You are on page 1of 29

PRESENTASI KASUS

GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR, EPISODE


KINI MANIK DENGAN GEJALA PSIKOTIK

Oleh:

Hasyati Dwi Kinasih


1410221013

Pembimbing:
dr. Gunawan Halim, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA
Periode 18 April - 21 Mei 2016

LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR, EPISODE KINI MANIK
DENGAN GEJALA PSIKOTIK

Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik di bagian Departemen Ilmu
Kesehatan Jiwa
RSPAD Gatot Subroto Jakarta
Telah disetujui
Tanggal:
Mei 2016

Disusun oleh:
Hasyati Dwi Kinasih
1410221013
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
Jakarta,

Mei 2016
Pembimbing

dr. Gunawan Halim, Sp.KJ

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya sehingga presentasi
kasus yang berjudul "Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik"
dapat diselesaikan. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas di
Kepaniteraan Klinik Kesehatan Jiwa RSPAD Gatot Soebroto. Makalah ini dapat diselesaikan
atas bantuan dari berbagai pihak, dengan rendah hati saya sampaikan rasa terima kasih
kepada dr. Gunawan Halim, Sp. KJ selaku pembimbing presentasi kasus atas bimbingan,
arahan dan masukan dalam penyusunan presentasi kasus ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan referat ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
memperbaiki mutu dalam pembuatan presentasi kasus yang akan datang. Penulis berharap
semoga presentasi kasus ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta,

Mei 2016

Penulis

STATUS PASIEN
I.

II.

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. S
Umur
: 54 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tanggal Lahir
: 8 Oktober 1961
Agama
: Islam
Pekerjaan
: TNI-AD
Pangkat
: Letkol Armed
Alamat
: Jl. Pasopati 1 No. 17 Cimahi, Bandung
Suku
: Jawa
Pendidikan
: AKABRI
Status Pernikahan
: Menikah
Tanggal Masuk RS : 20 April 2016, Pukul 10.48
RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis dilakukan pada hari Jumat, 29 April 2016
Alloanamnesis dilakukan kepada anak pertama pasien (Nn. A) pada hari Minggu, 1
Mei 2016
A. Keluhan Utama
Pasien mengamuk dan marah-marah sejak 3 hari SMRS
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke bangsal RSPAD Gatot Subroto pada tanggal 20 April 2016
dengan keluhan marah-marah, mengamuk dan melempar barang-barang dirumah
sejak 3 hari SMRS, pasien mengatakan alasan pasien marah-marah karena istri
tidak mau memberikan yang dinginkan pasien dan pasien juga kesal karena anak
pertamanya belum memenuhi target kelulusan tahun ini. Pasien awalnya datang ke
IGD diantar oleh anaknya, istri dan adiknya setelah dirujuk dari RS Dustira
Bandung, pasien tidak mau ke IGD RSPAD dan menunggu di kantin RSPAD, saat
dikantin pasien dijemput oleh perawat Paviliun Amino untuk di rawat di Paviliun
Amino, saat dibawa ke Paviliun Amino pasien merasa dibohongi karena perawat
hanya menyampaikan bahwa pasien akan diajak makan, bukan untuk dirawat di
Bangsal Amino. Saat dibawa ke Bangsal Amino pasien bernyanyi dengan suara
keras, tertawa lalu menangis. Pasien merasa tidak terima dirawat di Bangsal Amino
karena mengingat status pasien sebagai Letkol, namun pasien tidak melawan saat
dibawa ke Bangsal karena pasien malu jika marah-marah di jalan dan ditonton
orang banyak.

Ketika pasien ditanya alasan dirawat di Bangsal Amino, pasien mengakui


bahwa pasien tidak dapat mengontrol emosisnya, pasien marah-marah, mengamuk
dan melempar barang-barang dirumah, menurut pasien tindakannya ini benar dan
merupakan salah satu cara pasien untuk mendidik istri dan anaknya sebagai
keluarga militer, tetapi pasien tidak menganiaya secara fisik anak dan istrinya
karena menurut pasien hal itu tidak benar dan merupakan tindakan KDRT. Pasien
mengakui saat marah pasien seperti kesetanan dan tidak sadar jika sedang marah.
Pasien merasa kesal dengan istrinya yang sekarang menjalani bisnis online shop,
pasien mengatakan istrinya sering meminjam uang pasien untuk modal bisnisnya,
namun tidak dikembalikan. Pasien juga mengatakan bahwa istrinya matre dan
pemarah. Istri pasien selalu mengungkapkan kemarahan kepadanya dan kepada
anak-anaknya tetapi pasien tetap sabar dan tidak melawan kemarahan istrinya itu.
Menurut pasien istri nya pelit dan menguasai uang pasien, istri jarang memberi
uang jika pasien hendak membeli sesuatu atau keperluan untuk pergi berobat ke
dokter. Pasien juga menyampaikan semua orang rumah mengetahui pin atm dan
sering menggunakan uang di atm nya tanpa seizin pasien dan menghamburhamburkan

uangnya.

Pasien

mengaku

sering

kehilangan

barang-barang

dirumahnya dan mencurigai bahwa anak dan istrinyalah yang menyembunyikan


barang-barangnya.
Saat dikonfirmasi dengan anak pertama pasien, anak pasien menyampaikan
bahwa 3 hari sebelum masuk rumah sakit, penyakit gangguan jiwa ayahnya kumat
dan muncul gejala-gejala seperti biasa ketika gangguan jiwa pasien sedang kumat,
yaitu bernyanyi, berteriak-teriak kesenangan, ganti-ganti baju, meminta untuk
difoto, berjalan dan berlari-lari kecil sambil bernyanyi dan tidak berhenti bicara.
Pasien bolak-balik ke pasar hampir 5 kali dalam sehari untuk berbelanja dan
menghabiskan uang hampir Rp 100.000 perhari jika pasien tidak diberi uang oleh
istrinya maka pasien akan mengamuk serta merusak barang seperti menendang
pintu, membanting helm, melempar piala. Jika pasien tidak punya uang untuk
belanja, maka pasien akan membayarnya dengan barang seperti topi. Pasien suka
menyembunyikan barang-barang di mobil atau di tempat yang sulit ditemukan
seperti kunci motor, sepatu olahraga, koran dan lain-lain dimana nantinya pasien
menganggap bahwa anak dan istrinya yang menyembunyikan barang-barang
tersebut. Pasien juga mengeluh sulit tidur, keluhan ini dirasa mengganggu pasien
sehingga pasien meminta anak istrinya mengantar ke dokter spesialis jiwa, namun

istri menolak dengan alasan sudah malam sehingga pasien mengamuk, berteriak,
membentak anak istrinya, merusak meja makan dan menyuruh anaknya untuk
segera mengeluarkan mobil. Karena anak dan istri pasien ketakutan akhirnya
pasien dibawa ke IGD RS Dustira, oleh RS Dustira pasien dirujuk ke RSPAD,
pasien dibawa ke RSPAD oleh anak, istri dan adik laki-lakinya.
Pasien mengaku sulit tidur karena banyak yang dipikirkan, seperti memikirkan
pergaulan anaknya yang pertama jika sudah memiliki pacar dan merasa tidak aman
karena anaknya belum berusia 25 tahun, pasien juga memikirkan bagaimana cara
menghilangkan keloid di kaki anaknya sesudah operasi polidaktili, pasien khawatir
anaknya minder dan tidak ada laki-laki yang mau mendekati anaknya. Pasien juga
mengeluh bahwa pasien stress dikantor karena selama 3 tahun terakhir pasien tidak
memiliki jabatan apapun, sehingga pasien merasa semua orang dikantornya
merendahkannya.
Dari hasil alloanamnesa dengan anak pertama pasien, menurut anaknya
keluhan yang pasien alami sekarang adalah dipicu oleh rasa cemas pasien yang
berlebihan terhadap sesuatu, seperti pergaulan anaknya dan masalah pekerjaan.
Menurut anak pasien jika pasien sedang tidak kumat gangguan jiwanya pasien
adalah orang yang pendiam, tenang, agamis, penyayang keluarga, tidak banyak
bicara, tidak pernah menyampaikan keluhan atau masalah kepada keluarganya.
Namun sebenarnya pasien memiliki masalah yang pasien pendam seperti pasien
terlalu khawatir jika anaknya menjadi korban pergaulan bebas seperti yang dialami
remaja lainnya, tetapi saat anaknya menyampaikan bahwa ia berpacaran pasien
memperbolehkan asal dalam batas wajar. Pasien juga sangat terbebani dengan surat
penurunan jabatan yang diberi oleh komandannya sehingga sejak 3 tahun yang lalu
pasien tidak mempunyai jabatan dan merasa direndahkan oleh rekan kerjanya dan
hanya jadi sampah, menurut anaknya pasien mengatakan bahwa komandannya
tidak suka dengan kinerjanya sehingga hubungan sosial pasien ditempat kerja tidak
lagi nyaman. Pasien sudah 6 kali ikut ujian SESKOAD untuk kenaikan pangkat
tapi tidak lulus. Pasien juga sering bolak-balik kontrol kesehatan ke dokter karena
khawatir akan kesehatannya, pasien pernah didiagnosis varikokel oleh dokter, dan
hal ini sangat membuat pasien cemas. Menurut anak pasien jika rasa cemas ini
sudah tidak dapat ditanggulangi lagi oleh pasien, maka gangguan jiwa ayahnya ini
akan kumat.
Saat perawatan di Paviliun Amino pasien mengaku lebih tenang dan mulai
bisa mengontrol emosinya walaupun diganggu oleh teman-teman pasien di

bangsal. Pasien lebih memilih untuk bernyanyi, menggambar, menulis dan


bercerita dengan teman-teman di bangsal. Pasien sempat bercerita tentang legenda
keris Mpu Gandring dan Ken Arok kemudian pasien tiba-tiba pergi kekamar mandi
lalu kembali dalam keadaan kepala basah dan mengaku habis melakukan scuba.
Ketika ditanya apakah pasien merokok atau tidak, pasien mengatakan pasien
merokok sejak masih muda, lalu pasien bercerita bahwa pasien sempat dibawa
kekantor polisi karena temannya menodong di lampu merah. Saat pasien sedang
bercerita lalu ditanya mengenai keluarganya, pasien mengatakan rindu keluarganya
dan sempat menangis. Saat pasien ditanya siapa saja yang tinggal dirumahnya
pasien mengatakan yang tinggal dirumahnya adalah tiga orang anaknya dan istri,
pasien lalu bercerita bahwa pasien sempat punya rumah di jl. jendral suprapto di
Jakarta dan dijual ke Dr.Puji dengan harga murah yaitu Rp 150.000.000
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien telah memiliki riwayat gangguan jiwa sejak 27 tahun yang lalu, Gejala
awalnya muncul pertama kali tahun 1989. Saat itu pasien mengakui bahwa
pasien pernah menaiki meja kantor dan buang air kecil diatas meja, pasien
memukuli anak buahnya dan menimpuk mobil komandannya karena mereka
menolak untuk membantu pasien melamar seorang gadis yang disukainya.
Pasien juga sempat mengalami kelihan seperti diguna-guna atau disantet dan
sempat dirawat di RSJ Soepraoen Malang selama satu setengah bulan karena
keluhannya tersebut.
Saat Pasien mendapat surat perintah di non aktifkan dari jabatan biasanya oleh
komandannya, pasien sempat mengurung diri dikamar selama dua minggu,
pasien hanya tertidur, kadang menampari diri sendiri dan tidak mau bertemu
dengan orang lain.
Dua tahun SMRS yakni pada tahun 2014, pasien sempat dirawat di Paviliun
Amino selama satu bulan dengan keluhan yang sama yaitu mengamuk,
berteriak, tetapi tidak sampai memecahkan barang-barang.
Menurut anak pasien, pasien sudah sering dirawat di Bangsal Amino RSPAD
Gatot Soebroto. Anak pasien lupa tepatnya berapa kali, tetapi hampir satu tahun
sekali. Menurut pasien, selama ini pasien meminum obat Seroquel, Stelazin,
THP dan Hepabalance yang diberi oleh dr. Erwin. Awalnya pasien minum obat
teratur tetapi harus diingatkan oleh istrinya, namun karena istrinya sibuk dan
jarang mengingatkan pasien minum obat, pasien jadi tidak teratur minum obat.

Pasien tidak mau dirawat di RS Dustira karena menurut pasien dirawat disana
tidak nyaman dan pasien sempat menderita penyakit kulit.
2. Riwayat Medis Umum
Pasien sering datang ke poliklinik di RS Dustira dengan dokter yang berbedabeda dengan alasan untuk kontrol kesehatan, walaupun hanya demam ringan,
flu, kesemutan pasien pasti langsung pergi berobat dan segala diagnosis dari
dokter sangat pasien pikirkan sehingga membuat cemas. Pasien sempat
didiagnosis varikokel oleh dokter di RS Dustira dan hal ini sangat membuat
pasien cemas.
Pasien tidak pernah mengalami kejang, trauma kepala, atau gangguan fisik
yang menyebabkan perubahan perilaku pasien.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien mengaku merokok, pasien sudah tidak mengkonsumsi alkohol sejak
pendidikan tentara dan tidak pernah mengkonsumsi obat-obat terlarang.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien dilahirkan secara normal, pada usia kandungan cukup bulan, ditolong
oleh bidan di rumah sakit. Selama hamil dan persalinan pasien dan ibu tidak
memiliki masalah kesehatan. Menurut pasien, pasien merupakan anak yang
diharapkan dan dirawat dengan kasih sayang oleh kedua orangtuanya.
2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien merupakan anak ke-2 dari 9 bersaudara. Pasien tinggal bersama kedua
oramgtuanya dan diasuh oleh kedua orangtuanya. Pasien mendapat ASI
eksklusif, tidak pernah mengalami sakit tertentu hingga dirawat di rumah sakit.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien memulai jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar.Saat SD pasien
merupakan anak yang pendiam, tidak banyak bergaul dengan teman-teman.
Menurut pasien, pasien sering dicegat oleh teman-temannya untuk dimintai
uang.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)
Pasien melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama lalu
Sekolah Menengah Pembangunan Pertama yang setaraf dengan SMA. Pasien
mengaku, saat remaja pasien adalah "anak gaul" jarang dirumah lebih sering
dijalanan bersama teman-temannya. Pasien sempat tinggal kelas saat SMA kelas
I karena pasien mendapat penjurusan IPS padahal pasien menginginkan masuk
IPA karena jika masuk IPA nanti memperoleh pekerjaan lebih mudah.

5. Masa Dewasa
i. Riwayat Pendidikan
Pasien pernah mengenyam pendidikan di SD Kencana Jakarta Pusat,
lalu melanjutkan SMP ke SMP Negeri 78 Galur, dan melanjutkan SMA di
SMPP Negeri I Cempaka Putih Tengah. Setelah lulus SMA pasien
melanjutkan pendidikan militer di Akademi Militer dan lulus tahun 1985
lalu mendapat penempatan di Jember hingga akhirnya saat ini ditempatkan
ii.

di Bandung.
Riwayat Pekerjaan
Pasien sudah bekerja sebagai TNI-AD dengan pangkat Letnan Kolonel
dan bekerja di Pusen Armed, Bandung. Pasien lulusan AKABRI tahun 1985
dan sudah menjadi tentara selama 31 tahun. Sejak 3 tahun terakhir setelah
pasien tidak memiliki jabatan di kantornya, pasien masih pergi ke kantor,
pasien sering ke perpustakaan kantor. Karena pasien merasa semua orang
merendahkan dirinya, hubungan pasien dengan rekan kerja dan atasan
menjadi tidak baik. Namun pasien menyampaikan bahwa terkadang dirinya
bersikap keras terhadap anak buahnya dengan alasan untuk mendidik anak

iii.

buahnya. Perintah dari komandan dapat ia jalankan dengan baik


Riwayat Perkawinan dan Kehidupan Seksual
Pasien sudah menikah, sejak tahun 1993. Dikaruniai anak pertama
tahun 1994, anak kedua 1999, anak ketiga tahun 2007. Pasien mengakui
bahwa istrinya pemarah dan sering meluapkan emosi kepada dirinya dan
anak-anaknya jika sedang merasa kesal, tetapi pasien dapat memaklumi dan
tidak dilawan oleh pasien. Pasien memiliki orientasi seksual yang normal

iv.

yaitu heteroseksual.
Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam. Pasien mengaku jarang menjalankan ibadah
sholat 5 waktu saat pasien sakit, tetapi saat tidak sakit pasien merupakan
orang yang agamis dan menjalankan solat 5 waktu. Pasien pernah
menjalankan ibadah umroh tahun 2010. Pasien masih hafal cara

v.

mengumandangkan adzan.
Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien pernah dibawa kekantor polisi saat temannya menodong orang
di lampu merah, padahal pasien tidak ikut menodong. Kejadian itu pasien
alami sewaktu belum menjadi tentara dan karena kejadian tersebut pasien

vi.

sempat dipenjara selama 4 bulan.


Aktivitas Sosial

Karena ada masalah dipekerjaannya hubungan pasien dengan rekan


kerja dan atasan tidak baik, pasien mengaku keras kepada anak buahnya
sebagai tujuan untuk mendidik. Di lingkungan rumah, pasien bersosialisasi
cukup baik, pasien mengaku sering bermain catur bersama tetanggatetangganya, tetapi lebih suka membaca buku.
E. Riwayat Keluarga
GENOGRAM

Pasien merupakan anak kedua dari 9 bersaudara, 2 orang adiknya meninggal.


Ayah pasien adalah seorang pensiunan TNI AD dengan pangkat terakhir Letnan
Kolonel Infanteri meninggal tahun 2001 dan ibu pasien adalah Kepala sekolah
SMA 77 Jakarta meninggal tahun 2004. Menurut pasien, ayahanya adalah seorang
yang keras dalam mendidik anak-anaknya, pasien sering dipukul jika pasien
berbuat salah. Ibu pasien adalah seorang yang sangat lembut, ibu pasien selalu
melindungi pasien jika pasien sedang dihukum oleh ayahnya. Adik pasien (anak
ke-4) merupakan pecandu narkoba dan sampai sekarang belum menikah, adik
pasien (anak ke-7) menderita gangguan jiwa, sering mengamuk, teriak dan
emosinya tidak dapat dikendalikan. Hubungan pasien dengan keluarga dan saudara
baik.
F. Situasi Kehidupan Sekarang

Saat ini pasien tinggal bersama istri dan ketiga anaknya di Bandung. Istri
pasien adalah ibu rumah tangga, sehingga pasien adalah tulang punggung keluarga.
Anak pertama pasien perempuan sedang menyusun skripsi untuk menyelesaikan
studi nya dibidanng psikologi, anak kedua pasien perempuan saat ini kelas 3 SMA,
anak ketiga pasien laki-laki saat ini kelas 3 SD.
G. Persepsi
1. Pasien Tentang Diri dan Lingkungan
Pasien sadar bahwa dirinya dirawat karena tidak dapat mengendalikan
emosinya, pasien juga tahu bahwa pasien mengalami gangguan jiwa, tetapi
terkadang pasien menyangkal bahwa dirinya sakit.
2. Keluarga Tentang Diri Pasien
Keluarga sangat berharap pasien dapat sembuh, beraktifitas kembali
seperti biasa dan berkumpul kembali bersama keluarga.
3. Mimpi, Fantasi dan Nilai-Nilai
Pasien ingin kembali kerumah dan ke aktivitasnya dulu, ingin dapat
mengontrol emosinya, serta ingin berkumpul dan berlibur dengan keluarga.
III.

STATUS MENTAL
(Status presen, dinilai tanggal 29 April 2016)
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 54 tahun dengan penampilan
sesuai usia, tinggi 170 cm, dengan berat badan sedang, berkulit putih, rambut
tidak rapi, tidak ada jenggot dan kumis, perawatan diri kurang, mengenakan
baju berwarna kuning, celana jeans dan memakai alas kaki.
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sebelum, selama dan setelah wawancara, pasien tampak hiperaktif, pasien
terkadang duduk, berdiri, berjalan-jalan, berlari, mengganti-ganti baju dan
bernyanyi. Terdapat kontak mata antara pasien dan pewawancara.
3. Sikap Terhadap Pemeriksa
Selama wawancara pasien kooperatif dan menjawab semua pertanyaan.
Namun pasien mengatakan bahwa dirinya cepat bosan.
B. Mood dan Afek
1. Mood
2. Afek
3. Keserasian
C. Pembicaraan

: Hipertim
: Luas
: serasi antara afek dan mood

Cara berbicara spontan, artikulasi jelas, suara keras, sering berbicara tanpa
ditanya, cenderung banyak bicara (logorrhea).
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
: Tidak ada
2. Ilusi
: Tidak ada
3. Depersonaliasi : Tidak ada
4. Derealisasi
: Tidak ada
E. Pikiran
1. Proses Pikir
Produktivitas
Kontinuitas
Hendaya berbahasa
2. Isi Pikir

: Kaya ide
: Asosiasi longgar, Flight of idea
: Tidak ada
: Ide curiga

F. Sensorium dan Kognisi


1. Kesadaran
a. Kesadaran neurologi atau sensorium : Compos Mentis, GCS 15
b. Kesadaran Psikiatrik (kualitas kesadaran): Tampak terganggu
2. Orientasi
a. Waktu

: Baik, pasien dapat menyebutkan bulan dan tahun saat

diwawancara tetapi pasien tidak ingat tanggal karena tidak ada kalender.
b. Tempat
: Baik, pasien dapat mengetahui jika sekarang pasien berada di
rumah sakit, Paviliun Amino RSPAD.
c. Orang
:Baik, pasien dapat mengenali dokter dan teman satu
ruangannya.
3. Daya Ingat
a. Jangka lama

: Baik, pasien dapat mengingat tanggal lahir dan

dapat mengingat nama sekolah pasien dari SD.


b. Masa lalu yang belum lama : Baik, pasien dapat mengingat dengan siapa
pasien diantar ke rumah sakit.
c. Baru saja
: Baik, pasien dapat mengingat menu makanan
pagi sebelum anamnesa.
d. Daya ingat segera

: Baik, pasien dapat mengulangi maju atau

mundur enam angka yang diucapkan oleh pemeriksa.


4. Konsentrasi dan Perhatian
Pasien terlihat kurang konsentrasi dan perhatian pasien sering beralih saat
wawancara. Pasien dapat tiba-tiba push up, berlari, mengganti baju dan ke
kamar mandi saat wawancara.
5. Kemampuan Membaca dan Menulis

Pasien dapat membaca dengan baik saat membaca buku dan pasien mampu
menulis.

6. Kemampuan Visuospasial
Pasien dapat menunjukkan jarum jam dan menirukan gambar segilima
bertumpang tindih pada saat wawancara

7. Pikiran Abstrak
Baik, mengetahui arti peribahasa berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke
tepian. Pasien menyampaikan arti dari peribahasa tersebut yaitu: bersusah-susah
dahulu, baru bersenang-senang kemudian.
8. Intelegensia dan Kemampuan Informasi
Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa,
seperti: Siapa Gubernur Jakarta saat ini, pasien mengetahui kapan saja waktu
solat.
G. Pengendalian Impuls
Selama wawancara pasien terlihat hiperaktif, kooperatif, namun tidak dapat
mengendalikan diri dan sering mengatakan bahwa dirinya mudah bosan.
H. Daya Nilai dan Tilikan
1. Daya Nilai Sosial
Baik, Pasien bersikap kooperatif terhadap pewawancara, dokter, perawat dan
teman seruangan
2. Penilaian Realita
RTA terganggu
3. Tilikan

Derajat 2, pasien kadang mengakui dan kadang menyangkal dirinya sakit.


I. Taraf Dapat Dipercaya
Pasien kurang dapat dipercaya, karena ada beberapa keterangan pasien yang
tidak sesuai dengan keterangan anak pertama pasien.
IV.

V.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Interna
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran
3. Status Gizi
4. Tanda Vital
Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
Suhu

: Compos Mentis
: Kesan baik
:
: 130/80 mmHg
: 88x/menit
: 20x/menit
: 36,5o C

5. Status Generalisata
:
Mata
: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung
: Sekret -/-, Konka edema -/Telinga
: Serumen +/+
Mulut
: Rahang atas memakai gigi palsu
Leher
: Tidak ada pembesaran KGB atau tiroid
Paru
: Suara dasar vesikuler +/+,wheezing -/-, rhonki -/Jantung
: S1>S2, Reguler (+), murmur (-), galop (-)
Abdomen
: Cembung, BU (+), supel, timpani
Ekstremitas
: Akral hangat
B. Status Neurologis
1. GCS
: 15
2. Tanda rangsang meningeal
: negatif
3. Tanda efek ekstrapiramidal
:
Tremor
: positif
Akatisia
: negatif
Bradikinesia
: negatif
4. Motorik
: 5/5/5/5
5. Sensorik
: Baik
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pemeriksaan dilakukan pada Tn. S, usia 54 tahun, agama Islam, pendidikan
terakhri AKABRI, pekerjaan TNI-AD. Pasien masuk dirawat di pavilion Amino
RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 20 April 2016, diantar oleh istri, anak dan
adiknya karena marah-marah, mengamuk dan melempar barang-barang sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit.
Berdasarkan autoanamnesa dan alloanamnesa dengan anak pertama pasien.
Disampaikan bahwa sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien marah-marah,
mengamuk dan melempar barang-barang dirumah. Pasien mengatakan alasan pasien

marah-marah karena istrinya sering memakai uangnya tanpa dikembalikan, pasien


juga kesal karena anak pertamanya belum memenuhi target kelulusan tahun ini dan
ada masalah di pekerjaan dan masalah pekerjaan. Pasien juga menyampaikan semua
orang rumah mengetahui pin atm dan sering menggunakan uang di atm nya tanpa
seizin pasien dan menghambur-hamburkan uangnya. Pasien mengaku sering
kehilangan barang-barang dirumahnya dan mencurigai bahwa anak dan istrinyalah
yang menyembunyikan barang-barangnya.
Dari pemeriksaan status mental tanggal 29 April 2016 didapatkan Pasien
berjenis kelamin laki-laki berusia 54 tahun dengan penampilan sesuai usia, tinggi 170
cm, dengan berat badan sedang, berkulit putih, rambut tidak rapi, tidak ada jenggot
dan kumis, perawatan diri kurang, mengenakan baju berwarna kuning, celana jeans
dan memakai alas kaki. Sebelum, selama dan setelah wawancara, pasien tampak
hiperaktif, pasien terkadang duduk, berdiri, berjalan-jalan, berlari, mengganti-ganti
baju dan bernyanyi. Terdapat kontak mata antara pasien dan pewawancara. Selama
wawancara pasien kooperatif dan menjawab semua pertanyaan. Namun pasien
mengatakan bahwa dirinya cepat bosan. Mood pasien saat itu hipertim, afek luas,
serasi antara mood dan afek. Cara berbicara spontan, artikulasi jelas, suara keras,
sering berbicara tanpa ditanya, cenderung banyak bicara (logorrhea). Proses Pikir
asosiasi longgar, flight of idea, kaya ide dan terdapat ide curiga. Kesadaran, orientasi,
daya ingat, kemampuan membaca dan menulis, kemampuan visospasial, pikiran
abstrak serta intelegensia baik. Pasien terlihat kurang konsentrasi dan perhatian pasien
sering beralih saat wawancara. Pasien dapat tiba-tiba push up, berlari, mengganti baju
dan ke kamar mandi saat wawancara. RTA terganggu dengan tilikan derajat 2, pasien
kadang mengakui dan kadang menyangkal dirinya sakit.
VI.

FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pikiran dan gangguan afektif yang
bermakna yang menimbulkan distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam
kehidupan sosial pasien, sehingga disimpulkan pasien mengalami gangguan jiwa
menurut PPDGJ III.
Aksis I
Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, pasien tidak pernah menderita
penyakit yang secara fisiologis mengganggu fungsi otak dan juga tidak ditemukan
adanya riwayat penggunaan zat psikoaktif. Tidak pernah trauma kepala, demam tinggi

atau kejang sebelumnya. Hal ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis
gangguan mental organik dan penggunaan zat psikoaktif.
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan status mental pada pasien terdapat
Gangguan Mental Non Organik (GMNO) yakni Gangguan Suasana Perasaan
(Mood /Afektif) kearah elasi yakni suasana perasaan yang meningkat karena pada
pasien ditemukan aktivitas berlebihan (bernyanyi, berteriak-teriak, berjalan-jalan,
menggonta-ganti baju), bicara banyak, kebutuhan tidur yang berkurang mengarahkan
ke Episode Manik (F30) dengan adanya iritabilitas dan kecurigaan yang cenderung
menjadi waham kejar, hal ini memenuhi kriteria diagnostik Mania dengan Gejala
Psikotik (F30.2) dan terdapat satu episode afektif lain (depresif dan campuran) di
masa lampau. Sehingga menurut kriteria diagnostik PPDGJ III digolongkan dalam
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik.
Aksis II
Ditemukan ciri kepribadian paranoid, kepekaan berlebihan terhadap kegagalan
dan penolakan. Cenderung untuk menyimpan dendam, luka hati atau masalah kecil,
cenderung curiga dan menyalah artikan orang yang bersikap netral atau bersahabat.
Aksis III
Tidak ada diagnosis
Aksis IV
Terdapat masalah dengan "Primary support group" (keluarga). Pasien
memikirkan masalah pendidikan anaknya yang belum memenuhi target kelulusan
tahun ini. Pasien juga memikirkan pergaulan anak-anaknya di tempat kuliah dan di
sekolah.
Terdapat masalah pekerjaan. Pasien sudah sejak 3 tahun yang lalu sejak diberi
surat turun jabatan, tidak mempunyai jabatan di kantornya.
Aksis V
Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assement Of
Functioning (GAF) menurut PPDGJ III, saat dirawat di Bangsal Amino (tanggal 29
April 2016) didapatkan GAF 50 - 41 dimana gejala berat (serious), disabilitas berat.
Nilai GAF saat awal masuk Bangsal Amino (tanggal 20 April 2016) didapatkan 20 11 dimana bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam
komunikasi dan mengurus diri.

VII.

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

A. Aksis I
B. Aksis II
C. Aksis III
D. Aksis IV
E. Aksis V

: Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan


Gejala Psikotik (F31.2)
: Ciri kepribadian paranoid (F60.0)
: Tidak ditemukan kelainan
: Memikirkan pergaulan anak-anaknya
Tidak ada jabatan di kantor
: GAF = 50 - 41 (Bangsal Amino, 29 April 2016)
GAF = 20 - 11 (Awal masuk Bangsal Amino, 20 April 2016)

VIII. DAFTAR MASALAH


A.

Organobiologik
Tidak adanya faktor genetik dari keluarga, tidak ada riwayat trauma kepala atau
ganggua fisik lainnya

B.

C.

Psikologis
1. Mood

: Hipertim

2. Afek

: Luas

3. Gangguan Persepsi

: Tidak ada

4. Proses pikir

: Asosiasi longgar, flight of idea

5. Isi pikir

: Ide curiga

6. RTA

: Terganggu

7. Tilikan

: derajat 2

Lingkungan dan Sosioekonomi


Memikirkan pergaulan anak-anaknya (primary support group)
Tidak ada jabatan di kantor (masalah pekerjaan)

IX.

X.

PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Sanationam
Ad Fungsionam

: ad bonam
: dubia ad malam
: dubia ad malam

RENCANA PENATALAKSANAAN
a. Psikofarmaka
1. Clozapin 2 x 100 mg
2. Depakote 2 x 250 mg
3. THP 2 x 2 mg
b. Psikoterapi

1. Kepada pasien
Psikoterapi suportif dengan memberikan motivasi kepada pasien agar
bisa cepat kembali pulih dan berkumpul lagi bersama keluarganya, berempati
dan memberikan perhatian pada pasien, menerima pasien tanpa menghakimi,
mensuport usaha adaptif pasien, menghormati pasien sebagai manusia
seutuhnya dan menunjukkan ketertarikan pada aktivitas keseharian pasien.
Pasien juga perlu dihimbau untuk mengabaikan pikiran-pikiran yang
membuatnya cemas, seperti mengkhawatirkan pergaulan anaknya atau
masalah pekerjaan. Motivasi pasien agar pasien tidak menganggap dirinya tak
berguna dalam pekerjaan
2. Kepada keluarga pasien
Psikoedukasi karena peran serta keluarga sangat dibutuhkan dalam
penanganan pasien. Psikoedukasi mengenai penyakit pasien dengan
memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif
mengenai penyebab penyakit pasien, gejala-gejalanya, faktor-faktor yang
memberatkan, dan bagaimana cara pencegahannya. Sehingga keluarga bisa
menerima dan mengerti keadaan pasien serta mendukung proses terapi dan
mencegah kekambuhan. Serta memberikan penjelasan mengenai terapi yang
diberikan pada pasien dengan menerangkan mengenai kegunaan obat
terhadap gejala pasien serta efek samping yang mungkin muncul pada
pengobatan. Selain itu juga ditekankan pentingnya pasien minum obat secara
teratur dan kontrol setelah pasien rawat jalan sehingga diharapkan keluarga
turut serta dan bekerja sama dalam berjalannya program terapi.
XI.

DISKUSI
Pada pasien ini didapatkan Distress dan Disability.Distress pada pasien berupa
gangguan sulit tidur. Disability pada pasien berupa gangguan melakukan aktivitas
sehari-hari seperti perawatan, menjalankan tanggung jawab pekerjaan sebagai tentara
dan menjalankan peran sebagai ayah. Sehingga pasien dapat disimpulkan bahwa
pasien mengalami gangguan jiwa.
Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, pasien tidak pernah menderita
penyakit yang secara fisiologis mengganggu fungsi otak, tidak memiliki riwayat
trauma kepala, atau kejang sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan

keadaan yang menunjukan gangguan organik di otak. Sehingga Ganggguan Mental


Organik (F00-F09) dapat disingkirkan. Pasien juga tidak dalam pengaruh zat
psikoaktif maupun alkohol, sehingga Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Alkohol dan Zat Psikoaktif Lainnya (F10-F19) dapat disingkirkan.
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan status mental pada pasien terdapat
Gangguan Suasana Perasaan (Mood (Afektif)), kelompok gangguan ini adalah
perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi atau kearah
elasi (suasana perasaan yang meningkat), pada pasien gangguan suasana perasaan
lebih mengarah pada elasi karena adanya aktivitas berlebihan (bernyanyi, berteriakteriak, berjalan-jalan, menggonta-ganti baju, tidak dapat duduk tenang), bicara
banyak, kebutuhan tidur yang berkurang mengarahkan ke Episode Manik (F30).
Keluhan awal yang menyebabkan pasien dirawat yaitu mengamuk, marahmarah dan melempar barang karena terpicu oleh kekhawatiran pasien akan pergaulan
anaknya dan masalah pekerjaan menunjukan adanya iritabilitas, selain itu pasien
curiga bahwa istri serta anaknya mengetahui pin atm nya dan mengambil uang di atm
pasien tanpa seizin pasien untuk dihambur-hamburkan, pasien juga curiga orang
sekitarnya menyembunyikan barang-barangnya, keluhan ini merupakan kecurigaan
yang cenderung menjadi waham kejar, keluhan-keluhan ini sudah terjadi pada pasien
selama lebih dari 1 minggu dan hampir terjadi setiap tahun, jika gejala ini muncul,
maka pasien tidak dapat melakukan aktivitas pekerjaannya dan perannya sebagai
kepala rumah tanggga. Hal ini memenuhi kriteria diagnostik Mania dengan Gejala
Psikotik (F30.2), yaitu:
a. Episode harus berulang sekurang-kurangnya 1 minggu dan cukup berat
sampai megacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan
aktivitas sosial yang biasa dilakukan
b. Perubahan afek harus disertai dengan energi yang bertambah sehingga
terjadi aktivitas berlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara,
kebutuhan tidur berkurang, ide-ide perihal kebesaran "grandiose ideas"
dan terlalu optimistik
c. Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat
berkembang menjadi waham kebesaran (delusion of grandeur),
iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar (delusion of
persecution). Waham dan halusinasi "sesuai" dengan keadaan afek
tersebut (mood-congruent)

Gangguan afektif bipolar adalah gangguan bersifat episode berulang


(sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas
terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan
energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan
afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yang khas adalah bahwa
biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik biasanya mulai
dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, episode depresi
cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang
melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali
terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stres atau trauma mental lain (adanya stres
tidak esensial untuk penegakan diagnosis).
Pada pasien ini memenuhi definisi gangguan afektif bipolar dimana adanya
episode berulang, kearah peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas
(mania) dan adanya penyembuhan sempurna antar episode seperti yang disampaikan
oleh keluarga pasien, bahwa pasien berbeda 180 derajat jika penyakit kejiwaannya
sedang kambuh.
Dengan adanya riwayat episode afektif lain pada masa lalu, pada pasien ini
sempat mengalami episode depresi dengan mengurung diri dikamar hanya tertidur dan
tidak membuka mata selama 2 minggu saat pasien menerima surat penurunan jabatan
dan episode manik yang berulang dengan jumlah yang tak terhitung. Maka, memenuhi
kriteria diagnosis Gangguan Afektif Bipolar,Episode Kini Manik dengan Gejala
Psikotik(F31.2)
Psikofarmaka yang dipilih untuk kasus diatas adalah:
a. Clozapin
Clozapin adalah obat antipsikotik dari jenis baru. Bekerja terutama
dengan aktivitas antagonisnya pada reseptor dopaimine tipe 2 (D2). Clozapine
efektif terhadap gejala negative skizofrenia dibandingkan antipsikotik
konvensional. Clozapine diberikan sebagai pengobatan pada gangguan yang
resisten. Clozapine cepat diabsorpsi dari saluran gastrointestnal. Kadar puncak
dalam plasma dicapai dalam 1-4 jam. Clozapine dimetabolisme secara
lengkap, dengan waktu paruh antara 10-16 jam. Kadar stabil dalam tiga
sampai empat hari dengan dosis dua kali sehari.
Clozapine memiliki potensi yang jauh lebih tinggi sebagai antagonis
pada reseptor D1. Serotonin tipe 2 dan noradrenergik alfa. Selain itu Clozapine
memiliki aktivitas antagonis pada reseptor muskarinik dan histamin tipe 1

(H1). Clozapine yang diberikan adalah 2x100 mg. Clozapine yang tersedia
adalah dalam bentuk tablet 25 dan 100 mg.
b. Triheksilfenidil
Merupakan obat antikolinergik yang mempunyai efek sentral lebih
kuat daripada perifer, sehingga banyak digunakan untuk terapi penyakit
Parkinson. Senyawa ini bekerja dengan menghambat pelepasan asetilkolin
endegon dan eksogen.
Efek sentral terhadap susunan saraf pusat akan merangsang pada dosis
rendah dan mendepresi pada dosis toksik. Triheksilfenidil tersedia dalam
sediaan tablet 2 mg. Pada kasus ini diberikan Triheksilfenidil sebanyak 2 mg
dan diberikan 2 kali sehari. Indikasi pemberian obat adalah gangguan
ekstrapiramidal yang disebabkan oleh obat-obatan SSP dan Parkinson. Efek
samping yang dapat ditimbulkan berupa mulut kering, penglihatan kabur,
pusing, cemas, konstipasi, retensi urin, takikardi, dilatasi pupil, sakit kepala.
c. Valproic acid
Valproate (Depakote) juga disebut sebagai asam valproate yang
termasuk dalam obat anti mania atau mood stabilizers. Syndrome mania
disebabkan oleh tingginya kadar serotonin dalam celah sinaps neuron,
khususnya pada sistem limbic. Efek terapeutik valproate pada gangguan
bipolar dapat diperantarai oleh efek obat pada system GABA yaitu
meningkatkan sintesis dan pelepasan GABA. Depakote diberikan untuk
mengatasi gejala mania. Dosis yang diberikan pada kasus ini adalah 2x250
mg.

SKEMA PERJALANAN PENYAKIT PASIEN

19

20

Gejala awalnya muncul pertama kali tahun 1989. Saat itu pasien sedang bertugas di
Malang, mengakui bahwa pasien pernah menaiki meja kantor dan buang air kecil diatas meja,
pasien memukuli anak buahnya dan menimpuk mobil komandannya karena mereka menolak
untuk membantu pasien melamar seorang gadis yang disukainya. Lalu pasien dinyatakan
gangguan jiwa dan di rawat di RSJ Soepraoen, Malang selama satu setengah bulan.
Setiap tahunnya pasien dirawat di Bangsal Amino RSPAD Gatot Soebroto. Keluhan
selalu dipicu oleh kecemasan pasien yang berlebihan akan suatu hal yang terus dipikirkannya.
Keluhan lalu muncul, seperti marah-marah, mood yang hipertim dengan manifestasi pasien
bernyanyi-nyari, belari-lari, membelanjakan uangnya ke pasar 4-5 kali dalam sehari, dan
berbicara tanpa berhenti.
Sejak 3 tahun terakhir sebelum masuk rumah sakit tepatnya tahun 2013, pasien
mengalami masalah dalam pekerjaannya, pasien diberi surat perintah turun jabatan dari
komandannya sehingga pasien tidak mempunyai jabatan apapun di kantornya, hal ini

20

membuat pasien merasa tidak berguna dan memicu timbulnya gejala yang lebih buruk dari
tahun-tahun sebelumnya, pasien jadi sering merusak barang-barang dan memukul anakanaknya.
Saat ini pasien dirawat di Bangsal Amino dengan diagnosis gangguan afektif bipolar,
episode kini manik dengan gejala psikotik. Alasan pasien di rawat di Bangsal Amino saat ini
adalah karena pasien marah-marah, mengamuk dan merusak barang-barang dirumah. Hal ini
dipicu karena pasien memikirkan pergaulan anaknya dan istri pasien yang menurutnya
menghambur-hamburkan uangnya. Selama ini meminum obat Seroquel, Stelazin,THP dan
Hepabalance yang diberi oleh dr. Erwin. Awalnya pasien minum obat secara teratur, tetapi
karena istrinya sibuk dan jarang mengingatkan pasien minum obat, pasien jadi tidak teratur
dalam minum obat.

PROTOKOL WAWANCARA

Keterangan:

D: Dokter
P: Pasien

D: Selamat pagi pak Syaiful, bagaimana perasaannya hari ini? Semalam tidur nyenyak?
P: Selamat pagi dokter, udah lebih tenang dok, tidur pules dari abis magrib sampai jam lima
subuh
D: Saya mau tanya-tanya boleh ya?
P: Boleh tapi saya sambil baca ya soalnya saya gampang bosan orangnya dok
D: Oh iya boleh, saya mau tanya Bapak kenapa bisa dirawat disini?
P: Biasa dok saya susah kontrol emosi, kenapa bisa gitu ya dok?
D: Memang apa yang membuat Bapak emosi dan jadi tidak bisa mengontrol emosinya?
P: Kesel dok sama orang rumah biasa
D: Apa yang membuat Bapak kesal? Kok bisa?
P: Iya dok kesel aja sama istri sama anak, saya minta ga diturutin, eh malah saya dibawa
kesini lewat IGD, saya kan gak mau ke IGD dok tapi dibawa kesini yaudah saya makan

aja di foodcourt kantin depan, eh saya dibohongin sama pak Imam katanya saya mau
diajak makan tapi malah diajak kesini (ke Paviliun Amino)
D: Katanya Bapak kesini karena ngebanting-banting barang dirumah?
P: Iya dok abisnya kesel sama istri saya bikin online shop pake ATM saya tapi duitnya
masuknya ke ATM dia dok, sama anak saya Aulia juga yang pertama dia skripsi belom
selesai belom lulus, yaa saya banting barang buat syok terapi aja gitu dok
D: Buat syok terapi? Bapak sering kalo marah sampai syok terapi gini? Syok terapi
maksudnya bagaimana sih pak?
P: Engga dok baru dua kali aja dok, ini yang kedua, namanya keluarga tentara dok harus
sekali-sekali pake syok terapi aja
D: Terus waktu Bapak dibawa kesini katanya sempat menangis? Tapi saya lihat Bapak sambil
nyanyi juga gimana tuh pak ceritanya? Apa yang Bapak rasakan pada saat itu?
P: Iya dok saya gak terima aja saya dibohongin katanya mau diajak makan tapi malah dibawa
kesini, saya kan gak mau dirawat, trus saya kan letkol masa dibawanya kaya gitu saya gak
terima dokter tapi saya nggak ngelawan pasrah aja dibawa kesini makanya saya nyanyinyanyi ngilangin stress
D: Memang Bapak merasa stress?
P: Enggak juga sih dok kadang-kadang aja
D: Apa Bapak ada masalah dirumah yang tidak bisa diselesaikan jadi membuat Bapak marahmarah sampai membanting barang-barang?
P: Ya karena orang rumah itu, saya minta ga diturutin udah seminggu jadi saya kesel tapi saya
kalo kesel kaya orang kesetanan gitu dok kaya banyak setannya
D: Bapak lihat ada setan?
P: Ga ada sih dok tapi kaya gerak sendiri aja ini tangan ga sadar gitu, saya sering kesal juga
dok disini barang kenapa sering hilang ya dok?
D: Bapak saat banting-banting barang dan sebagainya itu merasa tidak sadar atau sadar tapi
tetap Bapak lakukan? Barang-barang sering hilang diambil atau bagaimana?
P: Tidak sadar dok tapi kalo udah selesai saya menyesal dok, barang saya juga ilang diambil
Paryo (teman satu bangsal)
D: Kok Bapak bisa nuduh pak Paryo yang ngambil? Emang Bapak lihat pak Paryo ngambil,
barang Bapak?
P: Engga dok tapi sering ilang dok, ini celana jeans saya aja abis diambil sama dikencingin
dok

D: Masa seperti itu? Habis dikencingin tidak dicuci?


P: Dicuci dok tapi pakai air saja dok trus saya pake terus
D: Kenapa Bapak pakai terus memang Bapak tidak punya celana lagi?
P: Ada sih dok satu celana training panjang sama celana pendek tapi saya pakai ini aja
daripada ilang kan mahal dok
D: Oh begitu, yaudah kita kembali ke cerita soal Bapak marah-marah dirumah lagi ya,
gimana tuh pak ceritanya?
P: Ya gitu dok saya suka kesal aja dok, saya sering minta apa gak dikasih sama istri saya,
saya mau berobat gak dianter, gak dikasih duit, apalagi saya disini orang rumah pada tahu
pin ATM saya, pasti ATM saya dipakai sama istri sama anak-anak saya
D: Masa dipakai sama istri sama anak-anak? Kan buat kebutuhan sehari-hari juga selama
Bapak disini mereka dapet uang darimana kalau bukan dari Bapak
P: Ya saya yang nyari nafkah tapi duit saya juga yang abis
D: bukannya kewajibannya seperti itu sebagai kepala keluarga?
P: Iya juga sih dok
D: Trus Bapak juga cerita soal Aulia anak pertama Bapak, kenapa dengan Aulia pak?
P: Aulia belom lulus dok lagi skripsi di psikologi Unjani, saya sering kepikiran aja dok kalau
dia punya pacar padahal belom 25 tahun, trus cara ngilangin keloid bekas polidaktili
gimana ya dok?
D: Memang kenapa pak kalau pacaran belum 25 tahun? Hubungannya dengan keloid bekas
polidaktili bagaimana pak? Siapa yang ada keloid bekas polidaktili?
P: Ya kalau belum 25 tahun masih tanggungan saya dok, Aulia yang habis operasi polidaktili
ada bekas keloidnya dok di kaki, saya kepikiran kalau dia minder, kalau tidak ada laki-laki
yang mau sama anak saya
D: Oh begitu, kalau keloid memang susah pak hilangnya apalagi kalau dikeluarga memang
ada keturunan bakat keloid tetapi bukan berarti Aulia jadi tidak ada yang mau, Bapak juga
tidak perlu khawatir kan jodoh juga sudah ada yang mengatur
P: Iya ya dok
D: Kalau dengan anak-anak yang lain bagaimana pak?
P: Biasa aja dok, anak saya yang kedua masih SMA mau masuk taruni saya bilang gausah
capek jadi tentara, tapi dia tetap mau, trus anak saya yang kecil laki-laki masih SD
D: Kalau dengan tetangga sekitar bagaimana pak? Sering kumpul gak?

P: Biasa aja dok, saya jarang ngerumpi sama tetangga dok, tapi kalau main catur tapi gak
pake duit dok, Oh iya dokter tau cerita tentang legenda Ken Arok gak dok? Dia mau
mengambil kekuasaan trus memerintahkan membuat keris Mpu Gandring tapi dia mati
karena kerisnya sendiri
D: Oh iya tahu pak, kok Bapak bisa tiba-tiba cerita legenda Ken Arok ya pak?
P: Tidak apa-apa dok, dok saya permisi dulu ya (pasien pergi ke kamar mandi lalu keluar dari
kamar mandi dengan kepala basah) Saya habis scuba dok hehehe
D: Ayo duduk lagi cerita lagi, trus kalau hubungan di tempat kerja gimana pak? Sama anak
buah, sama rekan kerja, sama atasan?
P: Ya gitu dok saya udah 3 tahun ga jabat apa-apa dok cuma berangkat trus pulang, gak
dikasih jabatan apa-apa sama komandan saya, saya kalau sama anak buah keras dok
namanya tentara, dulu anak buah saya pernah saya tendang, saya pukul, saya juga udah
enam kali ujian SESKO tapi ga lulus-lulus kayanya otak saya udah oon banget dok
D: Tapi hubungan Bapak sama orang kantor baik? Bapak sedih tidak gak bisa SESKO?
P: Baik-baik aja dok, sedih lah dok tapi saya jalanin aja yang ada sekarang
D: Trus sekarang disini sudah lebih tenang ya pak? Enak mana disini apa dirumah?
P: Disini lebih tenang biarpun kemarin saya dilemparin batu sama Paryo, enak dirumah dok
saya pengen lihat rumah kayak apa, kangen sama orang rumah tapi disini sudah lebih
tenang.
D: Kok bisa dilempar batu? Bapak berantem lagi sama teman-teman dibangsal?
P: Iya dok saya gak tahan habisnya kayak di Mekkah saya dilemar jumroh sama Paryo mau
saya pukul dia tapi saya dipisahin sama Yusuf jadi dia kena juga
D: Tuh katanya sudah lebih tenang tapi kok berantem lagi?
P: Iya dok saya udah tiga hari nahan-nahan tapi begitu tapi saya inget sing waras ngalah
D: Nah harus gitu ya pak, harus ditahan amarahnya biar cepet stabil cepet pulang, coba
dirumah tinggalnya sama siapa?
P: Saya tinggal berlima dok sama istri sama anak saya ada tiga, saya juga punya rumah di
Jakarta di jalan jendral Suprapto saya jual ke dr. Puji murah dok dulu cuma seratus lima
puluh juta.
D: Oh begitu ya, Bapak sebelum dirawat yang sekarang pernah nggak dirawat juga?
P: Pernah dok, dari tahun 1989 pertama kali saya dirawat di Soepreoen Malang dirawat satu
setengah bulan, kena guna-guna kayanya saya disantet, saya pernah nempeleng anak buah
saya, saya tendangin, sama mobil danyon saya lemparin pake batu

D: Waktu itu Bapak dirawat kata dokternya Bapak kenapa? Kok bisa sampai berbuat seperti
itu?
P: Iya saya mau minta dilamarin ke gadis yang saya suka tapi gak ada yang mau nganter
nolongin saya, saya kesal saya gituin trus saya kencingin meja komandan saya juga dok,
gatau dok katanya gangguan jiwa
D: Gangguan jiwa? Bapak merasa tidak kalo gangguan jiwa?
P: Kadang-kadang dok hehe
D: Trus pernah dirawat lagi setelah itu?
P: Pernah dok di bandung makanya saya ketemu istri saya yang sekarang di Dustira waktu
saya jadi pasien, ada kali dok 20 kali kalo ke dokter jiwa, kalo ke dokter biasa banyak dok
tapi saya gak inget, kadang sering pusing, demam, saya pernah varikokel dok tapi lupa
kapan udah lama dok
D: Wah sering kontrol ya pak berarti? Dapat obat apa saja tuh pak?
P: Kesini saya sebulan sekali ke dokter Erwin dapet seroquel, depakote, stelazin, hepabalam,
sama THP dok
D: Minum obat teratur tidak pak?
P: Teratur dok tapi sekarang jarang soalnya istri saya jarang ngingetin
D: Kok jarang dan harus diingetin?
P: Iya dok saking sibuk sama usahanya dia jadi saya yang ngingetin suka lupa
D: Pernah sakit seperti jatuh kepala terbentur, stroke, atau penyakit lain yang kena kepala
atau demam tinggi gak pak?
P: gak pernah dok
D: Kalau merokok sama minum-minum alkohol? Maaf Bapak pernah pakai narkoba atau
minum obat-obat terlarang?
P: Rokok sering dok sampe sekarang biar lebih rileks aja gitu, kalo alkohol udah enggak dok
dulu doang sebelum masuk tentara saya abis minum bir sama temen saya trus temen saya
nodong di lampu merah saya gak ikutan tapi saya ditahan sampai 4 bulan dok
D: Umur berapa tuh pak?
P: Lupa dok waktu masih muda namanya anak muda dok, saya dulu waktu kecil sering diluar
dok kaya sinetron anak jalanan dok itu yang main si Boy
D: Oh iya pak, kok sering diluar memang kenapa dirumah dulu?

P: Gak apa-apa dok sodara saya kan banyak saya sembilan bersaudara, saya nomer dua, lakilaki paling tua, Bapak saya tentara juga dok angkatan darat, ibu saya ibu rumah tangga,
Bapak saya sering marah-marah juga dok makanya saya kebawa namanya keluarga tentara
D: Yang bikin Bapak suka dimarahin sama ayah dan ibunya apa tuh pak? Sampai sekarang?
P: Macem-macem dok kalo saya salah saya dipukul, sekarang udah enggak dok kan udah
meninggal, Bapak saya meninggal tahun 2001 di kalibata, ibu saya pernah dirawat disini
dok saya gak bayar karena saya waktu itu ngadep ke atasan karena saya tentara dok, tapi
ibu saya meninggal tahun 2004 di karet bivak, saya jarang nengokin dok jarang ziarah jauh
soalnya
D: Kalau dirumah bagaimana pak dengan saudara-saudaranya waktu kecil dulu?
P: Saya dulu anak gaul Jakarta dok sering diluar rumah jadi jarang dirumah, paling deket
sama kakak saya aja yang nomer satu makanya saya pernah dibayarin umroh tahun 2010
sama dia
D: Kalau sekolah dulu bagaimana pak?
P: Saya SMA di SMPP N 1 Cempaka putih tengah dok, pernah gak naik sekali saya maunya
IPA tapi saya dapet IPS kan biar gampang kalo mau cari kerja atau sekolah lagi dok, trus
SMP N 78 di Galur, trus SD Kencana deket SMP 78 dok
D: Habis lulus SMA langsung kerja atau apa pak?
P: Saya masuk akmil dok 4 tahun disana, lulus ditempatin di Jember tahun 1985 trus saya
sakit sampai sekarang deh saya di Pusen Armed Cimahi
D: Pak saya mau tanya tiga pertanyaan terakhir ya
P: tiga aja ya dok
D: Iya, berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian artinya apa pak?
P: Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian
D: Kalau gubernur Jakarta sekarang siapa pak?
P: Ahok dok saya sering baca Koran, kalo ada mau dong dok Koran atau bacaan apa aja deh
D: Iya boleh besok ya, kalau solat rajin kan Bapak? Sehari solat berapa kali sih harusnya
pak?
P: Saya masih suka bolong-bolong dok solatnya, ngaji masih bisa, ayat kursi hafal, solat lima
waktu dong dok, udah dulu ya dok saya bosen nih gerah mau mandi
D: Oke kalau begitu besok kita lanjutin lagi ngobrol-ngobrolnya ya pak, terima kasih pak
syaiful

DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock, Benjamin J., Sadock, Virginia A., Ruiz, Pedro. 2009. Kaplan & Sadock's
Comprehensive Textbook of Psychiatry, 9th Edition Volume 1. Lippincott Williams &
Wilkins: New York
2. Maslim, Rusdi. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi Ketiga. PT. Nuh
Jaya: Jakarta
3. Sadock, Benjamin J., Sadock, Virginia A., Ruiz, Pedro. 2007. Kaplan & Sadock's
Synopsis

of

Psychiatry:

Behavioral

Sciences/Clinical

Psychiatry,

10th

Edition. Lippincott Williams & Wilkins: New York


4. Maslim, Rusdi, 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya: Jakarta.
5. Kusumawardhani, A.A.A.A. Buku Ajar Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2010.

You might also like