You are on page 1of 8

Penanganan Kebakaran dan Alat Pemadamnya

10:04 LANSIDA 2 comments

Bekerja di sebuah laboratorium jelas tak bisa lepas dari kemungkinan kecelakaan
kerja atau bahaya yang salah satunya adalah kebakaran. Aspek bahaya ini menjadikan
pekerja laboratorium membuat dan menciptakan suatu system keselamatan kerja.
Selain itu perlu difahami pula bagaimana proses terjadinya kebakaran, bahan-bahan
kimia apa saja yang mudah terbakar serta bagaimana cara penanggulangannya secara
benar.
Bahasan ini akan saya uraikan secara lengkap mulai dari definisi api dan kebakaran.
Definisi api adalah suatu fenomena yang dapat diamati dengan adanya cahaya dan
panas serta adanya proses perubahan zat menjadi zat baru melalui reaksi kimia
oksidasi eksotermal. Api terbentuk karena adanya interaksi beberapa unsur/elemen
yang pada kesetimbangan tertentu dapat menimbulkan api. Sedangkan kebakaran
yaitu peristiwa bencana yang ditimbulkan oleh api, yang tidak dikehendaki oleh
manusia dan bisa mengakibatkan kerugian nyawa dan harta.

Segitiga Api
Ditinjau dari jenis api, dapat dikategorikan menjadi jenis api jinak dan liar. Jenis api
jinak artinya api yang masih dapat dikuasai oleh manusia, sedang jenis api liar tidak
dapat dikuasai. Inilah yang dinamakan kebakaran.
Proses kebakaran atau terjadinya api sebenarnya bisa kita baca dari teori segitiga api
yang meliputi elemen bahan, panas dan oksigen. Tanpa salah satu dari ketiga unsur
tersebut, api tidak akan muncul. Oksigen sendiri harus membutuhkan diatas 10%
kandungan oksigen di udara yang diperlukan untuk memungkinkan terjadinya proses
pembakaran.
Sedang mengenai sumber panas bisa bisa muncul dari beberapa sebab antara lain :
1. Sumber api terbuka yaitu penggunaan api yang langsung dalam beraktifitas
seperti : masak, las, dll.
2. Listrik Dinamis yaitu panas yang berlebihan dari sistem peralatan/rangkaian
listrik seperti : setrika, atau karena adanya korsleting.

3. Listrik Statis yaitu panas yang ditimbulkan akibat loncatan ion negatif dengan
ion positif seperti : peti.
4. Mekanis yaitu panas yang ditimbulkan akibat gesekan/benturan benda seperti :
gerinda, memaku, dll.

Tetrahidral Api

5. Kimia yaitu panas yang timbul akibat reaksi kimia seperti : karbit dengan air
Bisa terjadi juga kecenderungan terjadi reaksi kimia akibat adanya elemen ke empat.
Inilah yang biasa dinamakan tetrahidral api seperti gambar disamping.
Ada beberapa klasifikasi kebakaran berdasarkan jenis bahan yang terbakar antara
lain :

Kelas A : Benda padat seperti kertas, kayu, plastik, karet, kain, dsb.

Kelas B : Benda cair seperti mInyak tanah, bensin, solar, tinner, gas elpiji, dsb.

Kelas C : Kebakaran listrik, travo, kabel/konsleting arus listriknya.

Kelas D : Kebakaran khusus seperti Besi, aluminium, konstruksi baja.

Tipe Kebakaran :

Bagaimana caranya untuk memadamkan api?


Agar bisa memadamkan secara cepat, perlu difahami segitiga api seperti yang telah
diuraikan diatas yaitu menghilangkan salah satu unsur dari segitiga api.
Selain itu harus ada sarana dan prasarana alat pemadam kebakaran. Alat yang sifatnya
tradisional masih bisa dipakai seperti karung goni, pasir, termasuk keperluan
komunikasi kentongan dll. Sedang untuk alat pemadam kebakaran yang sifatnya umum
antara antara lain Hidrant, Mobil pemadam kebakaran, Alat pemadam api ringan
(APAR), sprinkler, dll.
Disamping itu alat pemadam api lain yang mempunyai sifat sebagai racun api, antara
lain karbon dioksida, Bahan Kimia kering multi guna dan bubuk kering. Dari beberapa
macam alat pemadam api tersebut masing-masing mempunyai kegunaan dan aturan
tersendiri.
Inilah contoh gambar Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Media Alat Pemadam, Karakteristik dan Sifat Pemadamannya


1. Hydrospray
Alat pemadam dengan air ini umumnya digunakan untuk kebakaran kelas A. Alat ini
biasanya dilengkapi dengan penera untuk mengetahui tekanan air. Penera berwarna
hijau menunjukkan alat aman untuk digunakan, sedangkan warna merah menunjukkan
tekanan sudah berkurang.
2. Drychemical Powder

Jenis bubuk kering digunakan untuk kelas A,B, C dan D, sedang sifat pemadaman jenis
bubuk kering antara lain :

Menyerap panas dan mendinginkan obyek yang terbakar.

Menahan radiasi panas.

Bukan penghantar arus listrik.

Menutup dengan cara melekat pada obyek yang terbakar karena adanya reaksi
kimia bahan tersebut saat terjadi kebakaran (reaksi panas api).

Menghambat terjadinya oksidasi pada obyek yang terbakar.

Tidak berbahaya.

Efek samping yang muncul adalah debu dan kotor.

Dapat berakibat korosi dan kerusakan pada mesin ataupun perangkat


elektronik.

Sekali pakai pada tiap kejadian.

3. Gas Cair Hallon Free/AF 11/Halotron 1


Alat pemadam gas cair ini bisa digunakan untuk semua jenis klasifikasi kebakaran.
Sifat alat pemadam ini antara lain :

Bukan penghantar listrik

Tidak merusak peralatan

Non Toxic (tidak beracun)

Bersih tidak meninggalkan bekas.

Memadamkan api dengan cara mengikat O2 disekitar area kebakaran

Penggunaan yang multi purpose (semua klas kebakaran)

Bisa digunakan berulang-ulang

Lebih tepat digunakan di dalam ruang

4. Carbon dioksida
Racun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman api kelas B dan C.
Sifat-sifatnya antara lain :

Bersih tidak meninggalkan bekas.


Non Toxide ( tidak beracun ).
Bukan penghantar listrik.
Tidak merusak peralatan ( elektronik / mesin )
Cara pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimuti obyek yang terbakar.
Tepat untuk area generator dan instalasi listrik.
Tekanan kerja sangat besar.
5. Racun Api Busa
Racun api berupa busa hanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas A dan B. Cara
kerjanya menyelimuti dan membasahi obyek yang terbakar. Jika obyek yang terbakar
benda cair, racun api busa ini bekerja menutup permukaan zat cair.
Sifat lainnya yaitu penghantar arus listrik sehingga tidak dapat digunakan pada ruang
yang berisi peralatan komponen listrik.
6. Fire Sprinkler System

Alat ini biasanya terinstal didalam gedung dan bersifat mengandung Hg. Mekanisme
kerja sprinkler yaitu secara otomatis akan mengeluarkan air bila kepala sprinkler
terkena panas.
Prinsip dasar alat ini adalah mampu menyerap kalor yang dihasilkan dari bahan yang
terbakar.

8. Hydrant
Digunakan untuk jenis api kelas A dan B.
Secara ringkas, penggunaan media racun api berdasarkan klasifikasi bahan terbakar
jadi begini :

Agar bisa bekerja cepat dalam keadaan darurat perlu diperhitungkan persyaratan dan
cara pemasangan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang antara lain :

Tempat mudah dilihat dan dijangkau, tidak boleh digembok atau diikat mati.

Jarak jangkauan maksimum 15 m.

Tinggi pemasangan maksimum 125 cm.

Jenis media dan ukuran sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan beban api.

Diperiksa secara berkala.

Bisa diisi ulang (Refill).

Kekuatan konstruksi terstandar.

Fasilitas yang harus dipunyai oleh laboratorium :

APAR

Tangga darurat

Ada sistem alarm seperti Heat detector, Smoke detector dan Flame detector
(lidah api)

Hydrant (Box hydrant)

Baju tahan panas pelindung kerja lengkap tahan api

Pintu tahan Api

Jumping sheet

Penangkal petir

Perhatikan juga jika masuk ke laboratorium atau gedung manapun, cobalah lihat dan
cari tanda arah evakuasi ataupun pintu darurat. Biasanya ditunjukkan dengan papan
nama 'pintu darurat' atau "exit" seperi gambar ini :

Usaha Preventif Tanggap Kebakaran

Penyuluhan dan pelatihan tentang pemadam kebakaran

Adanya SOP cara pengoperasian pada tabung pemadam

Pastikan listrik/api telah padam sebelum meniggalkan laboratorium

Usahakan bak kamar mandi selalu penuh

Bagaimana cara pelaksanaan pemadaman?

Selalu siap mental dan jangan panik

Perhatikan arah angin (dengan melihat lidah api)

Membelakangi arah angin menghindar dari sisi lain

Semprotkan/arahkan pada sumber api

Harus tahu jenis benda yang terbakar

Usahakan mengatur dan menahan nafas

Sedangkan prosedur emergensi evakuasi seperti berikut :

Bunyikan / tekan alarm terdekat

Keluar lewat pintu terdekat

Berkumpul ditempat yang berjarak minimal 30 meter dari sumber kebakaran

Beritahu petugas emergensi mengenai orang-orang yang ada didalam

Beritahu petugas emergensi mengenai alasan pengosongan ruangan

Jangan masuk kedalam gedung lagi sampai dijinkan oleh yang berwenang

Nah, itulah sedikit uraian penanganan kebakaran di dalam laboratorium. Satu hal
paling utama yang perlu diperhatikan adalah ketelitian dan kewaspadaan kita sebagai
pengguna laboratorium karena kecerobohan dan keteledoran tentu saja dapat
mengundang segala resiko yang semua itu bisa saja terjadi. Demi keselamatan
individual maupun bersama, sebelum bekerja didalam laboratorium kimia, terlebih
dahulu memperhatikan tata tertib yang ada.

You might also like