You are on page 1of 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran mikro secara teknis bertolak dari asumsi bahwa,
keterampilan-keterampilan mengajar yang kompleks itu dapat terbagi menjadi
unsur-unsur keterampilan yang lebih kecil. Masing-masing keterampilan dapat
dilatihkan jauh lebih efektif dan efisien, apabila dibandingkan dengan
pendekatan lain yang dilakukan secara global.
Melalui pembelajaran mikro, pembentukan keterampilan dapat
dilakukan secara sistematik mulai dari pemahaman, perencanaan, observasi
sampai dengan peragaan untuk kemudian diteruskan dengan latihan yang
berjenjang (latihan terbatas).
Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan yang
menuntut latihan terprogram untuk dapat menguasainya. Agar kegiatan latihan
keterampilan dasar mengajar yang dilakukan melalui pendekatan pembelajran
mikro dapat berjalan dengan baik dan membuahkan hasil yang optimal maka
tentu saja diperlukan perencanaan yang matang.
Dengan telah dipahaminya perencanaan pembelajaran secara utuh,
maka akan memudahkan untuk melakukan proses adaptasi dalam membuat
perencanaan pembelajaran secara umum, dan khususnya untuk kepentingan
pembelajaran mikro, atau untuk kepentingan model pembelajaran lainnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam kaya tulis ini yaitu
1.
2.
3.
4.
5.

Apa pengertian perencanaan pembelajaran?


Apa pengertian, tujuan, strategi pengorganisasian dalam pembelajaran?
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran?
Bagaimana proses pengawasan pembelajaran?
Bagaimana evaluasi dalam pembelajaran?

C. Tujuan Penulis
Penyusunan karya tulis ini bertujuan untuk:
1

1. Memenuhi tugas mata kuliah Manajeman Sistem Pembelajaran dalam


menjawab soal Ujian Tengah Semester (UTS).
2. Menjelaskan tentang Landasan Teori Dalam Penyusunan Perencanaan
Pembelajaran.

BAB 11
PEMBAHASAN
A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN
1. Pengertian perencanaan
Menurut William H. Newman dalam bukunya Administrative action
techniques of organization and Management , perencanaan adalah menentukan
apa yang akan dilakukan.
Terry (1993:17) menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan
yang digariskan.
Banghart dan Trull (1973) mengemukakan bahwa perencanaan adalah
awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimis yang
didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam
permasalahan.
Dilanjutkan dengan Nana Sudjana (2006:61) mengatakan bahwa
perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan
tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.
Berdasarkan pengertian tentang perencanaan tersebut, maka dapat
diambil kesimpulan perencanaan adalah proses yang sistematis dalam
pengambilan keputusan, yang mencakup rangkaian kegiatan umum (goal) dan
tujuan khusus (objektivitas), suatu organiosasi atau lembaga penyelenggara
pendidikan, berdasarkan dukungan informasi yang lengkap.
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran menurut Duffy dan Roehler (1989), pembelajaran adalah
suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan
profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
Gagne dan Briggs (1979:3), mengartikan instruktion atau pembelajaran
ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa,
yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa
untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa
yang bersifat internal.
2

Winkel (1991), mengartikan pembelajaran adalah separangkat tindakan


yang

dirancang

memperhitungkan

untuk

mendukung proses

kejadian-kejadian

ekstrim

belajar
yang

siswa,

berperan

dengan
terhadap

rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.


Dari beberapa pendapat tentang pembelajaran diatas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu sistem yang berisi
seperangkat tindakan yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa
yang melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki
guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
3. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Dari pengertian antara perencanaan dan pembelajaran diatas, maka
dapat kita simpulkan bahwa perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai
proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan yang mencakup
rangkaian kegiatan umum (goal) dan tujuan khusus (objektivitas) untuk
membantu proses belajar siswa yang melibatkan dan menggunakan
pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.

B. PENGERTIAN,

TUJUAN,

STRATEGI

PENGORGANISASIAN

PEMBELAJARAN
1. Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui orangorang dibawah pengarahan menajer mengejar tujuan bersama (Dasar-Dasar
Organisasi, Stoner)
Pengorganisasian adalah suatu kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. (Ensiklopedia Indonesia, Jakarta 1990)
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat,
tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta
suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang

telah ditetapkan (Siagian, 1983)


Pengorganisasian adalah merupakan kegiatan merancang dan merumuskan
struktur (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia)

2. Tujuan Pengorganisasian
Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat
dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Dengan pembagian tugas
diharapkan setiap anggota organisasi dapat meningkatkan keterampilannya

secara khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas yang dibebankan.


Apabila pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan,
dengan

bidang

menimbulkan
-

keahlian seseorang,

maka

tidak

sesuai

tidak mustahil dapat

kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan

itu. Ada

beberapatujuan pengorganisasian, yaitu:


Membantu koordinasi. Memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara
koordinatif agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan
efektif. Koordinasi dibutuhkan tatkala harus membagi unit kerja yang terpisah

dan tidak sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi.


Memperlancar pengawasan. Membantu pengawasan dengan menempatkan
seorang anggota manajer yang berkompetensi dalam setiap unit organisasi.
Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan di dalam organisasi secara
keseluruhan

sedemikian rupa agar

dapat mencapai

sasaran kerjanya

walaupun dengan lokasi yang tidak sama.


Maksimalisasi manfaat spesialisasi. Membantu seorang menjadi lebihahli
dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu. Spesialisasi pekerjaan

dengan dasar

keahlian dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sehingga


kemanfaatan
-

produk

dapat

memberikan

kepuasan

dan

memperoleh

kepercayaan masyarakat pengguna.


Penghematan biaya. Tumbuh pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi.
Dengan demikian pelaku organisasi akan selalu berhati-hati dalam setiap akan
menambah unit kerja baru yang notabene
kerja

menyangkut penambahan tenaga

yang relatif banyak membutuhkan biaya tambahanberupa gaji/upah.

Penambahan unit kerja sebaiknya

dipertimbangkan

berdasarkan nilai

sumbangan pekerja baru dengan tujuan untuk menekan upah buruh yang
-

berlebihan.
Meningkatkan

kerukunan hubungan

antar

manusia. Masing-masing

pekerja antar unit kerja dapat bekerja saling melengkapi, mengurangi


kejenuhan, menumbuhkan rasa saling membutuhkan, mengurangi pendekatan
materialistis. Untuk ini

pihak

manajer harus

mampu

mengadakan

pendekatan sosial dengan penanaman rasa solidaritas dan berusaha


menampung serta menyelesaikan berbagai perbedaan yang bersifat individual.
3. Strategi Pengorganisasian dalam Pembelajaran
Pengorganisasian pembelajaran memiliki peranan penting dalam kegiatan
pembelajaran khususnya dalam menyusun skema tahapan kegiatan (alur
4

kegiatan pembelajaran) perngembangan organisasi melalui visi dan misi tidak


terbatas membentuk strategi yang strategis melainkan bagaimana kita harus
dapat memadukan sebuah keterampilan mengelola strategi pengorganisasian

pembelajaaraan yang terpadu, seperti :


Waktu merupakan nilai efisiensi ( tolak ukur ) dimana suatu pengorganisasian
terjadi karena beberapa literatur pelaksanaan dan evaluasi kegiatan strategi

pengorganisasian pembelajaran.
Tempat merupakan landasan awal dalam proses pengembangan organisasi
dibentuk (dikemas) sesuai dengan analisis kebutuhan di tempat dimana

pengorganisasian pembelajaran tersebut dilaksanakan.


Tujuan pengorganisasian pembelajaran harus operasional dan konkret yaitu
memiliki tujuan pembelajaran khusus, tujuan pembelajaran umum, tujuan
kurikuler, tujuan nasional, sampai pada tujuan yang bersifat universal.
Strategi pengorganisasian pembelajaran disebut oleh Reigeluth, Bunderson,
dan Merrill (1977) sebagai structural strategy, yang mengacu kepada cara
untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing) faktafakta,

konsep-konsep, prosedur, atau

prinsip-prinsip

yang

berkaitan.

Sequencing mengacu kepada pembuatan urutan penyajian isi bidang studi dan
synthesizing mengacu kepada upaya untuk menunjukkan kepada si-pembelajar
keterkaitan antar isi bidang studi itu.
Pengorganisasian pembelajaran secara khusus, merupakan fase yang amat
penting dalam rancangan pembelajaran. Synthesizing akan membuat topiktopik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi peserta didik
(Ausubel,1968) yaitu dengan menunjukkan bagaimana topic-topik itu terkait
dengan keseluruhan isi bidang studi. Sequencing atau penataan urutan, amat
diperlukan

dalam

pembuatan

sintesis.

Strategi

pengorganisasian

pembelajaranterbagi menjadi Strategi Makro dan Strategi Mikro. Strategi


pengorganisasian makro diacukan untuk menata keseluruhan isi bidang studi,
strategi pengorganisasian mikro diacukan untuk menata sajian suatu konsep,
atau prinsip, atau prosedur.

C. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Pelaksanaan

pembelajaran

merupakan

implementasi

dari

RPP.

Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan


kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya


dengan materi yang akan dipelajari;

menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;

menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.


2. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD
yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi.
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
6

menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan


sumber belajar lain;

memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik


dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau


lapangan.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:

membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui


tugas-tugas tertentu yang bermakna;

memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain


untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,


dan bertindak tanpa rasa takut;

memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan


prestasi belajar;

memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik


lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun


kelompok;

memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta


produk yang dihasilkan;
7

memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan


kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik


melalui berbagai sumber,

memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman


belajar yang telah dilakukan,

memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna


dalam mencapai kompetensi dasar:

berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan


peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa yang
baku dan benar

membantu menyelesaikan masalah;

memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil


eksplorasi;

memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum


berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:

bersama-sama

dengan

peserta

didik

dan/atau

sendiri

membuat

rangkuman/simpulan pelajaran;

melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah


dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,


program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.


D. PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN
Pengawasan adalah bagian keempat dari empat kegiatan proses
pembelajaran. Proses pembelajaran diawali dengan perencanaan, dilanjutkan
dengan pelaksanaan, diteruskan dengan penilaian. Bagian akhirnya adalah
pengawasan. Hal itu ditegaskan oleh PP 19/2005, pasal 19, ayat (3), Setiap
satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien. Perencanaan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan
pendidikan bersama dengan pendidik. Perencanaan itu berbentuk silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada pasal 20, PP 19/2005
ditegaskan, Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan

pembelajaran

yang

memuat

sekurang-kurangnya

tujuan

pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian


hasil belajar.
Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan oleh pendidik berdasarkan
perencanaan proses pembelajaran. Wujudnya nyatanya adalah peristiwa di
ruangan belajar dan pemberian tugas terstruktur dan tugas mandiri kepada
peserta didik. Peristiwa di kelas meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan
9

kegiatan akhir. Penilaian proses dan hasil belajar di tingkat satuan pendidikan
dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan. Wujud nyata penilaian itu
adalah ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester, dan
ulangan kenaikan kelas.
Pengawasan dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas
sekolah. Wujud dari pengawasan itu adalah pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan, dan tindak lanjut. Keempat kegiatan proses pembelajaran itu
merupakan satu kesatuan dengan penanggung jawab yang jelas. Perencanaan
merupakan dasar utama dari semua kegiatan. Perencanaan yang benar
diasumsikan bermuara kepada pelaksanaan yang benar. Perencanaan dilakukan
oleh kepala satuan pendidikan dan pendidik. Silabus mata pelajaran dan
silabus muatan lokal disusun oleh guru bersama timnya yang diketuai oleh
kepala satuan pendidikan. Jika silabus belum memenuhi standar yang
diharuskan, penanggung jawabnya adalah kepala satuan pendidikan. Selain itu,
silabus merupakan perangkat kurikulum yang kategori tanggung jawabnya
berada di tangan kepala satuan pendidikan.
Ruang Lingkup Kerja Kepengawasan, ada lima lingkup kerja
kepengawasan proses pembelajaran. Kelima lingkup itu adalah pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut. Hal itu tertuang di dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41/2007 tentang Standa.
Proses seperti berikut ini:
A. Pemantauan

Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,


pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.

Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan,


pencatatan, perekaman, wawacara, dan dokumentasi.

Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan


pendidikan.
B. Supervisi
10

Supervisi

proses

pembelajaran

dilakukan

pada

tahap

perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.

Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh,


diskusi, pelatihan, dan konsultasi

Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan.


C. Evaluasi

Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas


pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, dan

penilaian hasil

pembelajaran.

Evaluasi

proses

pembelajaran

diselenggarakan

dengan

cara:

[a]

membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar


proses, dan [b] mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran
sesuai dengan kompetensi guru.

Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru


dalam proses pembelajaran.
D. Pelaporan
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran
dilaporkan kepada pemangku kepentingan.
E. Tindak lanjut

Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi


standar.

Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi
standar.

Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/ penataran lebih lanjut.


11

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Di dalam kegiatan proses pembelajaran memiliki lima rung lingkup
diantaranya

diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasia,

pengawasan dan diakhiri dengan evaluasi dalam proses pembelajaran.


Perencanaan pembelajaran adalah proses yang sistematis dalam
pengambilan keputusan yang mencakup rangkaian kegiatan umum (goal) dan
tujuan khusus (objektivitas) untuk membantu proses belajar siswa yang
melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru
untuk mencapai tujuan kurikulum. Unsur-unsur perencanaan meliputi
menentukan tujuan, materi, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan
kesatuan yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP.
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup.
Pengawasan adalah bagian keempat dari empat kegiatan proses
pembelajaran. Proses pembelajaran diawali dengan perencanaan, dilanjutkan

12

dengan pelaksanaan, diteruskan dengan penilaian. Bagian akhirnya adalah


pengawasan.
Sedangkan evaluasi pembelajaran adalah suatu proses
atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh
dalam

rangka

pengendalian,

penjaminandan

penetapan

kualitas (nilai atau arti) berbagai komponen pembelajaran


berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai
bentuk

pertanggungjawaban

guru

dalam

melaksanakan

pembelajaran.

B. Saran
Penulis menyadari jika dalam tulisan ini masih banyak kekurangan.
Karena itu penulis berharap masukan dan saran yang membangun demi
sempurnanya makalah ini.

13

DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, J.J dkk. 1992. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. http://pepak.sabda.org/
Majid, Abdul. 2006 . Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru). Bandung: Remaja Rosda Karya
Suharsini, Arikunto. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksra.
http://tunaspendidikan.blogspot.com/2009/07/download-buku-panduanpenilaian-kelas.html.
http://www.presidensby.info/DokumenUU.php/104.pdf. Permendiknas RI No.
20 tahun 2007
http://education-mantap.blogspot.com/2010/05/strategi-pembelajaran.html
http://maryamkakanegi-parkmyan-mielf.blogspot.com/2011/06/pengelolaanpembelajaran_09.html

14

You might also like