You are on page 1of 24

LAPORAN KASUS

DEMAM BERDARAH DENGUE

Disusun oleh :
dr. Octiara Gisca Amilia

Pembimbing:
dr. Pitriani

PUSKESMAS KOTO BARU


DHARMASRAYA SUMATERA BARAT
8 FEBRUARI 2016 8 JUNI 2016

I.

Identitas Pasien

II.

Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Status
Pekerjaan
Alamat
Dikirim oleh
Nomor CM
Dirawat di ruang
Masuk bangsal
Keluar bangsal
Dikasuskan
Golongan darah

: Tn. A
: 54 tahun
: Laki-Laki
: Islam
: Sudah Menikah
: petani
: Jati wetan
: IGD
: 680015
: Melati 2, bed A2
: Sabtu,5 Juli 2014
: sabtu, 12 Juli 2014
: Senin, 7 Juli 2014
: 0 , Rh +

Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa dan

alloanamnesa.
Keluhan utama
: kedua kaki bengkak
Keluhan tambahan
: pusing, mual
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien masuk ke IGD karena kaki bengkak sejak 7 hari

SMRS. OS juga mengeluh pusing dan mual 7 hari SMRS, mual


dirasakan terutama setiap makan, kadang kadang disertai
muntah. Pasien juga mengeluh nyeri saat buang air kecil yang
disertai warna seperti air teh yang dirasakan kurang lebih 7 hari
SMRS.

Demam turun saat diberi obat penurun panas yang

kemudian naik lagi. Selama di RS pusing sudah membaik. Os


juga merasa mual berkurang sejak masuk RS. Selain itu nyeri
saat BAK juga berkurang sejak di RS. Warna urin juga sudah tidak
berwarna seperti air teh, tetapi masih dirasakan bengkak di
kedua tungkai.
3 tahun yang lalu pasien mengaku pernah mengalami
gejala serupa dan didiagnosa menderita sakit hati dan sempat
berobat di RS MardiRahayu.

RiwayatPenyakitDahulu :
o Riwayat hipertensi disangkal
o Riwayat hepatitis diakui
o Riwayat diabetes melitus disangkal
o Riwayat asma disangkal
o Riwayat TB paru disangkal
o Riwayat alergi disangkal
RiwayatPenyakitKeluarga :
o Riwayat penyakit yang sama disangkal
o Riwayat hipertensi disangkal
o Riwayat diabetes melitus disangkal
o Riwayat TB paru disangkal
Riwayatsosialdanpekerjaan:
o Pasien seorang petani
RiwayatKebiasaan :
o Riwayat merokok (+)
Riwayatlingkungan :
o Lingkungan kerja banyak genangan air

dan empang

dengan.
III.

Pemeriksaan Fisik
Keadaaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Denyut nadi
Laju pernapasan
Suhu
TB
BB
IMT
Kulit

: tampak sakit ringan


: compos mentis
: 120/90
: 103 x/menit, regular, isi cukup
: 20 x/menit
:370C (aksila)
: 170 cm
: 73 kg
: 25,3 normal
:
Anemis
(-),
ikterik
(-),
sianosis

(-),turgorkulit baik
Kepala
merata,

dicabut
Mata

:Mesocephal,

rambut

tidak
:

Konjungtivaanemis

terdistribusi
mudah

(+/+),

konjugtiva

palpebra hiperemis (-/-) , skleraikterik (-/-), reflexpupil (+/+),

isokor, diameter 2mm, konjugtiva hiperemis (-/-)


THT
: Otorrhea (-), rinorrhea (-), epistaksis (-)
Mulut
: Sulcus nasolabialissimetris, bibirkering (-),
sianosis(-)

Leher

pembesaran KGB leher (-), pembesarantiroid (-)


Paru depan
:

Sisi
Inspeksi

Kanan
Simetris pada posisi

Kiri
Simetris pada posisi

Palpasi

statis dan dinamis


Nyeri tekan (-)
Stem fremitus kanan

statis dan dinamis


Nyeri tekan (-)
Stem fremitus kanan

kiri sama kuat


Sonor
Suara dasar vesikuler
Wheezing (-)
Ronki (-)

kiri sama kuat


Sonor
Suara dasar vesikuler
Wheezing (-)
Ronki (-)

Sisi
Inspeksi

Kanan
Simetris pada posisi

Kiri
Simetris pada posisi

Palpasi

statis dan dinamis


Nyeri tekan (-)
Stem fremitus kanan

statis dan dinamis


Nyeri tekan (-)
Stem fremitus kanan

kiri sama kuat


Sonor
Suara dasar vesikuler
Wheezing (-)
Ronki (-)

kiri sama kuat


Sonor
Suara dasar vesikuler
Wheezing (-)
Ronki (-)

Perkusi
Auskultasi

: JVP meningkat (-), trachea di tengah,

Paru belakang

Perkusi
Auskultasi

Jantung
Inspeksi: tidaktampakpulsasi ictus cordis
Palpasi:
terabapulsasi
ictus
cordis

di

midclavicularissinistra
Perkusi: Redup
Batas atas ICS II para sternal line sinistra
Batas kanan ICS V para sternal line dextra
Batas kiri ICS V midclavicular line sinistra
Auskultasi: BJ I/II murni, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi

ICS

KULIT
Scar
Striae
Dilatasi Vena
UMBILIKUS
Inflamasi
Hernia
KONTUR ABDOMEN
PERISTALTIK
PULSASI EPIGASTRIUM

Tidak tampak
Tidak tampak
Tidak tampak
Tidak tampak
Tidak tampak
Simetris, mendatar
Tidak tampak
Tidak tampak

Auskultasi
Pemeriksaan
Bising usus
Bruit

Hasil
(+) Normal
Negatif

Perkusi
Distribusi gas, massa, cairan

Timpani di keempat kuadran

Daerah pekak hepar


Castle sign
Nyeri ketok ginjal

abdomen
Kanan : 12 cm; Kiri 8 cm
Negatif
Negatif

Palpasi
Palpasi superfisial
Nyeri tekan dan nyeri lepas

Supel di keempat kuadran abdomen


terdapat nyeri tekan pada
daerah epigastrium, kuadran
kiri bawah
Sulit teraba
Tidak teraba
Balotemen (-) pada ginjal kanan dan

Palpasi hepar
Palpasi lien
Palpasi pada ginjal

kiri

o Asites
o Fluid wave
: negatif
o Shifting dullness : negatif
o Ekstremitas

Ekstremitas
Pembesaran kelenjar

Superior
-/-

Inferior
-/-

limfe aksiller
Pembesaran kelenjar

-/-

-/-

limfe inguinal
Edema
Sianosis
Petechiae
Gerakan
Kekuatan
Refleks fisiologis
Refleks patologis
Tonus

-/-/-/+/+
5/5
N/N
-/N/N

+/+
-/-/+/+
5/5
N/N
-/N/N

o Genitalia, anus, rektum


IV.

: tidak diperiksa

PEMERIKSAAN PENUNJANG
o Tanggal 7 Juni 2014
Hematologi
Pemeriksaan
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Netrofil
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil
MCV
MCH
MCHC

Hasil
3.8 x103 /ul
6.60 jt/ul
15.6 g/ dl
47.2%
90 x103 /ul
60.3%
28.8%
10.3%
0.0%
0.3%
71.5 fL
23.6 pg
33.1 g/dl

Rujukan
4.0-12.0 x 103 /ul
4.5-5.9 jt/ul
14-18 g/dl
40-52 %
150-400 x 103 /ul
50-70 %
25-40 %
2-8%
2-4%
0-1%
79.0-99.0 fL
27.0-31.0 pg
33.0-37.0 g/dl

Kimia Klinik
Pemeriksaan
Ureum
Creatinin
Kolestrol
HDL
LDL
Trigliserida
Protein total

Hasil
22.6 mg/dl
1.1 mg/dl
136 mg/dl
19 mg/dl
90 mg/dl
135 mg/dl
6.1 g/dl

Rujukan
19-44 mg/dl
0.6-1.3 mg/dl
200 mg/dl
27-67 mg/dl
<150 mg/dl
<160 mg/dl
6.0-8.0 g/dl

o Tanggal 8 Juni 2014


Hematologi
Pemeriksaan
Leukosit

Hasil
3.0 x103 /ul

Rujukan
4.0-12.0 x 103
/ul

Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit

5.62 jt/ul
13.6 g/ dl
42.3%
34 x103 /ul

4.5-5.9 jt/ul
14-18 g/dl
40-52 %
150-400 x 103
/ul

Granula
Limfosit
Monosit

46.0%
45.3%
8.7%

50-70 %
25-40 %
2-8%

Kimia Klinik
Pemeriksaan
SGOT
SGPT

Hasil
224 U/L
59 U/L

Rujukan
0-50 U/L
0-50 U/L

o Tanggal 9 Juni 2014


Pemeriksaan
Leukosit

Hasil
4.4 x103 /ul

Rujukan
4.0-12.0 x 103
/ul

Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit

7.41 jt/ul
17.5 g/ dl
56.5%
27 x103 /ul

4.5-5.9 jt/ul
14-18 g/dl
40-52 %
150-400 x 103
/ul

Granula
Limfosit
Monosit

PROBLEM
Demam
Trombositopenia
Epistaksis
Dispesia

Problem 1
Demam Berdarah Dengue

45.9%
42.8%
11.3%

50-70 %
25-40 %
2-8%

Initial Assesment :
o Mencari warning sign
o Menentukan klasifikasi
o Mencari komplikasi

Plan diagnostic
o Lakukan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan
dengan ELISA
o Pemeriksaan antigen NS1 pada hari ke 1-8 demam
o Pemeriksaan IgM dengue mulai hari ke 3-5 demam
o Pemeriksaan IgG dengue untuk infeksi primer mulai
hari ke 1 dan infeksi sekunder mulai hari ke2
o Lakukan pemeriksaan radiologis

Plan
o
o
Plan
o
o

monitoring
Lakukan pemeriksaan darah serial
Pantau gejala klinis dan tanda vital
therapy
Infus RL 20tpm
Paracetamol 3x500 mg bila demam

Plan education
o Menjelaskan mengenai perjalanan penyakit serta
pemeriksaan yang dilakukan

Problem 2
Dispepsia

Initial Assesment
o Menentukan klasifikasi ( fungsional atau organik )
o Menentukan etiologi

Plan diagnostik
o Endoskopi

Plan therapy
o Omeprazole 20 mg 2x1
o Hindari makanan pedas, NSAID, alkohol
o Atur jam makan jangan sampai terlambat

Plan education
o Menjelaskan
mengenai
perjalanan
tatalaksana non farmakologis

penyakit,

Catatan Kemajuan
Tanggal
10 Juni 2014

Anamnesis
Pemeriksaan
Dada sesak , kepala Abdomen : Nyeri

TD : 130/70

masih

S: 37

punggung
masih

pusing, tekan
bawah epigastrium,

pegal.

di
kanan

BAK dan kiri atas serta

BAB lancar

kiri bawah
Rumple Leed negatif
Akral dingin

11 Juni 2014

Pemeriksaan lab
Masih terasa sesak Abdomen : Nyeri

TD : 120/80

di epigastrium dan tekan di epigastrium

S: 36

terkadang

12 Juni 2014

pusing
Keluhan tidak ada

masih
Pemeriksaan

TD : 120/70

seluruhnya

S: 36,5

batas normal

Tanggal
9 Juni 2014

dalam

Terapi
Infus RL 20 tpm
Transfusi trombosit 2 kantong
Injeksi

Dexamethasone

ampul selama 2 hari


Injeksi Cefotaxim 2x1 gram

3x1

10 Juni 2014

Injeksi Ranitidin 2x1 ampul


Infus RL 20 tpm
Injeksi

Dexamethasone

ampul selama 2 hari


Injeksi Cefotaxim 2x1 gram
Injeksi Ranitidin 2x1 ampul
Pamol oral 3x1
11 Juni 2014
12 Juni 2014

Pasien pulang

o Tanggal 10 Juni 2014 pukul 08.49


Hematologi
Pemeriksaan
Leukosit

Hasil
5.1 x103 /ul

Rujukan
4.0-12.0 x 103
/ul

Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit

6.25 jt/ul
15.0 g/ dl
44.3%
27 x103 /ul

4.5-5.9 jt/ul
14-18 g/dl
40-52 %
150-400 x 103
/ul

Granula
Limfosit
Monosit

43.6%
42.3%
14.1%

50-70 %
25-40 %
2-8%

o Tanggal 10 Juni 2014 pukul 17.31


Hematologi
Pemeriksaan
Leukosit

Hasil
4.6 x103 /ul

Rujukan
4.0-12.0 x 103
/ul

Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit

5.61 jt/ul
13.5 g/ dl
42.0%
36 x103 /ul

4.5-5.9 jt/ul
14-18 g/dl
40-52 %
150-400 x 103
/ul

MCV
MCH

75.0 fL
24.0 pg

79.0-99.0 fL
27.0-31.0 pg

3x1

MCHC

32.0 g/dl

33.0-37.0 g/dl

o Tanggal 11 Juni 2014


Hematologi
Pemeriksaan
Leukosit

Hasil
9.3x103 /ul

Rujukan
4.0-12.0 x 103

5.78 jt/ul
13.9 g/ dl
40.2%
92 x103 /ul

4.5-5.9 jt/ul
14-18 g/dl
40-52 %
150-400 x 103

/ul

Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit

/ul

Granula
Limfosit
Monosit

57.6%
35.7%
6.7%

50-70 %
25-40 %
2-8%

o Tanggal 12 Juni 2014


Hematologi
Pemeriksaan
Leukosit

Hasil
10.4 x103 /ul

Rujukan
4.0-12.0 x 103
/ul

Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit

6.08 jt/ul
14.4 g/ dl
43.1%
157 x103 /ul

4.5-5.9 jt/ul
14-18 g/dl
40-52 %
150-400 x 103
/ul

Granula
Limfosit
Monosit

73.0%
21.6%
5.4%

50-70 %
25-40 %
2-8%

PEMBAHASAN
Demam Berdarah Dengue
Definisi
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopictus serta memenuhi
kriteria WHO untuk demam berdarah dengue.

Epidemiologi

Prevalensi tinggi pada musim hujan


150,000 kasus pada tahun 2007 dimana > 25,000 di Jakarta dan Jawa Barat
Lebih banyak terjadi di daerah tropik dan subtropik, dan lebih tinggi di daerah urban
serta semi urban.

Etiologi

Virus dengue, dari famili Flaviviridae yang ditransmisikan oleh vektor nyamuk Aedes

Aegypti dan Albopictus.


Virus dengue memiliki 4 tipe yakni DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4

Klasifikasi

Klasifikasi virus dengue


o Undifferentiated fever
o Dengue fever
o Dengue haemorrhagic fever
o Dengue Shock syndrome
Klasifikasi berdasarkan derajat keparahan

Manifestasi Klinis
Terdapat 3 fase

Fase febrile
o Demam akut 2-7 hari
o Wajah memerah, eritema kulit, mialgia, sakit kepala
o Nafsu makan menurun, mual dan muntah
o Leukosit meningkat
Fase kritis
o Peningkatan permeabilitas pembuluh darah hematokrit meningkat
o Leukopeni, trombositopenia
o Bisa terjadi syok
o Biasa terjadi selama 24-48 jam
Fase pemulihan
o Terjadi selama 48 -72 jam
o Keadaan umum membaik, nafsu makan meningkat

Diagnosis

Laboratorium
o Pemeriksaan darah
Peningkatan hematokrit 20%
Trombositopenia (<100,000 cell/mm3)
Leukopenia
o Peningkatan AST dan ALT dimana biasanya AST : ALT >2
Diagnosis pasti

Diagnosis Banding

Kriteria Rawat Inap

Kriteria Kesembuhan

Penatalaksanaan

Tatalaksana

Komplikasi

Syok menyebabkan asidosis metabolik dan perdarahan sehingga menyebabkan

DIC dan kegagalan organ


Terapi cairan pengganti secara berlebihan pada kebocoran plasma menyebabkan

terjadinya gangguan respirasi, kongesti pulmoner akut dan atau gagal jantung.
Terapi cairan pengganti terus menerus setelah kebocoran plasma menyebabkan

terjadinya edema paru akut


Encephalopathy

Pencegahan
Kuras dan bersihkan air di penampungan

Menggunakan anti nyamuk


Usahakan selalu berada di tempay yang bersirkulasi baik
Jangan ke daerah endemik

Dispepsia
Definisi
Berdasarkan Roma III didefinisikan sebagai

Adanya satu atau lebih keluhan rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, nyeri

ulu hati, rasa terbakar epigastrium


Tidak ada bukti kelainan struktural (termasuk pemeriksaan endoskopi) yang dapat

menjelaskan kelaianan tersebut


Keluhan ini terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6 bulan terakhir sebelum
diagnosis ditegakkan.

Etiologi

Esofago-gastro-duodenal
o Tukak peptik, gastritis kronis, gastritis NSAID, keganasan
Obat-obatan
o NSAID, teofilin, digitalis, antibiotik
Hepato-bilier
o Hepatitis, kolelitiasis, kolesistitis, keganasan
Pankreas
o Pankreatitis, keganasan
Penyakit sistemik lain
o Diabetes mellitus, penyakit tiroid, gagal ginjal, kehamilan, penyakit janung
koroner
Gangguan fungsional
o Dispepsia fungsional, IBS

Patofisiologi
Patofisiologi pada dispesia selama ini masih berupa hipotesis. Hipotesis ang diajukan
berupa

Sekresi asam lambung

Pada umumnya sekresi asalm lambung baik basal maupun dengan stimulasi
pentagastrin, rata-rata normal. Diduga akibat peningkatan sensitivitas mukosa

lambung sehingga menimbulkan rasa tidak enak di perut.


Helycobacter pylori
Peran infeksi akibat bakteri ini belum sepenuhnya dimengerti ataupun
diterima. Eradikasi bakteri dilakukan hanya jika memang terbukti ada bakteri

dan gagal dalam pengobatan konservatif.


Dismotilitas gastrointestinal
Studi melaporkan bahwa pada dispepsia terjadi perlambatan pengosonga
lambung, adanya hipomotilitas antrum, gangguan akomodasi lambung waktu
makan, disritmia gaster, dan hipersensitivitas viseral. Pada kasus dispepsia
dengan perlambatan pengososngan lambung berkorelasi dengan keluhan mual,
muntah dan rasa penuh di ulu hati. Kasus hipersensitivitas terhadap distensi
lambung biasanya akan mengelh nyeri ulu hati, sendawa, dan penurunan berat

badan
Ambang rangsang persepsi
Pada pasien dispepsia terjadi hipersensitivitas viseral terhadap distensi balon
di gaster atau duodenum. Pada studi didapatkan bahwa mereka sudah merasa
tidak nyaman di perut pada inflasi balon dengan volume lebih rendah

dibanding kontrol.
Psikologis
Pada studi ditemukan adanya penurunan kontraktilitas lambung yang
mendahului keluhan mual setelah stimulus stres sentral.

Gambaran Klinis
Dibagi menjadi beberapa subgrup
Nyeri ulu hati dominan dan disertai nyeri pada malam hari
dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe ulkus.
Kembung, mual cepat kenyang, merupakan yang paling sering
ditemukan, dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe
dismotilitas
Tidak ada keluhan yang bersifat dominan maka dikategorikan
sebagai dispepsia non spesifik.
Penunjang Diagnostik

Laboratorium ( gula darah, fungsi tiroid, fungsi pankreas, dll)


Radiologi ( barium meal, USG)
Endoskopi
Terapi
Dietetik
o Menghindari makannan yang bersifat merangsang seperti
yang pedas, asam, tinggi lemak, kopi
o Makan porsi kecil tapi sering dan rendah lemak untuk
mengurangi keluhan cepat kenyang
Farmakologis
o Antasida
Cara kerja : menetralkan asam lambung
Efek samping: sindroma susu alkali, konstipasi
(Al(OH)3) dan diare (Mg(OH)2
Preparat : alumunium hidroksida,

Kalsium

karbonat, Magnesium hidroksida, Magnesium


trisiklat
o Penyekat H2 reseptor
Menghambat reseptor H2 secara selektif dan
reversibel
Efek samping : impotensi dan ginekomastia pada
pemakaian simetidin
Preparat : ranitidin, simetidin, famotidin, nizatidin
o Penghambat Pompa Proton
Menghambat pompa proton yang irreversibel
dalam 3- 4 hari
Efek samping : mual muntah,flatulence, dan diare
Preparat : Lanzoprazole, omeprazole
o Sitoproteksi
Dibutuhkan suasana asam untuk mengaktifkan obat
Efek samping : konstipasi
Preparat : sukralfat

DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo AW, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kelima. Jakarta : Interna
Publishing, 2009
2. WHO. Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. 2009
3. Depkes. RI,Ditjen P3M 1991, Demam Berdarah Diagnosa dan Pengelolaan
Penderita
4. Kemenkes. RI. 2015, Pedoman Pengendalian Demam Berdarah Dengue di
Indonesia
5. Sembel, D.T., 2009, Entomologi Kedokteran Edisi 2, CV Andi Offset
6. WHO, 1997, Dengue Haemorragic Fever,Prevention And Control
7. Wulandari, L. et al,2004, Demam Berdarah Dengue, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Depkes, Jakarta

You might also like