You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM METODE SEISMIK

Disusun Oleh:
Nama
: AULIA RAHMAN FAUZI
Nim
: 135090701111007
Fak/Jurusan
: MIPA/FISIKA
Kelompok
:1
Nama Asisten : MUHAMMAD RAHMAWAN

LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA-FMIPA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

Daftar Isi
BAB I Pendahuluan......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................. 1
1.3 Rumusan maalah ................................................................. 1
1.4 Manfaat Masalah ................................................................. 2
1.5 Batasan Masalah.................................................................. 2
BAB II Dasar Teori .......................................................................... 3
2.1 Gelombang Seismik ............................................................. 3
2.2 Seismik Refraksi ................................................................... 5
BAB III Metodologi ......................................................................... 7
3.1 Waktu dan Tempat .............................................................. 7
3.2 Alat dan Bahan .................................................................... 8
3.3.1 Langkah Akuisisi ........................................................... 9
3.3.2 Pengolahan Data .......................................................... 10
3.3.3 Interpretasi Data .......................................................... 10
BAB IV Pembahasan ....................................................................... 11
4.1 Penganalan Alat Seismik ...................................................... 11
4.2 Teknik Pengambilan Data .................................................... 11
4.3 Prinsip Pengolahan data ...................................................... 12
4.4 Interpretasi Data Seismik ..................................................... 13
BAB V Penutup ............................................................................... 14
5.1 Kesimpulan .......................................................................... 14
5.2 Saran .................................................................................... 14

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika aktif yang memanfaatkan
penjalaran gelombang berdasarkan sifat elastisitas mediumnya. Konsep dasar teknik seismik dapat
dijelaskan sebagai berikut yaitu apabila suatu sumber gelombang dibangkitkan di permukaan bumi.
Akibat material bumi yang bersifat elastik maka gelombang seismik yang terjadi akan dijalarkan ke
dalam bumi dalam berbagai arah. Pada bagian batas antar lapisan, gelombang ini sebagiannya
dipantulkan dan sebagian lain dibiaskan untuk diteruskan ke permukaan bumi. Dipermukaan bumi
gelombang tersebut akan diterima oleh serangkaian detektor (geophone) yang umumnya disusun
membentuk garis lurus dengan sumber ledakan (profil line), selanjutnya dicatat/direkam oleh suatu
alat seismogram. Dengan didapatkan waktu tempuh gelombang dan jarak antar geophone dan
sumber ledakan, maka struktur lapisan geologi di bawah permukaan bumi dapat diperkirakan
berdasarkan besar kecepatannya.
Metode seismik ini terdiri dari seismik refraksi (bias) dan seismik refleksi (pantul). Seismik
refraksi digunakan dalam pengukuran bentuk lapisan dibawah permukaan, perlapisan bawah
permukaan diketahui berdasarkan cepat rambat gelombang seismik pada setiap lapisan. Metode ini
dipergunakan untuk mendeteksi perlapisan dangkal, sehingga metode ini tidak dapat dipergunakan
pada daerah dengan kondisi geologi yang kompleks. Untuk seismik refleksi untuk penentuan struktur
lapisan bumi yang dalam sehingga metode seismik refleksi memberikan kontribusi yang besar dalam
menentukan titik pemboran minyak dan gas bumi serta telah menunjukkan keberhasilannya dalam
meningkatkan success ratio dalam penemuan migas.
Mengingat kemampuannya yang baik untuk menggambarkan bidang batas perlapisan di
bawah permukaan. Sebagai seorang mahasiswa geofisika tentunya menjadi suatu hal yang wajib
untuk mempelajari metode seismik ini, dan untuk mendukung pembelajaran terhadap metode
seismik, diyang dapat membantu mahasiswa dalam pemahaman metode seismik serta
penerapannya di lapangan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum metode seismik ini adalah agar praktikan dapat:
1. Memahami konsep dasar beserta prinsip dasar metode seismik
2. Melakukan akuisisi data metode refraksi dengan benar
3. Menginterpretasikan data metode seismik refreksi
1.3 Rumusan Masalah
Untuk mencapai tujuan diatas, maka rumusan masalah yang diinginkan dalam praktikum ini
adalah :
1

1. Bagaimana konsep dasar serta prinsip dasar pengukuran metode seismic ?


2. Bagaimana cara akuisisi data pada metode seismic refraksi dengan benar ?
3. Bagaimana interpretasi dari data yang didapat dari akuisisi ?
1.4 Manfaat Masalah
Adapun manfaat yang dapat diambil setelah melakukan praktikum metode seismik ini
adalah mahasiswa geofisika universitas brawijaya dapat memahami konsep dasar dari mulai akuisisi,
pengolahan serta interpretasi data metode seismik refraksi maupun reflaksi sebagai pengalaman
langsung dilapangan.
1.5 Batasan Masalah
Untuk menjaga agar pembahasan tidak menyimpang dari tujuan awal, maka batasan
masalah yang digunakan adalah :
1. Praktikum Metode Seismik ini menggunakan prinsip seismic refraksi, yang analisa nya sedikit
berbeda dengan seismic refleksi
2. Pembahasan berupa cara akuisisi data seismic refraksi yang benar hingga interpretasi yang
rasional dan tepat.

BAB II
Dasar Teori
2.1 Teori Dasar
2.1.1 Gelombang Seismik
Gelombang seismik merupakan gelombang elastik yang menjalar ke seluruh bagian
dalam bumi dan melalui permukaan bumi akibat adanya lapisan batuan yang patah secara
tiba -tiba atau adanya ledakan. Gelombang utama gempabumi terdiri dari dua tipe yaitu
gelombang badan (body wave) dan gelombang permukaan (surface wave).
-Gelombang Badan (Body wave).
Gelombang badan merupakan gelombang menjalar melalui bagian dalam bumi dan
biasanya disebut free wave karena dapat menjalar ke segala arah di dalam bumi.
Gelombang badan terdiri dari gelombang primer dan gelombang sekunder.
- Gelombang primer
Gelombang primer Gelombang primer merupakan gelombang longitudinal atau gelombang
kompresional, gerakan partikel sejajar dengan arah perambatannya.Sedangkan gelombang
sekunder merupakan gelombang transversal atau gelombang shear, gerakan partikel
terletak pada suatu bidang yang tegak lurus dengan arah penjalarannya.
Gelombang kompresional disebut gelombang primer (P) karena kecepatannya paling tinggi
antara gelombang lain dan tiba pertama kaligelombang atau getaran yang merambat di
tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum
Gelombang Primer (P Wave) ini menjalar akibat adanya penekanan dan peregangan. Kalau
dilihat di gambar terlihat bergetar menekan dan meregang. kalau anda menghadap ke kiri
maka goyangan tersebut berarah kiri-kanan atau maju-mundur (tergantung dimana arah
menghadapnya). Gelombang primer ini memiliki kecepatan rambat sekitar 8 km/detik.
Gelombang inilah yg akan dirasakan lebih dahulu ketika gempa, karena dia akan datang
lebih dulu dibanding penjalaran gelombang yang lain.
-Gelombang sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang
merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4-7
km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair. gelombang
shear disebut gelombang sekunder (S) karena tiba setelah gelombang P
Gelombang Sekunder (S Wave) ini menjalar seperti gelombang air yang mengalun-alun.
Menjalar naik-turun. Jadi gelombang ini melempar-lemparkan keatas kebawah ketika anda
merasakan adanya gempa. Gelombang Sekunder ini memilki kecepatan penjalaran sekitar 4
Km/detik, tentunya akan dirasakan lebih lambat dari Gelombang Primer. Namun gelombang
sekunder ini memiliki lebar goyangan (amplitudo) yg besar sehingga gelombang ini akan
memilki kekuatan yg sangat besar dalam merontokkan bangunan, juga mengakibatkan
longsoran tebing-tebing yang curam.

-Gelombang Permukaan (Surface wave).


Gelombang permukaan merupakan gelombang elastic yang menjalar melalui permukaan
bebas yang disebut sebagai Tide Waves. Gelombang permukaan terdiri dari :
- Gelombang Love
Gelombang love merupakan gelombang yang menjalar di permukaan bumi yang
karakteristiknya memiliki pergerakan yang mirip dengan gelombang S, yaitu arah
pergerakan partikel medan yang dilewati arahnya tegak lurus terhadap arah perambatan
gelombang. Yang membedakan adalah lokasi perambatan gelombang cinta terdapat di
permukaan bumi. Dan getarannya secara lateral (mendatar)
- Gelombang Rayleigh
Gelombang Rayleigh gelombang permukaan juga yang arah pergerakan partikelnya bergerak
berputar di permukaan.
2.1.2 Hukum Dasar
Bentuk muka gelombang seismik untuk jarak yang jauh dari sumber dapat dianggap
datar. Dengan demikian rambatan gelombang seismik dapat diperlakukan bagaikan sinar
seismik. Berkas sinar seismik di dalam medium mematuhi pula hokum-hukum fisika pada
sinar optic seperti hukum Snellius, hokum Huygens dan Azas Fermat, yang secara singkat
dapat dikatakan sebagai berikut:
a. Azas fermat
sinar gelombang selalu melintas pada lintasan optik yang terpendek (garis
lurus).
b. Hukum Huygens
setiap titik pada muka gelombang akan menjadi sumber gelombang baru
c. Hukum Snellius
1) Gelombang datang, gelombang pantul dan gelombang bias terletak pada
satu bidang
2) Sudut pantul sama dengan sudut datang
3) Sinus sudut bias sama dengan sinus sudut datang kali perbandingan
kecepatan medium pembias terhadap kecepatan medium yang dilalui
gelombang datang.
2.1.3 Asumsi Dasar
Medium bawah permukaan bumi :
a. Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan gelombang
seismik dengan kecepatan berbeda

b. Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi maka lapisannya makin


padat.
Penjalaran gelombang seismik :
a. Panjang gelombang seismik jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan ketebalan
lapisan bumi. Sehingga memungkinkan setiap lapisan bumi akan terdeteksi.
b. Gelombang seismik dipandang sebagai sinar seismik yang memenuhi Hukum
Snellius dan Prinsip Huygens.
c. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman
d. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik menjalar dengan kecepatan
gelombang pada lapisan bawahnya.

2.2 Seismik Refraksi


Bila gelombnag elastik yang menjalar dalam medium bumi menemui bidang batas
perlapisan dengan elastisitas dan densitas yang berbeda, maka akan terjadi pemantulan dan
pembiasan gelombang tersebut. Bila kasusnya adalah gelombang kompresi (gelombang P)
maka terjadi empat gelombang yang berbeda yaitu, gelombang P-refleksi (PP1), gelombang
S-refleksi (PS1), gelombang P-refraksi (PP), gelombang S-refraksi (PS). Dari hukum Snellius
yang diterapkan pada kasus tersebut diperoleh

Gambar 1: Pemantulan dan pembiasan gelombang


2.2.1 Pembiasan pada Bidang Batas Lapisan
Perinsip utama metode refraksi adalah penerapan waktu tiba pertama gelombang
baik langsung maupun gelombang refraksi. Mengingat kecepatan gelombang P lebih besar

daripada gelombang S maka kita hanya memperhatikan gelombang P. Dengan demikian


antara sudut datang dan sudut bias menjadi :

Pada pembiasan kritis sudut r = 90 sehingga persamaan menjadi :

Hubungan ini dipakai untuk menjelaskan metode pembiasan dengan sudut datang
kritis. Gambar 2 memperlihatkan gelombang dari sumber S menjalar pada medium V,
dibiaskan kritis pada titik A sehingga menjalar pada bidang batas lapisan. Dengan memakai
perinsip Huygens pada bidang batas lapisan, gelombang ini dibiaskan ke atas setiap titik
pada bidang batas itu sehingga sampai ke detektor P1 yang ada di permukaan.

Gambar 2: Pembiasan dengan sudut datang kritis


Jadi gelombang yang dibiaskan di bidang batas yang datang pertama kali di titik P pada
bidang batas diatasnya adalah gelombang yang dibiaskan dengan sudut datang kritis.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat Percobaan


Praktikum Metode Seismik ini dilaksanakan di ruang MC 3.3 Fakultas MIPA dan lahan
kosong di belakang gedung Jurusan Teknologi Hasil Pertanian (THP), Fakultas Teknologi Pertanian
(FTP), Universitas Brawijaya. Waktu pelaksanaannya adalah pada tanggal 28 Maret 2016, 1 April
2016 dan 15 April 2016. Tanggal 28 Maret 2016 merupakan briefing sekaligus pendahuluan di MC
3.3 FMIPA, tanggal 1 April 2016 pembuatan desain survey di belakang gedung THP, dan tanggal 15
April pengambilan data/akuisisi.
3.2 Peralatan
Akuisisi atau pengambilan data di lapangan menggunakan beberapa peralatan, diantaranya : 1
palu seismik seberat 20kg beserta lempengan baja, 3 buah geophone, kabel penghubung, seismometer
OYO McSeis 3 model 1817, meteran, tali rafia, 1 GPS Garmin Etrex , 1 komputer/laptop, dan alat
tulis.

Gambar 3.1 Palu Seismik

Gambar 3.2 Lempengan Baja

Gambar 3.2 GPS Garmin Etrex 30

Gambar 3.3 Meteran

Gambar 3.4 Seismometer OYO McSeis 3 model 1817 beserta kabel penghubung dan geofon.
3.3 Langkah Percobaan

Pada tahapan akuisisi dalam praktikum Metode Seismik ini, akuisisi dilakukan dengan 1
bentang line dan panjangnya 20 m. Digunakan 3 geophone dengan jarak antar geophone yaitu 2
meter. Line yang digunakan ini segaris antara sumber seismik dengan 3 geophone nya.
Pengukuran dilakukan dengan dua mode yaitu forward dan reverse. Untuk forward, sumber
seismik berada di depan geophone (off end spread) sedangkan reverse, sumber seismik berada di
belakang geophone (end on spread) dan hanya berbalik arah dari forward measurement. Sumber
seismik yang digunakan yaitu dengan dentuman palu seismik yang sudah disiapkan yang
dipukulkan diatas lempengan baja

Gambar 3.5 Rangkaian alat saat akuisisi seismik refraksi


Setelah alat dirangkai dan saling dihubungkan, termasuk geophone sudah ditanam dengan
spasi yang sudah ditentukan, maka koordinat geofon diukur dan dicatat. Lalu plat baja dipukul
dengan palu seismik. Sayangnya, pada akuisisi kali ini kabel yang menghubungkan palu dengan
seismometer putus sehingga praktikan hanya dapat menggunakan cara akuisisi internal, dimana
cara ini biasanya hanya dilakukan untuk pengecekan fungsi Geophone. Sebagai kekurangannya,
akan lebih banyak noise yang timbul dan sensitivitas alat terhadap getaran utama menjadi
8

terganggu. Pemukulan juga tidak dilakukan sembarangan, namun sampai menghasilkan bunyi
yang nyaring dan tunggal (tanpa perulangan) agar dapat terekam pada seismometer. Parameter
yang diukur dan dicatat adalah waktu tiba pertama gelombang seismik atau first break time yang
terekam pada alat OYO McSeis 3. Setelah diambil data pada 3 titik pertama, dilanjutkan ke titik
berikutnya hingga semua titik pada bentangan line selesai terukur. Kemudian pengukuran
dilakukan dengan berbalik arah (reverse) sampai kembali pada titik yang pertama kali diukur.

3.3.1 Langkah Akuisisi Data

Briefing

Penentuan & Marking Titik pengukuran

Marking

Pemasangan & Pengecekan Alat

Pengambilan Data

Data Seismik

3.3.2 Langkah Pengolahan Data


Data yg akan diolah disiapkan

Buka Software Matlab

Buka Script Hagiwara

Jalankan Script dengan data yg akan diolah

Tentukan nilai dan posisi Breakpoint pada


kurva Travel time

Peta 2D
3.3.3 Interpretasi Data

Peta 2D

Kedalaman

Ketebalan
Lapisan

Kecepatan

10

BAB IV
Pembahasan dan Kesimpulan
4.1 Pengenalan Alat Seismik
Palu Seismik adalah palu yang digunakan untuk memukul source untuk menghasilkan
gelombang seismik. Bentuknya seperti palu pada umumnya tetapi dengan ukuran dan berat yang
lebih besar. Beratnya sendiri sekitar 10-15 kg. Palu seismik ini dihubungkan pada sensor yang
nantinya akan dihubungkan ke seismometer.
Seismometer adalah alat yang digunakan untuk merekam adanya gelombang seismik.
seismometer sendiri ada yang manual ada yang digital. Seismometer yang digunakan pada
praktikum ini adalah seismometer digital yaitu OYO Mcoms.
GPS atau Global Positioning System adalah alatyang digunakan untuk menentukan
letak dan posisi serta ketinggian dari suatu tempat di permukaan bumi. Prinsip kerjanya adalah
dengan mengestimasi jarak dari beberapa satelit. Dari situ dapat diketahui posisi dan ketinggiannya.
Geophone adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gelombang seismik yang
nantinya akan dihubungkan ke seismometer. Dalam praktikum ini digunakan 3 buah geophone
sebagai sensor.
4.2 Teknik Pengambilan Data
Akuisisi data dilakukan berdasarkan desain survei dengan lintasan sepanjang 20 m
searah Timur-Barat sebagai line utama dan 2 buah line melintang terhadap line utama sepanjang 10
m. Akuisisi dilakukan dengan sumber berada di ujung line utama bagian Barat dan geophone
sepanjang garis utama dan dilakukan pengambilan data. Kemudian Sumber diletakkan di ujung
bagian Selatan line 10m dan dilakukan pengambilan data. Setelah itu sumber diletakkan dari ujung
sebelah Timur line utama dan kemudian diambil datanya. Tujuan digunakannya 2 buah line
tambahan 10 m pada line utama adalah untuk dilakukan interpolasi dan mendapatkan peta 3D
daerah survei. Tetapi pada prakteknya saat akan dilakukan pengambilan data terdapat kesalahan
teknis yaitu kerusakan sambungan kabel antara palu seismik dan sensor. Maka dri itu pengambilan
data dilakukan hanya untuk memberikan gambaran kepada praktikan tentang cara melakukan
pengambilan data seismik. Dan data yang akan digunakan untuk pengolahan disediakan oleh asisten.
Dimana data yg diberikan tidak lengkap. Dimana infomasi tempat,waktu,desain survei tidak
diberikan. Maka dari itu tidak dapat dibahas lebih lanjut terkait pengambilan datanya.
4.3 Prinsip Pengolahan data Seismik
Pengolahan data seismik dilakukan dengan Software matlab,dengan Script
Hagiwara.Pengolahan Sendiri menggunakan kurva travel time dari pengukuran forward mode dan
reverse mode yg di korelasikan untuk menghadapi lapisan dengan kemiringan. Dari kurva travel time
tersebut kemudian dibuat peta 2D yang bersikan informasi tentang kedalaman lapisan dan
kecepatan rambat gelombang seismik di lapisan itu. Dari informasi kecepatan rambat gelombang ni
nantinya akan bisa didapatkan kerapatan atau densitas batuan pada lapisan tersebut. Dan dari data
densitas batuan kita dapat mengetahui batuan penyusun di lapisan terseb. Atau dengan
11

mengkorelasikannya dengan peta geologi yg ada untuk mengetahui litologi batuan di daerah yg
lebih luas.
4.4 Interpretasi Data Seismik

Gambar 4.1 Peta 2D Hasil Pengolahan Data


Dari Peta 2D akan kita dapatkan kedalaman dari lapissan 1 dan 2.Dari situ juga bisa
didapatkan berapa ketebalan lapisan tersebut. Bila ingin di analisa lebih lanjut kita bisa
mendapatkan rapat massa atau densitas batuan pada lapisan1 dan 2 berdasarkan kecepatan rambat
gelombang di lapisan itu. Dan dari nilai densitas kita dapat menentukan jenis batuan penyusun dari
lapisan-lapisan tersebut.Dengan mengkorelasikannya dengan peta geologi daerah malang kita dapat
melakukan cross check hasil interpretasi kita dan sekaligus mengetahui litologi batuan di dalam area
yang lebih luas.

12

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa data yang kita miliki hanya dapat
mencapai kedalaman 15 m. Hal ini dimungkinkan bergantung pada kuat atau lemahnya sumber yang
kita miliki. Tentang prinsip dasar dari percobaan ini sendiri memanfaat kan sifat reflektif gelombang
terhadap suatu bidang.
5.2 Saran
Disarankan sebelum praktikum dimuali dilakukan pengecekan terlebih dahulu
terhadap alat yang akan digunakan. Kemudian tentang informasi dari data yg diberikan seharusnya
ditanyakan,seperti tempat akuisisi,desain survei yang digunakan,jumlah geophone yg digunakan dll.

13

You might also like