You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Laboratorium Perancangan dan Pengembangan Produk
Mesin FTI-ITS sebagai bagian dari laboratorium di Bidang Studi
Teknik Manufaktur sering digunakan untuk melakukan
praktikum. Ada beberapa hal yang perlu dikembangkan pada
laboratorium itu sendiri beserta alat-alat bantunya. Hal ini
bertujuan agar sebagian besar spesifikasi produk, terutama
penyimpangan geometrinya dapat diperiksa atau diukur di
Laboratorium Teknik Manufaktur Mesin FTI-ITS. Karena
penyimpangan geometri banyak dijumpai pada produk-produk
manufaktur. Beberapa penyimpangan geometri yang dapat diukur
antara lain; ketegaklurusan, kerataan permukaan, sudut dan
kebulatan. Salah satu alat yang dapat dipakai untuk mengukur
penyimpangan geometri adalah alat ukur kerataan dimana cara
pengukurannya dilakukan pada bidang yang sejajar terhadap alas
yaitu dirancang dan dibuat oleh Mahr Federal Inc dimana cara
pembacaan data pengukuran dilakukan oleh sensor probe elektrik
yang dihubungkan dengan unit kontrol pembaca

Gambar 1.1 Alat ukur kerataan (Mahr Federal Inc)

Ada beberapa alat ukur yang dikembangkan pada


laboratorium itu sendiri beserta alat-alat bantunya yaitu

2
diantaranya alat ukur kerataan yang dikembangkan oleh afrie
aditya putra ( 2004 ) dan salah satu alat ukur penyimpangan
geometris yang akan dikembangkan adalah alat ukur
ketegaklurusan berbasis komputer, yang merupakan Tugas Akhir
oleh mahasiswa Teknik Mesin, Wiantandityo (2199 100 048)
pada tahun 2004. Alat ukur ini bekerja dengan mengadopsi
metode jam ukur dimana nilai ketegaklurusan didapat dari
besarnya penyimpangan pada jam ukur yang diletakkan pada
benda kerja dengan stand khusus. Alat ukur ini menggunakan
dasar digimatic height gauge sebagai stand, pada ujungnya diganti
dengan sensor displacement LVDT yang diletakkan pada
dudukan sensor. Dari evaluasi dapat disimpulkan bahwa pada alat
ukur ini masih perlu dikembangkan. Hal ini disebabkan karena
pada alat ukur ini memiliki :
Mekanisme gerak dari naik dan turun pada sensor
displacement LVDT masih manual.
Proses pengukuran membutuhkan waktu yang cukup
lama.
Akurasi tidak bisa dipenuhi, karena interval naik turun
sulit diprediksi.
Alat ukur masih menggunakan bantuan stand khusus,
berupa digimatic height gauge.
digimatic height gauge

Gambar 1.2 Alat ukur ketegaklurusan menggunakan digimatic


height gauge
[ Tugas Akhir, Wiantandityo; 2004 ]

3
Dari hal tersebut maka perlu dikembangkan perancangan
pembuatan alat ukur penyimpangan geometris yang lebih teliti,
akurat dan reliable. Jadi alat ukur penyimpangan geometris yang
akan dikembangkan adalah membuat alat ukur baru, tanpa
menggunakan bantuan digimatic height gauge dan mekanisme
gerak alat ukur terutama pada sensor LVDT berjalan secara
otomatis dengan unit control berbasis microprocessor jenis
AD574A yang memerintahkan motor untuk memutar ulir
penggerak sehingga LVDT dapat bergerak naik dan turun secara
otomatis sesuai jarak dan posisi yang ditentukan.
Pengembangan ini diharapkan dapat menghasilkan alat
ukur yang memiliki ketelitian yang tinggi dan akurat. Dengan
adanya pengembangan alat ukur ini diharapkan agar mahasiswa
mendapatkan pengertian dan pemahaman secara praktis tentang
teori-teori yang diajarkan dalam paket mata kuliah Pengukuran
Teknik.
1.2

Perumusan Masalah
Alat ukur ketegaklurusan yang tersedia di Laboratorium
Teknik Manufaktur Mesin FTI-ITS ada perlu dikembangkan
terutama pada mekanisme gerak dari sensor displacement masih
manual. Hal ini bisa menyebabkan hasil pengukuran tidak akurat
dan proses pengukuran membutuhkan waktu cukup lama. Oleh
karena permasalahan adalah bagaimana membuat mekanisme
gerak pembawa sensor yang akurat, dengan diatur oleh motor DC,
dapat dipindah-pindah dan proses pengukuran tidak lambat.

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Merancang rangka dan mekanisme alat ukur
ketegaklurusan, dengan mekanisme gerak
pembawa sensor bergerak melalui unit control
secara otomatis.

1.4

Merancang
dan
membuat
alat
ukur
penyimpangan geometris untuk mengetahui
tingkat akurasi.

Batasan Masalah
Untuk dapat menyelesaikan permasalahan, maka
dilakukan pembatasan, agar dalam menganalisa permasalahan
yang dimaksud lebih terarah. Batasan batasan tersebut meliputi:
Perancangan alat ukur yang dilakukan dititik beratkan
pada perancangan model dan mekanisme penggerak alat
ukur.
Unit control alat ukur tidak dibahas secara khusus.
Alat ukur yang dibuat adalah alat ukur penyimpangan
geometris dengan menggunakan sensor displacement
(LVDT). Dan sensor LVDT dianggap dalam keadaan
normal dan baik
Alat ukur pembanding yang digunakan adalah dial
indikator yang ada di Laboratorium Manufaktur Jurusan
Teknik Mesin ITS.
Alat ukur dan alat bantu untuk keperluan kalibrasi
dianggap bekerja dengan baik.

You might also like