dan bertambah 0,1 milyar US$ pada tahun berikutnya, yaitu 2014
sebesar 4 milyar US$. Prestasi nilai ekspor sepatu Indonesia pada tahun 2010
hingga 2014 disajikan pada Gambar 1.1.
E
C
K
E
T
S
Gambar 1.1 Nilai ekspor sepatu dari Indonesia periode 2010 2014
Sumber: Aprisindo
(a)
Gambar 1.2 Model-model sepatu
(a) Sepatu Kets
(b) Sepatu Hiking
(c) Sepatu Slope
(b)
(c )
E
C
seperti membuat lecet kaki pengguna. Hal-hal seperti ini sering terabaikan
K
oleh pihak perusahaan karena jika tidak diperhatikan, dapat menimbulkan
E
berbagai masalah bagi perusahaan, seperti kerugian financial karena turunnya
minat masyarakat terhadap produk yang ada, oleh karena
T itu dibutuhkan
adanya inovasi lebih lanjut untuk membuat perusahaan sepatu kets dengan
S
mengedepankan keinginan-keinginan konsumen.
Dengan melihat fakta sebelumnya, kami ingin menyelesaikan masalahmasalah yang timbul seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kami ingin
membuat sepatu jenis kets yang lebih nyaman saat digunakan oleh
masyarakat dan mengurangi resiko melukai kaki penggunanya, kemudian
membuat sepatu tersebut tidak mudah lembab. Produk yang kami buat adalah
EC (Easy and Comfort) Kets, dimana EC Kets menjawab semua permasalahanpermasalahan yang timbul dari konsumen tentang sepatu kets.
RISET PEMASARAN I
Karakteristik Pasar
Karakteristik pasar dapat dilihat dari aspek geografi, demografi, psikologi
dan perilaku. Keinginan pasar tidak terlepas dari ingin memperoleh manfaat
secara fungsional (fungsi utama dan tambahan) ataupun emosional dan ingin
menekan biaya baik dari sisi finansial, waktu, tenaga ataupun mental. Berikut
ini merupakan beberapa karakteristik pasar yang dipilih:
Dari
Geografi
sisi
geografis, wilayah
yang
akan
didahulukan
dilakukannya
Demografi
E
C
usia tersebut kedisiplinan seragam atas penggunaan sepatu diperhatikan
K
oleh institusi atau sekolah.
E
Psikologi
T dikatakan formal
Karena jenis sepatu kets merupakan sepatu yang bisa
namun tetap santai, maka dari aspek psikologi kami mengincar
S
masyarakat yang memiliki gaya hidup santai tetapi tetap rapi. Kemudian
Dari segi pelaku atau pengguna untuk status pengguna produk jenis ini
adalah nonpengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali, dan
pengguna tetap. Pada tahap awal ini, karena produk yang kami tawarkan
merupakan salah satu produk baru kami akan berfokus terhadap pengguna
potensial yang pertama kali menggunakan dan pengguna tetap. Pengguna
pertama yang potensial kami akan memberikan informasi semudah
mungkin mengenai produk kami, sehingga nonpelanggan akan mudah
mengetahui tetang produk kami. Kemudian Pengguna tetap, langkah kami
akan melakukan terlebih dahulu adalah bechmarking terhadap produk
merk lain yang dilanutkan dengan analisa dan melakukan upgrading yang
dapat membedakan produk kami dengan produk lain, yang nantinya
membuat pelanggan akan memilih produk EC Kets dari pada produk
lainnya.
Perilaku Pasar
Berikut ini merupakan pertimbangan perilaku pasar yang dilihat dari sisi
struktur pasar dan perilaku konsumen.
1.
Struktur Pasar
E
C
2.
Perilaku Konsumen
K
Target konsumen dari usaha yang akan kami buat adalah konsumen
E
menengah ke bawah. Karena harga produk yang kami tawarkan lebih
murah dari sepatu import atau branded lainnya,Tnamun lebih tinggi
harganya dibandingkan sepatu lokal yang ada, diharapkan akan banyak
S
konsumen yang akan tertarik terhadap produk yang akan kami buat.
Keinginan Pasar
Untuk mengetahui secara general keinginan pelanggan terhadap seaptu
jenis kets, kami harus melakukan identifikasi kebutuhan-kebutuhan pelanggan
terhadap sepatu jenis kets. Pada metode awal ini untuk mengetahui informasi
kebutuhan pelanggan, kami melakukannya dengan menggunakan kuisioner
terbuka. Pada kuisioner terbuka kami memberikan pertanyaan-pertanyaan
tanpa membatasi konsumen. Kuisioner tersebut kami sebar kepada 20
konsumen yang telah memakai sepatu jenis kets. Berikut merupakan
rancangan kuisioner yang kami buat.
KUESIONER TERBUKA
IDENTIFIKASI RESPONDEN
Silahkan memilih jawaban yang tersedia dengan
yang tersedia.
1.
2.
3.
4.
1.
Nama
Pekerjaan
Jenis Kelamin
Usia
:
:
:
:
Laki-laki
<20 tahun
E
C
K
E
checklist
T
S
() pada kotak
Perempuan
20-30 tahun
>30 tahun
2.
3.
Apakah yang sering anda keluhkan terhadap sepatu kets yang sering anda
pakai?
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
4.
E
C
Setelah kita menyebar kuisioner terbuka, tahap selanjutnya adalah
K
mengolah dan menterjemahkan apa saja yang diinginkan pelanggan dari
E
kuisioner terbuka yang telah disebar kepada 20 pelanggan ke dalam voice of
customer sekaligus dilakukan pengelompokan kedalamT8 dimensi kualitas
produk. Tabel 1.1 berikut merupakan hasil intrepetasi dari kebutuhanS
kebutuhan pelanggan, yang kemudian kami membedakannya ke dalam
dimensi-dimensi kualitas produk.
Tabel 1.1 Pengelompokan voice of customer kedalam 8 dimensi kualitas produk
Interpretasi Pernyataan
No
Dimension
Pernyataan
Kuisioner
1
Jahitan sepatu yang kuat
Kekuatan Jahitan sepatu
Sepatu tidak menyebabkan bau
2
Ketahanan terhadap bau
kaki
Performance
3
Sepatu berbahan ringan
Bobot sepatu
4
5
6
7
8
Features
9
10
11
12
Reliability
13
14
Conformance
15
Durability
16
17
18
Service
19
20
Aesthetic
Estetika Sepatu
21
Perceived
Quality
Harga sepatu
E
C
Tahap selanjutnya adalah melakukan pengumpulan dan pengolahan data
K
menggunakan kuesioner tertutup mengenai perancangan produk EC kets.
E
Kuesioner tertutup adalah suatu teknik pengumpulan informasi dimana
memiliki pertanyaan-pertanyaan yang membatasi atau
T menutup pilihanpilihan respons yang tersedia bagi responden (Sugiyono, 1999:130). Kuesioner
S
tertutup disebar kepada 60 responden yang dianggap mewakili populasi agar
Pernyataan
Kekuatan Jahitan sepatu
Ketahanan terhadap bau
Bobot sepatu
Gaya gesek Sol Sepat
Bagian dalam sepatu
Fleksibilitas Ukuran Sepatu
Sirkulasi udara dalam sepatu
Kemudahan untuk kering
setelah dicuci
Kenyamanan sepatu digunakan
tanpa kaus kaki
Kemudahan sepatu untuk
dilepas/pasang
Kemudahan tali sepatu untuk
diatur
Kekuatan Warna
Kekuatan perekat sepatu
Kenyamanan sepatu
Kekuatan Bagian luar Sepatu
Kekuatan Bagian dalam Sepatu
Penanganan keluhan
Kemudahan untuk dibersihkan
Kemudahan akses pembelian
Estetika Sepatu
Harga sepatu
Kebutuhan
Pelanggan
4.1
3.84
3.81
3.74
3.89
3.64
4.05
3.98
Rata-Rata
Produk lain
New Era
3.45
3.15
3.30
3.25
3.50
3.47
3.17
3.30
Produk Lain
North Star
3.52
3.55
3.17
3.37
3.52
3.45
3.30
3.25
3.66
3.10
2.97
3.93
3.52
3.35
3.84
3.57
3.65
3.89
4.06
4.22
3.94
3.77
3.77
3.96
3.77
3.86
4.06
3.32
3.52
3.40
3.35
3.40
3.35
3.22
3.37
3.90
3.32
3.47
3.37
3.55
3.35
3.62
3.20
3.35
3.62
3.65
3.55
dan
masing-masing nilai
benchmarking
E
C
dilakukan adalah uji reliabilitasnya terlebih dahulu, dengan bantuan software
K
SPSS. Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam
E
hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh
responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten.
Dengan kata
T
lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Menurut Kaplan dan
S
Saccuzo (1993), besarnya koefisien reliabilitas yang harus dipenuhi oleh suatu
alat ukur adalah 0,70. Tabel 1.3 berikut merupakan hasil dari uji reliabilitas
yang telah dilakukan.
Tabel 1.3 Hasil uji reliabilitas
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai dari Cronbacs Alpha adalah
0.89, dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan telah reliable, karena
nilainya lebih dari 0.7. Langkah berikutnya yaitu menguji validitas dari
pernyataan-pernyataan yang ada pada kusioner tersebut. Validitas adalah
tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen
dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk
mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya di ukur (Sugiyono, 2004:137). Dengan demikian, instrumen yang
valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang
hendak di ukur. Data dikatakan valid jika nilai hitung lebih besar dari nilai r
table dan jikan nilai Cronbachs Alpha if Item Deleted lebih kecil dari nilai
Cronbachs Alpha. Langkah-langkah untuk menguji validitas sama dengan
langkah-langkah untuk menguji reliabilitas, maka output yang dihasilkan
seperti yang ditampilkan pada Tabel 1.4 dibawah ini.
E
C
K
E
T
S
dengan
cara
membandingkan
nilai
Corrected
Item-Total
Correlation dengan nilai r tabel. Nilai r tabel pada tingkat signifikan 0.05
dengan jumlah data 21, maka didapat r tabel sebesar 0.433. Dapat diketahui
bahwa nilai P6, P9, P12 dan P17 Corrected Item-Total Correlation lebih kecil
dari nilai r tabel sehingga dapat disimpulkan pernyataan tersebut tidak valid.
Selain cara tersebut cara yang lain adalah dengan membandingkan Cronbachs
Alpha if Item Deleted dengan Cronbachs Alpha (0.89). Nilai suatu pernyataan
dikatakan valid jika nilai Cronbachs Alpha if Item Deleted lebih kecil dari
nilai Cronbachs Alpha. Dari output SPSS diatas dapat dilihat bahwa item P6,
memiliki nilai Cronbachs Alpha if Item Deleted lebih dari 0.784, maka item
tersebut dikatakan tidak valid. Kesimpulannya adalah data P6, P9, P12 dan
P17 adalah tidak valid. Tabel 1.5 berikut merupakan rekapan datanya.
10
No
10
11
12
13
14
15
16
17
E
C
K
E
Pernyataan
T
Kekuatan perekat sepatu
Kenyamanan sepatu
S
Kekuatan Bagian luar Sepatu
Kekuatan Bagian dalam Sepatu
Kemudahan untuk dibersihkan
Kemudahan akses pembelian
Estetika Sepatu
Harga sepatu
RISET PEMASARAN II
Analisa Faktor Internal dan Eksternal
Produk EC kets merupakan produk sepatu yang dirancang secara inovatif
dengan penggabungan konsep sepatu kets dan sepatu slope. Unsur sepatu kets
pada EC kets adalah membuat sepatu ini terlihat formal, sedangkan unsur
sepatu slop pada EC kets membuat sepatu ini praktis digunakan. Sepatu ini
juga dirancang dengan sirkulasi udara yang baik, sehingga nyaman dalam
digunakan. Produk ini juga memiliki fitur yang menarik, yaitu pengguna dapat
menentukan model simpul sepatunya sendiri karena tali sepatu pada sepatu
ini hanya sebagai dekorasi, artinya apapun model simpul yang dibentuk tidak
akan menjadikan proses penggunaan sepatu menjadi sulit. EC kets didukung
dengan penggunakan mesin-mesin produksi pada proses produksi.
Perusahaan yang memproduksi sepatu EC kets merupakan produsen
pertama di pasaran yang memproduksi sepatu gabungan sepatu kets dan
sepatu slop. Konsep yang dimiliki oleh produk ini merupakan hasil dari
kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi, yaitu kebutuhan sepatu yang
formal tetapi praktis untuk digunakan. Beberapa pernyataan yang dapat
memperkuat kedudukan perusahaan di pasaran melalui minat masyarakat
akan sepatu buatan dalam negeri adalah konsumsi sepatu dalam negeri yang
diperkirakan akan naik 20 persen pertahun sejak tahun 2009 (Suprapto & Rini;
2015), Himbauan agar masyarakat terutama Pegawai Negeri Sipil (PNS)
menggunakan sepatu buatan lokal sesuai dengan yang dilontarkan Wakil
11
E
C
Presiden Jusuf Kalla mendorong peningkatan omset penjualan produsen
K
sepatu lokal (Cahyono; 2009) dan Instruksi presiden Nomor 2 Tahun 2009
E
tentang Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN). Instruksi
presiden tersebut berhasil mendorong masyarakat untukT
menggunakan produk
local (Gumelar; 2009). Beberapa kesempatan lain yang dimiliki produsen EC
S
Strengths
Model sepatu inovatif
Sepatu nyaman digunakan
Sepatu praktis digunakan
Simpul tali sepatu bisa bervariasi tanpa mengganggu kepraktisan
penggunaan
Fasilitas produksi dengan mesin-mesin produksi
b.
Weaknesses
Produsen EC kets merupakan industri pemula pada proses
produksi sepatu
Produsen EC kets adalah perusahaan pemula pada hal pemasaran
sepatu
c.
Opportunities
Produsen sepatu pertama di pasaran
Kenaikan konsumsi produk dalam negeri sebesar 20% pertahun
sejak tahun 2009
Himbauan wapres bagi masyarakat Indonesia terutama PNS untuk
menggunakan sepatu buatan dalam negeri.
12
E
C
Instruksi presiden nomor 2 tahun 2009 tentang peningkatan
K
penggunaan produksi dalam negeri (P3DN).
E
Banyaknya situs e-commerce gratis
d.
Threats
T sebesar 25%
Omset penjualan industri-industri sepatu menurun
sejak melemahnya nilai tukar rupiah ke dolar Amerika
S Serikat
Daya beli masyarakat menengah kebawah menurun.
Peningkatan harga-harga barang bahan baku
Analisa Product Life Cycle
Dalam menganalisa persaingan suatu produk, perlu dilakukan analisis
mengenai siklus hidup produk (Product Life Cycle). Gambar 1.3 berikut ini
merupakan siklus hidup produk EC Kets.
E
C
penjualan yang ada maka akan ditingkatkan kemampuan jual seperti
K
peningkatan jumlah produksi, peningkatan pemasaran, peningkatan jumlah
E
penjual, dan sebagainya. Dapat diprediksi bahwa produk ini akan lebih
bertahan lama pada pasar dikarenakan konsumen telah T
mengakui keunggulan
EC Kets dibandingkan produk sepatu kets lainnya.
S
resource
perusahaan (Kotler,
2003).
Berdasarkan perilaku pasar hasil riset pemasaran 1, serta analisis faktor
internal-eksternal dan analisis persaingan hasil riset pemasaran
2, pada
14
E
C
tahap ini akan ditentukan pasar target untuk produk EC kets. Berikut
K
adalah daftar karakteristik pasar yang dipilih:
E
Geografi
Psikologi
Perkotaan
Formal
T
Kabupaten
Non formal
Demografi
Perilaku
S
Siswa SMA
Pengguna potensial
Mahasiswa
Pengguna tetap
Pemilihan target pasar tersebut juga didasari oleh analisis SWOT antara
lain banyaknya model yang tersedia akan mempermudah konsumen yang
berusia remaja untuk memilih sepatu yang cocok, tingginya minat konsumen
akan sepatu dengan harga terjangkau dan kualitas bagus.
Berdasarkan pendefinisian variabel dimana masing- masing variabel
memiliki 2 kriteria, maka didapatkan 16 cluster yang disajikan pada Tabel 1.6
berikut.
Tabel 1.6 Cluster
No
Geografi
1
Perkotaan
2
Perkotaan
3
Perkotaan
4
Perkotaan
5
Perkotaan
6
Perkotaan
7
Perkotaan
8
Perkotaan
9
Kabupaten
10
Kabupaten
11
Kabupaten
12
Kabupaten
13
Kabupaten
14
Kabupaten
15
Kabupaten
16
Kabupaten
Demografi
SMA
SMA
SMA
SMA
Mahasiswa
Mahasiswa
Mahasiswa
Mahasiswa
SMA
SMA
SMA
SMA
Mahasiswa
Mahasiswa
Mahasiswa
Mahasiswa
Psikologi
Formal
Formal
Non Formal
Non Formal
Formal
Formal
Non Formal
Non Formal
Formal
Formal
Non Formal
Non Formal
Formal
Formal
Non Formal
Non Formal
Perilaku
Potensial
Tetap
Potensial
Tetap
Potensial
Tetap
Potensial
Tetap
Potensial
Tetap
Potensial
Tetap
Potensial
Tetap
Potensial
Tetap
perkotaan yang ingin berpenampilan santai tetapi tetap sopan serta pengguna
15
E
C
potensial. Siswa SMA dan mahasiswa di perkotaan memiliki daya beli yang
K
lebih kuat dibandingkan dengan wilayah kabupaten dan karena perusahaan
E
yang akan didirikan baru berada pada tingkat yang kecil, maka fokus perilaku
yang dijadikan terget adalah pelanggan potensial.
T
S
Rumusan Value
Tim desain akan mewujudkan value produk yang diinginkan pelanggan
melalui pengelompokan bedasarkan dimensi produk dari voice of customer
yang didapatkan melalui voice of customer. Rumusan value merupakan
referensi untuk merancang spesifikasi teknis pada house of quality. Berikut ini
merupakan beberapa pengelompokan dimensi kualitas produk yang dilakukan
Performance
Performance merupakan ukuran seberapa baik EC kets memenuhi
kebutuhan pengguna sebagai sepatu yang nyaman. Beberapa tuntutan
pelanggan akan Performance sepatu EC kets adalah kekuatan jahitan
sepatu, berat sepatu, ketahanan terhadap bau kaki, serta gaya gesek sol
sepatu.
Feature
Feature merupakan ukuran seberapa baik feature tambahan dari EC kets.
Beberapa tuntutan pelanggan akan feature meliputi fleksibitas ukuran
kaki
yang
bisa
diakomodasi,
sirkulasi
udara,
kenyamanan,
serta
kemudahan pemakaian.
Reliability
Reliability menyangkut keandalan produk EC kets. Beberapa tuntutan
pelanggan akan reliability meliputi warna sepatu yang tidak mudah luntur
serta kekuatan perekat.
16
E
C
K
Conformance
Conformance menyangkut kesesuaian spesifikasi produk EC kets dengan
E
keinginan customer. Conformance meliputi kenyamanan sepatu saat
T
digunakan.
Durability
S
Durability menyangkut daya tahan sepatu EC kets. Durability meliputi
daya tahan sepatu terhadap lingkungan luar serta bagian dalam sepatu
yang awet.
Servicability
Servicability menyangkut kemudahan pengoperasian serta kemudahan
mendapatkan sepatu EC kets. Servicability meliputi kemudahan dalam hal
membersihkan sepatu, adanya gerai khusus penjualan, serta adanya
counter khusus untuk penanganan keluhan.
Estetika
Estetika menyangkut daya tarik serta keindahan dalam sepatu EC kets.
Estetika meliputi banyaknya model sepatu yang tersedia sehingga
customer dapat menyesuaikan keinginannya.
Percieved Quality
Perceived Quality menyangkut citra dan reputasi produk EC kets dimata
customer. Perceived Quality meliputi harga yang ditawarkan sepatu EC
kets yang terjangkau.
VISI DAN MISI PERUSAHAAN
Berikut adalah visi dan misi dari EC Company.
Visi
berkembang,
mampu
memberikan
kontribusi
nyata
bagi
Misi
Menciptakan produk sepatu yang unggul dan memberikan
kenyamanan pelanggan melalui produk yang berkualitas
Menciptakan produk kompetitif yang selalu mengikuti
perkembangan pasar
Memberikan harga yang terjangkau bagi masyarakat.
Struktur Organisasi
17
E
C
Gambar 1.4 dibawah ini merupakan struktur organisasi dari EC Company.
K
E
T
S
Gambar 1.4 Struktur organisasi
Koordinator
Warehousing
Koordinator Production
Division
Tugas
Memimpin dan mengarahkan dengan menjadi agen perubahan dalam
implementasi, pengandalian dan auditing lean system dan mengajukan
pembangunan berkelanjutan (Kaizen) dalam produksi. Berkewajiban juga
dalam memastikan pengembangan moral dan attitude kerja karyawan.
Memastikan keakuratan input data dan laporan keuangan dan kelengkapan
dokumen dan data untuk setiap laporan keuangan beserta kerapihan arsip
dokumen keuangan.
a. Bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan sumber daya
manusia dan organisasi
b. Membuat sistem HR yang efektif dan efisien, seperti membuat SOP, job
description, training and development system
c. Bertanggung jawab dalam perekrutan dan pemberhentian karyawan
d. Melakukan kegiatan pembinaan, pelatihan dan kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan pengembangan kemampuan, potensi, mental,
keterampilan dan pengetahuan karyawan yang sesuai dengan standar
perusahaan
e. Bertangggung jawab pada hal yang berhubungan dengan absensi
karyawan, perhitungan gaji, bonus, tunjangan dan kontrak kerja.
f. Melakukan tindakan disipliner pada karyawan yang melanggar
peraturan atau kebijakan perusahaan.
a. Menganangai pengendalian persediaan dan pengaturan persediaan
pada pergudangan
b. Memastikan barang yang diterima/pengecekan dan penataan barang
c. Memastikan pengiriman bahan baku dengan baik dan benar kepada
bagian produksi
d. Memastikan pengiriman produk jadi dengan baik dan benar ke
distributor
Memberikan informasi mengenai data stok barang/inventory
a. Melakukan perencanaan produksi dan menjalankan kegiatan produksi
sesuai dengan jumlah output yang telah direncanakan.
b. Memastikan bahwa waktu pelaksanaan kegiatan produksi sesuai dengan
standar yang telah ditentukan
Mengirimkan produk jadi ke bagian gudang
a. Menjalankan kegiatan pemasaran berdasarkan perilaku pasar dan
situasi persaingan di pasar target melalui proporsisi nilai serta visi dan
misi organisasi
Melakukan pengembangan produk yang inovatif dan berkualitas baik secara
fungsional maupun estetika
a.
b.
Tugas
Melakukan penanganan permasalahan pada mesin-mesin produksi dan
menjamin availability dari fasilitas-fasilitas produksi
Menjamin kebersihan dan kerapian fasilitas produksi.
18
E
C
K
PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK
House of Quality
E
House of Quality (HOQ) atau biasa disebut dengan rumah kualitas
T
merupakan matrix yang digunakan untuk mengkonversikan suara konsumen
S
secara langsung terhadap karakteristik teknis atau spesifikasi
produk yang
akan dibuat (Eurika dan Ryan, 1994). Did alam HOQ terdapat room yang
memiliki fungsi-fungsi tertentu untuk menentukan karakteristik sebuah produk
yang sesuai dengan keinginan konsumen. Berikut merupakan analisa dari tiaptiap room yang ada.
Analisa Room 1
Di dalam room satu terdapat Voice Of Customer (VOC) atau keinginankeinginan konsumen terhadap produk sepatu kets. Berikut merupakan isi
dari VOC yang sudah di uji validitas dan uji reabilitas.
Tabel 1.8 Voice of Customer
No
Pernyataan
1
Kekuatan Jahitan sepatu
2
Ketahanan terhadap bau
3
Bobot sepatu
4
Gaya gesek Sol Sepat
5
Bagian dalam sepatu
6
Sirkulasi udara dalam sepatu
7
Kemudahan untuk kering setelah dicuci
8
Kemudahan sepatu untuk dilepas/pasang
9
Kemudahan tali sepatu untuk diatur
No
10
11
12
13
14
15
16
17
Pernyataan
Kekuatan perekat sepatu
Kenyamanan sepatu
Kekuatan Bagian luar Sepatu
Kekuatan Bagian dalam Sepatu
Kemudahan untuk dibersihkan
Kemudahan akses pembelian
Estetika Sepatu
Harga sepatu
Analisa Room 2, 3, 6
19
E
C
K
E
T
S
dapat
dijadikan
acuan
atau
standar.
Sedangkan
technical
20
North Star
3.52
3.55
3.17
3.37
3.52
3.3
3.25
3.35
3.65
3.37
3.55
3.35
3.62
3.35
3.62
3.65
3.55
E
C
K
E
T
S
S4
S5
S6
S7
S8
S9
S10
S11
3
3
3
3
4
3
4
4
5
3
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
21
E
C
K
S8
E
36.5
T
4.4%
S
S1
S2
S3
S4
S5
S6
S7
80.3
152.1
87.07
85.1
121.3
130.3
46.7
9.6 %
18.1
%
10.4%
10.1
%
14.4%
15.5%
5.6%
S9
S10
S11
33.9
33.9
36.5
4.1%
4.1%
4.4%
10
10
Dari data di atas, berikut ini adalah salah satu contoh perhitungan untuk
absolute importance dan percent importance untuk kolom 1:
Absolute importance = (nilai dari masing-masing kolom pada room 3 x nilai
ekspektasi dari masing-masing kolom)
Percent importance = (hasil absolute importance : rata-rata hasil absolute
importance) x 100%
Berdasarkan
hasil
perhitungan
dari
percent
importance,
dapat
S3
3
S4
3
S5
3
0.40.6
0.65
Nm
40%
50%
S6
5
S7
3
30%
8096
S8
4
0.9
S9
4
Terdapat
agen
resmi di
tiap kota
S10
4
S11
4
Offlin
e dan
Online
100200
22
E
C
FAST Diagram
K
FAST merupakan suatu diagram teknik yang memperlihatkan secara grafik
E
fungsi-fungsi dari sebuah item, sistem atau prosedur. untuk Fast Diagram
Produk EC dapat dilihat pada gambar 1.6.
T
S
Morphology Chart
Berdasarkan FAST diagram sepatu kets terbagi menjadi tiga persamaan
karakteristik, Tabel 1.13 berikut ini merupakan morphology chart pada produk
sepatu EC kets.
23
Model
Bagian luar
Sepatu
(fixed)
Alt 2
Alt 3
Model polos,
tanpa pori
tanpa tali
Model
dengan
corak, tanpa
pori, dengan
tali
Model tanpa
corak,
dengan pori,
dengan tali
Model Sol
masuk
Model Sol
tengah
samping
timbul
Model Sol
tengah
timbul
Model Velcro
belakang
Model Velcro
dan elastis
samping
Model elastis
samping
Model
Bagian
dalam
sepatu
Model
Bagian luar
sepatu
(adjustable
)
E
C
K
Alt 4
E
T
S
Alt 5
Model elastis
depan
Model velcro
depan
24
E
C
Pada Tabel 1.14 berikut ini dijelaskan alternatif-alternatif konsep dari
K
tabel kombinasi untuk produk sepatu.
E
Tabel 1.14 Alternatif Konsep Produk Sepatu
Model Bagian
Model Bagian
Model Bagian
T
Konsep
luar Sepatu
luar sepatu
Gambar
dalam sepatu
(fixed)
(adjustable)
S
alt. 1
alt.1
alt.4
A
alt.1
alt.1
alt.3
alt.3
alt.2
alt.3
alt.2
alt.5
25
E
C
Concept Selection
K
Concept selection dari pembuatan produk EC Kets dijelaskan pada Tabel 1.15
berikut ini.
E
Tabel 1.15 Concept Selection
T
Konsep C
Konsep B
Konsep D
Konsep E
Konsep A
(Ref.)
S
Kriteria
Sirkulasi
bagian
dalam
Kemampuan
longgar
Gaya gesek
sol
Ukuran
ergonomis
Estetika
Pluses
Sames
Minuses
Net
Rank
Continue?
2
1
2
0
3
N
0
2
3
-3
4
N
+
3
1
1
2
1
Y
1
1
2
-1
2
Y
26
E
C
K
E
T
S
Gambar 1.7 Konsep produk terpilih
Bedasarkan Bom Tree yang telah dirancang, Tabel 1.16 berikut ini
merupakan keterangan pada penamaan kode-kode komponen sepatu.
Tabel 1.16 Penamaan Kode-Kode Komponen Sepatu
No
Kode
Keterangan
Bagian dalam sepatu yang diinjak oleh kaki dan berada
1
Insole
diatas sol
Bagian bawah sepatu yang bersentuhan langsung dengan
2
Sol
tanah
3
Label
Merupakan keterangan yang ada pada bagian bawah lidah
Level
5
5
5
27
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Tali
Sepatu
PD-L
PD-D
PTG-L
PTG-D
PL-L
PL-D
PSL-L
PSL-D
PSD-L
PSD-D
PB-L
PB-D
PKL
PKD
PD
PTG
PL
PSL
PSD
PB
BD
BB
BSB
Upper
Sepatu EC
Kets
E
C
sepatu
K
Potongan Depan Luar Sepatu E
Potongan Depan Dalam Sepatu
Potongan Tengah Luar Sepatu T
Potongan Tengah Dalam Sepatu
Potongan Lidah Luar Sepatu S
Potongan Lidah Dalam Sepatu
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
3
3
3
2
1
Bedasarkan BOM Tree yang telah dirancang, BOM Tree tersebut disusun
untuk mewakili satu pasang sepatu. Pada bagian upper sepatu, jenis pola
untuk kain dan kulit sama, namun untuk membedakan antara bagian kanan
dan kiri sepatu perbedaan akan terlihat pada proses penjahitan. Pada saat
operator menjahit bagian upper sepatu bagian kiri, sudut yang dibentuk akan
lebih mengarah ke arah kanan, begitupun sebaliknya. Berikut ini informasi
dari komponen-komponen dasar penyusun sepatu. Komponen-komponen dasar
merupakan komponen yang terdidentifikasi pada level ke-7 pada BOM Tree :
Tabel 1.17 Komponen-Komponen Dasar Penyusun Sepatu
No
Kode
Insole
Sol
Label
Tali
Sepatu
Keterangan
Bagian dalam sepatu yang diinjak oleh
kaki dan berada diatas sol
Bagian bawah sepatu yang bersentuhan
langsung dengan tanah
Merupakan keterangan yang ada pada
bagian bawah lidah sepatu
-
Material
Jumlah/
pasang
2
2
2
2
28
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
PD-L
PD-D
PTG-L
PTG-D
PL-L
PL-D
PSL-L
PSL-D
PSD-L
PSD-D
PB-L
PB-D
PKL
PKD
E
C
Kulit Buatan
K
Kain
Kulit Buatan
E Kain
Kulit Buatan
T Kain
Kulit Buatan
S Kain
Kulit Buatan
Kain
Kulit Buatan
Kain
Elastis
Elastis
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
29
E
C
K
E
T
S
Cutter
30
E
C
K
Alat yang digunakan untuk memotong
lebihan kulit atau
E kain pada proses
pengecekan/inspeksi.
T
S untuk memperkuat
Alat yang digunakan
Gunting
Lem
Spidol
Cutting Dies
Benang Sol
10
11
Sol sepatu
12
Insepatu Sepatu
31
N
o
Gambar
Nama
Dimensi (p x l)
E
C
Keterangan
K
E
Mesin yang digunakan untuk
melakukan pemotongan komponen
T
kulit
S
Mesin
Swing
Arm
Mesin
Punch
eyelet
41 cm x 35 cm
Mesin
jahit NPB
38 cm x 15,3
cm
Mesin
Stiching
42 cm x 22 cm
Meja
100 cm x 100
cm
100 cm x 100
cm
Kursi
65 cm x 55 cm
Keranjang
25 cm x 50 cm
Trolley
150 cm x 60 cm
Lemari
400 cm x 100
cm
32
E
C
K
Interlocking
E komponen pada
Interlocking merupakan kegiatan untuk memposisikan
lembaran kulit dan/atau kain sebaik mungkin agar bagian-bagian
bahan baku
T
yang terbuang bisa ditekan. Jumlah komponen-komponen yang dihasilkan
S
pada lembaran bahan baku per satuan luas tertentu dapat diketahui melalui
No
Komp
Gambar Interlocking
Jumlah potong/ m2
PD-L
1
38
PD-D
PTG-L
2
56
PTG-D
PL-L
3
32
PL-D
PSL-L
4
24
PSL-D
PSD-L
5
24
PSD-D
33
E
C
K
E
T
S
PB-L
6
PB-D
26
Produksi
memberikan
kenyamanan
bagi
penggunannya
dengan
mengedapankan desain sepatu yang mudah saat akan dipakai dan tidak
mudah menyebaban bau kaki.
Problem Solving
Platform
34
E
C
Rangkaian sistem produksi yang ada di EC Company adalah
K
menggabungkan dari hasil masing-masing stasiun kerja sampai menjadi
E
produk jadi.
Network
T
Jaringan yang dimiliki oleh EC Company memiliki beberapa supplier yaitu
S
PT. Kulit Indonesia sebagai supplier kulit sintetis, PT. Indonesian Drill
untuk memasok kain, elastis dan UKM Mitra yang memasok tali sepatu
khusus untuk EC company. Dalam hal pemasaran, untuk tahap awal EC
company akan bekerja sama dengan toko-toko khusus distributor sepatu
yang ada di setiap daerah untuk memasok sepatu yang ada dan akan
menawarkan kepada masyarakat untuk menjadi agen resmi dari EC Kets.
Berikut adalah key resources dari core competencies:
Physical Asset
Aset fisik yang dimiliki oleh perusahaan kami adalah pabrik lantai produksi
utama, kanttor dan gudang. Pabrik lantai produksi digunakan untuk
memproduksi EC Kets dari awal sampe akhir, kantor digunakan untuk
melakukan hal-hal yang berkaitan dengan proses administratif, pemasaran
dan lain sebagainya. Gudang digunakan untuk menyimpan sementara
bahan baku dan produk jadi.
Intellectual Properties
Human
E
C
Financial
K
Finansial utama yang kami dapatkan, berasal dari pemegang saham dan
E
pinjaman bank. Pada saat akan mendirikan perusahaan, kami
mempresentasikan perusahaan kami di depan para T
pemegang saham dan
bank untuk meyakinkan bahwa EC Company merupakan perusahaan yang
S
layak dan menguntungkan.
Jenis Kelamin
Usia
Pekerjaan
2.
3.
E
C
Apakah yang anda inginkan terhadap sepatu anda
K
a. Berpori-pori
E
b. Tidak berpori-pori
Menurut anda manakah jenis cara memakai atau T
melepas sepatu yang
anda sukai
S
a. Menggunakan karet
b. Menggunakan tali
c. Menggunakan karet dan tali
EC kets dirancang berbeda dengan sepatu yang sudah ada yaitu mudah saat
akan dipakai dan dilepas, tahan terhadap bau kaki karena terdapat pori-pori
pada bagian samping sepatu dan tali sepatu dapat
37
E
C
Malang,
K
E
T
S
November 2015
38
E
C
Hasil dari rekapan kuisioner riset pemasaran 3 disajikan pada Tabel 1.21.
K
Tabel 1.21 Rekapan Kuisioner Riset Pemasaran 3
E
Pertanyaan
Responden
1
2
3
4
5
T
1
A
A
A
E
Inovatif
2
A
A
C
E
Cukup S
baik
3
A
A
A
E
Kalau bisa karetnya dapat dikencangkan
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
B
B
B
B
A
A
A
A
A
A
B
B
A
B
A
A
B
A
B
A
A
B
B
C
C
B
B
A
C
C
C
A
B
B
B
A
C
C
C
C
A
B
A
B
C
C
A
C
C
B
E
D
D
D
C
E
D
E
B
E
E
D
C
D
E
C
E
B
A
C
D
D
D
B
C
E
B
E
C
Dari ke 30 responden 8 orang memilih menggunakan karet pada saat akan
K
memakai atau melepas sepatu, 8 responden yang memilih menggunakan
E
tali, dan 14 orang memilih menggunakan keduanya yaitu karet dan tali.
4.
Jika produk ini seharga 100.000 200.000 T
dan tersedia di tooktoko sepatu di setiap daerah kabupaten atau kota, bagaimana peluang
S
anda untuk membeli produk ini satu tahun mendatang?
Berdasarkan
dari
jawaban
ke-30
responden
yang
sebagian
besar
E
C
Proyeksi pemasaran disusun berdasarkan hasil riset pemasaran 3 dengan
K
memperhatikan siklus hidup produk serta pengembangan usaha dan produk.
E
Data peramalan permintaan sepatu untuk satu tahun berdasarkan jurnal
penelitian disajikan pada Tabel 1.22
T
Tabel 1.22 Data Peramalan Permintaan Sepatu
SRencana (Pasang)
Periode
Rencana (Pasang)
Periode
1
2
3
4
5
6
5100
5430
5675
6420
6900
7200
7
8
9
10
11
12
7500
8300
8760
9100
9800
11600
Rencana (Pasang)
1964
2091
2185
2472
2657
2772
Periode
7
8
9
10
11
12
Rencana (Pasang)
2888
3196
3373
3504
3773
4466
E
C
meminimalisir terjadinya decline. Selanjutnya akan dilakukan perhitungan
K
perencanaan agregat untuk produksi EC Kets. Metode perencanaan agregat
E
yang digunakan pada perusahaan ini adalah Chase Strategy karena perusahaan
ingin meminimumkan biaya inventori dan karena EC T
Company merupakan
perusahaan baru yang belum memiliki pasar yang besar dan penjualan yang
S
stabil.
PERENCANAAN AGREGAT
Perencanaan agregat digunakan untuk melakukan penyesuaian terhadap
rencana yang telah ditentukan sebelumnya dan kapasitas yang dimiliki. Sesuai
dengan permalan yang telah dilakukan sebelumya, pada agregasi ini akan
dibagi menjadi periode, yaitu semester pertama (Bulan Januari -Juni) akan
memproduksi sebanyak 36.725 pasang sepatu, pada semester kedua (Bulan
Juli-Desember) akan memproduksi sebanyak 55.060 pasang sepatu. Maka dari
itu
diperlukan
perencanaan
resource
yang
matang
untuk
memenuhi
Biaya
Biaya
Biaya
Biaya
Biaya
reguler
Overtime
Hiring
Layoff
Inventori
= 1.800.000/20/8
= Rp. 11.250 / jam
= Rp. 12.500/jam
= Rp. 40.000/orang
= Rp. 800.000/orang
= Rp. 500/pasang/bulan
42
E
C
sepatu setiap bulannya didapat dari permintaan sepatu kota Malang tahun
K
2014.
E
Perencanaan agregat dilakukan untuk merencanakan kegiatan produksi
satu tahun kedepan di EC Company dan menggunakan
T metode-metode
agregasi yang sesuai dengan keadaan perusahaan yaitu metode chase, level
S
atau
mix
strategy.
Diharapkan
dengan
dilakukannya
agregasi
dapat
Deman
d
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
1964
2091
2185
2472
2657
2772
2888
3196
3373
3504
3773
4466
Total
35341
Wt
134
142
148
168
180
188
196
217
229
238
256
303
622
2
Hari
Kerja/bl
n
Jam
/
shift
20
20
21
21
20
22
16
22
21
21
22
20
160
160
168
168
320
176
128
176
168
336
352
160
247
2
246
Hirin
g
layof
f
Lembu
r
0
0
0
0
13
0
0
0
0
13
0
0
0
0
0
0
0
13
0
0
0
0
0
13
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
26
26
Jam
kerj
a
total
160
160
168
168
320
176
128
176
168
336
352
160
247
2
Invento
ri jam
kerja
sum
inventor
y
Inventor
y unit
26
18
20
0
140
-12
-68
-41
-61
98
96
-143
26
44
64
64
204
192
124
83
22
120
216
73
2
3
5
5
14
14
9
6
2
9
15
5
73
1232
89
E
C
pertama akan langsung dialokasikan untuk bulan berikutnya, sehingga
K
berdasarkan tabel diatas dapat diketahui inventori jam kerja di akhir tahun
E
sebesar 5327 jam sama dengan 368 unit,
Berdasarkan analisis agregasi di atas, dapat dianalisis
biaya yang
T
dikeluarkan terkait dengan produksi selama satu tahun kedepan seperti yang
S
dijelaskan pada Tabel 1.25 di bawah ini.
Total (Rupiah)
361530000
0
1040000
10400000
44500
Rp 383.370.000
Bedasarkan operational process chart, berikut ini merupakan akvitivitasaktivitas produksi yang dikerjakan pada proses produksi sepatu EC kets.
Tabel 1.26 Aktivitas Produksi
Kode
Waktu
Operasi
(detik)
I1
3
I2
7
I3
7
I4
15
I5
6
I6
10
O1
1,3
O2
1,3
O3
16
O4
1,3
O5
1,3
O6
16
Kode
Operasi
O7
O8
O9
O10
O11
O12
O13
O14
O15
O16
O17
O18
Waktu
(detik)
1,3
16
1,3
16
1,3
16
1,3
16
32
25
32
38
Kode
Operasi
O19
O20
O21
O22
O23
O24
O25
O26
O27
O28
O29
O30
Waktu
(detik)
32
38
40
35
32
43
14
14
24
47
82
12
44
E
C
Precedence diagram
K
Bedasarkan operational process chart, Precedence diagram
E
produksi sepatu EC kets disajikan pada Gambar 1.12.
T
S
pada proses
Weight
Kode
O4
O5
O6
O7
O8
O9
O10
O11
O12
RPW
327,3
305,3
352
305,3
352
269,3
284
266,3
281
Kode
O13
O14
O15
O16
O17
O18
O19
O20
O21
RPW
229,3
244
326
294
336
304
336
304
268
Kode
O22
O23
O24
O25
O26
O27
O28
O29
O30
RPW
265
228
266
230
216
196
157
110
22
E
C
Proses O23 memiliki aktivitas pendahulu O13 dan O14, sedangkan aktivitas
K
setelahnya ada O27, I4, O28, O29, I5, O30 dan I6.
E O23 adalah :
Penjumlahan waktu dari aktivitas-aktivitas seteleh proses
RPW
=t
+t
+t
+ t +t
+t
+t T +t
= 32 +24 +15 + 47 +82 +6
+12 +10
S
O23
O23
O27
I4
O28
O29
I5
O30
I6
= 228
Op
O2
O16
O10
O12
O9
I1
O21
O11
O24
O22
O14
O25
RPW
295,3
294
284
281
269,3
269
268
266,3
266
265
244
230
t
1,3
25
16
16
1,3
3
21
1,3
43
35
16
14
No
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Op
O13
O23
I2
O26
I3
O27
I4
O28
O29
I5
O30
I6
RPW
229,3
228
223
216
202
196
172
157
110
28
22
10
t
1,3
32
7
14
7
24
15
47
82
6
12
10
46
E
C
Tabel 1.29 Pendelegasian Proses-Proses Produksi pada Masing-Masing Stasiun Kerja
K
WS
Proses
Waktu (detik)
Jumlah rangkaian
Waktu Total
Mesin
(detik)
E
1
O3, O6, O8, O17
80
1
80
2
O19, O4, O15, O5, O7
67,9
1
67,9
3
O18, O20, O1, O2
78,6
1 T
78,6
4
O16, O10, O12, O9, I1,
84,3
1
84,3
O21
S
5
O11, O24, O22
79,3
1
79,3
6
7
8
9
84,3
84,3
93
82
28
1
1
1
93
82
28
Modifying Consideration
beserta
jumlah
mesin
pemroses
yang
ditugaskan
untuk
menyeimbangkan lintasan.
47
106,4
E
C
K
E
Jumlah
T
rangkaian
Mesin
S2
127
131
2
2
63,5
66
313
62,5
Proses
O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7, O8, O9, O10,
O11, O12, O13, O14
O15, O16, O17, O18
I1, O19, O20, O21, O22
I2, I3, I4, I5, I6, O23,MO24, O25, O26,
O27, O28, O29, 030
Waktu
(detik)
Waktu Total
(detik)
53,2
E
C
K
E
T
S
49
E
C
Tabel 1.31 Kebutuhan Mesin untuk Masing-Masing Workstation
K
Jumlah
WS
Proses
rangkaian
Mesin yang dibutuhkan
E
Mesin
O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7, O8,
1
2
Swing arm
T
O9, O10, O11, O12, O13, O14
2
O15, O16, O17, O18
2
NPB, Punch Hole making
3
I1, O19, O20, O21, O22
2
NPB S
I2, I3, I4, I5, I6, O23,MO24, O25,
O26, O27, O28, O29, 030
yang
digunakan
dalam
penentuan
kedekatan
adalah
Activity
E
C
Activity Relationship Chart
K
Tabel 1.32 berikut ini menjelaskan tentang notasi derajat hubungan untuk
E
menjelaskan notasi kode alasan kedekatan antar tempat pada layout tata
letak fasilitas pabrik.
T
Tabel 1.32 Keterangan Notasi Derajat Hubungan
S
Derajat Hubungan
A
E
I
O
U
X
cukup/biasa
tidak penting
tidak dikehendaki berdekatan
Alasan
Berbagi informasi yang sama
Kemudahan pengawasan
Kemudahan akses
Noise
Aliran produksi
Berikut ini pada Gambar 1.15 merupakan Activity Relationship Chart yang
menggambarkan hubungan kedekatan antar fasilitas pada EC Company.
51
E
C
Pada Gambar 1.15 tersebut terdapat delapan fasilitas yang harus
K
didekatkan satu sama lain, terdapat enam fasilitas yang disarankan harus
E
didekatkan dan terdapat empat puluh lima fasilitas yang dilarang untuk
didekatkan satu sama lain.
T
Berikut ini pada gambar 1.16 merupakan ARD dari rancangan layout EC
S
Company.
A
E
I
O
U
X
Warna Garis
Merah
Kuning
Hijau
Biru
Coklat
Alasan
mutlak perlu didekatkan
sangat penting untuk didekatkan
penting untuk didekatkan
cukup/biasa
tidak penting
tidak dikehendaki berdekatan
52
E
C
Kebutuhan Space Lantai Produksi
K
Berikut ini merupakan contoh analisa dan perhitungan kebutuhan luas
E
minimal untuk salah satu ruang, yaitu lantai produksi yang disajikan pada
Gambar 1.18.
T
S
53
Tabel
No
1
2
3
4
5
6
7
8
E
C
K
Lebar
E(cm)
15,3
22
T
100
100
55
S
Jumlah
9
5
2
18
11
11
2
3
23,03
23,03
60
Gudang
bahan
baku
Nama Fasilitas/Aset
Rak untuk menyimpan bahan
baku
Lintasan Trolley dan aisle
mengambil bahan baku
Tempat kerja penanggung
jawab
Jumlah
Kebutuhan
Panjang (m)
Kebutuhan
Lebar (m)
Kebutuhan
Luas (m2)
16
36,6
54
Gudang
produk
jadi
E
C
K
E
T
S
16
40,5
Ruang
Ruang
RnD,
Production and
maintenance
Ruang
Finance
danb HRD
Ruang Direktur
Parkir
Loading
dan
Unloading
Bahan Baku
Tempat Parkir
Objek
Panjang
(cm)
Lebar
(cm)
Jumlah
Operator
50
Jumlah
Yang
Dibutuhkan
2
Me ja Bagian RnD
100
Meja
Bagian
Maintenance
Meja
Bagian
Production
Meja
Bagian
Finance
Meja
Panjang
Bagian HRD
Meja
Pendek
Bgaian HRD
Meja Direktur
Satu Set Ruang
Tamu
Direktur
dengan
meja
berbentuk
lingkaran
Satu
Set
Sofa
Ruang Lobby dan
Serbaguna
100
50
100
50
150
75
200
75
100
75
150
200
75
100
1
1
200
100
500
400
1 (truk)
580
400
1 truk
dan 1
mobil
pribadi
55
E
C
K
E
Kebutuhan Space Rest Room
Kebutuhan rest room didasarkan pada jumlah karyawan
T yang bekerja pada
perusahaan. Kebutuhan space rest room yang dimiliki oleh EC Company adalah
S
toilet operator, toilet kantor, dan mushola. Kebutuhan space untuk rest room
disajikan pada tabel 19.
Tabel Kebutuhan space rest room
Fasilitas
Toilet
Operator
Toilet
Kantor
Mushola
Nama
Fasilitas/Aset
Water Closet
dan ruangnya
Tempat cuci
tangan
Water Closet
dan ruangnya
Tempat cuci
tangan
Sajadah (Imam
+ makmum)
Jumlah
Kebutuhan
Panjang
(m)
Kebutuhan
Lebar (m)
Kebutuhan
Luas (m2)
Jumlah
ruang
Total
Luas
4.5
1.3
5.85
5.85
2
1
2
2
10
Total
17.85
56
E
C
K
E
T
S
supplier
menurunkan
bahan
baku
di
tempat
parkir
kemudian
57
E
C
K
E
T
S
Jumlah
Rp 70.741.440
Rp 65.398.176
Rp 13.160.000
Rp
324.000
Rp 35.341.000
Rp
25.000
Rp706.820.000
Rp 70.682.000
Rp282.728.000
Rp
790.000
Rp
339.700
58
E
C
(Lower)
KRp 1.246.349.316
Total Biaya Pokok Produksi
E
Perhitungan kebutuhan tahunan untuk bahan baku kain, elastic dan kulit
T
mempertimbangkan :
Tabel
komponen-komponen
dasar
penyusun
Jumlah
permintaan
komponen
(E) = (C*D)/2
35341
35341
35341
35341
35341
35341
Kebutuhan
luas kain
(F) = (E/B)
931
632
1105
1473
1473
1360
6974
Tabel 1.37 menjelaskan tentang biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk
memproduksi sepatu EC Kets selama setahun. Jumlah bersih per meter persegi yang
dibutuhkan untuk satu tahun kulit bedasarkan tabel 15.5 adalah sebanyak 6974 m2,
karena perusahaan tidak bisa membeli pasti sebanyak jumlah tersebut, perusahaan
membeli per roll (Indonesian.alibaba.com, harga kain $3/meter dengan lebar papan
55 inc/roll atau 140 cm/roll dan panjang 80 meter/roll). Karena perusahaan
membutuhkan 6974 m2 selama satu tahun, maka dikonversikan ke roll akan
membutuhkan sebanyak 6974/1,4 = 4982 meter. Untuk jumlah roll pesanan,
perusahaan akan memesan sebesar :
Bahan baku kulit [roll]=
4982[meter ]
meter
80[
]
roll
59
E
C
Jenis kain yang digunakan untuk membuat sepatu EC kets adalah jenis kain
K
Woven Lin. Sama dengan kulit, perusahaan membeli kain tersebut per roll
(indonesian.alibaba.com, harga kain $0,8 papan 1,2 meter x E
30 meter). Perhitungan
kebutuhan bahan baku kulit per m sama dengan kulit seperti yang disajikan
T
padatabel 15.5. Karena perusahaan membutuhkan 6974 m , sehingga untuk kain
dengan papan 1,2 meter panjang yang diperlukan adalah S
6974/1,2 = 582, maka
2
5812[meter ]
meter
30[
]
roll
Elastic yang digunakan yaitu lebar 2 cm dimana perusahaan harus membeli per
roll dengan panjang satu roll 30 meter dengan harga satu roll Rp 70.000. Kebutuhan
komponen elastic untuk 1 pasang sepatu 16 cm x 2 cm, sehingga perhitungan dari
kebutuhan roll elastic adalah :
meter
]
pasang
meter
30[
]
roll
0,16[
Bahan elastic [roll] = 35341 [pasang] *
= 188 roll
Panjang benang Nilon yang dibutuhkan untuk membuat 1 pasang sepatu bagian
upper adalah 4m dan bagian lower 2m. Panjang gulungan benang nilon upper adalah
900 m, sehingga bisa digunakan untuk menghasilkan 225 pasang sepatu per gulungan
dan lower 450 pasang sepatu per gulungan. Gulungan benang nilon upper dan lower
merupakan 2 gulungan benang yang berbeda. Kebutuhan masing-masing jenis
gulungan benang apabila disajikan dengan satuan gulungan adalah :
meter
]
pasang
Benang Nilon upper [gulung]=35341 [pasang] *
meter
900[
]
gulung
= 158 gulung
meter
]
pasang
Benang Nilon lower [gulung]=35341 [pasang] *
meter
900[
]
gulung
= 79 gulung
4[
2[
Untuk sol sepatu, tali sepatu dan insole sepatu EC Company membeli langsung
produk jadi dari supplier. Berikut ini pada Tabel 15.6 menjelaskan tentang harga
bahan baku yang dikeluarkan disetiap bulannya, tergantung dengan jumlah
banyaknya permintaan.
Perhitungan biaya bahan baku perbulan disajikan pada tabel 15.6. Perhitungan
kebutuhan bahan baku perbulan digunakan untuk perhitungan neraca pada analisis
60
E
C
alira biaya. Cara perhitungan kebutuhan bahan baku per bulan sama dengan
K
kebutuhan bahan baku per tahun, hanya saja dasar dari kebutuhan bahan baku
E merupakan contoh
adalah kebutuhan pada masing-masing bulan. Tabel 1.38 berikut
cara mencari biaya bahan baku untuk bulan Desember.
T
S
Harga/Satuan
Rp 1122880
Rp 337104
Rp 70000
Rp 27000
Rp 500
Rp 5000
Rp 20000
Rp 2000
Rp 8000
Rp 5000
Rp 4300
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Total Biaya
8983040
8427600
1610000
27000
4.466.000
25000
89320000
8932000
35728000
100000
43000
157.661.640
Permintaan sepatu pada bulan Desember adalah sebanyak 4466 pasang sepatu.
Jumlah kulit dan kain yang dibutuhkan per meter persegi untuk mencukupi
permintaan di bulan Desember adalah sebanyak 884 m 2, maka jumlah roll kain dan
kulit yang dibutuhkan berturut-turut adalah 8 dan 25 roll. Kemudian untuk bahan
elastic adalah sebanyak 23 roll. Sol, tali Sepatu dan insole sepatu masing-masing
mengikuti jumlah permintaan pada bulan Desember yaitu sebanyak 4466 pasang.
Untuk benang, jumlah biaya yang dikeluarkan untuk bagian upper sepatu adalah RP
100.000 yang berasal dari perhitungan 5000 x (4466 x (4/900) = Rp. 100.000. sama
halnya dengan benang yang digunakan pada penyusunan bagian lower sepatu 4300 x
(4466 x (4/900) = Rp 43.000.
Tabel 1.39 Tabel Biaya Bahan Baku Tiap Bulan
Bulan
Biaya bahan baku
Januari
69,902,164.00
Februari
74,251,268.00
Maret
77,502,372.00
April
88,008,856.00
Mei
94,155,760.00
Juni
98,067,164.00
Bulan
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
102,856,044.00
106,459,708.00
119,056,656.00
124,652,640.00
133,478,044.00
157,661,640.00
61
E
C
Untuk rincian biaya investasi peralatan dijelaskan pada Tabel 1.40 dibawah
K
ini.
E
Tabel 1.40 Tabel Biaya Investasi Peralatan
Biaya Investasi Peralatan
T Jumlah
Nama Alat
Jumlah
Satuan
Harga/Satuan
Mesin Swing Arm
2
Buah
Rp 12.000.000
Rp 24.000.000
Mesin Jahit NPB
9
Buah
Rp
900.000
Rp 8.100.000
S
Sewing
Mesin Punch eyelete
2
Cutting Dies
14
Cutter
7
Gunting
7
Mesin Stitching
5
Meja
18
Kursi
11
Papan Bidang Miring
1
Keranjang Penampung
22
Trolley
3
Sapu 1 Set
10
Alat Pel
5
Wiper Karet
5
Kemoceng
5
Tempat Sampah
15
Meja Kantor
13
Kursi Kantor
13
Rack Besar (4mx1m)
8
Shofa
2
Total Biaya Investasi Peralatan
Biaya Penyusutan Peralatan
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
5.450.000
35.000
5.000
5.000
1.578.300
75.000
35.000
2.000.000
10.000
700.000
50.000
75.000
19.500
9.000
32.000
900.000
700.000
4.000.000
1500000
Rp 10.900.000
Rp
490.000
Rp
35.000
Rp
35.000
Rp 7.891.500
Rp 1.350.000
Rp
385.000
Rp 2.000.000
Rp
220.000
Rp 2.100.000
Rp
500.000
Rp
375.000
Rp
97.500
Rp
45.000
Rp 480.000
Rp 11.700.000
Rp
9.100.000
Rp 32.000.000
Rp
3000000
Rp 116.904.000
Rp 8.767.800
Jumlah
Rp
36.000.000
Rp
1.500.000
Rp 240.000.000
Rp
12.00.000
Rp
2.400.000
Rp
6.000.000
Rp
3.600.000
62
E
C
Biaya Tenaga Kerja Lantai Produksi (13 Orang)
K
Biaya Tenaga Kerja Kantor (12 Orang)
Total Biaya Overhead
E
Rincian biaya overhead yang dianggarkan pada Tabel T
1.41
estimasi pengeluaran dana kaya dengan pertimbangan bahwa
S
Rp 383.370.000
Rp 288.000.000
Rp 972.870.000
di atas adalah
Biaya transportasi adalah biaya untuk distribusi produk jadi dari UKM
Sedangkan untuk biaya pemasaran di jabarkan dalam Tabel 1.42 berikut ini.
Tabel 1.42 Tabel Biaya Pemasaran
BIAYA PEMASARAN
Jenis Biaya
Biaya Brosur (2000 Brosur)
Biaya Iklan Banner
Total Biaya Pemasaran
Jumlah
Rp 2.000.000
Rp 5.000.000
Rp 7.000.000
Selera konsumen
E
C
pesaing. Harga jual produk juga dipengaruhi oleh laba yang diinginkan
K
oleh produsen.
E
Margin keuntungan = 60%
Harga jual = (60% * Rp 63.300) + Rp 63.300= Rp 101.185 ~T
Rp. 102.000
Harga jual produk dari produk EC ini dibulatkan sebesar Rp 102.000
S
Pengeluaran
116904000
1246349316
972870000
7000000
2343123316
Dari neraca keuangan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa selama periode
2016 EC Company mendapat laba sebesar Rp 1.261.658.684.
Pendapatan
200328000
Pengeluaran
116904000
69,902,164.00
20000000
3000000
125000
1000000
200000
500000
64
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
Feb '16
Mar '16
Apr '16
Mei '16
Biaya Operasional
Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga Kerja Kantor (12 Orang)
Biaya Brosur (2000 Brosur)
Biaya Iklan Banner
(Saldo)
Saldo bulan Jan '16
Penjualan (Rp 102.000 x 2091)
Pembelian bahan baku
Sewa Tempat
Biaya Listrik
Biaya Air
Biaya Transportasi
Biaya Internet
Biaya Perbaikan dan pemeliharaan
Biaya Operasional
Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga Kerja Kantor (12 Orang)
(Saldo)
Saldo bulan Jan '16
Penjualan (Rp 102.000 x 2185)
Pembelian bahan baku
Sewa Tempat
Biaya Listrik
Biaya Air
Biaya Transportasi
Biaya Internet
Biaya Perbaikan dan pemeliharaan
Biaya Operasional
Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga Kerja Kantor (12 Orang)
(Saldo)
Saldo bulan Jan '16
Penjualan (Rp 102.000 x 2472)
Pembelian bahan baku
Sewa Tempat
Biaya Listrik
Biaya Air
Biaya Transportasi
Biaya Internet
Biaya Perbaikan dan pemeliharaan
Biaya Operasional
Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga Kerja Kantor (12 Orang)
(Saldo)
Saldo bulan Jan '16
Penjualan (Rp 102.000 x 2657)
Pembelian bahan baku
Sewa Tempat
Biaya Listrik
Biaya Air
Biaya Transportasi
Biaya Internet
Biaya Perbaikan dan pemeliharaan
Biaya Operasional
E
C
K
E
-68003164
T
-68003164
213282000
S
300000
23400000
24000000
2000000
7000000
74,251,268.00
20000000
3000000
125000
1000000
200000
500000
300000
23400000
24000000
-1,497,432.00
-1,497,432.00
222870000
77,502,372.00
20000000
3000000
125000
1000000
200000
500000
300000
24570000
24000000
70,175,196.00
70,175,196.00
252144000
88,008,856.00
20000000
3000000
125000
1000000
200000
500000
300000
24570000
24000000
160,615,340.00
160,615,340.00
271014000
94,155,760.00
20000000
3000000
125000
1000000
200000
500000
300000
65
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
Juni '16
July '16
Aug '16
Sep '16
E
C
K
241,028,580.00
E
241,028,580.00
282744000
T
S
47320000
24000000
98,067,164.00
20000000
3000000
125000
1000000
200000
500000
300000
36140000
24000000
340,440,416.00
340,440,416.00
294576000
102,856,044.0
0
20000000
3000000
125000
1000000
200000
500000
300000
18720000
24000000
464,315,372.00
464,315,372.00
325992000
106,459,708.0
0
20000000
3000000
125000
1000000
200000
500000
300000
25740000
24000000
608,982,664.00
608,982,664.00
344046000
119,056,656.0
0
20000000
3000000
125000
1000000
200000
500000
300000
66
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
Oct '16
Nov '16
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
(Saldo)
146
147
Des '16
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
(Saldo)
E
C
K
760,277,008.00
E
760,277,008.00
357408000
T
S
24570000
24000000
124,652,640.0
0
20000000
3000000
125000
1000000
200000
500000
300000
49660000
24000000
894,247,368.00
894,247,368.00
384846000
133,478,044.0
0
20000000
3000000
125000
1000000
200000
500000
300000
51480000
24000000
1,045,010,324.0
0
1,045,010,324.0
0
455532000
157,661,640.0
0
20000000
3000000
125000
1000000
200000
500000
300000
33800000
24000000
1,259,955,684.0
0
PERENCANAAN MODAL
67
E
C
Perencanaan modal untuk suatu perusahaan harus didahului dengan
K
membuat perencanaan proyeksi aliran kas selama awal bulan, sehingga
E
nantinya tim akan mendapatkan rincian dana yang harus disiapkan menjadi
modal usaha. Adapun rincian dananya dijelaskan pada Tabel
T 1.45 berikut ini.
Tabel 1.45 Tabel Rincinian Dana
S
Jenis pengeluaran
Jumlah
Pembelian peralatan
Pembelian Bahan baku
Upah tenaga kerja (produksi)
Upah tenaga kerja (kantor)
Biaya Listrik
Biaya Air
Biaya Sewa Rumah
Biaya Transportasi
Biaya Internet
Biaya Perbaikan dan pemeliharaan
Biaya Operasional
Biaya pemasaran
Total
116904000
69,902,164.00
23400000
24000000
3000000
125000
20000000
1000000
200000
500000
300000
7000000
266331164
Berdasarkan Tabel 1.45 diatas, modal usaha yang harus disiapkan untuk
mendirikan EC Company minimal adalah Rp 266.331.164 agar terhindar dari
kerugian yang sangat besar mengingat dari hasil rancangan proyeksi aliran kas
modal awal diatas, perusahaan akan mengalami kerugian sebesar Rp
69.500.596 Modal sebesar itu dapat menanggulangi kerugian di bulan pertama
dan dapat mengatasi produksi dibulan ketiga.
68
E
C
Total Pendapatan sekarang
3604782000
B/C Ratio =
=
= 1,877
K
Total pengeluaran sekarang
2298968316
Dari perhitungan break even point yang telah dilakukanE
dapat BEP sebesar 1
unit atau dapat dikatakan bahwa modal akan kembali pada pembuatan 1 unit
T
produk Sedangkan nilai B/C ratio yang lebih besar dari 1 maka usaha ini layak
S
untuk dilanjutkan.
Payback Period
Periode Payback menunjukkan berapa lama (dalam beberapa tahun) suatu
investasi akan bisa kembali. Periode Payback menunjukkan perbandingan
antara initial investment dengan aliran kas tahunan, dengan rumus sebagai
berikut :
Tabel 1.47 Tabel Arus Kas
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Arus Kas
200328000
213282000
222870000
252144000
Payback period
= 2 + (266331164-200328000)/
Payback period
(316229600-200328000) x 1 tahun
= 2 + (21848164/213282000)
= 2,10 bulan
Jadi Jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi
adalah 2,10 bulan.
69