Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Konteks dan objek: Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Helical Tomography
Tanpa Kontras (NCT) lebih efektif dibandingkan Ultraound (US) dalam
mengidentifikasi ureterolithiasis akut. Beberapa penelitian telah dilakukan
sebelumnya untuk membandingkan teknik ini pada Instalasi Gawat Darurat suatu
Rumah Sakit Pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan
keakuratan identifikasi antara Ultrasound dan Helical Computed Tomography
Tanpa Kontras yang dilakukan oleh residen radiologi senior untuk mendiagnosa
ureterolithiasis akut; dan untuk menilai interpretasi yang sama antar pengamat,
residen dan radiologis yang berpengalaman.
Desain: Studi prospektif dari 52 pasien. Pasien dipilih secara consecutive yang
melakukan US dan NCT dalam interval waktu 8 jam di rumah sakit Sao Paolo.
Metode: Hasil US akan diamati oleh residen senior dan radiologis yang
berpengalaman. Hasil NCT akan diamati oleh residen senior dan tiga orang
radiologis yang berpengalaman. Keberagaman antar pengamat akan dinilai
menggunakan statistik kappa.
Hasil: Ditemukan batu ureter pada 40 pasien dari 52 pasien(77%). Sensitifitas dari
US 22% dan spesifisitas 100%. Hasil yang sama yang didapatkan antar pengamat
dalam menganalisa menggunakan NCT sangat tinggi.
Kesimpulan: US memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk mengidentifikasi
batu ureter dibandingkan dengan NCT. Hasil yang sama yang didapatkan antar
pengamat dalam identifikasi sangat tinggi.
Kata kunci: Computed Tomography spiral. Ultrasonography. Batu ureter.
Lithiasis. Nyeri pinggang.
Pendahuluan
Sejak diperkenalkan pertama kali oleh Smith et al. pada tahun 1995, helical
computed tomography tanpa kontras (NCT) telah berkembang menjadi alat yang
digunakan memeriksa pasien yang diduga menderita ureterolithiasis secara, tanpa
adanya keterbatasan pada film polos, intravena urografi dan ultrasound. NCT
telah menjadi pilihan metode untuk mengevaluasi pasien dengan kolik ginjal akut.
Kelebihan dari transabdominal ultrasound (US) ketersediaannya yang mudah,
tidak mengakibatkan paparan radiasi untuk pasien dan terbebas dari fungsi ginjal.
Oleh karena keunggulan ini, US menjadi pilihan utama bagi para dokter untuk
mengevaluasi kolik ginjal akut.Studi terbaru menunjukkan NCT lebih efektif dari
US dalam mendiagnosa ureterolithiasis pada pasien dengan kolik ginjal akut.
Namun, studi tersebut baru dilakukan di instalai gawat darurat sebuah rumah sakit
pendidikan.
TUJUAN
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk membandingkan sensitivitas
diagnostik antara US dan NCT yang akan dilakukan oleh radiologis
untuk
mendiagnosis ureterolithiasis, pada pasien dengan akut kolik ginjal; dan untuk
menilai kesamaan interpretasi antarpengamat oleh residen senior dan radiologis
yang berpengalaman.
METODE
Selama bulan Februari dan Juli 2002, kami melakukan studi prospektif
pada 52 pasien yang dirujuk dari instalasi gawat darurat untuk evaluasi kolik
ginjal akut. Kolik ginjal digambarkan sebagai nyeri yang dimungkinkan karena
obstruksi yang dimulai dengan nyeri pinggang akut sehingga membuat pasien
mencari bantuan medis.
Protokol penelitian sebelumnya telah disetujui oleh komite etik dan semua
pasien telah memberikan persetujuan mereka untuk berpartisipasi. Para pasien
melakukan US dan NCT dalam waktu delapan jam dari timbulnya kolik. Kriteria
eksklusi adalah penyakit ginjal lain atau adanya tanda-tanda pencitraan
pielonefritis, insuffiefisiensi ginjal kronis, nefrokalsinosis dan kalkulus staghorn.
Pemeriksaan US dilakukan secara transabdominal, setelah mengkonsumsi
air. Sonografi dilakukan oleh residen radiologi senior dan diperiksa kembali oleh
radiologis, menggunakan Philips SD800 scanner (Philips Medical Systems,
senior dan NCT dinilai oleh radiologis meningkat dalam tingkatan sedang (k =
0,42). Untuk mengevaluasi kesamaan antar pengamat antara residen senior dan
radiologis, peneliti menggunakan uji statistik kappa dan hasilnya ditunjukkan
dalam Tabel 3. Kesamaan interpretasi sangat tinggi dalam mengidentifikasi batu
ureter (K = 0,81), dilatasi sistem kolektifus (k = 0,75) dan adanya lemak
perinefrik (k = 0,78), namun dalam tingkatan sedang dalam menilai adanya lemak
pada ureter (k = 0,41), serta pada dilatasi ureter (k = 0,46).