Professional Documents
Culture Documents
TENTANG
SUNTIKAN / INJEKSI
Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sri Rahayu
Sylvia Indahsari
Tessa Deanda Agustina
Tia Rahayu
Tiara Selviana
Trisna Oktaviani
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis aturkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat,
taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pengerjaan makalah ini. Adapun makalah ini membahas
tentang Suntikan / Injeksi disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.
Seperti halnya kata pepatah, Tak Ada Gading Yang Tak Retak. Meskipun
dalam penulisan makalah ini penulis telah mengoptimalkan kemampuan yang
penulis miliki, tentunya masih banyak kekurangan-kekurangan didalamnya.
Untuk itu penulis mohon maaf.
Akhir kata, semoga penyusunan dan penulisan makalah ini memberikan
manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalammualaikum Wr.Wb
Banjar,
Mei 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 6
A. Combined Injectable Contraceptives (CIC)................................... 6
B. Injectable and Cancer..................................................................... 15
C. Injectable and HIV.......................................................................... 19
BAB III PENUTUP......................................................................................... 30
A. Kesimpulan .................................................................................... 30
B. Saran .............................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasanutama
diperlukannya pelayanan keluarga berencana, selain darimembebaskan wanita
dari rasa khawatir terhadap terjadinyakehamilan yang tidak diinginkan,
terjadinya gangguan fisik atau psikologik akibat tindakan abortus yang tidak
aman serta tuntutan perkembangan sosial terhadap peningkatan status
perempuan dimasyarakat.
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan
jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnyametode yang tersedia,
yaitu metode kontrasepsi sederhana danmodern, tetapi juga oleh ketidaktahuan
mereka tentang persyaratandan keamanan metode kontrasepsi tersebut.
Banyak sekali yangharus dipertimbangkan untuk dapat memilih alat
kontrasepsi yangaman dan efektif, seperti, status kesehatan, efek samping,
konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, dll. Oleh karena
itu diperlukan konseling mengenai pelayanan keluarga berencana dengan
menggunakan metodekontrasepsi. (Abdul, 2005)
Salah satu masalah kependudukan yang cukup besar di Indonesia
adalah jumlah kepadatan penduduk yang sangat besar. Hal ini menimbulkan
berbagai macam masalah lain. Untuk itu, pemerintah mencanangkan program
KeluargaBerencana (KB) yaitu program pembatasan jumlah anak yakni dua
untuk setiap keluarga. Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang
cukup pesat dan diakui keberhasilannya di tingkat Internasional. Hal ini
terlihat dari angka kesertaan ber-KB meningkat dari 26% pada tahun 1980,
menjadi 50% pada tahun 1991, dan terakhir menjadi 57% pada tahun 1997.
Program KB nasional telah berjalan selama kurun waktu 4 pelita
dengan hasil yang cukup menggembirahan, baik secara normatif maupun
demografis. Berdasarkan hasil hasil Survey Prevalensi Indonesia (SPI) tahun
1987 ternyata tingkat kelahiran kasar telah menurun menjadi sekitar 28 29 /
1000 dan TFR menjadi sekitar 3,4 3,6. Meskipun begitu, jika dipandang dari
segi islam KB itu hukumnya haram.
Rentang tahun 1800-1900 jumlah penduduk Indonesia bertambah tiga
kali lipatnya. Sedangkan 1900 -2000 terjadi pertambahan penduduk lima kali
lipat dari 40,2 juta orang menjadi 205,8 juta orang. Selama rentang 19002000, progran Keluarga Berencana (KB) berhasil mencegah kelahiran 80 juta
orang. "Tanpa program KB jumlah penduduk hingga tahun 2000 diprediksi
285 juta orang, " ungkap Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN), Dr. Sugiri Syarief, MPA dalam acara Studium Generale
Kependudukan dan Program Keluarga Berencana: Peluang dan Tantangan',
Jum'at (19/6) di Auditorium Thoyib Hadiwijaya Institut Pertanian Bogor
(IPB). Acara ini digelar Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB bekerjasama
dengan BKKBN.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu
diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana
merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita.
Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya
karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metodemetode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan
nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk
memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Kepadatan penduduk yang terjadi tentu saja menjadi suatu masalah
bagi negara Indonesia yang perlu diperhatikan oleh pemerintah sehingga
banyak upaya yang dipilih atau diprogramkan oleh pemerintah Indonesia
untuk mengurangi kepadatan penduduk tersebut dengan cara melakukan
program Keluarga Berencana atau dikenal dengan singkatan KB. Oleh karena
itu, penulis ingin mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan program
keluarga berencana.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah tentang Kesehatan
Reproduksi dan Keluarga Berencana adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan kontrasepsi suntik kombinasi bagaimana
cara kerja dan efektifitasnya, apa saja jenisnya, efek samping, dan siapa
saja yang dapat dan tidak dapat menggunakan kontrasepsi tersebut serta
bagaimana cara mendapatkannya?
2. Bagaimanakah hubungan antara suntikan dan penyakit kanker?
3. Bagaimanakah hubungan antara suntikan dan HIV?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Dapat mengetahui apa itu kontrasepsi sunti kombinasi.
2. Dapat mengetahui tentang apa itu kontrasepsi suntik kombinasi bagaimana
cara kerja dan efektifitasnya, apa saja jenisnya, efek samping, dan siapa
saja yang dapat dan tidak dapat menggunakan kontrasepsi tersebut serta
bagaimana cara mendapatkannya.
3. Dapat mengetahui tentang hubungan antara suntikan dan penyakit kanker.
4. Dapat mengetahui tentang hubungan antara suntikan dan HIV.
BAB II
PEMBAHASAN
Aminorhea
Biasanya tidak haid 1 tahun pertama, jika pemakaian suntikan KB
dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi
dalam waktu 6 bulan-1 tahun. Disebabkan karena estrogen
menekansekresi gonadotropin sehingga menyebabkan proklaktinoma
di hipofisis. Kadar prolaktin yang tinggi ini dapat menyebabkan
aminorhea.
Perdarahan/spotting
10
11
12
13
14
15
16
17
18
jamur, bakteri atau virus. Kebanyakan orang dengan HIV akan meninggal
dalam beberapa tahun setelah tanda pertama AIDS muncul bila tidak ada
pelayanan dan terapi yang diberikan.
2. Perjalanan Infeksi HIV
Sesudah HIV memasuki tubuh seseorang, maka tubuh akan
terinfeksi dan virus mulai mereplikasi diri dalam sel orang tersebut
(terutama sel limfosit T CD4 dan makrofag). Virus HIV akan
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan menghasilkan antibodi
untuk HIV. Masa antara masuknya infeksi dan terbentuknya antibodi yang
dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium adalah selama 2-12
minggu dan disebut masa jendela (window period). Selama masa jendela,
pasien sangat infeksius, mudah menularkan kepada orang lain, meski hasil
pemeriksaan laboratoriumnya masih negatif. Hampir 30-50% orang
mengalami masa infeksi akut pada masa infeksius ini, di mana gejala dan
tanda yang biasanya timbul adalah: demam, pembesaran kelenjar getah
bening, keringat malam, ruam kulit, sakit kepala dan batuk.
Orang yang terinfeksi HIV dapat tetap tanpa gejala dan tanda
(asimtomatik) untuk jangka waktu cukup panjang bahkan sampai 10 tahun
atau lebih. Namun orang tersebut dapat menularkan infeksinya kepada
orang lain. Kita hanya dapat mengetahui bahwa orang tersebut terinfeksi
HIV dari pemeriksaan laboratorium antibodi HIV serum. Sesudah jangka
waktu tertentu, yang bervariasi dari orang ke orang, virus memperbanyak
diri secara cepat dan diikuti dengan perusakan sel limfosit T CD4 dan sel
kekebalan lainnya sehingga terjadilah gejala berkurangnya daya tahan
tubuh yang progresif. Progresivitas tergantung pada beberapa faktor
seperti: usia kurang dari 5 tahun atau di atas 40 tahun, infeksi lainnya, dan
faktor genetik.
Infeksi, penyakit, dan keganasan dapat terjadi pada individu yang
terinfeksi HIV. Penyakit yang berkaitan dengan menurunnya daya tahan
tubuh pada orang yang terinfeksi HIV, misalnya infeksi tuberkulosis (TB),
19
20
(penasun). Pajanan HIV pada organ dapat juga terjadi pada proses
transplantasi jaringan/organ di fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Penularan dari ibu-ke-anak
Lebih dari 90% anak yang terinfeksi HIV didapat dari ibunya. Virus
dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada anaknya selama
hamil, saat persalinan dan menyusui. Tanpa pengobatan yang tepat dan
dini, setengah dari anak yang terinfeksi tersebut akan meninggal
sebelum ulang tahun kedua.
4. Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan
dengan HIV
Perempuan dengan HIV berpotensi menularkan virus kepada bayi
yang dikandungnya jika hamil. Karena itu, ODHA perempuan disarankan
untuk mendapatkan akses layanan yang menyediakan informasi dan sarana
kontrasepsi yang aman dan efektif untuk mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan. Konseling yang berkualitas, penggunaan alat kontrasepsi
yang aman dan efektif serta penggunaan kondom secara konsisten akan
membantu perempuan dengan HIV agar melakukan hubungan seksual
yang aman, serta menghindari terjadinya kehamilan yang tidak
direncanakan. Perlu diingat bahwa infeksi HIV bukan merupakan indikasi
aborsi.
21
22
perempuan yang aktif secara seksual dan anak perempuan oleh petugas
kesehatan.
Sebuah penelitian yang diselenggarakan oleh Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) di Jenewa telah mengkaji semua yang berhubungan dengan
penularan HIV dan akuisisi oleh wanita yang menggunakan kontrasepsi
hormonal. Sementara hanya kontrasepsi kondom, pria dan wanita, yang
memberikan perlindungan ganda dengan menghentikan transmisi HIV dan
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Tingkat kebutuhan keluarga
berencana yang belum terpenuhi antara 1,18 miliar wanita berusia 15-49
tahun di seluruh dunia diperkirakan 11%.
Program Bersama PBB untuk HIV / AIDS (UNAIDS) dan WHO
merekomendasikan bahwa orang yang aktif secara seksual-terutama
perempuan dan gadis-memiliki akses penuh terhadap informasi dan
konseling tentang kebutuhan seksual dan kesehatan reproduksi mereka.
Perempuan dan anak perempuan juga harus memiliki akses pilihan
kontrasepsi terhadap pencegahan dan HIV. Layanan tersebut harus
disediakan secara terpadu oleh petugas kesehatan.
Kurangnya metode pencegahan HIV dan rendahnya tingkat
penggunaan kondom menempatkan perempuan dan anak perempuan pada
tingkat kerentanan terhadap infeksi HIV. Wanita membutuhkan pilihan
kontrasepsi pencegahan HIV.
a. Jenis Metode Kontrasepsi yang disarankan
1) Kondom
Sangat efektif bila digunakan dengan benar
Dapat digunakan SETIAP WAKTU
Melindungi Anda dan pasangan Anda dari kehamilan dan IMS,
termasuk HIV
Dapat digunakan sendiri atau dengan metode KB lain
Mudah untuk mendapatkannya, mudah digunakan
Gunakan selama SEMUA kontak antara penis dan vagina /
anus / mulut.
23
injeksi).
Dijual di banyak toko-toko dan tersedia gratis di banyak klinik
kesehatan.
Khusus untuk kondom wanita, mungkin relatif mahal dan sulit
untuk ditemukan serta membutuhkan kerjasama dengan
2) Pil
Kebanyakan wanita, termasuk wanita dengan HIV atau ARV
(kecuali untuk ARV dengan ritonavir), dapat digunakan
berbahaya
3) KB Suntik
Aman digunakan pada perempuan dengan HIV atau ARV
24
4) Metode Alamiah
Untuk menghindari kehamilan, IMS / HIV, gunakan kondom
efektif bila digunakan dengan benar
aman digunakan oleh wanita, termasuk perempuan dengan
HIV atau ARV
Tidak ada efek samping
Butuh kerjasama
5) Vasektomi dan tubektomi
prosedur bedah sederhana
pria atau pasangan Sangat efektif dan permanen untuk yang
hamil.
Dapat meningkatkan perdarahan menstruasi dan kram.
7) Implan
tabung plastik kecil yang ditempatkan di bawah kulit lengan
atas.
Perempuan, termasuk perempuan dengan HIV atau ARV, dapat
menggunakan aman dan efektif. Tidak meningkatkan risiko
25
Dapat dihapus setiap kali pengguna ingin, dan dia bisa lagi
hamil.
Biasanya perubahan pendarahan bulanan
26
etinilestradiol.
IUD, jika wanita mungkin memiliki cervicitis purulen, gonore atau
klamidia, atau pengobatan kanker serviks, atau sedang sakit dengan
penyakit terkait AIDS. Seorang wanita dengan AIDS tidak harus
menggunakan IUD kecuali dalam penggunaan ARV yang baik. Jika
dan benar.
2) Kondom dan metode KB lain
perlindungan lebih efektif daripada kondom saja
seks Non-penetratif bukan hubungan seksual. Ada seks (penundaan
27
HIV.
IUD tidak dapat digunakan jika seorang wanita memiliki HIV,
kecuali kondisi klinis ARVnya baik, tidak memiliki servisitis
purulen, gonorrhea atau klamidia, dan tidak berisiko tinggi
terhadap infeksi ini. Jika IUD disisipkan sebelumnya, ia bisa terus
digunakan.
MAL : ASI dapat menularkan HIV kepada bayi, namun risiko ini
sangat rendah jika Ibu HIV-positif menggunakanl ARV. ASI
eksklusif juga mengurangi risiko penularan HIV dan
28
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan
melalui suntikan dan merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang
dalam penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan
pemakaian relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah bila
dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana (Suparyanto, 2010).
Abdul Bari S. (2006) dalam BPK menyatakan, yang dimaksud dengan
Combined Injectable Contraceptives (CIC) atau suntik kombinasi adalah
25mg depomedroksiprogesteron asetat dan5mg estradiol sipionat yang
diberiakn injeksi I.M. sebulan sekali(cyclofem), dan 50mg noretindron enentat
dan 5mg estradiol Valerat yangdiberiakn injeksi I.M. Kemudian secara rinci,
beliau mengemukakan mengenai cara kerja,efektivitas, keuntungan
kontrasepsi dan nonkontrasepsi, kerugian, yang boloh dan tidak boleh
melakukan suntik kombinasi, waktu dan caramemulai penggunaan suntik
kombinasi.
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi
pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik
jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan
jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker
payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu
yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran
darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan
kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.
Kanker payudara sangat erat kaitannya dengan hormon estrogen
wanita. Ada sebagian informasi telah mengatakan bahwa pemakaian
kontrasepsi khususnya kontrasepsi oral bisa menghambat kondisi kanker
payudara. Kanker bisa saja berubah menjadi ganas.
30
Studi baru dan uji coba pencegahan HIV akan didorong untuk
mengumpulkan data yang lebih baik pada paparan kontrasepsi pada setiap
studi dan mengembangkan cara-cara inovatif untuk ukuran yang lebih baik.
Hal ini diperlukan untuk lebih memahami hubungan antara berbagai metode
kontrasepsi hormonal dan akuisisi, transmisi dan perkembangan penyakit HIV,
terutama untuk metode implan, IUD, suntik dan MOW/MOP.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas adapun saran yang dapat menulis
sampaikan dalam makalah ini adalah penelitian lebih lanjut diperlukan pada
interaksi antara kontrasepsi hormonal dan obat-obatan antiretroviral, serta
pekerjaan lebih lanjut pada semua bentuk alat kontrasepsi dalam rahim.
Penelitian juga harus mencari cara untuk memperluas jangkauan
metodologi penelitian untuk pengumpulan data yang lebih baik pada
kemungkinan penerimaan tes HIV, keselamatan, dan kepatuhan, serta perilaku
(exposure) data, dalam rangka meningkatkan kualitas informasi bagi
pengambilan keputusan.
31
DAFTAR PUSTAKA
32