You are on page 1of 18

TUGAS KELOMPOK

ANALISIS KELAYAKAN INDUSTRI


PENENTUAN WORKING CAPITAL PADA CONTOH STUDI KASUS UMKM
CHOCLESS

KELOMPOK 7
Muhammad Asri Gunawan (11/313208/TK/37840)
Adolfina Paulin Moningka (12/333437/TK/39798)
Hanif Arkan Nurdiansyah (12/333263/TK/39681)
Andika Yusuf Putra (14/367287/TK/42444)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

BAB I
LATAR BELAKANG

1.1.

Latar Belakang
Dalam sebuah bisnis yang berjalan, dikenal dua macam capital, yaitu fixed

capital dan working capital. Fixed capital adalah asset atau modal yang diperlukan
untuk memulai dan menjalankan suatu bisnis, dan biasanya mengalami depresiasi
dalam laporan keuangan perusahaan dalam periode waktu yang panjang. Working
Capital adalah selisih antara current assets dan current liabilities, yang digunakan
untuk menjalankan bisnis dan membayar hutang perusahaan saat ini, serta sebagai
jaminan kepada short-term creditors bahwa perusahaan dapat mengembalikan hutang
yang dipinjamnya.
Seluruh jenis bisnis, baik yang berskala multinational, nasional, regional,
hingga UMKM, memiliki working capital, termasuk bisnis berjenis make-to-order di
bidang penjualan minuman cepat saji. Saat ini, bisnis make-to-order yang menjual
berbagai jenis minuman cepat saji tengah meningkat, di mana pada tahun 2013
mengalami pertumbuhan sebesar 5% (GAPMMI, 2014). Peningkatan jumlah UMKM
bisnis make-to-order minuman cepat saji di Yogyakarta juga cukup terasa, terutama di
wilayah-wilayah yang dekat dengan area kampus yang banyak tersebar di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Salah satunya adalah Chocless.
Chocless merupakan UMKM minuman cepat saji yang menggunakan bahan
dasar cokelat. Sebagai UMKM minuman cepat saji yang telah berjalan hampir dua
tahun ini, Chocless dapat menjadi contoh bagi pihak lain, khususnya mahasiswa,
mengenai perhitungan working capital. Dengan menggunakan studi kasus pada
Chocless, diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami bagaimana cara perhitungan

setiap komponen yang ada dalam working capital sehingga dapat menentukan metode
perhitungan yang tepat untuk setiap komponennya.
1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, diperlukan analisis besar tiap komponen

working capital dengan menggunakan metode-metode yang telah diajarkan maupun


dengan menggunakan metode-metode lainnya.

1.3.

Asumsi dan Batasan Masalah


Tugas kelompok ini dilaksanakan dengan asumsi dan batasan masalah sebagai

berikut:
1. Data-data yang ada dalam studi kasus ini merupakan data yang mendekati
kondisi sebenarnya dari bisnis Chocless
2. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan perhitungan setiap komponen
working capital hanya berjumlah satu metode
3. Metode yang digunakan merupakan metode yang mudah untuk dilakukan

1.4.

Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah untuk menyelesaikan tugas Analisis

Kelayakan Industri mengenai perhitungan komponen-komponen working capital


dengan menggunakan studi kasus suatu bisnis yang berjalan.

1.5.

Manfaat

Adapun manfaat dari laporan ini adalah memberikan pemahaman kepada


mahasiswa mengenai komponen-komponen working capital serta metode-metode
yang dapat digunakan untuk menghitung nilai dari setiap komponen tersebut.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.

Cash Available
Cash available adalah kas yang dipegang selama periode produksi perusahaan

(Hansen dkk., 2007). Cash available terdiri dari beginning cash balance dan
expected cash receipts. yang termasuk dalam expected cash receipts adalah segala
jenis sumber pemasukan pada periode produksi. Sumber kas yang paling utama
adalah dari penjualan. Jika total cash available lebih sedikit dari kas yang dibutuhkan
maka terjadi defisiensi. Untuk mengatasi hal tersebut perusahaan akan membutuhkan
short-term loan.

2.2.

Economic Order Quantity


Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah unit yang harus ditambahkan

suatu perusahaan ke persediaan dengan tiap pemesanan untuk meminimasi total biaya
inventory. EOQ digunakan sebagai bagian dari review kontinyu mengenai system
inventory dimana level inventory dimonitor tiap waktu sehingga jumlah order yang
harus dipesan dalam periode tertentu dapat diketahui begitupun biayanya dengan
pengeluaran yang optimum. EOQ model mengasumsikan bahwa demand bernilai
konstan. Biaya inventory dari EOQ model memunculkan tradeoff antara holding cost
dengan order cost. Mengorder jumlah banyak dalam 1 waktu akan menaikkan holding
cost tetapi jika memesan jumlah sedikit akan mengurangi holding cost namun
menambah order cost.

Kuantitas Pemesanan Yang Optimal Dalam penentuan persediaan yang optimal


dapat digunakan model kuantitas pemesanan yang ekonomis yaitu Economic
Ordering Quantity Model (EOQ). EOQ adalah kuantitas persediaan yang optimal atau
yang menyebabkan biaya persediaan mencapai titik terendah. Model EOQ adalah
suatu rumusan untuk menentukan kuantitas pesanan yang akan meminimumkan biaya
persediaan.

BAB III
STUDI KASUS

Chocless adalah sebuah UKM yang menjual minuman es cokelat dengan


beberapa varian rasa, yaitu original chocolate, milk chocolate, coffee chocolate, dan
classic chocolate, dengan sistem dine-in dan take away. Dalam pembuatannya,
Chocless membutuhkan beberapa raw material sebagai berikut:
1. Gelas Plastik volume 350 mL
2. Sedotan Plastik
3. Sticker Chocless
4. Cokelat bubuk
5. Gula aren
6. Susu bubuk
7. Kopi bubuk
8. Es batu
9. Air mineral
10. Kantong plastik kecil
Berikut ini adalah raw material untuk masing-masing produk Chocless, untuk
sistem take away:
1 buah Original C
1 gelas plastic
1 sedotan plastic
1 sticker Chocless
15 gram cokelat
bubuk
10 gram gula aren
20 gram es batu
250 mL air mineral
1 kantong plastic

1 buah Milk C
1 gelas plastik
1 sedotan plastik
1 sticker Chocless
15 gram cokelat
bubuk
10 gram gula aren
20 gram es batu
250 mL air mineral
10 gram susu bubuk

1 buah Coffee C
1 gelas plastik
1 sedotan plastik
1 sticker Chocless
15 gram cokelat
bubuk
10 gram gula aren
20 gram es batu
250 mL air mineral
10 gram kopi bubuk

1 kantong plastik
1 kantong plastik
Sedangkan untuk sistem dine-in kantong plastik tidak diperlukan.

1 buah Classic C
1 gelas plastik
1 sedotan plastik
1 sticker Chocless
10 gram cokelat
bubuk
10 gram gula aren
20 gram es batu
250 mL air mineral
10
gram
dark
chocolate bubuk
1 kantong plastik

Adapun setiap replenishment, raw material datang dengan jumlah sebagai berikut:

No
.
1

Raw Material

Jumlah

Harga

Gelas plastik volume 350 3.000 unit


Rp 14.500,00/350 unit
mL
2
Sedotan plastic
3.000 unit
Rp 15.000,00/75 unit
3
Sticker Chocless
3.000 unit
Rp 5.000,00/150 unit
4
Cokelat bubuk
45 kg
Rp 96.000,00/kg
5
Gula aren
30 kg
Rp 202.500,00/3750 gram
6
Susu bubuk
30 kg
Rp 49.000,00/800 gram
7
Kopi bubuk
30 kg
Rp 55.000,00/kg
8
Es batu
60 kg
Rp 1.800,00/kg
9
Air mineral
750 L
Rp 500,00/L
10 Kantong plastik kecil
3.000 unit
Rp 7.500,00/100 unit
Dalam pembuatan produk Chocless, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan setiap jenis produknya adalah sama, dengan rincian sebagai berikut:
Jenis
Setup Time

Rincian Kegiatan
Durasi
Membersihkan wadah blender dengan air, 95 detik
memasukkan
seluruh
bahan
yang
dibutuhkan
Processing Time Blender mengolah seluruh bahan
65 detik
Adapun dalam satu hari, Chocless beroperasi dari jam 11.00 WIB hingga 21.00
WIB, dan libur setiap hari Minggu, hari libur nasional, serta saat puasa Ramadhan.
Dalam satu tahun, working days Chocless sebanyak 300 hari.
Tim Marketing Chocless telah membuat rekapitulasi demand, dengan rasio
antar produknya adalah 3:2:1:1, setiap bulan pada tahun sebelumnya. Adapun datanya
adalah sebagai berikut:
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November

Demand
2060 unit
2715 unit
2686 unit
2732 unit
2805 unit
1847 unit
876 unit
1028 unit
2666 unit
2890 unit
2784 unit

Desember
2437 unit
Chocless memiliki 5 karyawan yang masing-masing mendapatkan gaji sebesar
Rp 700.000/bulan. Adapun biaya produksi cokelat pada tahun lalu adalah sebagai
berikut:
1 buah Original C
1 gelas Rp
plastik
41,42
1
Rp 200
sedotan
plastik
1 sticker Rp
Chocless 33,33

1 buah Milk C
1 gelas Rp
plastik
41,42
1
Rp 200
sedotan
plastik
1 sticker Rp
Chocless 33,33

15 gram Rp 1440
cokelat
bubuk
10 gram Rp 540
gula aren

15 gram Rp 1440
cokelat
bubuk
10 gram Rp 540
gula aren

20 gram
es batu
250 mL
air
mineral
1
kantong
plastik

20 gram
es batu
250 mL
air
mineral
10 gram
susu
bubuk

Rp 36

1
kantong
plastik

Rp 75

Rp 36
Rp
250
Rp 75

Rp 250

Rp
612,5

1 buah Coffee C
1 gelas Rp 41,42
plastik
1
Rp 200
sedotan
plastik
1 sticker Rp 33,33
Chocles
s
15 gram Rp 1440
cokelat
bubuk
10 gram Rp 540
gula
aren
20 gram Rp 36
es batu
250 mL Rp 250
air
mineral
10 gram Rp 550
kopi
bubuk
1
kantong
plastik

Rp 75

1 buah Classic C
1 gelas Rp 41,42
plastik
1 sedotan Rp 200
plastik
1 sticker Rp 33,33
Chocless
10 gram Rp 1000
cokelat
bubuk
10 gram Rp 540
gula aren
20 gram
es batu
250 mL
air
mineral
10 gram
dark
chocolat
e bubuk
1
kantong
plastik

Rp 36
Rp 250

Rp 440

Rp 75

Total

Rp
Rp
Rp
Rp 2.615,75
2.615,7
3.228,25
3.165,75
5
Sehingga rincian cost yang dikeluarkan oleh Chocless pada tahun sebelumnya adalah
sebagai berikut:
Jenis Biaya

Jumlah Biaya

Gaji Pekerja
Rp 42.000.000,00
Cost Original Chocolate Rp 30.857.629,07
Cost Milk Chocolate
Rp 25.388.802,71
Cost Coffee Chocolate
Rp 12.448.633,5
Cost Classic Chocolate
Rp 10.285.876,36
Overhead Cost
Rp 6.000.000,00
Total Cost
Rp 126.980.941,64
Adapun rincian revenue yang didapatkan dari penjualan produk Chocless adalah
sebagai berikut:
Jenis
Harga Satuan
Jumlah Penjualan
Total Revenue
Original Chocolate
Rp 5000,00
11797
Rp 58.985.000,00
Milk Chocolate
Rp 6000,00
7865
Rp 47.190.000,00
Coffee Chocolate
Rp 6000,00
3933
Rp 23.598.000,00
Clasic Chocolate
Rp 7000,00
3933
Rp 27.531.000,00
Total
Rp 157.304.000,00
Sehingga return yang diperoleh oleh Chocless pada tahun sebelumnya adalah sebesar
Rp 30.323.058,36.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Cash Available


Cash available didapatkan dari penambahan beginning cash balance dengan
expected cash receipts. expected cash receipt didapatkan dari perkiraan hasil
penjualan tahun ini (demand).
Beginning cash balance

: Rp 30.323.058,36

Expected cash receipts

: Rp 106.551.000,00 +

Cash available (per tahun)

: Rp 136.874.058,4

Cash available per 4 bulan

: Rp 45.624.686,00

4.2. Raw Material


Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total

Demand
2060 unit
2715 unit
2686 unit
2732 unit
2805 unit
1847 unit
876 unit
1028 unit
2666 unit
2890 unit
2784 unit
2437 unit
27526 unit

10

Dikarenakan raw material yang datang setiap replenishment setara dengan 3000
unit Chocless, maka pada tahun lalu terdapat sepuluh kali replenishment dengan sisa
raw material:
Total Raw Material: 30.000 unit
Total Demand

: 27.526 unit

Sisa Raw Material : 2.474 unit


Artinya, jika demand tahun ini sama dengan demand tahun lalu, maka:
Total Raw Material yang Dibutuhkan= Total Demand Sisa Raw Material Tahun
Lalu
Total Raw Material yang Dibutuhkan= 27.526 unit 2.474 unit
Total Raw Material yang Dibutuhkan= 25.052 unit
Sehingga, jumlah replenishment yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
Total Replenishment Tahun ini= Total Raw Material yang Dibutuhkan / Total Raw
Material Tiap Replenishment
Total Replenishment Tahun ini= 25.052 unit / 3.000 unit
Total Replenishment Tahun ini= 8,35 kali atau dibulatkan menjadi 9 kali
Maka perhitungan value raw material Chocless tahun ini adalah sebagai berikut:
No
.

Raw Material

jumlah 1x
replenishment

Gelas plastik
volume 350 mL

3.000 unit

2 Sedotan plastik

3.000 unit

3 Sticker Chocless

3.000 unit

4 Cokelat bubuk

45 kg

Harga
Rp 14.500,00/350
unit
Rp 15.000,00/75
unit
Rp 5.000,00/150
unit
Rp 96.000,00/kg

raw material cost


IDR

124,286

IDR

600,000

IDR

100,000

IDR

4,320,000

11

Rp
202.500,00/3750
IDR
1,620,000
gram
Rp 49.000,00/800
6 Susu bubuk
30 kg
IDR
1,837,500
gram
7 Kopi bubuk
30 kg
Rp 55.000,00/kg
IDR
1,650,000
8 Es batu
60 kg
Rp 1.800,00/kg
IDR
108,000
9 Air mineral
750 L
Rp 500,00/L
IDR
375,000
Kantong plastik
Rp 7.500,00/100
10
3.000 unit
IDR
225,000
kecil
unit
total cost 1x
replenishment
IDR
10,959,786
total cost raw
material selama 1
IDR 98,638,071.43
periode (9x
replenishment)
Maka untuk periode pertama, nilai raw material inventory berdasar working capital
5 Gula aren

30 kg

adalah sebagai berikut:


Raw Material Inventory = Demand Januari + Demand Februari + Demand Maret +
Demand April Sisa Raw Material Inventory Tahun Sebelumnya
Raw Material Inventory = 2060 unit + 2715 unit + 2686 unit + 2732 unit 2474 unit
Raw Material Inventory = 7719 unit
Artinya, untuk memperoleh 7719 unit raw material untuk memenuhi demand
pada periode pertama, maka Chocless memerlukan replenishment raw material (3000
unit/replenishment) sebanyak 3 kali, sehingga value Raw Material Inventory pada
periode pertama setara dengan Rp 32.879.358,00

4.3. Work-In Process Inventory


Dikarenakan Chocless memiliki sistem bisnis make-to-order maka setiap
harinya tidak terdapat work-in process inventory dikarenakan setiap unit produk yang
dibuatnya akan langsung terjual dikarenakan produk tersebut hanya akan dibuat jika
12

ada customer yang datang dan memesannya. Maka dapat disimpulkan bahwa value
WIP inventory pada working capital Chocless bernilai 0.

4.4. Finished Good Inventory


Untuk periode pertama (Januari April) tahun ini, nilai finished good inventory
dalam konteks working capital adalah sebagai berikut:
Opening raw material inventory= raw material sisa tahun lalu x harga raw material
untuk 1 unit produk
Opening raw material inventory= (3/7) x 2474 unit x Rp 2.615,75 + (2/7) x 2474 unit
x Rp 3.228,25 + (1/7) x 2474 unit x Rp 3.165,75 + (1/7) x 2474 unit x Rp 2.615,75
Opening Raw Material Inventory= Rp 2.773.442,357 + Rp 2.281.911,571 + Rp
1.118.866,5 + Rp 924.480,7857
Opening Raw Material Inventory = Rp 7.098.701,214

Closing Raw Material Inventory = (3/7) x 1281 unit x Rp 2.615,75 + (2/7) x 1281
unit x Rp 3.228,25 + (1/7) x 1281 unit x Rp 3.165,75 + (1/7) x 1281 unit x Rp
2.615,75
Closing Raw Material Inventory = Rp 1.436.046,75 + Rp 1.181.539,5 + Rp
579.332,25 + Rp 478.682,25
Closing Raw Material Inventory = Rp 3.675.600,75

Raw Material Purchased = (3/7) x 9000 unit x Rp 2.615,75 + (2/7) x 9000 unit x Rp
3.228,25 + (1/7) x 9000 unit x Rp 3.165,75 + (1/7) x 9000 unit x Rp 2.615,75
Raw Material Purchased = Rp 25.823.892,86
Labor Cost = Rp 14.000.000,00

13

Overhead Cost = Rp 2.000.000,00

Opening WIP Inventory = 0


Closing WIP = 0

Finished Good at the Start of Period = (3/7) x 10193 unit x Rp 2.615,75 + (2/7) x
10193 unit x Rp 3.228,25 + (1/7) x 10193 unit x Rp 3.165,75 + (1/7) x 10193 unit x
Rp 2.615,75
Finished Good at the Start of Period = Rp 11.426.717,04 + Rp 9.401.586,357 + Rp
4.609.784,25 + Rp 3.808.905,679
Finished Good at the Start of Period = Rp 29.246.993,32

Finished Good Sold = (3/7) x 10193 unit x Rp 2.615,75 + (2/7) x 10193 unit x Rp
3.228,25 + (1/7) x 10193 unit x Rp 3.165,75 + (1/7) x 10193 unit x Rp 2.615,75
Finished Good Sold = Rp 29.246.993,32

Finished Goods Produced = opening raw materials inventory + raw materials


purchased closing raw materials inventory + labor cost + overhead cost + opening
work in process inventory closing work in process
Finished Goods Produced = Rp 7.098.701,214 + Rp 25.823.892,86 - Rp 3.675.600,75
+ Rp 14.000.000,00 + Rp 2.000.000,00 + Rp 0 Rp 0
Finished Goods Produced = Rp 45.246.993,32

14

Finished goods at the end of a period = finished goods at the start of period + finished
goods produced finished goods sold
Finished goods at the end of a period = Rp 29.246.993,32 + Rp 45.246.993,32 - Rp
29.246.993,32
Finished goods at the end of a period = Rp 45.246.993,32

4.5. Extended Credit


Diketahui bahwa return tahun lalu adalah sebesar Rp 30.323.058,36 sehingga
uang tersebut digunakan untuk membiayai total cost yang dibutuhkan pada periode
pertama tahun ini. Adapun Total Cost yang dibutuhkan pada periode (empat bulan)
pertama tahun ini adalah sebagai berikut:
Jenis Biaya
Jumlah Biaya
Gaji Pekerja
Rp 14.000.000,00
Cost Original Chocolate Rp 10.285.876,359
Cost Milk Chocolate
Rp 8.462.934,238
Cost Coffee Chocolate
Rp 4.149.544,513
Cost Classic Chocolate
Rp 3.428.625,454
Overhead Cost
Rp 2.000.000,00
Total Cost
Rp 42.326.980,564
Artinya, untuk memenuhi total cost tersebut, Chocless membutuhkan tambahan dana
sebesar:
Extended Credit = Total Cost Available Cash
Extended Credit = Rp 42.326.980,564 Rp 30.323.058,46
Extended Credit = Rp 12.003.922,104

4.6. Working Capital

15

Maka dapat disimpulkan bahwa komponen working capital Chocless pada


periode pertama tahun ini adalah sebagai berikut:
Current Assets
Available Cash
Raw Material Inv.
WIP Inventory
Finished
Good

Rp 45.624.486,00
Rp 32.879.358,00
Rp 0,00
Rp 45.246.993,32

Current Liabilities
Extended Credit

Rp 12.003.922,104

Inv.
Total
Rp 123.750.837,3 Total
Rp 12.003.922,104
Maka working capital Chocless pada periode pertama tahun ini adalah sebagai
berikut:
Working Capital = Current Assets Current Liabilities
Working Capital = Rp 123.750.837,3 - Rp 12.003.922,104
Working Capital = Rp 111.746.915,2

16

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, working capital UMKM Chocless pada periode
pertama tahun ini adalah Rp 111.746.915,2. Hal tersebut menunjukkan bahwa
working capital UMKM Chocless bernilai positif sehingga bisnis make-to-order
minuman cepat saji berbahan cokelat dapat berjalan dengan lancar.

17

You might also like