You are on page 1of 40

Dr. Jaya Massa, Sp.

OG (K)
Bagian obstetri dan ginekologi
FK UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Plasenta adalah bagian dari kehamilan


yang penting. Dimana plasenta memiliki
peranan berupa transport zat dari ibu ke
janin, penghasil hormon yang berguna
selama kehamilan, serta sebagai barier.
Kelainan pada plasenta dapat berupa
gangguan fungsi dari plasenta ataupun
gangguan implantasi dari plasenta.

Pada 8 minggu kehamilan, plasenta dan


janin telah terbentuk untuk 6 minggu.
Plasenta membentuk proyeksi seperti
rambut kecil (villi) yang meluas ke dalam
dinding rahim. Pembuluh darah dari embrio,
yang melalui tali pusat ke plasenta,
terbentuk di dalam villi. Selaput tipis
memisahkan darah embrio di dalam villi dari
darah si ibu yang mengalir melalui ruang
yang mengelilingi villi (ruang intervillous).
Embrio mengapung di dalam cairan (cairan
amniotic), yang berisi cairan di dalam
kantung (kantung amniotic). Cairan amniotic
menyediakan ruang di mana embrio bisa
bertumbuh dengan bebas. Cairan tersebut
juga membantu melindungi embrio dari luka.
Kantung amniotic kuat dan berpegas.

Kelainan implantasi dari plasenta


ialah kelainan letak implantasi yang
adalah plasenta previa
kelainan kedalaman implantasi
plasenta adalah plasenta akreta,
inkreta, perkreta.

PLASENTA PREVIA
Adalah plasenta
yang berimplantasi
pada SBR(segmen
Bawah Rahim)
sehingga dapat
menutupi sebagian
atau seluruh
ostium uteri
internum

A.

B.

C.

D.

Plasenta previa totalis: dimana ostium


uteri internum tertutup seluruhnya oleh
plasenta.
Plasenta previa parsialis: dimana ostium
uteri internum sebagian ditutupi oleh
plasenta.
Plasenta previa marginalis: dimana
bagian tepi dari plasenta berada di pinggir
dari ostium uteri internum.
Plasenta letak rendah: dimana plasenta
berimplantasi pada segmen bawah rahim,
tetapi tepi dari plasenta tidak mencapai
ostium uteri internum, namun berada
didekatnya.

A.
B.
C.
D.

Implantasi
plasenta normal
Plasenta letak
rendah
Plasenta previa
parsialis
Plasenta previa
totalis

Derajat plasenta previa tergantung


pada dilatasi serviks saat pemeriksaan
Plasenta letak rendah pada pembukaan
2 cm dapat menjadi plasenta previa
parsialis pada pembukaan 8 cm
Atau sebaliknya pada plasenta previa
totalis sblm dilatasi serviks pada
pembukaan 4 cm dapat menjadi
plasenta previa parsialis.
Inspekulo dapat digunakan untuk
menegakkan diagnosis dan
menentukan jenis plasenta previa

1.

2.
3.
4.

Vaskularisasi daerah endometrium


yang buruk atau adanya jaringan
parut
Ukuran plasenta besar
Plasentasi abnormal (Lobus
succenteriata atau plasenta difusa)
Jaringan Parut

Riwayat plasenta previa (4-8%)


Kehamilan pertama setelah sectio
caesaria
Multiparitas (5% kejadian pada
grandemultiparitas)
Usia ibu tua
Kehamilan kembar
Riwayat kuretase abortus
Merokok

1.

2.
3.

Separasi mekanis plasenta dari


tempat implantasinya saat
pembentukan SBR atau saat terjadi
dilatasi dan pendataran serviks
Plasentitis
Robekan kantung darah dalam
desidua basalis

1.
2.

3.
4.

Gejala utama adalah perdarahan tanpa rasa


nyeri
Episode perdarahan pertama terjadi pada
sekitar minggu 28-30 dan ditandai dengan:
Perdarahan mendadak saat istirahat
Perdarahan dengan warna merah segar
Perdarahan tidah terlalu banyak dan tidak
bersifat fatal
Perdarahan berhenti sendiri
Perdarahan berikutnya sering terjadi dengan
jumlah semakin banyak
Bagian terendah janin masih tinggi dan disertai
kelainan letak (oblique atau lintang)

Pada
pertengahan
trimester
II,plasenta
menutup ostium
internum pada
30% kasus.
USG Transvaginal
dapat
menentukan
adanya plasenta
letak rendah
pada SBR

F : FETUS P: PLASENTA

Solutio Plasenta
Plasenta circumvalata

A.

Terapi Ekspektatif
(mempertahankan Kehamilan)
Kehamilan dipertahankan sampai usia
minggu 36
Kehamilan 24-34 minggu perdarahan
tdk banyakkeadaan ibu dan anak
baik pertahankan dengan :
Dexamethason 2x12mg i.m selang 24
jam
Tokolitik untuk mencegah kontraksi
uterus
Antibiotika

Langsung tindakan SC jika:


Perdarahan banyak
Keadaan umum ibu atau anak buruk
Pemeriksaan Double Setup (VT di
kamar OP yg sudah disiapkan untuk
SC)dilakukan pada kasus :
Kehamilan <36 minggu
Perdarahan minimal
Keadaan umum ibu dan anak baik

FETAL
Prematuritas akibat
plasenta previa adalah
penyebab 60 %
kematian pada perinatal
Kematian akibat :
Asfiksia intrauterine
Perdarahan janin akibat
manipulasi obstetrik
Jumlah darah
berhubungan langsung
dengan waktu antara
kerusakan kotiledon dan
penjepitan tali pusat

MATERNAL
Perdarahan
Syok
Kematian

FETAL
MATERNAL
Meskipun persalinan
Tindakan SC dapat
prematur,solutio
menurunkan angka
plasenta dan cedera
kematian 1%
talipusat serta
peerdarahan yang
tak terkendali tak
dapat dihindarkan,
angka mortalitas
dapat diturunkan
melalui perawatan
obstetrik dan
neonatus yg ideal

1.

2.

3.

Plasenta akreta: dimana implantasi


jonjot korion plasenta hingga
mencapai lapisan miometrium.
Plasenta inkreta: dimana implantasi
jonjot korion plasenta hingga
memasuki lapisan miometrium.
Plasenta percreta: dimana implantasi
jonjot korion plasenta yang menembus
lapisan otot hingga mencapai lapisan
serosa dinding uterus.

Kelainan pada desidua basalis dan tidak


terbentuknya lapisan fibrinoid (lapisan
Nitabuch), sehingga jonjot korion dapat
terus masuk untuk berimplantasi.
Keadaan yang mempengaruhi hal ini
ialah implantasi pada segmen bawah
rahim, jaringan parut pada bekas
seksiosesar sebelumnya atau bekas insisi
pada uterus, ataupun bekas kuretase

Adalah lepasnya plasenta yang


letaknya (implantasinya) di segmen
bawah rahim sebelum persalinan
(pada kehamilan 20 mgg)
Istilah yang sering digunakan adalah
- Abruptio plasenta
- Accidental haemoragic
- Premature separation of the
plasenta

Perdarahan dari uterus mengalir melalui


kanalis servikalis kevagina (solusio plasenta
tipe external haemorrhage / revealed
bleeding), tipe ini lebih sering ditemui
PERDARAHAN DARI UTERUS, BEKUAN
DARAH MENUMPUK DI ANTARA PLASENTA DGN
miometrium (RETROPLACENTER HEMATOM) ;
(SOLUSIO PLASENTA TIPE CONCEALED
Hemorrhage), lebih bahaya karena terjadi
koagulopati komsumtif dan diagnosa
terlambat ditegakkan

Frekuensi kejadian : 0,4 0,66%


persalinan
Angka kematian perinatal : 20 35%
Etiologi primer : belum diketahui
Faktor predisposisi / faktor resiko :
insiden Meningkat pada :
hipertensi dlm kehamilan
Ketuban pecah dini pd umur
kehamilan < 37 Mgg (preterm
prematurely ruptured Membranes)

hipertensi kronik
Trauma
Merokok
Kokain abuse
Ruptur membran pada kehamilan
preterm
Hyperhomosisteinemia

Awalnya terjadi perdarahan desidua


(arteri Spiralis desi dua pecah),
terbentuk Hematoma retroplasenta
Plasenta maternal aspek rusak dan
lepas Dari desidua basalis
Hematoma semakin luas darah
merembes Diantara desidua
selaput ketuban dan Darah mengalir
keluar melalui kanalis Servikalis
(revealed bleeding)

Darah yg menembus diantara desidua


Selaput ketuban, merusak selaput
Ketuban, darah bercampur air ketuban
Hematoma retroplasenta tidak merembes
Darah tidak mengalir keluar ke kanalis
Servikalis (concealed bleeding), darah
Merembes ke miometrium.
(Utero placenta apoplexy / couvelaire
Uterus). Merusak miometrium, kontraksi
Uterus terganggu, menimbulkan post
Partum haemorage
Hematoma yg luas menyebabkan
kematian janin

Perdarahan pervaginam pd umur


Kehamilan > 20 mgg,warna hitam
Nyeri punggung (back pain)
Gawat janin (fetal distress)
Kontraksi uterus hipertonik sering
Disertai pembukaan servik uteri
(inpartu)
Janin mati
Syok dan anemia
Oligouria
Koagulopati konsumtif

Koagulopati konsumtif
HIPOFIBRINOGENEMA (KADAR FIBRINAGEN
PLASMA DARAH IBU < 100 MG/dl).
Kadar serum fibrinogen fibrin
degradation products ibu > 100 g / ml.
Trombositopenia (kadar trombosit plasma
darah ibu < 100.000/l)
Protrombin time memanjang
Partial tromboplastin time memanjang
Clot obervation test bekuan darah tdk ada

Transabdominal usg
mengidentifikasi Hematoma
retroplasenta sekaligus Mendeteksi
keadaan umum janin
Cardiotocography ( kardiotokografi
= ktg) Mendeteksi keadaan umum
janin

Perbaikan ku (transfusi darah +


cairan Elektrolit)
Segera terminasi kehamilan
(mengendalikan Perdarahan,
menyelamatkan ibu dan
mudahmudahan Juga
menyelamatkan janin)

Perdarahan pervaginam sedikit, ku ibu


dan Janin baik, tindakan tergantung
keadaan Janin (tanpa syok dan tanpa
anemia)
Janin immatur (umur 20-26 mgg)
terminasi di Tunda dan pengawasan
diperketat.
Cara persalinan
Persalinan harus dipercepat pada janin
Gawat seksioserea
Pertimbangkan persalinan pervaginam
Pada janin mati dan pada koagulopati
Konsumtip

Koagulopati konsumtip dengan pph


Pertimbangkan histerektomi
subtotal(Supraservical).
Prognose :
prognose ibu dan janin baik jikatersedia
Darah utk transfusi
Fasilitas kamar bedah dan persalinannya
Fasilitas anestesia dan personalianya
Fasilitas perinatologi dan personalianya

Shock
DIC
Sheehan syndrome
Gangguan pada laktasinekrosis
pituitary nekrosis

Suatu keadaan dimana sebagian


pembuluh darah umbilicus (arteri dan
vena umbilikalis) berjalan di depan
ostium uteri internum
Tidak membahayakan ibu tetapi
mortalitas terhadap anak tinggi

Perdarahan terjadi setelah ketuban


pecah dan arteri dan vena umbilikalis
yang melintas di depan ostium uteri
robek atau putus
Diagnosa ditegakkan setelah
plasenta dilahirkan keadaan ini sering
disebut juga sebagai insersio
vilamentosa

konfirmasi mengenai kehidupan


janin jika keadaan emergency maka
dilakukan sectio caesaria
Jika terjadi IUFD janin dikeluarkan
secara pervaginam

You might also like