Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Pembimbing:
dr. Gunawan Halim, Sp.KJ
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR, EPISODE KINI MANIK
DENGAN GEJALA PSIKOTIK
Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik di bagian Departemen Ilmu
Kesehatan Jiwa
RSPAD Gatot Subroto Jakarta
Telah disetujui
Tanggal:
Mei 2016
Disusun oleh:
Hasyati Dwi Kinasih
1410221013
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta
Jakarta,
Mei 2016
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya sehingga presentasi
kasus yang berjudul "Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik"
dapat diselesaikan. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas di
Kepaniteraan Klinik Kesehatan Jiwa RSPAD Gatot Soebroto. Makalah ini dapat diselesaikan
atas bantuan dari berbagai pihak, dengan rendah hati saya sampaikan rasa terima kasih
kepada dr. Gunawan Halim, Sp. KJ selaku pembimbing presentasi kasus atas bimbingan,
arahan dan masukan dalam penyusunan presentasi kasus ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan referat ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
memperbaiki mutu dalam pembuatan presentasi kasus yang akan datang. Penulis berharap
semoga presentasi kasus ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Jakarta,
Mei 2016
Penulis
STATUS PASIEN
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. S
Umur
: 54 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tanggal Lahir
: 8 Oktober 1961
Agama
: Islam
Pekerjaan
: TNI-AD
Pangkat
: Letkol Armed
Alamat
: Jl. Pasopati 1 No. 17 Cimahi, Bandung
Suku
: Jawa
Pendidikan
: AKABRI
Status Pernikahan
: Menikah
Tanggal Masuk RS : 20 April 2016, Pukul 10.48
RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis dilakukan pada hari Jumat, 29 April 2016
Alloanamnesis dilakukan kepada anak pertama pasien (Nn. A) pada hari Minggu, 1
Mei 2016
A. Keluhan Utama
Pasien mengamuk dan marah-marah sejak 3 hari SMRS
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke bangsal RSPAD Gatot Subroto pada tanggal 20 April 2016
dengan keluhan marah-marah, mengamuk dan melempar barang-barang dirumah
sejak 3 hari SMRS, pasien mengatakan alasan pasien marah-marah karena istri
tidak mau memberikan yang dinginkan pasien dan pasien juga kesal karena anak
pertamanya belum memenuhi target kelulusan tahun ini. Pasien awalnya datang ke
IGD diantar oleh anaknya, istri dan adiknya setelah dirujuk dari RS Dustira
Bandung, pasien tidak mau ke IGD RSPAD dan menunggu di kantin RSPAD, saat
dikantin pasien dijemput oleh perawat Paviliun Amino untuk di rawat di Paviliun
Amino, saat dibawa ke Paviliun Amino pasien merasa dibohongi karena perawat
hanya menyampaikan bahwa pasien akan diajak makan, bukan untuk dirawat di
Bangsal Amino. Saat dibawa ke Bangsal Amino pasien bernyanyi dengan suara
keras, tertawa lalu menangis. Pasien merasa tidak terima dirawat di Bangsal Amino
karena mengingat status pasien sebagai Letkol, namun pasien tidak melawan saat
dibawa ke Bangsal karena pasien malu jika marah-marah di jalan dan ditonton
orang banyak.
uangnya.
Pasien
mengaku
sering
kehilangan
barang-barang
istri menolak dengan alasan sudah malam sehingga pasien mengamuk, berteriak,
membentak anak istrinya, merusak meja makan dan menyuruh anaknya untuk
segera mengeluarkan mobil. Karena anak dan istri pasien ketakutan akhirnya
pasien dibawa ke IGD RS Dustira, oleh RS Dustira pasien dirujuk ke RSPAD,
pasien dibawa ke RSPAD oleh anak, istri dan adik laki-lakinya.
Pasien mengaku sulit tidur karena banyak yang dipikirkan, seperti memikirkan
pergaulan anaknya yang pertama jika sudah memiliki pacar dan merasa tidak aman
karena anaknya belum berusia 25 tahun, pasien juga memikirkan bagaimana cara
menghilangkan keloid di kaki anaknya sesudah operasi polidaktili, pasien khawatir
anaknya minder dan tidak ada laki-laki yang mau mendekati anaknya. Pasien juga
mengeluh bahwa pasien stress dikantor karena selama 3 tahun terakhir pasien tidak
memiliki jabatan apapun, sehingga pasien merasa semua orang dikantornya
merendahkannya.
Dari hasil alloanamnesa dengan anak pertama pasien, menurut anaknya
keluhan yang pasien alami sekarang adalah dipicu oleh rasa cemas pasien yang
berlebihan terhadap sesuatu, seperti pergaulan anaknya dan masalah pekerjaan.
Menurut anak pasien jika pasien sedang tidak kumat gangguan jiwanya pasien
adalah orang yang pendiam, tenang, agamis, penyayang keluarga, tidak banyak
bicara, tidak pernah menyampaikan keluhan atau masalah kepada keluarganya.
Namun sebenarnya pasien memiliki masalah yang pasien pendam seperti pasien
terlalu khawatir jika anaknya menjadi korban pergaulan bebas seperti yang dialami
remaja lainnya, tetapi saat anaknya menyampaikan bahwa ia berpacaran pasien
memperbolehkan asal dalam batas wajar. Pasien juga sangat terbebani dengan surat
penurunan jabatan yang diberi oleh komandannya sehingga sejak 3 tahun yang lalu
pasien tidak mempunyai jabatan dan merasa direndahkan oleh rekan kerjanya dan
hanya jadi sampah, menurut anaknya pasien mengatakan bahwa komandannya
tidak suka dengan kinerjanya sehingga hubungan sosial pasien ditempat kerja tidak
lagi nyaman. Pasien sudah 6 kali ikut ujian SESKOAD untuk kenaikan pangkat
tapi tidak lulus. Pasien juga sering bolak-balik kontrol kesehatan ke dokter karena
khawatir akan kesehatannya, pasien pernah didiagnosis varikokel oleh dokter, dan
hal ini sangat membuat pasien cemas. Menurut anak pasien jika rasa cemas ini
sudah tidak dapat ditanggulangi lagi oleh pasien, maka gangguan jiwa ayahnya ini
akan kumat.
Saat perawatan di Paviliun Amino pasien mengaku lebih tenang dan mulai
bisa mengontrol emosinya walaupun diganggu oleh teman-teman pasien di
Pasien tidak mau dirawat di RS Dustira karena menurut pasien dirawat disana
tidak nyaman dan pasien sempat menderita penyakit kulit.
2. Riwayat Medis Umum
Pasien sering datang ke poliklinik di RS Dustira dengan dokter yang berbedabeda dengan alasan untuk kontrol kesehatan, walaupun hanya demam ringan,
flu, kesemutan pasien pasti langsung pergi berobat dan segala diagnosis dari
dokter sangat pasien pikirkan sehingga membuat cemas. Pasien sempat
didiagnosis varikokel oleh dokter di RS Dustira dan hal ini sangat membuat
pasien cemas.
Pasien tidak pernah mengalami kejang, trauma kepala, atau gangguan fisik
yang menyebabkan perubahan perilaku pasien.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien mengaku merokok, pasien sudah tidak mengkonsumsi alkohol sejak
pendidikan tentara dan tidak pernah mengkonsumsi obat-obat terlarang.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien dilahirkan secara normal, pada usia kandungan cukup bulan, ditolong
oleh bidan di rumah sakit. Selama hamil dan persalinan pasien dan ibu tidak
memiliki masalah kesehatan. Menurut pasien, pasien merupakan anak yang
diharapkan dan dirawat dengan kasih sayang oleh kedua orangtuanya.
2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien merupakan anak ke-2 dari 9 bersaudara. Pasien tinggal bersama kedua
oramgtuanya dan diasuh oleh kedua orangtuanya. Pasien mendapat ASI
eksklusif, tidak pernah mengalami sakit tertentu hingga dirawat di rumah sakit.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien memulai jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar.Saat SD pasien
merupakan anak yang pendiam, tidak banyak bergaul dengan teman-teman.
Menurut pasien, pasien sering dicegat oleh teman-temannya untuk dimintai
uang.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)
Pasien melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama lalu
Sekolah Menengah Pembangunan Pertama yang setaraf dengan SMA. Pasien
mengaku, saat remaja pasien adalah "anak gaul" jarang dirumah lebih sering
dijalanan bersama teman-temannya. Pasien sempat tinggal kelas saat SMA kelas
I karena pasien mendapat penjurusan IPS padahal pasien menginginkan masuk
IPA karena jika masuk IPA nanti memperoleh pekerjaan lebih mudah.
5. Masa Dewasa
i. Riwayat Pendidikan
Pasien pernah mengenyam pendidikan di SD Kencana Jakarta Pusat,
lalu melanjutkan SMP ke SMP Negeri 78 Galur, dan melanjutkan SMA di
SMPP Negeri I Cempaka Putih Tengah. Setelah lulus SMA pasien
melanjutkan pendidikan militer di Akademi Militer dan lulus tahun 1985
lalu mendapat penempatan di Jember hingga akhirnya saat ini ditempatkan
ii.
di Bandung.
Riwayat Pekerjaan
Pasien sudah bekerja sebagai TNI-AD dengan pangkat Letnan Kolonel
dan bekerja di Pusen Armed, Bandung. Pasien lulusan AKABRI tahun 1985
dan sudah menjadi tentara selama 31 tahun. Sejak 3 tahun terakhir setelah
pasien tidak memiliki jabatan di kantornya, pasien masih pergi ke kantor,
pasien sering ke perpustakaan kantor. Karena pasien merasa semua orang
merendahkan dirinya, hubungan pasien dengan rekan kerja dan atasan
menjadi tidak baik. Namun pasien menyampaikan bahwa terkadang dirinya
bersikap keras terhadap anak buahnya dengan alasan untuk mendidik anak
iii.
iv.
yaitu heteroseksual.
Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam. Pasien mengaku jarang menjalankan ibadah
sholat 5 waktu saat pasien sakit, tetapi saat tidak sakit pasien merupakan
orang yang agamis dan menjalankan solat 5 waktu. Pasien pernah
menjalankan ibadah umroh tahun 2010. Pasien masih hafal cara
v.
mengumandangkan adzan.
Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien pernah dibawa kekantor polisi saat temannya menodong orang
di lampu merah, padahal pasien tidak ikut menodong. Kejadian itu pasien
alami sewaktu belum menjadi tentara dan karena kejadian tersebut pasien
vi.
Saat ini pasien tinggal bersama istri dan ketiga anaknya di Bandung. Istri
pasien adalah ibu rumah tangga, sehingga pasien adalah tulang punggung keluarga.
Anak pertama pasien perempuan sedang menyusun skripsi untuk menyelesaikan
studi nya dibidanng psikologi, anak kedua pasien perempuan saat ini kelas 3 SMA,
anak ketiga pasien laki-laki saat ini kelas 3 SD.
G. Persepsi
1. Pasien Tentang Diri dan Lingkungan
Pasien sadar bahwa dirinya dirawat karena tidak dapat mengendalikan
emosinya, pasien juga tahu bahwa pasien mengalami gangguan jiwa, tetapi
terkadang pasien menyangkal bahwa dirinya sakit.
2. Keluarga Tentang Diri Pasien
Keluarga sangat berharap pasien dapat sembuh, beraktifitas kembali
seperti biasa dan berkumpul kembali bersama keluarga.
3. Mimpi, Fantasi dan Nilai-Nilai
Pasien ingin kembali kerumah dan ke aktivitasnya dulu, ingin dapat
mengontrol emosinya, serta ingin berkumpul dan berlibur dengan keluarga.
III.
STATUS MENTAL
(Status presen, dinilai tanggal 29 April 2016)
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 54 tahun dengan penampilan
sesuai usia, tinggi 170 cm, dengan berat badan sedang, berkulit putih, rambut
tidak rapi, tidak ada jenggot dan kumis, perawatan diri kurang, mengenakan
baju berwarna kuning, celana jeans dan memakai alas kaki.
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sebelum, selama dan setelah wawancara, pasien tampak hiperaktif, pasien
terkadang duduk, berdiri, berjalan-jalan, berlari, mengganti-ganti baju dan
bernyanyi. Terdapat kontak mata antara pasien dan pewawancara.
3. Sikap Terhadap Pemeriksa
Selama wawancara pasien kooperatif dan menjawab semua pertanyaan.
Namun pasien mengatakan bahwa dirinya cepat bosan.
B. Mood dan Afek
1. Mood
2. Afek
3. Keserasian
C. Pembicaraan
: Hipertim
: Luas
: serasi antara afek dan mood
Cara berbicara spontan, artikulasi jelas, suara keras, sering berbicara tanpa
ditanya, cenderung banyak bicara (logorrhea).
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
: Tidak ada
2. Ilusi
: Tidak ada
3. Depersonaliasi : Tidak ada
4. Derealisasi
: Tidak ada
E. Pikiran
1. Proses Pikir
Produktivitas
Kontinuitas
Hendaya berbahasa
2. Isi Pikir
: Kaya ide
: Asosiasi longgar, Flight of idea
: Tidak ada
: Ide curiga
diwawancara tetapi pasien tidak ingat tanggal karena tidak ada kalender.
b. Tempat
: Baik, pasien dapat mengetahui jika sekarang pasien berada di
rumah sakit, Paviliun Amino RSPAD.
c. Orang
:Baik, pasien dapat mengenali dokter dan teman satu
ruangannya.
3. Daya Ingat
a. Jangka lama
Pasien dapat membaca dengan baik saat membaca buku dan pasien mampu
menulis.
6. Kemampuan Visuospasial
Pasien dapat menunjukkan jarum jam dan menirukan gambar segilima
bertumpang tindih pada saat wawancara
7. Pikiran Abstrak
Baik, mengetahui arti peribahasa berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke
tepian. Pasien menyampaikan arti dari peribahasa tersebut yaitu: bersusah-susah
dahulu, baru bersenang-senang kemudian.
8. Intelegensia dan Kemampuan Informasi
Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa,
seperti: Siapa Gubernur Jakarta saat ini, pasien mengetahui kapan saja waktu
solat.
G. Pengendalian Impuls
Selama wawancara pasien terlihat hiperaktif, kooperatif, namun tidak dapat
mengendalikan diri dan sering mengatakan bahwa dirinya mudah bosan.
H. Daya Nilai dan Tilikan
1. Daya Nilai Sosial
Baik, Pasien bersikap kooperatif terhadap pewawancara, dokter, perawat dan
teman seruangan
2. Penilaian Realita
RTA terganggu
3. Tilikan
V.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Interna
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran
3. Status Gizi
4. Tanda Vital
Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
Suhu
: Compos Mentis
: Kesan baik
:
: 130/80 mmHg
: 88x/menit
: 20x/menit
: 36,5o C
5. Status Generalisata
:
Mata
: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung
: Sekret -/-, Konka edema -/Telinga
: Serumen +/+
Mulut
: Rahang atas memakai gigi palsu
Leher
: Tidak ada pembesaran KGB atau tiroid
Paru
: Suara dasar vesikuler +/+,wheezing -/-, rhonki -/Jantung
: S1>S2, Reguler (+), murmur (-), galop (-)
Abdomen
: Cembung, BU (+), supel, timpani
Ekstremitas
: Akral hangat
B. Status Neurologis
1. GCS
: 15
2. Tanda rangsang meningeal
: negatif
3. Tanda efek ekstrapiramidal
:
Tremor
: positif
Akatisia
: negatif
Bradikinesia
: negatif
4. Motorik
: 5/5/5/5
5. Sensorik
: Baik
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pemeriksaan dilakukan pada Tn. S, usia 54 tahun, agama Islam, pendidikan
terakhri AKABRI, pekerjaan TNI-AD. Pasien masuk dirawat di pavilion Amino
RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 20 April 2016, diantar oleh istri, anak dan
adiknya karena marah-marah, mengamuk dan melempar barang-barang sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit.
Berdasarkan autoanamnesa dan alloanamnesa dengan anak pertama pasien.
Disampaikan bahwa sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien marah-marah,
mengamuk dan melempar barang-barang dirumah. Pasien mengatakan alasan pasien
FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pikiran dan gangguan afektif yang
bermakna yang menimbulkan distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam
kehidupan sosial pasien, sehingga disimpulkan pasien mengalami gangguan jiwa
menurut PPDGJ III.
Aksis I
Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, pasien tidak pernah menderita
penyakit yang secara fisiologis mengganggu fungsi otak dan juga tidak ditemukan
adanya riwayat penggunaan zat psikoaktif. Tidak pernah trauma kepala, demam tinggi
atau kejang sebelumnya. Hal ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis
gangguan mental organik dan penggunaan zat psikoaktif.
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan status mental pada pasien terdapat
Gangguan Mental Non Organik (GMNO) yakni Gangguan Suasana Perasaan
(Mood /Afektif) kearah elasi yakni suasana perasaan yang meningkat karena pada
pasien ditemukan aktivitas berlebihan (bernyanyi, berteriak-teriak, berjalan-jalan,
menggonta-ganti baju), bicara banyak, kebutuhan tidur yang berkurang mengarahkan
ke Episode Manik (F30) dengan adanya iritabilitas dan kecurigaan yang cenderung
menjadi waham kejar, hal ini memenuhi kriteria diagnostik Mania dengan Gejala
Psikotik (F30.2) dan terdapat satu episode afektif lain (depresif dan campuran) di
masa lampau. Sehingga menurut kriteria diagnostik PPDGJ III digolongkan dalam
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik.
Aksis II
Ditemukan ciri kepribadian paranoid, kepekaan berlebihan terhadap kegagalan
dan penolakan. Cenderung untuk menyimpan dendam, luka hati atau masalah kecil,
cenderung curiga dan menyalah artikan orang yang bersikap netral atau bersahabat.
Aksis III
Tidak ada diagnosis
Aksis IV
Terdapat masalah dengan "Primary support group" (keluarga). Pasien
memikirkan masalah pendidikan anaknya yang belum memenuhi target kelulusan
tahun ini. Pasien juga memikirkan pergaulan anak-anaknya di tempat kuliah dan di
sekolah.
Terdapat masalah pekerjaan. Pasien sudah sejak 3 tahun yang lalu sejak diberi
surat turun jabatan, tidak mempunyai jabatan di kantornya.
Aksis V
Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assement Of
Functioning (GAF) menurut PPDGJ III, saat dirawat di Bangsal Amino (tanggal 29
April 2016) didapatkan GAF 50 - 41 dimana gejala berat (serious), disabilitas berat.
Nilai GAF saat awal masuk Bangsal Amino (tanggal 20 April 2016) didapatkan 20 11 dimana bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam
komunikasi dan mengurus diri.
VII.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
A. Aksis I
B. Aksis II
C. Aksis III
D. Aksis IV
E. Aksis V
Organobiologik
Tidak adanya faktor genetik dari keluarga, tidak ada riwayat trauma kepala atau
ganggua fisik lainnya
B.
C.
Psikologis
1. Mood
: Hipertim
2. Afek
: Luas
3. Gangguan Persepsi
: Tidak ada
4. Proses pikir
5. Isi pikir
: Ide curiga
6. RTA
: Terganggu
7. Tilikan
: derajat 2
IX.
X.
PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Sanationam
Ad Fungsionam
: ad bonam
: dubia ad malam
: dubia ad malam
RENCANA PENATALAKSANAAN
a. Psikofarmaka
1. Clozapin 2 x 100 mg
2. Depakote 2 x 250 mg
3. THP 2 x 2 mg
b. Psikoterapi
1. Kepada pasien
Psikoterapi suportif dengan memberikan motivasi kepada pasien agar
bisa cepat kembali pulih dan berkumpul lagi bersama keluarganya, berempati
dan memberikan perhatian pada pasien, menerima pasien tanpa menghakimi,
mensuport usaha adaptif pasien, menghormati pasien sebagai manusia
seutuhnya dan menunjukkan ketertarikan pada aktivitas keseharian pasien.
Pasien juga perlu dihimbau untuk mengabaikan pikiran-pikiran yang
membuatnya cemas, seperti mengkhawatirkan pergaulan anaknya atau
masalah pekerjaan. Motivasi pasien agar pasien tidak menganggap dirinya tak
berguna dalam pekerjaan
2. Kepada keluarga pasien
Psikoedukasi karena peran serta keluarga sangat dibutuhkan dalam
penanganan pasien. Psikoedukasi mengenai penyakit pasien dengan
memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif
mengenai penyebab penyakit pasien, gejala-gejalanya, faktor-faktor yang
memberatkan, dan bagaimana cara pencegahannya. Sehingga keluarga bisa
menerima dan mengerti keadaan pasien serta mendukung proses terapi dan
mencegah kekambuhan. Serta memberikan penjelasan mengenai terapi yang
diberikan pada pasien dengan menerangkan mengenai kegunaan obat
terhadap gejala pasien serta efek samping yang mungkin muncul pada
pengobatan. Selain itu juga ditekankan pentingnya pasien minum obat secara
teratur dan kontrol setelah pasien rawat jalan sehingga diharapkan keluarga
turut serta dan bekerja sama dalam berjalannya program terapi.
XI.
DISKUSI
Pada pasien ini didapatkan Distress dan Disability.Distress pada pasien berupa
gangguan sulit tidur. Disability pada pasien berupa gangguan melakukan aktivitas
sehari-hari seperti perawatan, menjalankan tanggung jawab pekerjaan sebagai tentara
dan menjalankan peran sebagai ayah. Sehingga pasien dapat disimpulkan bahwa
pasien mengalami gangguan jiwa.
Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, pasien tidak pernah menderita
penyakit yang secara fisiologis mengganggu fungsi otak, tidak memiliki riwayat
trauma kepala, atau kejang sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan
(H1). Clozapine yang diberikan adalah 2x100 mg. Clozapine yang tersedia
adalah dalam bentuk tablet 25 dan 100 mg.
b. Triheksilfenidil
Merupakan obat antikolinergik yang mempunyai efek sentral lebih
kuat daripada perifer, sehingga banyak digunakan untuk terapi penyakit
Parkinson. Senyawa ini bekerja dengan menghambat pelepasan asetilkolin
endegon dan eksogen.
Efek sentral terhadap susunan saraf pusat akan merangsang pada dosis
rendah dan mendepresi pada dosis toksik. Triheksilfenidil tersedia dalam
sediaan tablet 2 mg. Pada kasus ini diberikan Triheksilfenidil sebanyak 2 mg
dan diberikan 2 kali sehari. Indikasi pemberian obat adalah gangguan
ekstrapiramidal yang disebabkan oleh obat-obatan SSP dan Parkinson. Efek
samping yang dapat ditimbulkan berupa mulut kering, penglihatan kabur,
pusing, cemas, konstipasi, retensi urin, takikardi, dilatasi pupil, sakit kepala.
c. Valproic acid
Valproate (Depakote) juga disebut sebagai asam valproate yang
termasuk dalam obat anti mania atau mood stabilizers. Syndrome mania
disebabkan oleh tingginya kadar serotonin dalam celah sinaps neuron,
khususnya pada sistem limbic. Efek terapeutik valproate pada gangguan
bipolar dapat diperantarai oleh efek obat pada system GABA yaitu
meningkatkan sintesis dan pelepasan GABA. Depakote diberikan untuk
mengatasi gejala mania. Dosis yang diberikan pada kasus ini adalah 2x250
mg.
19
20
Gejala awalnya muncul pertama kali tahun 1989. Saat itu pasien sedang bertugas di
Malang, mengakui bahwa pasien pernah menaiki meja kantor dan buang air kecil diatas meja,
pasien memukuli anak buahnya dan menimpuk mobil komandannya karena mereka menolak
untuk membantu pasien melamar seorang gadis yang disukainya. Lalu pasien dinyatakan
gangguan jiwa dan di rawat di RSJ Soepraoen, Malang selama satu setengah bulan.
Setiap tahunnya pasien dirawat di Bangsal Amino RSPAD Gatot Soebroto. Keluhan
selalu dipicu oleh kecemasan pasien yang berlebihan akan suatu hal yang terus dipikirkannya.
Keluhan lalu muncul, seperti marah-marah, mood yang hipertim dengan manifestasi pasien
bernyanyi-nyari, belari-lari, membelanjakan uangnya ke pasar 4-5 kali dalam sehari, dan
berbicara tanpa berhenti.
Sejak 3 tahun terakhir sebelum masuk rumah sakit tepatnya tahun 2013, pasien
mengalami masalah dalam pekerjaannya, pasien diberi surat perintah turun jabatan dari
komandannya sehingga pasien tidak mempunyai jabatan apapun di kantornya, hal ini
20
membuat pasien merasa tidak berguna dan memicu timbulnya gejala yang lebih buruk dari
tahun-tahun sebelumnya, pasien jadi sering merusak barang-barang dan memukul anakanaknya.
Saat ini pasien dirawat di Bangsal Amino dengan diagnosis gangguan afektif bipolar,
episode kini manik dengan gejala psikotik. Alasan pasien di rawat di Bangsal Amino saat ini
adalah karena pasien marah-marah, mengamuk dan merusak barang-barang dirumah. Hal ini
dipicu karena pasien memikirkan pergaulan anaknya dan istri pasien yang menurutnya
menghambur-hamburkan uangnya. Selama ini meminum obat Seroquel, Stelazin,THP dan
Hepabalance yang diberi oleh dr. Erwin. Awalnya pasien minum obat secara teratur, tetapi
karena istrinya sibuk dan jarang mengingatkan pasien minum obat, pasien jadi tidak teratur
dalam minum obat.
PROTOKOL WAWANCARA
Keterangan:
D: Dokter
P: Pasien
D: Selamat pagi pak Syaiful, bagaimana perasaannya hari ini? Semalam tidur nyenyak?
P: Selamat pagi dokter, udah lebih tenang dok, tidur pules dari abis magrib sampai jam lima
subuh
D: Saya mau tanya-tanya boleh ya?
P: Boleh tapi saya sambil baca ya soalnya saya gampang bosan orangnya dok
D: Oh iya boleh, saya mau tanya Bapak kenapa bisa dirawat disini?
P: Biasa dok saya susah kontrol emosi, kenapa bisa gitu ya dok?
D: Memang apa yang membuat Bapak emosi dan jadi tidak bisa mengontrol emosinya?
P: Kesel dok sama orang rumah biasa
D: Apa yang membuat Bapak kesal? Kok bisa?
P: Iya dok kesel aja sama istri sama anak, saya minta ga diturutin, eh malah saya dibawa
kesini lewat IGD, saya kan gak mau ke IGD dok tapi dibawa kesini yaudah saya makan
aja di foodcourt kantin depan, eh saya dibohongin sama pak Imam katanya saya mau
diajak makan tapi malah diajak kesini (ke Paviliun Amino)
D: Katanya Bapak kesini karena ngebanting-banting barang dirumah?
P: Iya dok abisnya kesel sama istri saya bikin online shop pake ATM saya tapi duitnya
masuknya ke ATM dia dok, sama anak saya Aulia juga yang pertama dia skripsi belom
selesai belom lulus, yaa saya banting barang buat syok terapi aja gitu dok
D: Buat syok terapi? Bapak sering kalo marah sampai syok terapi gini? Syok terapi
maksudnya bagaimana sih pak?
P: Engga dok baru dua kali aja dok, ini yang kedua, namanya keluarga tentara dok harus
sekali-sekali pake syok terapi aja
D: Terus waktu Bapak dibawa kesini katanya sempat menangis? Tapi saya lihat Bapak sambil
nyanyi juga gimana tuh pak ceritanya? Apa yang Bapak rasakan pada saat itu?
P: Iya dok saya gak terima aja saya dibohongin katanya mau diajak makan tapi malah dibawa
kesini, saya kan gak mau dirawat, trus saya kan letkol masa dibawanya kaya gitu saya gak
terima dokter tapi saya nggak ngelawan pasrah aja dibawa kesini makanya saya nyanyinyanyi ngilangin stress
D: Memang Bapak merasa stress?
P: Enggak juga sih dok kadang-kadang aja
D: Apa Bapak ada masalah dirumah yang tidak bisa diselesaikan jadi membuat Bapak marahmarah sampai membanting barang-barang?
P: Ya karena orang rumah itu, saya minta ga diturutin udah seminggu jadi saya kesel tapi saya
kalo kesel kaya orang kesetanan gitu dok kaya banyak setannya
D: Bapak lihat ada setan?
P: Ga ada sih dok tapi kaya gerak sendiri aja ini tangan ga sadar gitu, saya sering kesal juga
dok disini barang kenapa sering hilang ya dok?
D: Bapak saat banting-banting barang dan sebagainya itu merasa tidak sadar atau sadar tapi
tetap Bapak lakukan? Barang-barang sering hilang diambil atau bagaimana?
P: Tidak sadar dok tapi kalo udah selesai saya menyesal dok, barang saya juga ilang diambil
Paryo (teman satu bangsal)
D: Kok Bapak bisa nuduh pak Paryo yang ngambil? Emang Bapak lihat pak Paryo ngambil,
barang Bapak?
P: Engga dok tapi sering ilang dok, ini celana jeans saya aja abis diambil sama dikencingin
dok
P: Biasa aja dok, saya jarang ngerumpi sama tetangga dok, tapi kalau main catur tapi gak
pake duit dok, Oh iya dokter tau cerita tentang legenda Ken Arok gak dok? Dia mau
mengambil kekuasaan trus memerintahkan membuat keris Mpu Gandring tapi dia mati
karena kerisnya sendiri
D: Oh iya tahu pak, kok Bapak bisa tiba-tiba cerita legenda Ken Arok ya pak?
P: Tidak apa-apa dok, dok saya permisi dulu ya (pasien pergi ke kamar mandi lalu keluar dari
kamar mandi dengan kepala basah) Saya habis scuba dok hehehe
D: Ayo duduk lagi cerita lagi, trus kalau hubungan di tempat kerja gimana pak? Sama anak
buah, sama rekan kerja, sama atasan?
P: Ya gitu dok saya udah 3 tahun ga jabat apa-apa dok cuma berangkat trus pulang, gak
dikasih jabatan apa-apa sama komandan saya, saya kalau sama anak buah keras dok
namanya tentara, dulu anak buah saya pernah saya tendang, saya pukul, saya juga udah
enam kali ujian SESKO tapi ga lulus-lulus kayanya otak saya udah oon banget dok
D: Tapi hubungan Bapak sama orang kantor baik? Bapak sedih tidak gak bisa SESKO?
P: Baik-baik aja dok, sedih lah dok tapi saya jalanin aja yang ada sekarang
D: Trus sekarang disini sudah lebih tenang ya pak? Enak mana disini apa dirumah?
P: Disini lebih tenang biarpun kemarin saya dilemparin batu sama Paryo, enak dirumah dok
saya pengen lihat rumah kayak apa, kangen sama orang rumah tapi disini sudah lebih
tenang.
D: Kok bisa dilempar batu? Bapak berantem lagi sama teman-teman dibangsal?
P: Iya dok saya gak tahan habisnya kayak di Mekkah saya dilemar jumroh sama Paryo mau
saya pukul dia tapi saya dipisahin sama Yusuf jadi dia kena juga
D: Tuh katanya sudah lebih tenang tapi kok berantem lagi?
P: Iya dok saya udah tiga hari nahan-nahan tapi begitu tapi saya inget sing waras ngalah
D: Nah harus gitu ya pak, harus ditahan amarahnya biar cepet stabil cepet pulang, coba
dirumah tinggalnya sama siapa?
P: Saya tinggal berlima dok sama istri sama anak saya ada tiga, saya juga punya rumah di
Jakarta di jalan jendral Suprapto saya jual ke dr. Puji murah dok dulu cuma seratus lima
puluh juta.
D: Oh begitu ya, Bapak sebelum dirawat yang sekarang pernah nggak dirawat juga?
P: Pernah dok, dari tahun 1989 pertama kali saya dirawat di Soepreoen Malang dirawat satu
setengah bulan, kena guna-guna kayanya saya disantet, saya pernah nempeleng anak buah
saya, saya tendangin, sama mobil danyon saya lemparin pake batu
D: Waktu itu Bapak dirawat kata dokternya Bapak kenapa? Kok bisa sampai berbuat seperti
itu?
P: Iya saya mau minta dilamarin ke gadis yang saya suka tapi gak ada yang mau nganter
nolongin saya, saya kesal saya gituin trus saya kencingin meja komandan saya juga dok,
gatau dok katanya gangguan jiwa
D: Gangguan jiwa? Bapak merasa tidak kalo gangguan jiwa?
P: Kadang-kadang dok hehe
D: Trus pernah dirawat lagi setelah itu?
P: Pernah dok di bandung makanya saya ketemu istri saya yang sekarang di Dustira waktu
saya jadi pasien, ada kali dok 20 kali kalo ke dokter jiwa, kalo ke dokter biasa banyak dok
tapi saya gak inget, kadang sering pusing, demam, saya pernah varikokel dok tapi lupa
kapan udah lama dok
D: Wah sering kontrol ya pak berarti? Dapat obat apa saja tuh pak?
P: Kesini saya sebulan sekali ke dokter Erwin dapet seroquel, depakote, stelazin, hepabalam,
sama THP dok
D: Minum obat teratur tidak pak?
P: Teratur dok tapi sekarang jarang soalnya istri saya jarang ngingetin
D: Kok jarang dan harus diingetin?
P: Iya dok saking sibuk sama usahanya dia jadi saya yang ngingetin suka lupa
D: Pernah sakit seperti jatuh kepala terbentur, stroke, atau penyakit lain yang kena kepala
atau demam tinggi gak pak?
P: gak pernah dok
D: Kalau merokok sama minum-minum alkohol? Maaf Bapak pernah pakai narkoba atau
minum obat-obat terlarang?
P: Rokok sering dok sampe sekarang biar lebih rileks aja gitu, kalo alkohol udah enggak dok
dulu doang sebelum masuk tentara saya abis minum bir sama temen saya trus temen saya
nodong di lampu merah saya gak ikutan tapi saya ditahan sampai 4 bulan dok
D: Umur berapa tuh pak?
P: Lupa dok waktu masih muda namanya anak muda dok, saya dulu waktu kecil sering diluar
dok kaya sinetron anak jalanan dok itu yang main si Boy
D: Oh iya pak, kok sering diluar memang kenapa dirumah dulu?
P: Gak apa-apa dok sodara saya kan banyak saya sembilan bersaudara, saya nomer dua, lakilaki paling tua, Bapak saya tentara juga dok angkatan darat, ibu saya ibu rumah tangga,
Bapak saya sering marah-marah juga dok makanya saya kebawa namanya keluarga tentara
D: Yang bikin Bapak suka dimarahin sama ayah dan ibunya apa tuh pak? Sampai sekarang?
P: Macem-macem dok kalo saya salah saya dipukul, sekarang udah enggak dok kan udah
meninggal, Bapak saya meninggal tahun 2001 di kalibata, ibu saya pernah dirawat disini
dok saya gak bayar karena saya waktu itu ngadep ke atasan karena saya tentara dok, tapi
ibu saya meninggal tahun 2004 di karet bivak, saya jarang nengokin dok jarang ziarah jauh
soalnya
D: Kalau dirumah bagaimana pak dengan saudara-saudaranya waktu kecil dulu?
P: Saya dulu anak gaul Jakarta dok sering diluar rumah jadi jarang dirumah, paling deket
sama kakak saya aja yang nomer satu makanya saya pernah dibayarin umroh tahun 2010
sama dia
D: Kalau sekolah dulu bagaimana pak?
P: Saya SMA di SMPP N 1 Cempaka putih tengah dok, pernah gak naik sekali saya maunya
IPA tapi saya dapet IPS kan biar gampang kalo mau cari kerja atau sekolah lagi dok, trus
SMP N 78 di Galur, trus SD Kencana deket SMP 78 dok
D: Habis lulus SMA langsung kerja atau apa pak?
P: Saya masuk akmil dok 4 tahun disana, lulus ditempatin di Jember tahun 1985 trus saya
sakit sampai sekarang deh saya di Pusen Armed Cimahi
D: Pak saya mau tanya tiga pertanyaan terakhir ya
P: tiga aja ya dok
D: Iya, berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian artinya apa pak?
P: Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian
D: Kalau gubernur Jakarta sekarang siapa pak?
P: Ahok dok saya sering baca Koran, kalo ada mau dong dok Koran atau bacaan apa aja deh
D: Iya boleh besok ya, kalau solat rajin kan Bapak? Sehari solat berapa kali sih harusnya
pak?
P: Saya masih suka bolong-bolong dok solatnya, ngaji masih bisa, ayat kursi hafal, solat lima
waktu dong dok, udah dulu ya dok saya bosen nih gerah mau mandi
D: Oke kalau begitu besok kita lanjutin lagi ngobrol-ngobrolnya ya pak, terima kasih pak
syaiful
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock, Benjamin J., Sadock, Virginia A., Ruiz, Pedro. 2009. Kaplan & Sadock's
Comprehensive Textbook of Psychiatry, 9th Edition Volume 1. Lippincott Williams &
Wilkins: New York
2. Maslim, Rusdi. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi Ketiga. PT. Nuh
Jaya: Jakarta
3. Sadock, Benjamin J., Sadock, Virginia A., Ruiz, Pedro. 2007. Kaplan & Sadock's
Synopsis
of
Psychiatry:
Behavioral
Sciences/Clinical
Psychiatry,
10th